Bab 3. Teori Permintaan Uang Dr. Lana Sularto
Nilai Uang INTERNAL VALUE OF MONEY EXTERNAL VALUE OF MONEY Jumlah barang & jasa yg dapat dibeli dengan sejumlah uang Menunjukkan tenaga beli uang terhadap sejumlah barang EXTERNAL VALUE OF MONEY Nilai mata uang diukur dengan mata uang negara lain kurs devisa (exchange rate)
INTERNAL VALUE OF MONEY Jumlah barang & jasa yg dapat dibeli dengan sejumlah uang Menunjukkan tenaga beli uang terhadap sejumlah barang (Purchasing Power) - Semakin rendah harga barang, semakin tinggi purchasing power uang - Semakin tinggi harga barang, semakin rendah purchasing power uang N = 1 P N : Purchasing Power P : Harga Barang Teori yang menjelaskan NILAI UANG adalah Teori Kuantitas (Quantity Theory of Money)
Teori Kuantitas Mengatakan bahwa, uang diterima masyarakat karena setiap orang mengetahui uang itu dapat ditukarkan dengan barang-barang dan jasa-jasa, dengan kata lain bukan karena nilai intrinsiknya akan tetapi karena uang itu mempunyai kualitas alat pembayaran dalam masyarakat. Pendapat inilah yang menjadi dasar Quantity Theory yang disebut ”Pure Quantity Theory”. Dalam Quantity Theory ini ada beberapa pandangan yang akan dijelaskan sejak awal perkembangannya. Quantity Theory (teori Kuantitas) adalah teori yang menjelaskan nilai uang.
Perkembangan Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) dari Mazhab Klasik. Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Ricardo telah memecahkan masalah nilai uang dengan memperhatikan hubungan yang lurus antara jumlah uang dengan harga barang. Bila pendapat itu dihubungkan dengan harga maka pendapat Ricardo diatas dapat dinyatakan sebagai berikut: “Bila jumlah uang naik dua kali lipat, hargapun akan naik dua kali lipat, demikian pula sebaliknya”
Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Dengan kata lain teori Ricardo menyatakan bahwa jumlah uang langsung proporsional terhadap tingkat harga atau tingkat harga langsung proporsional dengan jumlah uang. P = f(M) P = Tingkat harga M = Jumlah Uang Beredar
Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) Ricardo Maka bila M (jumlah uang beredar) naik dua kali maka harga akan naik dua kali pula. Karena itu untuk menstabilkan tingkat harga hanya diperlukan stabilisasi jumlah uang. Teori kuantitas ini terlalu sederhana, karena tidak memperhitungkan faktor cepatnya peredaran uang atau V, atau faktor permintaan terhadap uang. Lagi pula teori tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat.
Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Ini merupakan penyempurnaan daripada teori yang sebelumnya dilakukan oleh Irving Fisher. Ia menyatakan bahwa yang menentukan nilai uang ada 3 faktor yaitu: Jumlah uang beredar (M) Cepatnya peredaran uang (V) Jumlah barang yang diperdagangkan atau volume barang yang diperdagangkan (T) Rumus Fisher, Transaction Equation adalah: MV = PT atau P = MV/T V : Rata2 perputaran setiap unit uang dalam transaksi Jual beli
Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Persamaan MV = PT menyatakan bahwa jumlah total uang yang dikeluarkan oleh pembeli sama dengan jumlah total uang yang diterima oleh penjual. Saat ini, yang dimaksud dengan M adalah uang giral ditambah dengan uang kartal. Seperti diketahui bahwa kaum klasik beranggapan: Uang hanya untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga Dalam jangka pendek Velocity of Money adalah tetap Barang-barang dan jasa-jasa jumlahnya tetap karena perekonomian dianggap sudah mencapai full employment
Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach Berdasarkan tiga anggapan diatas maka sebenarnya teori Fisher dapat dikatakan ”bahwa dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan supply uang (M). Hal ini sama dengan pendapat Crude Quantity Theori dari Ricardo.
Kesimpulan dari Teori Kuantitas secara umum Adanya tambahan JUB akan dibelanjakan semua tanpa dipikirkan kemungkinannya untuk ditabung Velocity of money (V) dan volume transaksi (T) dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor nonmoneter (faktor kelembagaan/metode pembayaran yang biasanya dipakai masyarakat) Tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector riel (classical dichotomy) Tingkat harga umum akan selalu berubah mengikuti JUB