PSIKOLOGI – UNTAR metodologi penelitian kualitatif ninawati PENELITIAN SOSIAL PSIKOLOGI – UNTAR metodologi penelitian kualitatif ninawati ninawati
Interpretif Penelitian sosial tidak selalu dan tidak langsung memiliki nilai instrumental untuk sampai pada peramalan dan pengendalian fenomena sosial Dilakukan untuk mengembangkan pemahaman Membantu mengerti dan menginterpretasi apa yang ada dibalik peristiwa (bagaimana manusia meletakkan makna pada peristiwa yang terjadi Pengembangan hukum umum tidak menjadi tujuan penelitian, uapaya mengendalikan/ meramalkan tidak menjadiaspek penting Aspek subyektif manusia menjadi hal penting ninawati
Paradigma kritikal Ditentukan oleh sifat kritis dari teori Tujuan penelitian: membuka, memindahkan dan/atau membuang keyakinan-keyakinan dan ide-ide keliru tentang masyarakat dan realitas sosial Penelitian kritikal melihat manusia sebagai makhluk yang banyak dipengaruhi lingkungan sosialnya sekaligus kreatif ninawati
Positivisme Sebagai langkah instrumental, penelitian dianggap sebagai alat untuk mempelajari peristiwa sosial dan menemukan interkoneksi di dalamnya Menjadi sarana yang memungkinkan ditemukannya, dijelaskannya dan didokumentasikannya hukum kausal umum Sebagai alat dan sarana, karena pengetahuan mengenai peristiwa dan hukum-hukum sosial pada akhirnya akan memungkinkan manusia meramalkan kemungkinan kejadian serta mengendalikan peristiwa ninawati
Perspektif teoretis ilmu-ilmu sosial KRITERIA: (1) REALITAS (a) Positivisme: Obyektif di luar individu Dipersepsikan melalui indera Dipersepsikan seragam Diatur oleh hukum-hukum universal Teritegrasi dengan baik untuk kebaikan semua ninawati
(b) interpretif/fenomenologis Subyektif Diciptakan, bukan ditemukan dinterpretasikan ninawati
Antara subyektif dan obyektif Merupakan suatu hal yang kompleks (c) kritikal Antara subyektif dan obyektif Merupakan suatu hal yang kompleks Diciptakan manusia, bukan ada dengan sendirinya Berada dalam ketegangan, penuh kontradiksi Didasari penekanan dan eksploitasi terhadap pihak yang dirugikan/lemah ninawati
KRITERIA: (2) MANUSIA Positivisme: - individu rasional - mengikuti hukum di luar diri - tidak memiliki kebebasan kehendak ninawati
(b) interpretif/fenomenologis - pencipta dunia - memberikan arti pada dunia - tidak dibatasi hukum dari luar diri - menciptakan rangkaian makna (system of meaning) ninawati
- dinamis, pencipta nasib - dicuci otak (brain-washed) diarahkan (c) kritikal - dinamis, pencipta nasib - dicuci otak (brain-washed) diarahkan secara tidak tepat, dikondisikan - dihalangi dari realitas potensinya secara penuh ninawati
KRITERIA: (3) ILMU Positivisme: - didasarkan pada hukum dan prosedur ketat - deduktif - nomotetis (didasarkan hukum-hukum umum) - didasarkan pada impresi indera - bebas nilai ninawati
(b) interpretif/fenomenologis - didasarkan pengetahuan sehari-hari - induktif - ideografis - didasarkan pada interpretasi - tidak bebas nilai ninawati
- di antara positivitas dan interpretif, (c) kritikal - di antara positivitas dan interpretif, kondisi sosial membentuk kehidupan tetapi hal tersebut dapat diubah - membebaskan, memampukan - mendasarkan diri pada upaya pemampuan - menjelaskan dinamika sistem yang tercipta - tidak bebas nilai ninawati
KRITERIA: (4) TUJUAN PENELITIAN Positivisme: - menjelaskan fakta, penyebab dan efek - meramalkan - menekankan fakta (obyektif di luar) - menekankan peramalan ninawati
(b) interpretif/fenomenologis - menginterpretasikan dunia - memahami kehidupan sosial - menekankan makna - menekankan pemahaman ninawati
- mengungkapkan yang dibalik permukaan (c) kritikal - mengungkapkan yang dibalik permukaan - mengungkapkan mitos-mitos dan ilusi - menekankan terbukanya keyakinan/ ide-ide keliru dan membebaskan, memampukan ninawati
Prinsip-prinsip teoretis penelitian kuantitatif (Sarantakos) Realitas adalah suatu hal yang obyektif, sederhana, positif dan terdiri dari impresi-impresi indera. Realitas – kebenaran Manusia dipengaruhi oleh dunia sosialnya, manusia adalah subyek dari pola-pola pasti yang dapat diamati secara empiris (tesis nomotetis) Fakta harus dipisahkan dari nilai (tidak dibuat pernyataan nilai) ninawati
Prinsip-prinsip teoretis penelitian kuantitatif (Sarantakos) Ilmu sosial dan alam memiliki dasar logika dan metodologi yang serupa. Metafisik, penalaran filosofis dan spekulasi hanya ilusi, tidak ada relevansinya dengan kondisi empiris Ekplanasi dibatasi pada gejala positif, validitas dapat ditinjau oleh peneliti lain, hasilnya dapat diterima/ditolak/dimodofikasi Bentuk logis teorinya deduktif ninawati
Kritik pada ilmuwan kuantitatif-positivistik Fenomena sosial berada dalam benak (interpretasi) individu-individu, tidak dapat dilihat terpisah dari individu yang memungkinkan fenomena sosial tersebut terjadi. Realitas sesungguhnya tidak dapat didefinisikan secara obyektif, tetapi harus diinterpretasikan sebagai aksi-aksi sosial Upaya melakukan standardisasi dengan mengambil jarak dari obyek penelitian dianggap tidak menjamin obyektivitas ninawati
Kritik pada ilmuwan kuantitatif-positivistik 4. Kondisi obyektif hanyalah ilusi 5. Kuantifikasi tidak dapat mengunkapkan “makna” sesungguhnya dari tingkat laku sosial (makna lebih dekat dengan keyakinan peneliti daripada makna yang hidup di kepala responden) Penggunaan hipotesis jadi arah kaku dalam penelitian, akan membatasi temuan yang akan diperoleh Penelitian kuantitatif tidak membedakan penampilan luar dengan esensi (apa yang mendasari) peristiwa-peristiwa sosial) ninawati
Kritik pada ilmuwan kuantitatif-positivistik 8. Ilmuwan kritikal pada khususnya melihat metodologi positivistik sebagai pendekatan yang cenderung mendukung status quo Penelitian kuantitatif mengikuti metode yang disusun secara kaku Ilmu sosial menggunakan prinsip ilmu alam (teori dan metodologi tidak dapat diterima) Penelitian sosial perlu mempertimbangkan individu dengan segala kebutuhan, metodologi memfokuskan pada pemahaman daripada pengukuran ninawati
KESIMPULAN Jangan memilih satu paradigma, tetapi pahamilah pilihan-pilihan paradigma Kriteria untuk menilai kualitas metodologis adalah ketepatan metodologis yang dipilihnya Peneliti mengambil keputusan yang matang berkaitan dengan tujuan penelitian, pertanyaan yang diajukan, sumber daya yang tersedia. Sejauh mana peneliti mampu bersikap responsif dengan mengembangkan desain yang sesuai (tepat) untuk konteks penelitiannya? ninawati