PERTEMUAN 9 COMMUNITY RELATIONS
Referensi: Yosal Iriantara, 2004. Community Relations. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. (Hal.19-43)
I. Pengertian Community Relations Suatu prinsip yang hendak dikembangkan melalui community relations adalah mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Jerold mendefinisikan Community Relations sebagai “Peningkatan partisipasi dan posisi organisasi dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas” DeMartin menyatakan Community Relations sebagai “cara berinteraksi dengan berbagai publik yang saling terkait dengan operasi organisasi”.
Pemahaman Komunitas (Community) Dalam kontek PR makna komunitas itu tidak bersifat tunggal. Menurut Frank Jefkins komunitas adalah “kelompok orang yang tinggal disekitar wilayah operasi satu organisasi” atau disebut Jefkins sebagai tetangga (melihat dari aspek lokalitas). Dengan perkembangan yang ada saat ini komunitas dapat diartikan bukan sekedar sebagai “kumpulan orang orang yang tinggal pada lokasi yang sama tapi juga menunjukkan terjadinya interaksi diantara kumpulan orang tersebut”. artinya komunitas bukan menunjuk pada lokalitas saja melainkan juga struktur. Sedangkan De Martin memberikan pemahaman dari konsep yang diajukan oleh Hallahan, yaitu bahwa Komunitas adalah semua stakeholder yang dilayani organisasi.
Perbandingan Konsep Publik dan Komunitas ( Hallahan)
PUBLIK KOMUNITAS Komposisi Secara umum dianggap terbentuk dari kumpulan individu Individual, organisasi dan institusi Dipandang organisasi Sulit ditentukan posisinya sampai kelompok tersebut menunjukan ingin dikenal Mudah ditentukan posisinya dn familiar dengan kepentingan Keterlibatan organisasi Sering reaktif, kebanyakan diberi mandat atau diprovokasi kelompok Secara ideal proaktif Komunikasi Organisasi Kontinum respons mulai dari akomodasi hingga advokasi; negosiasi Integrasi (keterlibatan, pemeliharaan, pengorganisasian) Relasi Konsep Kebanyak publik berasal dari komunitas Publik dengan tujuan terbatas yang kemudian seringkali bertambah besar sehingga menjadi komunitas, namun fokus kelompok pun meluas bukan hanya pada isu tunggal
Stewart E Perry, memandang ada 2 makna komunitas yaitu; Pertama, Komunitas sebagai kategori yang mengacu pada orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai –nilai dan kepentingan bersama yang khusus. Kedua, Secara khusus menunjuk pada satu kategori manusia yang berhubungan satu sama lain karena didasarkan pada lokalitas tertentu yang sama yang karena kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilai-nilai yang sama.
Menurut Carol Anne Ogdin menunjukan 5 hal yang membedakan antara komunitas dengan kelompok manusia yaitu: Pembatasan dan ekslusivitas Tujuan Aturan Komitmen Kemandirian Untuk kepentingan PR kita bisa memandang komunitas berdasarkan lokalitas sebagai kelompok orang yang berdiam pada lokal yang sama. Selain itu, komunitas dapat juga dipandang sebagai interaksi dalam struktur sosial yang berdiam pada lokasi yang berbeda atau mungkin berjauhan namun dipersatukan oleh kepentingan dan nilai-nilai sama.
Komunitas secara lebih rinci dapat dipandang berdasarkan karateristik relasi didalam komunitas : 1. Komunitas sebagai pengelompokan lokal yang didasarkan pada kedekatan dan relasi tatap muka. 2. Komunitas sebagai kelompok kepentingan seperti dalam komunitas penelitian, komunitas bisnis, atau karakteristik tertentu. 3. Kualitas relasi didalamnya dalam bentuk keterikatan moral dan emosional seperti mengacu pada identitas, nilai-nilai dan tujuan bersama, pengambilan keputusan secara partisipatif dan poduksi simboliknya.
II. Hubungan Organisasi dengan Komunitas Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah sekedar soal bertertangga, hubungan ini lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial organisasi atau perusahaan atau dalam istilah populernya saat ini disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan tanggung jawab sosial berarti organisasi dapat dipandang dari 2 sisi yaitu : Sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan, disisi lain dipandang juga sebagai lembaga sosial lantaran memikul beban tanggung jawab bagi masyarakat.
Godeke menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan hubungan antara organisasi dan komunitasnya, antara lain adalah; Globalisasi Peningkatan harapan Menguatnya masyarakat madani dan sektor LSM yang makin berdaya. Pengaruh meningkatnya gerakan lingkungan yang menekankan pada transparansi dan keberlanjutan Pasar untuk tenaga kerja berbakat , yang bergerak menuju pemberian hukuman bagi perusahaan yang mengabaikan masalah kemasyarakatan.
Hubungan antara komunitas dan perusahaan lebih tepat dipandang sebagai relasi yang dikembangkan untuk membuka ruang bagi terwujudnya tanggungjawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial tersebut terus berevolusi sampai menemukan bentuk yang menunjukan keseimbangan dan kesetaraan posisi antara perusahaan dan komunitas. D. Peran Komunitas bagi Keberhasilan Perusahaan Perusahaan apapun perlu menjalin hubungan yang baik dengan komunitasnya sehingga terbentuk sikap positif komunitas pada perusahaan.
Fakta telah membuktikan bahwa masyarakat paling tidak suka jika perusahaan tidak berkomunikasi dengan mereka; bersifat arogan dan tidak memberikan kontribusi atau manfaat bagi lingkungan sekitar. Masyarakat tidak ingin melihat perusahaan merugikan karyawan, merusak lingkungan, mengabaikan masalah sosial, dsb. Padahal, sikap positif masyarakat akan mempengaruhi sikap karyawan terhadap organisasi dan adanya ras kebanggaan terhadap perusahaan tempatnya bekerja Dengan memposisikan perusahaan sebagai mitra dalam pandangan masyarakat dan masyarakat dipandang sebagai mitra oleh perusahaan dalam mencapai tujuan masing-masing maka dapat bermanfaat bagi perusahaan seperti; nama baik, pencapaian tujuan perusahaan dan moral kerja karyawan.
Dalam kemitraan ini, perusahaan juga akan terlibat dalam permasalahan sosial yang bisa diatasi bersama masyarakat. Keterlibatan perusahaan dapat melalui kegiatan yang mencakup: 1. Prakarsa-prakarsa komersial yang sasarannya adalah kelompok komunitas tertentu yang menjadi sasaran kepentingan bisnis perusahaan namun memberikan manfaat signifikan dalam komunitas itu. 2. Investasi ekonomi, termasuk pemberian hadiah, sumbangan, kesukarelaan perusahaan atau karyawan dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Tekanan dalam pelaksanaan Community Relations Berkaitan dengan fungsi Community relations organisasi ada beberapa tantangan atau tekanan baik internal maupun eksternal menurut Waddock dan Boyle yaitu: Tekanan lingkungan internal datang dari teknologi, restrukturisasi, desentralisasi, keterbatasan sumber daya, dan tekanan lain yang datang dari karyawan dan komunitasnya. Tekanan lingkungan eksternal datang dari : globalisasi, aliansi, kompetisi, dan aturan pemerintah.
SOAL LATIHAN 1. Peningkatan partisipasi dan posisi organisasi dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas adalah definisi Community Relations yang disampaikan oleh.. a. Jerold c. frank Jefkins b. De Martin d. Hallahan 2. Keterkaitan atau keterikatan komunitas terbentuk dari.. a.Tujuan Bersama c. Kultur b. Diskusi Permasalahan d. Kegiatan para aktifis
3. Carol Anne Ogdin menunjukan 5 hal yang membedakan antara komunitas dengan kelompok manusia yaitu.. Kecuali a. Pembatasan dan ekslusivitas c. Komitmen b. Aturan d. komposisi 4. Kualitas relasi didalam komunitas dalam bentuk keterikatan moral dan emosional berupa.. a. relasi tatap muka b. pengambilan keputusan secara partisipatif c. kelompok kepentingan d. Kepentingan bisnis
5. Godeke menyebutkan ada beberapa faktor berikut ini mempengaruhi perubahan hubungan antara organisasi dan komunitasnya, kecuali a. Menguatnya masyarakat madani dan sektor LSM yang makin berdaya. b. Pengaruh meningkatnya gerakan lingkungan yang menekankan pada transparansi dan keberlanjutan c. Pasar untuk tenaga kerja berbakat, yang bergerak menuju pemberian hukuman bagi perusahaan yang mengabaikan masalah kemasyarakatan d. Prakarsa-prakarsa komersial