Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut. Penyebab gerak yang sering.
Advertisements

Klik untuk melanjutkan
PERSAMAAN GERAK LURUS smanda giri.
KINEMATIKA GERAK LURUS
Gerak Lurus Beraturan Dra.Hj. Tine Arum Kanti.
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2)
GERAK VERTIKAL FISIKA KELAS X. Standar Kompetensi: 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik Kompetensi Dasar: 2.3 Menerapkan.
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 3)
GERAK LURUS Oleh : Edwin Setiawan Nugraha, S.Si.
Gerak dalam Dua atau Tiga Dimensi
3. Kecepatan t=0 s Timur V = 8 m / 4 s = 2 m/s 8 m
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2)
GERAK LURUS
BAB 3 GERAK LURUS 3.1.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
Gerak Jatuh Bebas.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
KINEMATIKA PARTIKEL Pertemuan 3-4
Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN
DINAMIKA TRANSLASI Dari fenomena alam didapatkan bahwa apabila pada suatu benda dikenai sejumlah gaya yang resultantenya tidak sama dengan nol, maka benda.
4. DINAMIKA.
Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN
Kinematika Partikel Pokok Bahasan :
GERAK 2 DIMENSI Pertemuan 5 - 6
GERAK LURUS.
GERAK LURUS Jarak dan Perpindahan Kelajuan dan Kecepatan
Berkelas.
ILMU DASAR SAINS Ferdinand Fassa GERAK SATU DIMENSI Oleh:
Jarak Perpindahan Kecepatan Percepatan
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
GERAK LURUS Oleh : Zose Wirawan.
Berkelas.
GERAK LURUS BERATURAN.
GERAK LURUS.
KINEMATIKA PARTIKEL Gerak Lurus Beraturan, Berubah beraturan, Peluru, Melingkar PERTEMUAN 2 DRA SAFITRI M M.Si TEKNIK INDUSTRI – FAKULTAS TEKNIK.
G e r a k.
KINEMATIKA.
Kinematika Kinematics
Fisika Dasar (Fr-302) Topik hari ini (Pertemuan ke 3)
Pujianti Donuata, S.Pd M.Si
Gerak Vertikal Gerak vertikal adalah gerak yang lintasannya vertikal
BAB 3. GERAK LURUS 3.1 Pendahuluan 3.1
KINEMATIKA.
KINEMATIKA PARTIKEL Pertemuan 1-2
FISIKA DASAR MUH. SAINAL ABIDIN.
Arif hidayat Gerak Pada Garis Lurus Arif hidayat
Fisika Dasar (FR-302) Topik hari ini (minggu 4)
Kinematika 1 Dimensi Perhatikan limit t1 t2
Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan.
KINEMATIKA Konsep gerak.
Bumi Aksara.
Gerak 1 Dimensi Pertemuan 4
PERTEMUAN III KINEMATIKA PARTIKEL.
KINEMATIKA PARTIKEL.
BAB 2 GERAK SATU DIMENSI 3.1.
KINEMATIKA.
Kinematika Mempelajari tentang gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab gerak atau perubahan gerak. Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu ukuran,
ilmu yang mempelajari gerak benda tanpa ingin tahu penyebab gerak
GERAK.
BAB IV GERAK (2) 1.1.
FISIKA KU FISIKA MU MARI BELAJAR AMBAR WATI ANGGIT INAYATUL LATIFAH ANIFFAH ARDITYANINGRUM BETRIANA DWI SAPUTRI DIAH RESTI KARTIKA LAILITA PRAMESTY LISTIAN.
Minggu 2 Gerak Lurus Satu Dimensi.
GERAK PADA BIDANG DATAR
ILMU DASAR SAINS Ferdinand Fassa GERAK SATU DIMENSI Oleh:
BAB 3 GERAK LURUS 3.1.
MEKANIKA Oleh WORO SRI HASTUTI
GERAK LURUS ASHFAR KURNIA.
KINEMATIKA PARTIKEL.
BAB 3 GERAK LURUS 3.1.
Bab 2 Gerak Lurus Kemampuan dasar yang akan Anda miliki setelah mempelajari bab ini adalah sebagi berikut: Dapat menganalisis besaran fisika pada gerak.
Transcript presentasi:

Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN   FISIKA GERAK LURUS Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd. PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL PERENCANAAN FT UNY

GERAK LURUS Difinisi: Suatu perubahan letak yang terus menerus. Y a b c O X xo (x – xo) x Koordinat +, bila benda berada disebelah kanan titik asal Koordinat - , bila benda berada disebelah kiri titik asal. Jadi: koordinat titik a ialah xo. koordinat titik b ialah x. Perpindahan benda: sebagai vektor yang ditarik dari a ke b besarnya (x – xo). Perpindahan tetap sama, meskipun benda bergerak dari a ke c, kembali lagi ke b.

KECEPATAN (VELOCITY) RATA-RATA & KELAJUAN (SPEED) RATA-RATA KESIMPULAN: Perpindahan tetap didefinisikan sebagai vektor, artinya senantiasa berupa vektor dari titik awal sd titik akhir Jarak total yang ditempuh oleh benda (ac dan cb) disebut sebagai panjang lintasan (skalar) KECEPATAN (VELOCITY) RATA-RATA & KELAJUAN (SPEED) RATA-RATA Difinisi Kecepatan rata-rata: perbandingan perpindahannya dengan selang waktu terjadinya perpindahan itu Kecepatan rata-rata (Vektor) = Perpindahan (Vektor) Selang waktu (Skalar) Misal : saat to, benda di titik a. t, benda di titik b. (t – to), selang waktu selalu positif

Kecepatan rata-rata ( v ) = x - xo t - to …………………………………… ( 1 ) Kelajuan rata-rata (Skalar) = Panjang Lintasan (Skalar) Selang waktu (Skalar) Persamaan (1) dapat ditulis: (x – xo) = v (t – to) …………………………………… ( 2 ) Artinya: Perpindahan sama dengan hasil kali kecepatan rata-rata dengan selang waktu

Untuk mencari koordinat x : = xo + v (t – to) …………………………………… ( 3 ) Jika selang waktu mulai dihitung di titik a, maka to = 0 x = xo + v t …………………………………… ( 4 ) Bila a di titik asal, xo = 0, maka : x = v t …………………………………… ( 5 )

KECEPATAN SESAAT Difinisi: Kecepatan sebuah benda bergerak pada satu saat tertentu atau pada titik tertentu dilintasannya. (perpindahan dibagi selang waktu) a b c X Y O d e v mula-mula a – e, berturut-turut lebih pendek ad, ac, ab, makin pendek mendekati a. Dalam hitung analisa, perpindahan ab adalah ∆ x selang waktu ∆ t Jadi kecepatan rata-rata v = ∆ x ∆ t Harga limit kecepatan rata-rata, bila ∆ x dan ∆ t kecilnya tak terhingga, merupakan kecepatan sesaat.

PERCEPATAN (ACCELERATION) RATA-RATA v = Lim ∆ x ∆ t = d x d t …………………………………… ( 6 ) PERCEPATAN (ACCELERATION) RATA-RATA Difinisi: Perbandingan perubahan kecepatan terhadap selang waktu a X Y O b vo v Kecepatan sesaat di titik a adalah vo (Vektor) Kecepatan sesaat di titik b adalah v Percepatan rata-rata (Vektor) = Perubahan kecepatan (Vektor) Selang waktu (Skalar) a = v - vo t - to …………………………………… ( 7 ) v – vo = selisih vektor

PERCEPATAN SESAAT Percepatan sesaat pada sebuah titik sebagai percepatan rata-rata sepanjang perpindahan yang sangat kecil sekali yang didalamnya termasuk titik tersebut Jika ∆v : perubahan kecepatan selama selang waktu ∆t, maka: a = Lim ∆ v ∆ t = d v d t ∆ v a = ………………… ( 8 ) ∆ t Karena v = d t d x , maka : a = d d t d x ( ) a = d2x d t2 ………………… ( 9 )

GERAK LURUS DENGAN PERCEPATAN TETAP Artinya kecepatannya berubah dengan kecepatan sama selama gerakan itu. Harga rata-rata suatu besaran yang tidak berubah = harga konstan besaran itu. Jadi percepatan rata-rata a dapat diganti dengan percepatan tetap a, sehingga persamaan 7 menjadi : a = v - vo t - to v = vo + a (t – to) ………… ( 11 ) …….. ( 10 ) Dimana: a : cepatnya perubahan kecepatan atau perubahannya per satuan waktu (t – to) : lamanya selang waktu yang ditinjau. a (t – to) : perubahan total dari kecepatan

Jika perhitungan waktu dimulai bila kecepatan = vo, maka to = 0, sehinga: = vo + at …………………………………………….………… ( 12 ) Persamaan untuk koordinatnya pada setiap waktu. Lihat persamaan (2). Perpindahan benda yang bergerak pada sb X. (x – xo) = v (t – to) Bila percepatan konstan, maka kecepatan rata-rata selama setiap selang waktu : v = vo + v 2 …………………………………………….………… ( 13 ) Catatan: Persamaan (13) tidak betul secara umum, tapi hanya betul bila percepatan tetap

v = vo + a (t – to) Jika Persamaan 11 disubtitusi pada persamaan 13 v = vo + vo + a (t – to) 2 [ ] v = vo + a (t – to) 2 1 ………… ( 14 ) (x – xo) = v (t – to) Jika persamaan 14 disubtitusi ke persamaan 2 (x – xo) = vo (t – to) + a (t – to)2 1 2 ……………………………………… ( 15 ) Kalau perhitungan waktu, saat kecepatan = vo, maka to = 0 x = vot + at2 + C2 1 2 …………………………………………………… ( 16 )

Bila posisi awal benda di titik asal, maka xo = 0. = vot + at2 1 2 …………………………………………………… ( 17 ) Dan jika kecepatan awal vo dan percepatan konstsn a diketahui, dengan mencari harga t (persamaan 12) disubtitusikan pada persamaan 17, didapat: v2 = vo 2 + 2a (x – xo) ………………………………………………( 18 ) Bila xo = 0. v2 = vo 2 + 2 a x ………………………………………………( 19 ) Persamaan 12, 17 dan 19: bentuk persamaan yang biasa dari persamaan-persamaan untuk gerak dengan percepatan konstan

Persamaan gerak lurus dengan percepatan tetap dapat diturunkan dengan integrasi. dv = d t ∫ a = d v d t v = at + C1 ; a = konstan Dimana: C1 merupakan bilangan konstan dari integrasi Bila v = vo pada saat t = 0, maka vo = 0 + C1, sehingga : v = d x d t v = vo + at Persamaan 12. Oleh karena : Maka : vo d x = d t + a t dt ∫ x = vot + at2 + C2 1 2 d x = vo + at d t Bila: X =0, pada saat t = 0, maka C2 = 0 x = vot + at2 1 2 ……………( 17 )

∫ a = d v d t , a = konstan Dari persamaan 8, a = d v d t = d x v a = a dx v dv = ∫ = ax + C3 v2 1 2 Bila v = vo pada saat x = 0, maka C3 = vo2 dan v2 = vo 2 + 2 a x …………………………………………………..( 19 )

GERAK BERATURAN Percepatan sama dengan nol = kecepatan tidak berubah (konstan) Dari persamaan 12: v = vo + at a = 0, maka v = vo Artinya: kecepatan adalah tetap = kecepatan awal. x = vot + at2 + C2 1 2 , bila a = 0 x = xo + v t x = v t xo = 0

BENDA JATUH BEBAS Gerak dengan percepatan (hampir) konstan = benda jatuh ke bumi. Percepatan benda jatuh bebas = percepatan sebagai akibat gravitasi (g). Besar g = 32 ft/sec2; 9,8 m/dt2; 980 cm/dt2. Berlaku pula persamaan 12; 17 dan 19 dengan mengganti a = g. v = vo + gt v = gt Bila vo = 0, maka : y = vot + gt2 1 2 y = gt2 1 2 v2 = vo 2 + 2 g y v2 = 2 g y

SOAL 1: Sebuah bola dilemparkan (hampir) vertikal ke atas dari tepi atas sebuah gedung. Bola ini meninggalkan tangan si pelempar dengan kecepatan 48 ft/sec, dan sewaktu jatuh tidak mengenai tepi atas gedung. Bila g = 32 ft/sec2. Tentukan: (Abaikan tahanan udara) Tinggi maksimum yang dicapai oleh bola itu Waktu untuk mencapai tinggi maksimum Posisi dan kecepatan 2 detik dan 5 detik sesudah bola terlepas dari tangan. ? ft

JAWAB vo = + 48 ft/sec Percepatan menuju ke bawah g= - 32 ft/sec2 Kecepatan awal, arah ke atas ( + ) vo = + 48 ft/sec Percepatan menuju ke bawah g= - 32 ft/sec2 Mencari titik tertinggi (kecepatan pada titik ini = 0) v = vo + gt 0 = 48 + ( -32 ) t t = 1,5 sec v2 = vo 2 + 2 g y 02 = (48)2 + 2 ( -32 ) y y = + 36 ft Tinggi titik juga dapat ditentukan berdasarkan t = 1,5 sec y = vot + gt2 1 2 y = (48 . 1,5) + ½ (-32) (1,5)2 y = + 36 ft

Posisi dan kecepatan bola, 2 detik sesudah dilempar y = vot + gt2 1 2 y = (48 . 2) + ½ (-32) (2)2 y = + 32 ft v = vo + gt v = 48 + (-32) (2) v = - 16 ft/sec Dengan perkataan lain: bola 32 ft di atas titik asal dan bergerak ke bawah dengan kecepatan 16 ft/sec Posisi 5 detik sesudah dilempar y = (48 . 5) + ½ (-32) (5)2 y = - 160 ft v = 48 + (-32) (5) v = - 112 ft/sec