Kelembaban udara Aden_sumarno@yahoo.com
Kelembaban udara Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di dalam udara. Kandungan uap air yang ada di udara dapat diukur dengan menggunakan alat, yaitu higrometer atau psychrometer.
Bentuk kelembaban Kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung udara dan jumlah air maksimum (jenuh) di udara pada temperatur dantekanan udara yang sama. Kelembaban relatif dinyatakan dalam persen (%).
Bentuk kelembaban
Awan Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air. awan merupakan titik-titik air yang melayang-layang di atmosfer.
1) Awan Berdasarkan bentuknya Awan cair, yaitu awan yang terbentuk dari bahan cair (air). Awan es (salju), yaitu awan yang terbentuk dari bahan es atau salju. Awan campuran, yaitu awan yang terbentuk dari bahan air dan es (salju).
2) Awan Berdasarkan ketinggiannya Awan tinggi, dengan ketinggian > 7.000 m. Awan sedang, dengan ketinggian 2.000-7.000 m. Awan rendah, dengan ketinggian < 2.000 m.
3) Awan Berdasarkan morfologinya Awan sirus, yaitu awan yang berwarna putih, tipis, dan pada siang hari kelihatan mengkilat karena banyak mengandung kristal es. Awan stratus, yaitu awan yang berlapis-lapis seperti kabut tipis.
3) Awan Berdasarkan morfologinya Awan kumulus, yaitu awan yang berkembang secara vertikal, berbentuk kubah-kubah menyerupai bunga kol dengan lengkungan bulat berwarna putih cemerlang jika terkena sinar matahari. Awan nimbus, yaitu awan yang berwarna gelap, kelihatan basah dan sering menyebabkan terjadinya hujan.
Gambar jenis awan
Hujan Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara alami Alat untuk mengukur besarnya curah hujan adalah ombrometer atau disebut juga raingauge.
1) Hujan Berdasarkan bentuknya a) Hujan air (rain) b) Hujan salju (snow) c) Hujan es (hail stone)
2) Hujan Berdasarkan proses terjadinya, Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Hujan konveksi, yaitu hujan yang terjadi karena pengaruh arus konveksi. Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi di daerah subtropis dan terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara panas dan dingin. Hujan konvergen, yaitu hujan yang terjadi karena adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin.
Hujan orografis
Hujan konveksi
Hujan frontal
Hujan konvergen
Siklus hujan