Pertemuan ke III (FILSAFAT PANCASILA) Oleh : MARDENIS
Filsafat Pancasila TIK: Setelah pertemuan ini, mhs diharapkan dapat: Memahami pengertian dan pembidangan filsafat Menjelaskan Pancasila sebagai suatu sistem filsafat Mengetahui landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat Pancasila Memahami dan menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia
FILSAFAT PANCASILA PENGERTIAN DAN PEMBIDANGAN PANCASILA Sering dikatakan bahwa filsafat merupakan bidang yang ribet dan sulit dipahami, atau kerjaan orang yang kurang kerjaan. Kesan tersebut tidak sepenuhnya benar, karena dalam kehidupan sosial sehari-hari sebenarnya secara sadar setiap manusia tidak dapat terhindar dari kegiatan berfilsafat.
Kesadaran tersebut dapat kita amati dari cara pandang manusia di sekitar kita. Jika seseorang (terlalu) mengagungkan materi dalam kehidupannya, berarti ia menganut filsafat materialisme. Begitu juga jika seseorang begitu memandang tinggi kenikmatan dan kesenangan duniawi, maka ybs berarti menganut filsafat hedonisme.
Philo = cinta , sophia = kebijaksanaan Secara Etimologi : Filsafat merupakan terjemahan dari kata “philosophia” (bahasa yunani), yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Philo = cinta , sophia = kebijaksanaan Dalam bahasa lain, filsafat dikenal dengan istilah “philosophy” (Inggris), “philosophie” (Prancis dan Belanda), dan “falsafah” (Arab), sedangkan orangnya disebut filsuf/ filosof/ philosophus yang artinya pecinta kebijaksanaan .
Menurut sejarah , Socrates-lah yang pertama-tama menyebut diri sebagai philosophus, yakni sebagai protes terhadap kaum terpelajar yang menamakan diri mereka sophist (bijaksana). Sebagai protes kesombongan mereka itu Socrates lebih menyebut diri sebagai philosophus (pecinta kebijaksanaan).
Bagaimana awal filsafat mencari kebijaksanaan Bagaimana awal filsafat mencari kebijaksanaan ??? Bermula dari keheranan yang dimiliki manusia yang bersifat intelektual dan kerohanian. Keheranan tersebut baru bisa dikatakan sebagai filsafat sebelum ada upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan keheranan dan rahasianya. Keheranan yang berbentuk rasa ingin tahu yang diikuti pertanyaan yang kemudian akan menghasilkan pengetahuan yang merupakan suatu hasil dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan kesadaran dalam menghadapi objek yang ingin di kenal.
Kegiatan kefilsafatan merenung. Perenungan kefilsafatan percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang menandai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri.
Hubungan filsafat dan agama,(Al-kindi) bahwa yang paling luhur dan mulia di antara segala seni manusia adalah filsafat yang bertujuan menyingkap hakikat kebenaran, dan bertindak sebagai kebenaran itu sendiri. agama dan falsafat memiliki semangat dan tujuan yang sama yaitu kebenaran. Yang membedakan hanyalah jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Agama : mutlak oleh pemeluknya lantaran berasal dari Tuhan, falsafah : lebih bersifat relatif
Cabang Utama Filsafat Ontologi Epistemologi Aksiologi
ONTOLOGI mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada. Ontologi, terdapat dua bagian penting : Metafisika umum, yang mempersoalkan hakikat yang ada secara umum. Metafisika khusus, yang mempersoalkan hakikat yang ada pada tiga bagian penting berikut ; Kosmologi, yang mempersoalkan hakikat alam semesta termasuk segala isinya, kecuali manusia. Antropologi, yang mempersoalkan hakikat manusia. Teologi, yang mempersoalkan hakikat Tuhan, yang merupakan konsekuensi terakhir dari pandangan filsafat.
Epistemologi: Secara garis besar membahas segenap proses dalam usaha memperoleh kebenaran pengetahuan. Secara umum kebenaran dibedakan ke dalam 4 bagian sbb: Kebenaran religius: yakni kebenaran yang dibanguan berdasarkan kaedah-kaedah agama atau keyakinan tertentu dan kebenarannya bersifat absolut. Kebenaran filoasofis: merupakan kebenaran dari hasil perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat. Kebenaran estetis: adalah kebenaran yang berdasarkan penilaian indah dan buruk, serta cita rasa estetis.
Kebenaran ilmiah: pada dasarnya merupakan kebenaran yang telah memenuhi syarat-syarat ilmiah (objektif, logis, sistematis, kritis, dll) yang sifat kebenarannya adalah relatif. Yang termasuk dalam epistemologi antara lain logika, metode ilmiah, dan filsafat ilmu. Pada umumnya persoalan- persoalan yang senantiasa terkandung dalam epistemologi meliputi :apakah pengetahuan itu?, bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu? Darimana pengetahuan dapat diperoleh?bagaimana validitas pengetahuan dapat dinilai?,dll.
Aksiologi: Merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang nilai. Persoalan utama pada nilai tersebut ada pada hakikat nilai itu sendiri, kriterianya dan keberadaan suatu nilai. Bagian aksiologi yang membahas penilaian manusia dari sudut baik dan jahat dikaji dalam etika. Persoalan-persoalan dalam etika diantaranya adalah: apa yang dimaksud baik atau buruk secara moral?, apa syarat-syarat sesuatu perbuatan dikatakan baik secara moral?,dll. Sedangkan bagian aksaiologi yang mengkaji penilaian atas sesauatu dari sudut pandang indah dan jelek dibahas dalam estetika, seperti: apakah keoindahan itu?Keindahan bersifat objektif ataukah subjektif?, dll.
Manfaaat filsafat Kegiatan filsafat merupakan perenungan sedalam-dalamnhya untuk sampai kepada intinya. Dengan demikian kita dapat merasakan hidup yang lebih sadar sebagai manusia. Dengan kesadaran itu kita dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan kita serta batas-batasnya. Dengan berfilsafat tidak menjadikan kita tenggelam dalam kejasmanian saja (kurang berpikir), karena pada hakekatnya jiwalah yang merupakan dasar atau inti dari segala kegiatan dan prinsip hidup.
Dengan berfilsafat menyebabkan kita lebih cerdas dan tangkas dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memahami letak kesukaran dan melihat apa apa yang menjadi pokok persoalan. Yang paling penting dari kesemuanya adalah bahwa filsafat mengajarkan dan melatih kita untuk berpandangan luas dan tidak picik dalam memandang dunia.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila merupakan hasil perenungan tentang isi dan jiwa peradaban bangsa Indonesia dan nilai-nilai asli yang hidup dalam masyarakat Indonesia sehari-hari jauh sebelum Indonesia merdeka dalam hubungannya dengan Tuhan YME, dengan kemanusiaan, dengan bangsa dan neagara, dengan rakyat Indonesia dan dengan keadilan hidup. Dikaitkan dengan sistem, maka Pancasila mengandung lima sila (sub sistem) peradaban yang saling memberikan keseimbangan dalam suatu kesatuan yang utuh dan harmonis.
Lima sila peradaban pancasila Sila pertama: Ketuhanan YME adalah ketuhanan yang adil beadab, yang.... Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan YME yang berpersatuan Indonesia, yang...... Saila ketiga: Persatuan Indonesia adalah persatuan yang berketuhanan YME yang.. Sila keempat: Kerakyatan adalah kerakyatan yang berketuhanan YME yang... Sila kelima: Keadilan sosial adalah keadilan sosial yang berketuhanan YME yang.......
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan negara Indonesia Pancasila telah lahir sebelum RI berdiri, artinya Pancasilaa merupakan kontrak sosial antara neg.RI dengan rakyatnya. Pancasila sebagai dasar negara mwerupakan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dasar bagi kehidupan untuk berbangsa dan bernegara yang dikehendaki oleh Pancasila diambil dari nilai-nilai rohani dan budaya banagsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara juga mengandung arti Pancasila merupakan kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suaasana kebatinan serta watak bgs. Indonesia.
Pancasaila sebagai ideologi negara dan bangsa : Ideologi berasal dari kata idea yang berarti “gagasan, konsep, cita-cita, pemikiran”, dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian ideologi dapat diartikan dengan cita-cita yang hendak diwujudkan oleh suatu masyarakat/bangsa di masa depan yang bersifat permanen (tetap). Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berarti: masyarakat Pancasila(is) merupakan bentuk(model) masyarakat yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara RI di masa depan, yakni masy. yang religius, humanis, nasionalis, demokratis dan sosialis.