Oleh : Christina Dwi Kusuma 51410093 Gracia Avosma Tanakajaya 51410105 Excellent Theory Oleh : Christina Dwi Kusuma 51410093 Gracia Avosma Tanakajaya 51410105
Tahun 1985, IABC(International Association of Business Communicators) Research Foundation membentuk sebuah team yang dikepalai oleh James E. Grunig, Ph.D.dari Universitas Maryland Amerika. Merupakan penggabungan dari teori2 sebelumnya seperti teori hubungan masyarakat , manajemen , sosiologi , psikologi , marketing , komunikasi , antropologi , filsafat dan feminis studi
Inti dari Excellent Theory adalah membuat organisasi lebih efektif, bagaimana cara menyusun dan mengatur ketika itu menyumbang sebagian besar untuk efektivitas organisasi, kondisi dalam organisasi dan lingkungan mereka yang membuat organisasi lebih efektif, dan bagaimana nilai moneter hubungan masyarakat dapat ditentukan. Selain itu, PR sebagai fungsi manajemen dimana PR harus dapat memajemen krisis dan memanajemen konsumen...
menjelaskan nilai PR untuk organisasi dan masyarakat berdasarkan pertanggungjawaban sosial dari pembuatan keputusan dan kualitas hubungan dengan Stakeholder publik.
organisasi yang efektif=perusahaan harus bisa menangani masalah dan memenuhi tujuan stakeholder dan manajamen Jika tidak,Stakeholder akan memberi tekanan pada organisasi untuk mengubah atau menentang dgn cara menambahkan biaya dan resiko dlm pembuatan kebijakan dan keputusan organisasi.
Harus bisa mengidentifikasikan publik,kepada siapa keputusan organisasi akan berpengaruh kemudian memberitahukan pada publik untuk mempererat kualitas hubungan dan menjalin kerjasama berkelanjutan.
nilai PR terletak pada organisasi-public relations nilai PR terletak pada organisasi-public relations. Hubungan baik dengan publik yang strategis ini bermanfaat untuk organisasi untuk mengembangkan dan mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi dan yang publik, mengurangi biaya publisitas negatif, dan meningkatkan pendapatan dengan menyediakan produk dan layanan yang dibutuhkan oleh stakeholder publik.
3 hal untuk membangun organisasi yang efektif: 1. kultur organisasi yang terbuka 2. gaya kepemimpinan yang partisipatif 3. memberikan kesempatan untuk membangun struktur komunikasi secara manajerial dan independent
Untuk memaksimalkan nilai PR, PR harus mengidentifikasi publik dan membangun hubungan jangka panjang dengan mereka melalui program komunikasi yang simetris. Excellence mengidentifikasi karakteristik hubungan masyarakat yang efektif dalam empat kategori utama.
Pertama, pemberdayaan fungsi public relations: organisasi yang efektif harus memberdayakan PR sebagai peran Communicator dalam mengatasi kritis. biarkan PR memainkan peran manajerial sebaik manajer administrative.
Kedua, menunjukkan PR yang baik adalah PR yang terintegrasi yang dapat menjalin hubungan yang baik dengan pihak-pihak yang bersangkutan. PR akan kehilangan fungsinya jika tugasnya dicampurkan dengan pemasaran, marketing atau manajemen lainnya.
Ketiga ,excellence theory juga menunjukkan bahwa sistem komunikasi internal membuat kepuasan karyawan meningkat sehingga kinerja mereka juga meningkat dalam organisasi ini .
Keempat, Excellence theory meneliti efek meningkatnya jumlah perempuan di humas dan bukti bahwa wanita mengalami kesulitan memasuki peran manajerial hal ini berhubungan dengan feminisme yaitu suatu gerakan yang untuk menyetarakan dengan perempuan. Jika dahulu perempuan di anggap tidak bisa memimpin dan tidak bisa menangani krisis, namun dalam excellence theory perempuan dapat menangani krisis maka jumlah perempuan dalam humas meningkat
Excellent Theory berkembang dari 4 pendekatan: 1. Goal Attainment, menyatakan bahwa organisasi efektif ketika mereka memenuhi tujuan mereka. Pada tahun 1952, Cutlip dan Center pertama kali menjelaskan konsep hubungan masyarakat manajemen. Pada tahun 1954, Drucker mengusulkan manajemen dengan pendekatan tujuan, yang memperingatkan bahwa manajer mungkin terlibat dalam kegiatan sehari-hari dan melupakan tujuan utama mereka, dan menyarankan bahwa setiap orang dalam organisasi harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan organisasi dan kesadaran mereka sendiri peran dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan tersebut.
2. System Pendekatan sistem mengakui pentingnya lingkungan untuk organisasi agar efektif dengan menunjukkan saling membutuhkan antara organisasi dan lingkungannya. Menurut teori open system yang diusulkan oleh von Bertalanffy, sistem merupakan sebuah unsur kompleks yang saling berinteraksi,jika ada impor dan ekspor . Demikian pula, organisasi dihubungkan dengan sumber daya lingkungan eksternal mereka, dan dalam beberapa waktu, lingkungan luar kebutuhan produk dan jasa dari organisasi.
3. Strategic Constituencies pendekatan strategis konstituen mengidentifikasi unsur- unsur lingkungan yang dapat mendukung dan mengancam organisasi atau membantu untuk mencapai tujuan mereka. Teori situasional mendalilkan bahwa orang dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan menurut masalah kesadaran dan perilaku dalam mencari informasi dan solusi masalah mereka. Teori multi-systems organisasi komunikasi menjelaskan bahwa penting untuk organisasi untuk menangani sistem komunikasi berbagai tingkat termasuk karyawan subsistem, sistem konsumen, intersystem hubungan antara karyawan dan pelanggan, komunikasi PR antar organisasi dan,komunikasi antar organisasi.
4. Competing Values Literatur organisasi menunjukkan bahwa efektivitas organisasi dapat diurutkan berdasar kriteria model competing values: 1. Stabilitas vs fleksibilitas: mewakili perdebatan sudut pandang dalam urutan, kontrol, otoritas, versus keragaman, inisiatif individu dan organisasi kemampuan beradaptasi. 2. Internal vs External: mengacu pada konflik antara penekanan pada kesejahteraan orang dalam organisasi dan penekanan pada pengembangan organisasi itu sendiri. 3. Berarti vs berakhir: penekanan pada proses seperti perencanaan dan cita-cita menentukan.
THANKYOU