MG-7 ANALISIS MARJINAL PEMANENAN KAYU

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
VIII. BIAYA PRODUKSI.
Advertisements

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN
MG-4 Preferensi Waktu Dalam Pengusahaan Hutan Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc Adi Hadianto, SP EKONOMI KEHUTANAN ESL 325.
MG-6 DAUR DAN ETAT PEMANENAN KAYU
Ekonomi Mikro Struktur Pasar.
KONSEP EKONOMI LAHAN HUTAN, MODAL DAN TENAGA KERJA KEHUTANAN
Keteknikan Hutan Kuliah V.
MG-3 KONSEP PENILAIAN EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
MG-8 PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL HUTAN
ANALYSIS BREAK EVEN POINT (BEP)
Perencanaan pemanenan kayu
MG-11 ANALISIS BIAYA MANFAAT ANALISIS PROYEK KEHUTANAN BERDISKONTO
TEORI LOKASI iNDUSTRI Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred Weber Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri.
PENERAPAN TURUNAN PERTAMA
PERTEMUAN KE 10 DOSEN : TRIO SANTOSO, S.Hut., M.SC
ANALISIS INVESTASI PENGUSAHAAN HUTAN (Contoh Kasus) m. k
USAHA TANI SERTA PENDAPATAN DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI
Aplikasi Optimisasi Fungsi Pertemuan 19
POKOK BAHASAN Pertemuan 9 Penerapan Diferensial Sederhana
TEORI BIAYA PRODUKSI.
TEORI BIAYA.
MG-5 MANAJEMEN HUTAN LESTARI
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
MG-11 ANALISIS BIAYA MANFAAT ANALISIS PROYEK KEHUTANAN BERDISKONTO
Pengukuran Parameter Pohon: Inventarisasi Tegakan
MG-6 DAUR DAN ETAT PEMANENAN KAYU
KONSEP EKONOMI LAHAN HUTAN, MODAL DAN TENAGA KERJA KEHUTANAN
ANALISIS INVESTASI PENGUSAHAAN HUTAN (Contoh Kasus) m. k
MG-8 PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL HUTAN
Daur/Rotasi /Periode Produksi
Sampel Bahan Uji Laboratorium
Perancangan Pabrik Sri Kumalaningsih.
EKONOMI KEHUTANAN ESL 325 (3-0)
PENGANTAR SILVIKULTUR
Fungsi non linier: Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaan, BEP
EKONOMI KEHUTANAN DAN BEBERAPA ISU GLOBAL
Laboratorium Silvikultur dan Agroforestri Fak. Kehutanan UGM 2013
SILVIKULTUR INTENSIF TEKNIK Laboratorium Silvikultur&Agroforestry
MG-4 Preferensi Waktu Dalam Pengusahaan Hutan
Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc
MG-3 KONSEP PENILAIAN EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN
MG-7 ANALISIS MARJINAL PEMANENAN KAYU
Teknik Pemanenan Kayu (BW4207)
BAB II DIFERENSIAL PADA ILMU EKONOMI
Sistem Tebang Parsial & Tebang Habis
PEMULIAAN POHON HUTAN IV. Produksi Benih dan Kebun Benih
Bambu untuk Mengahadapi Pemanasan Global
KESEIMBANGAN PERUSAHAAN
Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc
MATERI MINGGU 5 : BIAYA PRODUKSI.
EKONOMI MATEMATIKA Oleh Dahiri.
PEMBUATAN KLEM UNTUK TEBANGAN E (PENJARANGAN)
Pengantar Ekonomi Mikro
Dampak pengambilan bahan terhadap pelestarian lingkungan
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Pembukaan wilayah hutan (pwh)
PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA HOME INDUSTRY ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN, DAN LABA SEBAGAI ALAT for further detail, please visit
KONSEP BIAYA HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2016
Mesin Pemanen Tebu Oleh : Lucky Budiawan.
SOAL-SOAL LATIHAN TENTANG BOLA
PEMANFAATAN MINYAK TENGKAWANG nama kelompok DEDE ARIFIN HANA WILA
MANAGING SHORT ROTATION TROPICAL PLANTATIONS AS SUSTAINABLE SOURCE OF BIOENERGY (MANAJEMEN HUTAN TANAMAN BEROTASI PENDEK SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN)
KESEIMBANGAN PERUSAHAAN
MATERI MINGGU 5 : BIAYA PRODUKSI.
Ir. M Awriya Ibrahim, M.Sc Direktur Bina Usaha Hutan Alam Ditjen BUK - Kemenhut Jumat, 01 November 2013 Reduced Impact Logging – Carbon (RIL-C)
PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA
HUTAN NORMAL Pengertian Hutan normal untuk hutan seumur
ANALISIS VEGETASI.
Produksi Benih dan Kebun Benih
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN
Transcript presentasi:

MG-7 ANALISIS MARJINAL PEMANENAN KAYU Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc Adi Hadianto, SP EKONOMI KEHUTANAN ESL 325 (3-0)

PRINSIP MARJINAL SIFAT UNIVERSAL PRINSIP MARJINAL: Seseorang akan melakukan sesuatu jika manfaat yang diperoleh minimal sama dengan pengorbanan yang dikeluarkan Contoh di Kehutanan?

ANALISIS MARJINAL DALAM EKONOMI KEHUTANAN KAYU ATAU POHON MARGINAL WILAYAH HUTAN MARGINAL

KAYU ATAU POHON MARGINAL (Prinsip Marjinal pada Pemanenan Kayu) Memilih apakah suatu pohon akan ditebang dan diangkut ke pabrik, atau ditinggal saja dalam hutan. Kegiatan Pemanenan meliputi penebangan, pembagian batang, penyaradan, pengangkutan – komponen biaya pemanenan. Pohon dengan harga jual lebih daripada jumlah biaya pemanenan akan ditebang dan diangkut ke pabrik. Perlu ditentukan diameter terkecil pohon yang akan dipanen/ditebang – prinsip marjinal

Batas Diameter Minimum Pohon Yang Ditebang 1) Pengerjaan pohon berdiameter kecil lebih mahal persatuan volumenya. Kualitas kayu mempengaruhi batas diameter terkecil pohon yang ditebang. Kualitas Kayu tinggi maka harga jual tinggi - jika biaya pemanenan tidak lebih mahal maka batas diameter minimum pohon yang ditebang turun. Analisis grafis

Berapakah diameter minimum yang ditebang jika: Hubungan Biaya Pemanenan Tegakan (per 100 Ha), Biaya Marginal, dan Diameter Minimum yang Ditebang Diameter Vol. Pemanenan Total Biaya Kenaikan Biaya Minimum Kayu Volume Marginal (MC) (cm) (m3) (x Rp 1.000) (x Rp 1.000/m3) 100 3.000 2.900.000   90 4.000 3.000.000 100.000 1.000 80 4.950 3.200.000 200.000 950 211 70 5.800 3.500.000 300.000 850 353 60 6.550 3.900.000 400.000 750 533 50 7.200 4.400.000 500.000 650 769 40 7.700 4.950.000 550.000 500 1.100 30 8.100 5.550.000 600.000 400 1.500 20 8.400 6.250.000 700.000 300 2.333 Berapakah diameter minimum yang ditebang jika: Harga kayu Rp 800.000/m3 Harga kayu Rp 600.000/m3 Harga kayu Rp 2.000.000/m3

Batas Diameter Minimum Pohon Yang Ditebang 2) Dengan Memperhitungkan “Pembelian Tegakan” Pembelian Tegakan Menurut Luas – tidak mempengaruhi batas diameter minimum pohon yang ditebang. Pembelian Tegakan Menurut Volume Kayu Yang Dikeluarkan – mempengaruhi batas diameter minimum.

Pembelian Tegakan Menurut Luas Umumnya harga pembelian tegakan menurut luas berpengaruh netral terhadap batas diameter minimum yang ditebang. Namun bila pengusaha dapat memanen luasan-luasan selanjutnya dengan biaya yang dimilikinya: makin tinggi harga pembelian tegakan maka makin rendah batas diameter minimum pohon yang ditebang, selama masih menguntungkan.

Wilayah Hutan Marginal Konsep sama dengan pohon dan kayu marjinal Wilayah hutan marjinal merupakan wilayah hutan yang harga manfaatnya sama atau lebih besar dari semua biaya pengelolaan hutan Faktor utama yang mempengaruhi wilayah hutan marginal: 1. Bonita – Bonita tinggi, harga pembelian tegakan tinggi. Wilayah hutan marjinal jika Bonita = NPV 2. Biaya transport/penyaradan – Kontour Biaya Transport. Wilayah hutan marjinal jika harga pembelian tegakan + biaya transport + biaya pemanenan = harga jual kayu di pabrik

TERIMA KASIH