FILSAFAT DAN LOGIKA Topik 9 SILOGISME.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Istilah  Logika juga merupakan suatu aktivitas pikiran yang pada awalnya dapat dimulai melalui pengalaman indera atau observasi empiris sehingga terjadi.
Advertisements

Pengenalan Logika Informatika
Pertemuan VIII – SILOGISME KATEGORIS
Pertemuan Ke-1 Oleh: Vindo Feladi, ST, M.Pd
Pengenalan logika Pertemuan 1.
Topik 12 HUBUNGAN DALAM INDUKSI
Kuliah matematika diskrit Program Studi Teknik Elektro
PENALARAN deduktif – Silogisme kategoris
[SAP 9] SILOGISME HIPOTETIS
FILSAFAT DAN LOGIKA Topik 11 INDUKSI.
1.2. Logika Predikat Pada pembahasan pasal sebelumnya kita telah
PERTEMUAN 4&5 PROPOSISI.
7. Inverensi Logika 7.1. Validitas suatu argumen
INFERENSI.
PENGANTAR FILSAFAT Topik 6 LOGIKA.
FILSAFAT DAN LOGIKA Topik 8 DEDUKSI.
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Topik 10 RELASI-RELASI SILOGISME
Logika Matematika Pengenalan Logika Matematika dan Pengantar Logika Proposisional AMIK-STMIK Jayanusa ©2009 Pengantar Logika.
Pengantar Logika Informatika
LOGIKA MATEMATIKA BAGIAN 2: ARGUMEN.
Topik XIII: PENALARAN TIDAK LANGSUNG BERSIFAT DEDUKTIF (SILOGISME)
Topik XII : PENALARAN / PENYIMPULAN
Penarikan Kesimpulan Ekivalensi Ekspresi Logika
BAB XII SILOGISME KATEGORIS Pertemuan 12
Definisi Inferensi  Inferensi adalah : Proses yang digunakan dalam Sistem Pakar untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang telah diketahui.
Pengantar logika informatika
PEMBUKTIAN Secara umum pembuktian dapat ditulis sebagai :
Inferensi Penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi Kaidah :
Logika informatika 4.
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
PERTEMUAN 4 PROPOSISI.
Pertemuan Ke-1 Oleh: Vindo Feladi, ST, M.Pd
BAB 2 LOGIKA
Dasar Penalaran & Logika Berpikir
Materi 8 Logika.
Silogisme Kategoris Dasar-Dasar Logika
BAHAN 10 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
NALAR DEDUKSI.
Penalaran Deduktif (Bella: Slide )
DEDUKTIF Metode berpikir deduktif adalah metode penarikan kesimpulan dari masalah umum ke masalah khusus. Hukum deduktif bahwa segala yang dipandang benar.
Pengertian Klasifikasi
Pengertian Klasifikasi
Materi 11 Induksi.
Materi 10 Penalaran deduktif.
LOGIKA INFORMATIKA.
LOGIKA MATEMATIKA (Lanjutan).
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
Filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
Materi 9 Deduksi.
Core Jurusan Teknik Informatika Kode MK/SKS : TIF /2
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
MODUL X SILOGISME.
Alda putra eka prasetia ( )
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
NEGASI PERNYATAAN MAJEMUK
Dua proposisi P(p,q,…) dan Q(p,q,…) dibuat ekivalen atau equal (logically equivalent) dinotasikan oleh P(p,q,…)  Q(p,q,…) jika kedua proposisi tersebut.
INFERENSI LOGIKA.
Tabel Kebenaran Dan Proposisi Majemuk
MODUL VIII Proposisi Deskripsi
Representasi Pengetahuan Logika Proposisi
Pengantar Logika Informatika
Pertemuan Ke-1 Ridwan, S.T,. M.Eng Ridwan, S.T, M.Eng.
Contoh 1 Kalimat (p → q) → r bernilai benar Jika
Pengantar logika informatika
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
PENYEDERHANAAN PROPOSISI
INFERENSI LOGIKA.
BAHAN 10 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Transcript presentasi:

FILSAFAT DAN LOGIKA Topik 9 SILOGISME

SILOGISME VALID Struktur proposisi silogisme valid harus tetap, yakni mengandung proposisi universal pada salah satu atau kedua premisnya Proposisi (proposition , statement) adalah pernyataan yang mengandung pengertian

AFFIRMATIVE UNIVERSAL PROPOSISI AFFIRMATIVE UNIVERSAL Proposisi afirmative universal (Affirmo, proposisi A) dengan pola : Semua . . . adalah . . .

PROPOSISI NEGATIVE UNIVERSAL Proposisi negative universal (Nego, proposisi E) dengan pola : Semua . . . adalah bukan . . .

AFIRMATIVE PARTICULAR PROPOSISI AFIRMATIVE PARTICULAR Proposisi afirmative particular (Affirmo, proposisi I) dengan pola : . . . adalah . . .

PROPOSISI NEGATIVE PARTICULAR Proposisi negative particular (Nego, proposisi O) dengan pola : . . . adalah bukan . . .

HUKUM SILOGISME VALID Proposisi dalam premis tidak boleh keduanya particular (I, O), salah satu harus universal (A, E)

HUKUM SILOGISME VALID Proposisi dalam premis tidak boleh keduanya negative (E, O) ), salah satu harus afirmative (A, I)

HUKUM SILOGISME VALID Jika salah satu proposisi negative (E, O) maka konklusi-nya harus negative (E, O)

HUKUM SILOGISME VALID Jika semua proposisi dalam premis adalah proposisi afirmative (A, I) maka konklusinya juga afirmative (A, I)

SILOGISME VALID 1 A 2 A 3 A 4 A A E I O 5 E 6 E 7 I 8 I 9 O A I A E A E O I O O