Manajemen Pelayanan Publik

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEBIJAKAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA
Advertisements

Administrasi Pelayanan Publik
KODE ETIK BAGI PEJABAT KEUANGAN PUBLIK
SEMINAR: Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
KONSEP DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
POLA TATA KELOLA Bogor, 4 Oktober 2011.
PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3 R BERBASIS INDUSTRI RUMAHAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN
Oleh: Irwan Apriyanto Class: B Pendidikan Bahasa Inggris
DASAR PEMIKIRAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
KEBIJAKNAN PELATIHAN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL
Nama: Siti rokhmayatun Prodi / Fak.: Bahasa inggris/Isipol
Tata Kelola website pada instansi pemerintah
Good Governance Ali Rokhman Sumber:
E- Government: Menuju Efektivitas dan Efisiensi Birokrasi Indonesia
POLA DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PERIKANAN
GOOD GOVERNANCE.
UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) No. 5 Tahun 2014
KRITERIA PENILAIAN AIPT << STANDAR 2 >>
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK
PATOLOGI DAN REFORMASI SISTEM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
ETIKA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Konsep pelayanan publik
Standard etika publik Diklatpim tingkat iii.
AKUNTABILITAS BIROKRASI Bahan - 11 Etika Administrasi Negara Semester VI.
A. ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA
MEMULAI PERUBAHAN DENGAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN RI.
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Pengorganisasian dalam PENGELOLAAN SUMBER DAYA APARATUR ( bag. 2 )
Persyaratan Substantif, Teknis,
AZAZ-AZAZ DAN RUANG LINGKUP PEMBINAAN PEGAWAI
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN A. Latar belakang Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk.
EKONOMI PUBLIK PENGADAAN BARANG DAN JASA
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PRESENTASI KEPALA PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Workshop Tata Cara Pemeriksaan Bagi Auditor Kepegawaian BKN
Penataan Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemprov DKI Jakarta
Konsep Dasar MATERI - 1.
Reformasi Administrasi dan Good Governance di Indonesia
REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2017
PETA KOMPETENSI 4 Dapat menjelaskan peran BUMN dan BUMD sebagai sumber penerimaan publik 5 Dapat menjelaskan administrasi perpajakan 6 Dapat menganalisis.
Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Patologi Birokrasi.
Transparansi dan Akuntabilitas Pelayanan
ELECTRONIC GOVERNMENT (e-GOV)
Konsep pelayanan publik
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
ELECTRONIC GOVERNMENT (e-GOV)
SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS PEGAWAI.
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN BERAU TAHUN
AKUNTABILITAS BIROKRASI
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PERAN PENGAWASAN KEMENTERIAN PANRB TERKAIT AMANAT
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB….. 
CHAPTER 2: LINGKUNGAN ORGANISASI
Manajemen Tatap Muka 13.
Kelompok 9 Risnawati Halawa Elson Dachi Josep Ebenezer Lase Jefri Yehezkiel Nehe.
SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS PEGAWAI.
A. ORGANISASI ADMINISTRASI NEGARA
AKUNTABILITAS PNS DARI : ANDI DJ. KONGGOASA,SH.MH
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
PEMBINAAN PEGAWAI KELOMPOK 4 APRELIA DYAH DAMAYANTI
Survey Integritas Organisasi
PEMBINAAN PEGAWAI KELOMPOK 4 APRELIA DYAH DAMAYANTI
ELECTRONIC GOVERNMENT (e-GOV)
Ilmu Pemerintahan Semester 5.  Penugasan/ Kuis Matakuliah : 25%  Kehadiran dan Keaktifan: 25%  Ujian Tengah Semester: 20%  Ujian Akhir Semester: 30%
PELAKSANAAN & PEMBANGUNAN
GOOD AND CLEAN GOVERNANCE TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH.
Transcript presentasi:

Manajemen Pelayanan Publik Issue dan Potret Buram Pelayanan Diah Arum Jihan Yulanda Larasati Palupi Helmi Putra Manajemen Pelayanan Publik Kelas : E

Gambaran Pelayanan Pelayanan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:571) pelayanan merupakan kemudahan yang diberikan sehubungan dengan proses jual beli barang dan jasa. Sedangkan menurut Fred Luthans yang dikutip dalam bukunya Moenir (1995:16) pelayanan adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya.

Pelayanan Publik Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pola Pelayanan Teknis Fungsional Pola Pelayanan Publik Pola Pelayanan Teknis Fungsional Pola Pelayanan Satu Pintu Pola Pelayanan Satu Atap

Pola Pelayanan Terpusat Pola Pelayanan Elektronik

Patologi Birokrasi Risman K. Umar (2002) mendefenisikan bahwa patologi birokrasi adalah penyakit atau bentuk perilaku organisasi yang menyimpang dari nilai nilai etis, aturan aturan dan ketentuan ketentuan perundang undangan serta norma norma yang berlaku dalam birokrasi.

Kategori Patologi Birokrasi Menurut Siagian : Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para pejabat di lingkungan birokrasi . Patologi yang disebabkan karena kurangnya atau rendahnya pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana berbagai kegiatan operasional. Patologi timbul karena tindakan para anggota birokrasi yang melanggar norma-norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku para birokrat yang bersifat disfungsional atau negatif Patologi yang merupakan akibat situasi internal dalam berbagai instansi dalam lingkungan pemerintahan.

Ruang Lingkup Patologi Birokrasi Disfunctions of bureaucracy Mal administration

Strategi untuk mengatasi permasalahan pelayanan Perlu adanya reformasi administrasi yang global. Pembentukan kekuatan hukum dan per-Undang-Undangan yang jelas. Menciptakan sistem akuntabilitas dan transparansi. Menegakkan Good Governance.

Kesimpulan Dari berbagai reverensi yang telah kita temukan, maka kita menyimpulkan bahwa patologi birokrasi bersumber pada lima masalah pokok: Persepsi gaya manajerial para pejabat di lingkungan birokrasi yang menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi. Hal ini mengakibatkan bentuk patologi seperti: penyalahgunaan wewenang dan jabatan menerima sogok, dan nepotisme Rendahnya pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana berbagai kegiatan operasional, mengakibatkan produktivitas dan mutu pelayanan yang rendah, serta pegawai sering berbuat kesalahan.

Lanjutan Tindakan pejabat yang melanggar hukum, dengan ''penggemukan'' pembiayaan, menerima sogok, korupsi dan sebagainya. Manifestasi perilaku birokrasi yang bersifat disfungsional atau negatif, seperti: sewenang-wenang, pura-pura sibuk, dan diskriminatif. Akibat situasi internal berbagai instansi pemerintahan yang berakibat negatif terhadap birokrasi, seperti: imbalan dan kondisi kerja yang kurang memadai, ketiadaan deskripsi dan indikator kerja, dan sistem pilih kasih.

Saran Patologi Birokrasi harus diobati dengan Aturan, System dan Komitmen pengelolaan yang berorientasi "melayani, bukan dilayani", "mendorong, bukan menghambat", "mempermudah, bukan mempersulit", "sederhana, bukan berbelit-belit", "terbuka untuk setiap orang, bukan hanya untuk segelintir orang". Pemerintah harus merubah paradigma lamanya dari yang dilayani menjadi pelayan dan pengabdi masyarakat. Penguatan kelembagaan untuk meningkatkan pengelolaan kualitas pelayanan pubik ini ditujukan pada pelayanan publik dengan model satu pintu dan pelayanan yang berbasis pada pelayanan administrasi dokumen. Peningkatan kualitas pelayanan publik diwujudkan melalui terbentuknya komitmen moral yang tinggi dari seluruh aparatur daerah dan dukungan stakeholders lainnya. Selain kepemimpinan dan tim yang tangguh, peningkatan pelayanan publik juga dipengaruhi oleh aspek kejelasan dan kepastian proses pelayanan seperti prosedur (mekanisme), biaya, hasil yang diperoleh dan waktu. Sumber daya yang ada merupakan daya dukung yang signifikan demi lancarnya pelayanan yang berkualitas. SDM atau karyawan yang terampil, memiliki wawasan serta sisi kemanusiaan yang kuat misalnya emphaty adalah faktor utama dari sumber daya yang harus dimiliki terlebih dahulu.