ASSALAMU’ALAIKUM WR WB
Sejarah Peminatan “Manusia Purba di Indonesia dan di Dunia” Oleh Nama : Fany Rohmah Probosari Kelas : X IIS 4 No : 12 SMAN 6 SURAKARTA
Manusia Purba di Indonesia dan di Dunia
Manusia Purba di Indonesia dan Dunia Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia memiliki usia yang sudah tua, hampir sama dengan penemuan manusia purba di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili penemuan manusia purba di daratan Asia. Daerah penemuan manusia purba di Indonesia tersebar di beberapa tempat, khususnya di Jawa. Penelitian tentang manusia purba di Indonesia telah lama dilakukan. Para peneliti itu antara lain: Eugene Dubois, G.H.R Von Koenigswald, dan Franz Wedenreich. Berikut ini jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
Ciri-Ciri Pithecanthropus : Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Dunia dengan Manusia Modern. Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia A. Pithecanthropus Ciri-Ciri Pithecanthropus : 1. Mempunyai hidung lebar dan tidak berdagu 2. Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar 3. Memakan tumbuhan dan daging hewan buruan 4. Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis 5. Volume otak berkisar antara 750-1350 cc 6. Berbadan tegap, namun tidak setegap Meganthropus 7. Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm
A) Pithecanthropus Erectus
Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda bernama Eugene Dubois pada tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun). Pithecanthropus Erectus diambil dari kata pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus = berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus artinya manusia-kera yang berjalan tegak. Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan berpikirnya masih rendah karena volume otaknya 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern lebih dari 1000cc. Kemudian kalau dibandingkan dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis manusia purba ini belum mencapai taraf ukuran otak manusia modern. Diperkirakan jenis manusia ini hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada zaman paleolithikum (zaman batu tua). Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 di dekat Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia fosil ini belum melebihi usia 5 tahun. Kemungkinan tengkorak tersebut anak dari Pithecanthropus Erectus dan von Koenigswald menyebutnya dengan nama Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di tempat yang sama menemukan fosil yang diberi nama Pithecantropus Robustus. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak dan tulang kaki.
B) Pithecanthropus Mojokertensis Pada 1936, von Koenigswald di daerah Mojokerto menemukan fosil tengkorak anak-anak yang diperkirakan belum melewati usia 5 tahun. Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Mojokertensis Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak. Pithecanthropus Mojokertensis disebut juga dengan Pithecanthropus Robustus.
C) Pithecanthropus Soloensis Sebelum menemukan Meganthropus palaeojavanicus, pada tahun 1931 Von Koenigswald juga berhasil menemukan tengkorak dan tulang kering yang mirip dengan Pithecanthropus erectus temuan Dubois. Fosil tersebut kemudian diberi namaPithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo yang ditemukan di Sambungmacan dan Sangiran.
B. Meganthropus Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus : 1. Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat 2. Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera 3. Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok. 4. Mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala 5. Makanannya berupa tumbuh- tumbuhan
Pada tahun 1941, von Koeningwald di daerah menemukan sebagian tulang rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat dari rahang Pithecanthropus serta gigi-gigi yang telah lepas.. Geraham-gerahamnya menunjukkan corak-corak kemanusiaan, tetapi banyak pula sifat keranya. Von Koeningwald menganggap mahluk ini lebih tua daripada Pithecanthropus. Mahluk ini ia beri nama Meganthropuis Paleojavanicus (mega = besar), karena bentuk tubuhnya yang lebih besar. Diperkirakan hidup pada 2 juta sampai satu juta tahun yang lalu.
C) HOMO Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Homo merupakan manusia purba yang memiliki fikiran yang cerdas Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis. Ciri-Ciri Homo Sapiens (Homo) : 1. bentuk tubuh hampir sama dengan bentuk tubuh manusia pada zaman sekarang 2. memiliki kehidupan sederhana 3. banyak meninggalkan benda-benda budaya
Homo Sapiens merupakan manusia yang paling maju dan paling cerdik Homo Sapiens merupakan manusia yang paling maju dan paling cerdik. Homo Sapiens, artinya manusia yang cerdas. Homo Sapiens hidup pada masa Holosen dan memiliki bentuk fisik yang yang hampir sama dengan manusia zaman sekarang. Fosil ini ditemukan oleh Von Rietschoten pada tahun 1889, di Desa Wajak, Campur Darat, Tuluanggung, Jawa Timur. Homo Sapiens yang terdapat di Indonesia sudah ada pada zaman Mesolithikum dan mereka sudah mengenal tempat tinggal secara menetap serta mengumpulkan makanan dan menangkap ikan. Kebudayaannya disebut kebudayaan Mesolithikum ya Homo Sapiens diduga merupakan nenek moyang bangsa indonesia yg berasal dari yunan-daratan cina selatan yg menyebar di kepulauan indonesia tahun 1500 SM yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dari Indo-Cina (Vietnam).
Homo Soloensis Manusia purba jenis Homo soloensis ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak.
Homo Wajakensis Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher. Fosil tengkorak manusia yang mirip dengan penemuan Von Koenigswald pernah pula ditemukan sebelumnya oleh seorang penambang batu marmer bernama B.D. Vonn Rietschotten pada tahun 1889. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan diberi nama Homo wajakensis, artinya manusia dari Wajak.
Homo Floresiensis Manusia purba jenis Homo Florensis ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM.
Jenis-Jenis Manusia Purba di Dunia Manusia Prasejarah di Asia, Afrika, dan Eropa
1. Manusia purba di Cina Manusia purba yang ditemukan di Cina disebut Homo Pekinensis, yang berarti “manusia dari Peking” (sekarang Beijing).Homo Pekinensis ditemukan di Gua Choukoutien sekitar 40 km dari Peking.Fosil ini ditemukan oleh seorang sarjana dari Kanada bernama Devidson Black dan Franz Weidenreich.Berdasarkan penyelidikan, kerangka jenis manusia purba ini menyerupai kerangka Pithecanthropus Erectus. Oleh karena itu, para ahli menyebutnya juga dengan nama Pithecanthropus Pekinensis atau Sinanthropus Pekinensis yang berarti “manusia kera dari Peking”. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan.Sinanthropus pekinensis memiliki kapasitas otak sekitar kurang lebih 900-1200 cc.
A. Sinanthropus Pekinensis Fosil ini ditemukan oleh Prof. Devidson Black pada tahun 1927 di gua-gua dekat Chou- Kou- Tien. Dari temuan fosil tersebut menunjukkan adanya persamaan dengan Pithecanthropus Erectus.
2. Manusia purba di Eropa Manusia purba yang ditemukan di Eropa disebut Homo Neandherthalensis.Nama itu mengandung arti “manusia Neanderthal”.Manusia jenis ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat tahun 1856.Selain di Jerman juga ditemukan di Gua Spy Belgia. Di Prancis ditemukan manusia Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis Selanjutnya di daerah Amerika Selatan ditemukan manusia purba dengan ciri-ciri kapasitas otak 600cc, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Fosil menusia kera tersebut disebut Australopithecus dan Homo Cro Magnon.
A. Homo Africanus (Homo Rhodesiensis) Ditemukan oleh Raymond Dart dan Robert Brom pada tahun 1924 di goa Broken Hill, Rhodesia (Zimbabwe).
B. Australopithecus Africanus Manusia Purba Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung dekat vryburg, afrika selatan di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
C. Homo Heidelbergensis Ditemukan oleh Dr. Schoetensack di desa Maurer dekat kota Heidelberg (Jerman).
D. Homo Neanderthalensis Manusia purba yang ditemukan di Eropa disebut Homo Neandherthalensis.Nama itu mengandung arti “manusia Neanderthal”.Manusia jenis ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman Barat tahun 1856.Selain di Jerman juga ditemukan di Gua Spy Belgia. Di Prancis ditemukan manusia Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis Selanjutnya di Amerika Selatan ditemukan manusia purba dengan ciri-ciri kapasitas otak 600cc, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Fosil menusia kera tersebut disebut Australopithecus dan Homo Cro Magnon.
E. Homo Cro Magnon (Ras Cro-Magnon) Ditemukan oleh Lartet di gua Cro Magnon dekat Lez Eyzies, sebelah Barat Daya Prancis tahun 1868.
3. Manusia purba di Afrika Manusia purba yang ditemukan di Afrika disebut Homo Africanus yang berarti “manusia dari Afrika”.Fosilnya ditemukan oleh Reymond Dart.Fosil ini ditemukan di dekat sebuah pertambangan Taung Bostwana, tahun 1924.Setelah direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini di beri nama Australopithecus Africanus, karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia. Selanjutnya, Robert Broom menemukan fosil serupa yang berupa tengkorak orang dewasa di tempat yang sama. Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924.Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.
4. Manusia Purba di Maroko Jejak keberadaan manusia purba muncul di Maroko. Para peneliti dari National Center for Archeology and Heritage telah menemukan dua kerangka manusia yang teronggok di sebuah gua di pusat negara di barat laut benua Afrika tersebut. Kerangka pertama, yang diperkirakan berumur 6-8 ribu tahun, adalah milik seorang pria dewasa yang dimakamkan di parit sempit dalam posisi duduk dengan kaki tertekuk tajam. Sementara itu, kerangka kedua adalah seorang pria dewasa yang dikuburkan di sisi kanan kerangka pertama, dan diperkirakan berumur 8-14 ribu tahun. Para peneliti mengatakan usia dua kerangka manusia purba yang ditemukan dalam lapisan tanah setebal setengah meter itu masih perlu dikonfirmasi menggunakan metode karbon radioaktif
5. Manusia Modern 1. Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris Pengertian atau arti definisi manusia modern adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang, seperti : 1. Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris 2. Manusia Neandertal - Ditemukan di lembah Neander 3. Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon - Ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran antara manusia Neandertal dengan manusia Gunung Carmel. 4. Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di Negara Irak 5. Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina 6. Manusia Steinheim - Berasal dari Jerman.
Kehidupan Manusia Purba Indonesia dan Keterkaitannya Dengan Manusia Purba Dunia Dalam Segi Budaya Manusia purba yang ditemukan di Indonesia dengan julukan sebagai manusia modern Dalam mengetahui corak kehidupan masyarakat Praaksara terlebih dahulu kita pasti mengenal yang dimaksud manusia praaksara, yang kemudian berkelompok menjadi masyarakt praaksara. Berawal dari muculnya atau adanya masyarakat praaksara tidak lepas dari sumber makanan dan kebudayaan yang ada pada masa praaksara. Bisa dibayagkan kehidupan masyarakat praaksara bermula dari mencari makan, tinggal dan menetap. Sehingga penggolongan kehidupan masyarakat praaksara sebagai berikut.
A. Pola Tempat Tinggal Manusia prakasara merupakan manusia paling primitif dalam masa modern sekarang ini. Namun dari masa praaksara kita dapat beradaptasi dan berkembang dalam berbagai hal, khususnya tempat tinggal, atau rumah. Dalam masa praaksara tidak dapat disamakan dengan masa sekarang, pada masa lampau manusia hidup berpindah-pindah mengikuti sumber makanan dan kemudian berkembang menjadi menetap dan menanam makanan yang dibutuhkan untuk hidup atau lebih dikenal dengan sistem cocok tanam. Dalam buku Indonesia Dalam Arus Sejarah, jilid I meneragkan bahwa pola hunian manusia purba pada masa itu memperhitugkan tempat yangstrategis dengan melihat bahwa huniannya yang berupa gua (cave) dekat dengan sumber mata air (sungai, bahkan sumber mata air) dan bahan makanan. Prinsip hidup manusia purba pada awalnya adalah nomaden,berpindah-pindah mencari sumber makanan. Sehingga dimana ada sumber makanan dan tempat untuk tinggal maka ditempat itulah manusia purba hidup. Sehingga dapat diketahui bahwa mobilisasi manusia purba dalam kelompok kecil pada masa itu sangatlah tinggi menjelajah dari tempat atau sumber makanan satu ke tempat lainya yang tidak tentu berpa jauh tempat tujuannya. .
Namun dalam perembangannya manusia purba tiggal disuatu tempat dan mulai mengenal sistem bercocok tanam, sehingga beralih pola kehidupan yang pada awalnya nomaden yang kemudian berubah menjadi menetap. Pola menetap ini tepat dan tidaknya dalam memegang prinsip untuk menetap pada sumber kehidupan atau dekat dengan sumber air. Namun jika dilihat dan dipahami jika ingin menanam tanaman maka membutuhkan air dan tempat yang subur, sehingga bisa dipastikan tempat tinggal masih dekat dengan sumber air. Pola menetap ini menjadi perubahan besar yaitu terciptanya temuan alat baru yang memudahkan kehidupan manusia purba dan hal lainnya. Sehingga gua sebagai tempat tinggal dan sumber air sebagai sumber kehidupan.
B. Penemuan Alat Bantu Dalam kehidupan manusia purba membutuhkan alat atau lebih tepatnya pada awalnya ditemukannya alat bantu karena unsur ketidak segajaan di dalam aktifitas mereka. Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia I, menjelaskan bahwa alat-alat keperluan hidup dibuat dari kayu, batu dan tulang dengan pembuatan yang sederhana, sekedar memenuhi tujuan penggunaannya. Seperti batu yang digunakan untuk berburu, dimulai dari kapak perimbas alat serpih, alat tulang. Berikut ini perkembangan alat-alat yang dibuat oleh manusia purba.
1. Kapak Perimbas dan Alat Serpih Kapak perimbas merupakan alat pertama yang dibuat oleh manusia purba, dalam Sejarah Nasional Indonesia I, bahwa manusia jenis Pithecanthropus yang diduga pencipta kapak perimbas ini, dengan bukti ditemukannya kapak perimbas bersama fosil-fosil Pithecanthropus. Alat batu tersebut dibuat pada masa paleolitik sebagai alat tingkat awal budaya batu di Asia Timur. Kapak perimbas dibagi dalam beberapa jenis menurut ciri-cirinya a. Kapak Perimbas b. Kapak Penetak c. Pahat Genggam d. Kapak Genggam Awal Untuk alat serpih terbuat dari pecahan-pecahan kecil dari pembuatan alat kapak perimbas yang berupa serpihan-serpihan kecil. Alat serpih ini berfungsi sebagi menguliti hewan buruan yang didapatkan oleh manusia purba. Bentuk dari alat serpih masih kasar dengan terbuat dari batuna krakal yang besar. Alat ini berkembang pada masa Plestosen Tengah yang menjadi perkakas dalam kahidupan sehari-hari manusia purba. Kapak perimbas dan alat serpih banyak ditemukan di Indonesia diberbagai wilayah indonesia dari daerah Indonesia seperti Timor, Flores, Sumbawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra sampai Jawa. Kenapa manusia purba juga ditemukan di Indonesia karena pada masa hidupnya manusia purba daratan Indonesia masih bersatu dengan daratan Gomal sehingga mobilitasi dilakukan sampai ke daerah selatan yaitu Indonesia.
2. Alat Tulang Untuk alat tulang ditemukan di daerah Ngandong dengan temuan berupa alat-alat tulang yang berukuran sedang dan kecil. ditemukan bersamaan dengan Pithecanthropus soloensis yang dibuat dari tanduk hewan buruan. Tidak banyak sumber atau temuan khususnya untuk alat tulang ini hanya ditemukan di solo dan daerah ngandong di dalam gua. Dari alat yang disebutkan diatas mengalami perkambangan yang labih baik dari pada pembuatan awal alat tersebut. Dimana telah terjadi proses penghalusan setelahnya yang lebih tepatnya pada masa pasca plestosen. Serta dibuatnya alat-alat lainnya yaitu beliung persegi, kapak lonjong, alat-alat obsididian, mata panah, dan alat pemukul kayu pada masa mesolitikum atau masa bertani. Alat nekara perunggu, kapak perunggu, bejana perunggu, patung perungu, perhiasan perunggu dibuat pada masa perundagian.
C. Seni Seni Lukis merupakan sebuah asil cipta yang ada pada zaman Mesolitikum atau Zaman Batu Tengah oleh bangsa Papua-Melanosoid. Tujuan dalam pembuatan lukisan tidak bias dijelaskan dengan tepat karena tidak ada sumber tertulis yang bias digunakan untuk menjelaskan tetang hal tersebut (Sumarto, dkk. 2009: 13). Namun melukis yang dilakukan manusia pada masa pra sejarah merupakan bentuk dari sebuah ekspresi dengan penuh akan makna yang tersirat didalam bentuk lukisan tersebut. Ditemukan lukisan telapak tangan, bentuk manusia berburu, hewan darat dan laut, dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa manusia pada saat itu berfikir bahwa mereka melukis dengan maksud dibalik lukisan tersebut, baik religi maupun murni seni gambar atau lukisan tersebut ditemukan di dinding gua di daerah Kaliantan Timur, Sulawesi Selatan, dan lain-lain, serta selain itu ada seni patung, kriya dan tato.
D. Kepercayaan Kepercayaan manusia purba masih berlandaskan pada apa yang dianggap sebagi hal yang sangat penting dan tidak masuk akal. Pada mulanya tanah di percayaai sebagai unsur penting dalam kehidupan manusia purba. Bekembang setelahnya yaitu upacara kematian yang pada mulanya proses kematian dari seseorang dari kelompoknya dianggap sebagai hal yang basa, namun dalam masa pra plestosen muncul kepercayaan bahwa setelah kematian ada alam sebagai tempat tinggal roh. Setelah orang meninggal dilakukan upaca penguburan yang dalam meninggalnya orang tesebut dibekali dengan bekal kubur seperti alat-alat yang milik orang yang meninggal tersebut. Terus berkembang menjadi kepercayaan yang semula animisme yang menganggap roh nenek moyang orang yang telah meninggal keudian berubah menjadi kepercayaan Dinamisme yaitu menmpercayai tempat-tempat dan benda-benda mempunyai kekuatan magis. Sistem kepercayaan ini berkembang pada masa mesolitik dan megalitik.
TERIMAKASIH WASSALAMU’ALAIKUM WR WB