BAB VIII RUANG HASILKALI DALAM (lanjutan).

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ruang Hasil kali Dalam (INNER PRODUCT SPACE)
Advertisements

RUANG VEKTOR UMUM.
RUANG VEKTOR Trihastuti Agustinah..
SUB RUANG ..
Ruang N Euclides Ruang vektor umum Subruang
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA
Bab 4 vektor.
Aljabar Linear Elementer
ALJABAR LINIER & MATRIKS
BAB IV V E K T O R.
Aljabar Vektor (Perkalian vektor-lanjutan)
Aljabar Linear Elementer
ALJABAR MATRIKS pertemuan 10 Oleh : L1153 Halim Agung,S.Kom
Pertemuan 3 Aljabar Vektor (Perkalian vektor-lanjutan)
RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Ortogonal.
SUDUT ANTARA DUA VEKTOR PROJEKSI & KOMPONEN DUA VEKTOR
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
Pengantar Vektor.
BAB VII RUANG VEKTOR UMUM (lanjutan).
BAB VII RUANG VEKTOR UMUM.
RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Matriks dan Transformasi Linier
TRANSFORMASI LINIER.
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
Vektor Ruang Dimensi 2 dan Dimensi 3
KELOMPOK 3 Matematika 5F MATERI : 4.4 MEMBANGUN DAN BEBAS LINIER
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
TRANSFORMASI LINIER.
Kalkulus Vektor Pertemuan 13, 14, 15, & 16
Matakuliah : Kalkulus II
Inner Product Ortogonal dan Ortonormal Proses Gram Schmidt
BAB VIII RUANG HASILKALI DALAM (lanjutan).
RUANG PERKALIAN DALAM.
BAB 8 RUANG PERKALIAN DALAM.
VEKTOR-VEKTOR DALAM RUANG BERDIMENSI 2 DAN RUANG BERDIMENSI 3
2. VEKTOR 2.1 Vektor Perpindahan B
BAB VIII RUANG HASILKALI DALAM (lanjutan).
BAB X TRANSFORMASI LINIER.
RUANG VEKTOR EUCLIDEAN
Standard Unit Vektor Kombinasi Linear Membangun Bebas Linear Basis
Ruang-n Euclides Orang yang pertama kali mempelajari vektor-vektor di Rn adalah Euclides sehingga vektor-vektor yang berada di ruang Rn dikenal sebagai.
BAB 5 VEKTOR BIDANG DAN VEKTOR RUANG
KOMPUTASI NUMERIK PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER
ALJABAR LINEAR RUANG EUCLID, RUANG VEKTOR, DAN SUB RUANG
(Tidak mempunyai arah)
VEKTOR VEKTOR PADA BIDANG.
P. X w A B B v v+w v+w w v v v+w w v -v v-w v v v-w -w w w
MODUL VII BASIS DAN DIMENSI
RUANG HASIL KALI DALAM Kania Evita Dewi.
Pertemuan 2 Geometri sferik.
ALJABAR LINEAR BASIS DAN DIMENSI
VektoR.
BAB 4 VEKTOR Home.
RUANG HASIL KALI DALAM Kania Evita Dewi.
Aljabar Linear Elementer
Inner Product Ortogonal dan Ortonormal Proses Gram Schmidt
Lanjutan Ruang Hasil Kali Dalam
DOT PRODUCT dan PROYEKSI ORTHOGONAL
RUANG VEKTOR.
Ruang vektor real Kania Evita Dewi.
KANIA EVITA DEWI RUANG VEKTOR REAL.
5.
Aljabar Linear Elementer
VEKTOR.
RUANG VEKTOR bagian pertama
PERTEMUAN 4 Vektor Dimensi 2 dan Dimensi 3.
BESARAN & VEKTOR.
PERTEMUAN 7 RUANG N EUCLEDIAN.
Vektor Proyeksi dari
Transcript presentasi:

BAB VIII RUANG HASILKALI DALAM (lanjutan)

8.2 Sudut dan Ortogonalitas di dalam Ruang Hasilkali Dalam 8.2.1 Ketidaksamaan Cauchy-Schwarz Jika u dan v adalah vektor-vektor tak-nol di dalam R2 atau R3 dan  adalah sudut diantara keduanya, maka atau u . v = <u, v>, sehingga Karena |cos |  1, maka

Teorema 8.2.1 Ketidaksamaan Cauchy-Scwarz Jika u dan v adalah vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasilkali dalam real, maka |<u . v>|  ||u|| ||v|| <u, v>2  <u, u><v , v> <u, v>2  ||u||2 ||v||2

Teorema 8.2.2 Sifat-sifat Panjang Jika u dan v adalah vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasilkali dalam V, dan jika k adalah skalar sembarang, maka: (a) ||u||  0 (b) ||u|| = 0 jika dan hanya jika u = 0 (c) ||ku|| = |k| ||u|| (d) ||u + v||  ||u|| + ||v|| (Ketidaksamaan segitiga)

Teorema 8.2.3 Sifat-sifat Jarak Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasilkali dalam V, dan jika k adalah skalar sembarang, maka: (a) d(u, v)  0 (b) d(u, v) = 0 jika dan hanya jika u = v (c) d(u, v) = d(v, u)  0 d(u, v)  d(u,w) + d(w, v) (Ketidaksamaan segitiga)

8.2.2 Sudut di antara dua vektor Misal u dan v adalah vektor-vektor tak-nol di dalam sebuah ruang hasilkali dalam V. Dari teorema 8.2.1 diketahui bahwa <u, v>2  ||u||2 ||v||2 Jika dibagi dengan ||u||2 ||v||2 , didapat atau ekivalen dengan Jadi dan 0    

Contoh 8.1 Cosinus dua sudut diantara dua vektor Misal R4 memiliki hasilkali dalm Euclidean. Tentukan cosinus sudut  diantara vektor-vektor u = (4, 3, 1, –2) dan v = (–2, 1, 2, 3) Penyelesian

8.2.3 Ortogonalitas Permasalahan penting di dalam semua ruang hasilkali dalam adalah menentukan apakah dua buah vektor saling ortogonal, yaitu apakah sudut yang diapit kedua vektor tersebut adalah  = /2 Definisi Dua vektor u dan v di dalam sebuah ruang hasilkali dalam dikatakan ortogonal jika 〈u, v〉 = 0.

Contoh 8.2 Vektor-vektor Ortogonal pada M22 Jika M22 memiliki hasilkali dalam, tentukan apakah matriks-matriks u dan v berikut ortogonal atau tidak ortogonal. Penyelesaian 〈U, V〉 = 0 + 0 = 0 Karena tr(UTV) = 0, maka matriks U dan V ortogonal

Contoh 8.3 Vektor-vektor Ortogonal pada P2 Misal P2 memiliki hasilkali dalam dan misalkan p = x dan q = x2. Tentukan apakah vektor-vektor p dan q ortogonal relatif terhadap hasilkali dalam yamg diberikan! Penyelesaian

Karena 〈p, q〉 = 0, maka vektor p = x dan q = x2 adalah ortogonal relatif terhadap hasilkali dalam yang diberikan.

Teorema 8.2.4 Generalisasi Teorema Pythagoras Jika u dan v adlah vektor-vektor ortogonal di dalam sebuah ruang hasilkali dalam, maka ||u + v|| = ||u||2 + ||v||2 Contoh 8.4 Teorema Pythagoras pada P2 Dari contoh 8.3 telah diketahui bahwa p = x dan q = x2 adalah ortogonal relatif terhadap hasilkali dalam Tentukan ||p + q||2

Penyelesaian ||p + q||2 = ||p||2 + ||q||2 (Generalisasi Teorema Pythagoras) Dari contoh 8.3 didapat

Latihan Tentukan apakah vektor-vektor berikut ortogonal jika mengacu pada hasilkali dalam Euclidean. a) u = (–1, 3, 2); v = (4, 2, –1) b) u = (–4, 6, –10, 1); v = (2, 1, –2, 9) 2. Jika hasilkali dalam M22 adalah 〈A, B〉 = tr(ATB)= tr(BTA)

8.3 Basis Otonormal; Proses Gram-Schmidt; Dekomposisi QR Definisi Suatu himpunan vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasilkali dalam disebut sebagai himpunan ortogonal (orthogonal set) jika setiap pasangan vektor yang berbeda di dalam himpunan tersebut adalah ortogonal. Sebuah himpunan ortogonal yang vektor-vektornya memiliki norma 1 disebut ortonormal (orthonormal). Contoh 8.5 Himpunan Ortogonal pada R3 Misal R3 memiliki hasilkali dalam dan u1 = (0, 1, 0), u2 = (0, 1, 0), u3 = (0, 1, 0). Buktikan bahwa S = {u1, u2, u3} adalah ortogonal!

Contoh 8.5 Himpunan Ortogonal pada R3 Misal R3 memiliki hasilkali dalam dan u1 = (0, 1, 0), u2 = (0, 1, 0), u3 = (0, 1, 0). Buktikan bahwa S = {u1, u2, u3} adalah ortogonal Penyelesaian <u1, u2> = (0)(0) + (1)(0) + (0)(1) = 0 <u1, u3> = (0)(1) + (1)(0) + (0)(–1) = 0 <u2, u3> = (1)(1) + (0)(0) + (1)(–1) = 0 Karena <u1, u2> = <u1, u3> = <u2, u3> = 0, maka S = {u1, u2, u3} adalah ortogonal.

Contoh 8.6 Membentuk Himpunan Ortonormal Dari contoh 8.5 didapat: Normalisasi u1, u2, u3 didapat v1, v2, v3 yaitu: Karena <v1, v2> = <v1, v3> = <v2, v3> = 0, dan ||v1|| = ||v2|| = ||v3|| = 1, maka himpunan S = {v1, v2, v3} adalah ortonormal.

8.3.1 Koordinat-koordinat Relatif thd Basis Ortonormal Teorema 8.3.1 Jika S = {v1, v2, …, vn} adalah sebuah basis ortonormal untuk sebuah ruang hasilkali dalam V, dan u adalah sebuah vektor sembarang pada V, maka u = <u, v1> v1 + <u, v2> v2 +… + <u, vn> vn Contoh 8.7 Vektor Koordinat Relatif terhadap Basis Ortonormal Misal v1 = (0, 1, 0), v2 = (–4/5, 0, 3/5), v3 = (3/5, 0, 4/5) dan S = {v1, v2, v3} adalah sebuah basis ortonormal yang memiliki hasilkali dlm Euclidean. Nyatakan vektor u = (1, 1, 1) sebagai sebuah kombinasi linier dari vektor-vektor di dalam S, dan tentukan (u)S, yaitu vektor koordinat dari u relatif terhadap basis ortonormal S.

Penyelesaian <u, v1> = (1)(0) + (1)(1) + (1)(0) = 1 <u, v2> = (1)(–4/5) + (1)(0) + (1)(3/5) = –1/5 <u, v3> = (1)(3/5) + (1)(1) + (1)(4/5) = 7/5 u = <u, v1> v1 + <u, v2> v2 + <u, v3> v3 = (1) v1 + (–1/5) v2 + (7/5) v3 = v1 –1/5 v2 + 7/5 v3 (1, 1, 1) = (0, 1, 0) – 1/5 (–4/5, 0, 3/5) + 7/5 (3/5, 0, 4/5) Vektor koordinat dari u relatif terhadap S adalah (u)S = (<u, v1>,<u, v2>,<u, v3>) = (1, –1/5, 7/5)

Teorema 8.3.2 Jika S adalah sebuah basis ortonormal untu sebuah ruang hasilkali dalam berdimensi n, dan jika (u)S = (u1, u2, …, un) dan (v)S = (v1, v2, …, vn) maka: c) <u, v> = u1 v1 + u2 v2 + … + un vn

Dari contoh 8.7 didapat (u)S = (1, –1/5, 7/5) Menghitung Norma dengan Menggunakan Basis Ortonormal Jika R3 memiliki hasilkali dalam Euclidean dan memiliki basis ortonormal S = {v1, v2, v3}. Tentukan norma vektor u = (1, 1, 1) dengan mengacu pada vektor koordinat (u)S. Penyelesaian Dari contoh 8.7 didapat (u)S = (1, –1/5, 7/5)

8.3.2 Koordinat-koordinat Relatif thd Basis Ortogonal Teorema 8.3.1 Jika S = {v1, v2, …, vn} adalah sebuah basis ortogonal untuk sebuah ruang vektor V, maka normalisasi tiap-tiap vektor di dalam basis ini akan menghasilkan basis ortonormal, Sehingga, jika u adalah sebuah vektor sembarang di dalam V, berdasarkan Teorema 8.3.1 akan diperoleh

atau Teorema 8.3.3 Jika S = {v1, v2, …, vn} adalah suatu himpunan ortogonal vektor-vektor tak-nol pada sebuah ruang hasilkali dalam, maka S bebas linier 8.3.3 Proyeksi Ortogonal Di dalam R2 dan R3 yang memiliki hasilkali dalam Euclidean, secara geometrik dapat dibuktikan bahwa jika W adalah sebuah garis atau sebuah bidang yang melewati titik asal ruang, maka tiap-tiap vektor u di dalam ruang dapat dinyatakan sebagai jumlah, u = w1 + w2

u W w1 w2 O u W w1 w2 O Teorema 8.3.4 Teorema Proyeksi Jika W adalah sebuah subruang berdimensi terhingga dari suatu ruang hasilkali dalam V, maka setiap vektor u di dalam V dapat dinyatakan dengan tepat cara sebagai u = w1 + w2 di mana w1 terletak pada W dan w2 terletak pada W⊥.

Vektor w1 pada teorema 8.3.1 disebut sebagai proyeksi Ortogonal u pada W (orthogonal projection of u on W) dan dinotasikan dengan projW u. Jadi w1 = projW u Vektor w2 disebut sebagai komponen u yang ortogonal terhadap W (component of u orthogonal to W) dan dinotasikan dengan projW⊥ u. Jadi w2 = projW⊥ u u W w2 = u – projW u O w1 = projW u

Dari Teorema 8.3.4 diketahui bahwa u = w1 + w2 u = projW u + projW⊥ u Karena w2 = u – w1, maka diperoleh projW⊥ u = u – projW u Sehingga u dapat dihitung juga dengan rumus u = projW u + (u – projW u)

Teorema 8.3.5 Misal W adalah sebuah subruang berdimensi terhingga dari suatu ruang hasilkali dalam V. Jika {v1, v2, …, vr} adalah sebuah basis ortonormal untuk W, dan u adalah sebuah vektor sembarang pada V, maka projW u = <u, v1> v1 + <u, v2> v2 +… + <u, vr> vr b) Jika {v1, v2, …, vr} adalah sebuah basis ortogonal untuk W, dan u adalah sebuah vektor sembarang pada V, maka

Proyeksi ortogonal dari vektor u = (1, 1, 1) pada W adalah: Contoh 8.9 Menghitung Proyeksi Misal R3 memiliki hasilkali dalam Euclidean dan W adalah subruang yang direntang oleh vektor-vektor otonormal v1 = (0, 1, 0), dan v2 = (–4/5, 0, 3/5). Proyeksi ortogonal dari vektor u = (1, 1, 1) pada W adalah: projW u = <u, v1> v1 + <u, v2> v2 = (1)(0, 1, 0) + (–1/5)(–4/5, 0, 3/5) = (0, 1, 0) + )(4/25, 0, –3/25) = (4/25, 1, –3/25) Komponen u = (1, 1, 1) yang ortogonal terhadap W adalah: projW⊥ u = u – projW u = (1, 1, 1) – (4/25, 1, –3/25) = (21/25, 0, 28/25).

{u1, u2, …, un} adalah basis sembarang untuk V. 8.3.4 Menentukan Basis Ortogonal dan Basis Ortonormal Teorema 8.3.6 Setiap ruang hasilkali dalam tak-nol berdimensi terhingga memiliki basis ortonormal Proses Gram-Schmidt untuk mengkonversi suatu basis sembarang menjadi sebuah basis ortogonal Misal V adalah suatu ruang hasilkali dalam tak-nol berdimensi terhingga sebarang, dan misalkan {u1, u2, …, un} adalah basis sembarang untuk V. Urutan berikut akan menghasilkan sebuah basis ortogonal {v1, v2, …, vn} untuk V.

Langkah 1 Misal v1 = u1 Langkah 2 Vektor v2 yang ortogonal terhadap v1 dihitung dengan menggunakan rumus W1 projW1 u2 v1 u2 v2 = u2 – projW1 u2

Langkah 3 Untuk mendapatkan vektor v3 yang ortogonal terhadap v1 maupun v2 dihitung dengan menggunakan rumus, W2 v3 = u3 – projW2 u3 v1 v2 u3 projW2 u3

Langkah 4 Untuk mendapatkan vektor v3 yang ortogonal terhadap v1, v2, maupun v3 dihitung dengan menggunakan rumus,

Contoh 8.10 Menggunakan Proses Gram-Schmidt Perhatikan ruang vektor R3 yang memiliki hasilkali dalam Euclidean. Terapkan proses Gram-Schmidt untuk mengubah vektor-vektor basis u1 = (1, 1, 1), u2 = (0, 1, 1), dan u3 = (0, 0, 1) menjadi sebuah basis ortogonal {v1, v2, v3}; kemudian normalisasikan vektor-vektor basis ortogonal untuk memperoleh basis ortonormal{q1, q2, q3}. Penyelesaian

Langkah 1 v1 = u1 = (1, 1, 1) Langkah 2 Langkah 3

Sehingga v1 = (1, 1, 1), v2 = (–2/3, 1/3, 1/3), dan v3 = (0, –1/2, 1/2) membentuk sebuah basis ortogonal untuk R3. Norma vektor-vektor v1, v2, dan v3 adalah sehingga basis ortonormal untuk R3 adalah

8.3.5 Dekomposisi QR Teorema 8.3.7 Jika A adalah sebuah matriks m x n yang memiliki vektor-vektor kolom yang bebas linier, maka A dapat difaktorkan sebagai A = QR, dimana Q adalah sebuah matriks m x n yang memiliki vektor-vektor kolom ortonormal, dan R adalah sebuah matriks segitiga atas n x n yang dapar dibalik dan mempunyai bentuk,

Contoh 8.11 Dekomposisi QR sebuah Matriks 3 x 3 Tentukan dekomposisi QR dari matriks Penyelesian Vektor-vektor kolom dari A

Langkah 1 v1 = u1 = (1, 1, 1)

Langkah 2

Langkah 3

Dekomposisi QR dari matriks A adalah A Q R

Latihan Jika R2 memiliki hasilkali dalam Euclidean, identifikasi himpunan vektor berikut , apakah merupakan himpunan ortogonal, ortonormal, atau bukan keduanya. 2. Tentukan dekomposisi QR dari matriks