APLIKASI SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS KEUANGAN BAB 10
Tujuan Belajar 1 Menjelaskan pengendalian siklus transaksi yang digunakan dalam proses bisnis produksi.
Alur Transasi pada Aplikasi Pengendalian Produksi Production Control Production Departments Inventory Control Cost Accounting General Ledger Inventory Status Reports Inventory Status Reports Raw Materials Finished Goods Factor Availability Report Factor Availability Report
Alur Transasi pada Aplikasi Pengendalian Produksi Production Control Production Departments Inventory Control Cost Accounting General Ledger Production Order Production Order Production Order 1 2 1 2 Post to WIP Records 3 Journal Voucher Journal Voucher N Materials Placed in Production
Alur Transasi pada Aplikasi Pengendalian Produksi Production Control Production Departments Inventory Control Cost Accounting General Ledger Attach to Completed Production Order Material Requisition Material Requisition Material Requisition 1 1 1 2 2 Material Requisition Post to WIP Records 3 3 4 2 N Completed Production Order N 2 Post to Inventory Records
Alur Transasi pada Aplikasi Pengendalian Produksi Production Control Production Departments Inventory Control Cost Accounting General Ledger Production Schedule Production Schedule Journal Voucher Journal Voucher 1 1 2 Conversion Costs Job Time Cards Job Time Cards D Post to WIP Records
Alur Transasi pada Aplikasi Pengendalian Produksi Production Control Production Departments Inventory Control Cost Accounting General Ledger Production Status Production Status Completed Production Order Completed Production Order 2 2 Summarize Production Post to Inventory Records Production Order Journal Voucher Journal Voucher 2 Cost of Goods Manufactured Completed Production Cost Report To Management
Pengendalian Produksi Akuntansi Biaya memusatkan perhatian pada pada manajemen 3 persediaan manufaktur , yaitu: Bahan baku Bahan dalam proses (WIP) Barang Jadi
Pengendalian Produksi Apakah job costing? Adalah prosedur dimana biaya didistribusikan pada pekerjaan tertentu atau pesanan produksi. Membutuhkan sistem pengendalian pesanan. Apakah process costing?
Pengendalian Produksi Adalah prosedur dimana biaya diterapkan pada suatu proses atau rekening departemen secara periodik. Pada akhir setiap periode, biaya setiap proses dibagi jumlah unit yang diproduksi untuk menentukan biaya rata-rata per unit. “Costs” di job maupun process costing bisa berupa biaya standar atau aktual.
Pengendalian Produksi Pengendalian Produksi melibatkan perencanaan produk apa yang akan diproduksi dan penjadualan produksi untuk memperoleh penggunaan sumber daya yang optimal. Kebutuhan produksi dasar disediakan oleh bill of materials dan master operation list.
Pengendalian Produksi Penentuan produk apa yang akan dibuat dibutuhkan integrasi berikut: Permintaan produk Kebutuhan untuk membuat produk Sumber daya produksi yang tersedia
Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan dilakukan dengan melalui beberapa catatan dan laporan persediaan. Catatan ini memberikan informasi berikut : Penggunaan persediaan Saldo persediaan Tingkatkan minimum dan maksimum persediaan
Pengendalian Persediaan Apakah reorder point? Adalah tingkatan persediaaan yang dibutuhkan agar bisa memproduksi barang tambahan untuk menghindari kondisi kehabisan persediaan. Apakah economic order quantity (EOQ)? Adalah jumlah pesanassn yang meminimalkan total biaya persediaan
Pengendalian Persediaan EOQ = economic order quantity R = kebutuhan barang periode saat ini S = biaya pembelian setiap kali pesan P = biaya unit I = biaya penyimpanan persediaan per periode dinyatakan sebagai persentase dari nilai persediaan periode EOQ = 2 × R × S P × I
Pengendalian Persediaan Apakah lead time? Adalah jarak waktu antara pemesanan dan penerimaan barang. inventory usage rate adalah jumlah barang yang digunakan dalam satu periode. Reorder point = Lead time × Average inventory usage rate
Pengendalian Persediaan Bagian penting dari pengendalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan untuk menentukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendaliaan atas persediaan termasuk metode penyimpanan dan penanganan
Produksi Just-in-Time (JIT) Produksi Just-in-time adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem produksi dimana bagian-bagian produk diproduksi hanya saat dibutuhkan dalam operasi yang berurutan. Sistem JIT berbeda dengna sistem konvensional dimana persediaan barang dalam proses, bahan baku, dan barang jadi diminimalkan atau ditiadakan
Produksi Just-in-Time (JIT) Operasi 1 Pemasok Persediaan Bahan Baku Persediaan Bahan dalam Proses Operasi 2 Persediaan Barang jadi Konsumen
Menjelaskan fitur proses bisnis akuntansi properti. Tujuan Belajar 2 Menjelaskan fitur proses bisnis akuntansi properti.
Aplikasi akuntansi properti Aplikasi akuntansi properti memperhatikan aktiva tetap organisasi dan investasi Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah akurasi dan pemrosesan yang tepat waktu atas informasi terkait dengan aktiva tetap dan investasi.
Sistem Aplikasi akuntansi properti Property Transactions Periodic Comparison Reconciliation of Discrepancies Investments and Fixed Assets Property Ledgers Periodic Processing Record in Property Ledgers Insurance and Replacement Costs Reports Other Management Reports Depreciation Calculations
Aktiva Tetap Aktiva Tetap adalah properti yang dapat disentuh seperti tanah, bangunan, mesin, perlengkapan dan furnitur yang digunakan dalam operasi normal bisnis. Investasi, seperti aktiva tetap, membutuhkan pencatatan yang terpisah
Aktiva Tetap Ada empat tujuan aplikasi akuntansi aktiva tetap atau investasi, yaitu : Menjaga catatan yang cukup. Menyediakan depresiasi dan atau amortisasi yang tepat Menyediakan evaluasi ulang atas asuransi dan tujuan penggantian
Aktiva Tetap Menyediakan pihak manajemen laporan untuk perencanaan dan pengendalian aktiva. Apakah investment register? Adalah daftar sistematis investasi yang dibuat untuk tujuan pengendalian.
Tujuan Belajar 3 Identifikasi dan menjelaskan komponen kunci atas sistem computer integrated manufacturing (CIM)
Sistem Manufaktur Cepat Tanggap Sistem computer integrated manufacturing (CIM) mengintegrasikan sistem manufaktur fisik dengan sistem manufacturing resource planning (MRP II)
Sistem Manufaktur Cepat Tanggap Sistem Manufaktur Cepat Tanggap adalah sistem CIM dimana sistem manufaktur fisik dan sistem manufacturing resource planning (MRP II) diintegrasikan dengan teknologi integrasi lanjut.
Sistem Manufaktur Cepat Tanggap Quick-Response Manufacturing System Computer Integrated Manufacturing System (CIM) Physical Manufacturing System Manufacturing Resource Planning (MRP II) CADD CAM MRP
Sistem Manufaktur Cepat Tanggap Advanced Integration Technologies Distributed Databases Distributed Databases Computer-Based Information System EDI Automatic Identification
Sistem manufaktur fisik Dua sub sistem yang mendukung secara langsung sistem manufaktur fisik/physical manufacturing system adalah: CADD (computer-aided design and drafting) CAM (computer-aided manufacturing)
Sistem Manufacturing Resource Planning (MRP II) Sistem MRP II system terdiri atas sistem materials requirements planning (MRP) sistem terkait untuk penjualan, penagihan dan pembelian. Singkatan MRP berarti penggunaan komputer dalam sistem produksi, perencanaan, dan pengendalian
Sistem manufaktur cepat tanggap Perencanaan produksi Penjadualan produksi MRP Akuntansi biaya Pelaporan
Modul pemrosesan utama dalam MRP II Bill-of-Materials Module Routings File Module Master Production Scheduling Module Production Order Module MRP II Inventory Control Module Production Activity Control Module
Teknik Integrasi Lanjut Automated identification memperkuat integrasi karena secara elektronik menandai produk dan barang sehingga dapat dibaca oleh mesin. EDI meningkatkan integrasi karena secara efektif mengintegrasikan sistem perusahaan dengan sistem pemasok dan konsumen.
Teknik Integrasi Lanjut Distributed processing meningkatkan integrasi karena secara logik maupun fisik menggabungkan sumber informasi yang tersebar secara geografis menjadi satu sistem
Tujuan Belajar 4 Menjelaskan alur pemrosesan yang dibutuhkan untuk mendukung sistem manufacturing resource planning (MRP II).
Perencanaan Produksi Bill-of- Materials File Master Production Plan Planning Program(s) Master Operations File Production Status File
Perencanaan Produksi Production Orders Material Requisitions Routings Updated Production Status File
Penjadualan Produksi Production Production Routing Status Status File Update Updated Production Status File Production Loading File Summary Report
Penjadualan Produksi Production Loading File Production Scheduling Program Summary Report Production Schedules
Cost Accounting Program(s) Akuntansi Biaya Material Requisition Data RTG Data Production Status File Production Data File Cost Accounting Program(s) Summary Report Updated Production Status File Completed Production Order File Resource Usage File
Pelaporan Inventory Processing Inventory File Completed Production Order File Inventory Update Updated Inventory File Finished Goods Stock Status Report Completed Production Cost Report Summary Report
Resource Usage Reporting Pelaporan Resource Usage Reporting Resource Usage File Report Generator Resource Usage Reports
Tujuan belajar 5 Menjelaskan mengapa activity-based costing sangat relevan dengan sistem CIM
Activity-Based Costing Teknik akuntansi tradisional mungkin tidak cukup untuk menangani lingkungan computer integrated manufacturing Mengapa? Karena CIM menurunkan tenaga kerja langsung dan meningkatkan biaya overhead Biaya variabel menurun dan biaya aktiva tetap meningkat.
Activity-Based Costing Activity-based costing (ABC) memperhitungkan beberapa tarif overhead, satu untuk setiap aktivitas manufaktur. ABC menggunakan tarif ini untuk membuat biaya produksi dari biaya atas aktivitas tertentu yang dilakukan selama proses produksi.
Activity-Based Costing Apa saja contoh aktivitas? mesin Penanganan bahan Stasiun inspeksi Satu departemen mungkin berisi beberapa aktivitas yang berbeda.
Pertimbangan pengendalian intern khusus Sistem manufaktur cepat tanggap secara intensif memastikan masalah pengendalian intern. Transaksi mungkin diproses tanpa campur tangan manusia atau persetujuan. Hal ini menghilangkan pengendalian konvensional yang terkait dengan pemisahan pekerjaan dalam transaksi.
TERIMA KASIH