M. NASIR A, JARGON POLITIK PEMILU LEGISLATIF 2009 DI KOTA SEMARANG
Identitas Mahasiswa - NAMA : M. NASIR A - NIM : PRODI : Sastra Indonesia - JURUSAN : Bahasa & Sastra Indonesia - FAKULTAS : Bahasa dan Seni - cah_antengbwng pada domain plasa.com - PEMBIMBING 1 : Tommi Yuniawan,S.Pd.,M.Hum. - PEMBIMBING 2 : Drs.Hari Bakti M.,M.Hum. - TGL UJIAN :
Judul JARGON POLITIK PEMILU LEGISLATIF 2009 DI KOTA SEMARANG
Abstrak Penggunaan variasi bahasa dalam ranah politik di Indonesia menjadi alat yang efektif dalam menarik simpati masyarakat, memunculkan ketertarikan masa, dan bermuara pada kesediaan masyarakat untuk memberikan dukungan politik. Dalam sistem politik di Indonesia, Pemilu memegang kedudukan tertinggi sebagai media rakyat untuk menentukan dukungan politik terhadap negara. Salah satu wujud Pemilu yakni Pemilu legislatif yang bertujuan untuk memilih wakil rakyat dalam lembaga DPR, MPR, dan DPD. Dalam pola kampanye Pemilu legislatif, muncul tuturan-tuturan jargon yang digunakan sebagai bagian dari strategi kampanye politik dalam media-media kampanye yang digunakan. Tuturan jargon tersebut dapat dianalisis secara linguistik maupun nonlinguistik. Salah satu analisis secara linguistik yang dapat dilakukan yakni analisis wujud, makna, dan fungsi, karena jargon tidak hanya ditinjau dari segi kebahasaan saja, tetapi juga lingkungan sosial budaya yang turut memengaruhi penggunaan jargon tersebut. Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diangkat adalah (1) bagaimana wujud jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang, (2) bagaimana makna jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang, dan (3) bagaimana wujud jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsi wujud jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang, (2) mengidentifikasi makna jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang, dan (3) mengidentifikasi fungsi jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. Landasan teoretis yang digunakan meliputi konsep sosiolinguistik dan variasi bahasa. Metode penelitian yang digunakan yakni pendekatan sosiolinguistik dan etnografi komunikasi. Pendekatan sosiolinguistik menitikberatkan pada kajian sosial yakni mengungkapkan karakteristik Jargon politik pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. Sementara itu, pendekatan etnografi komunikasi memfokuskan pada kajian budaya, yakni latar budaya yang menghasilkan jargon politik pada pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang. Dalam pembahasan, wujud jargon politik Politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang direpresentasikan dalam bentuk (1) kata, (2) frase, (3) akronim, dan (4) kalimat. Jargon Politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang memiliki makna sebagai (1) jargon tentang harapan masa depan, (2) jargon yang berisi ajakan secara langsung, (3) jargon yang berisi permintaan secara tidak langsung, dan (4) jargon yang berisi profil (pencitraan). Fungsi jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang yakni (1) simbol politik, (2) pengakraban, (3) pengungkapan jati diri, (4) paparan prioritas program kerja, (5) permintaan dukungan secara langsung, dan (6) permintaan dukungan secara tidak langsung. Melalui penelitian ini, rekomendasi yang dapat diberikan yakni (1) penelitian mengenai jargon politik Pemilu legislatif 2009 di Kota Semarang dapat dijadikan salah satu referensi bagi kajian mengenai jargon politik dalam konteks situasi dan tempat yang lain, dan (2) analisis mengenai jargon politik Pemilu dapat ditindaklanjuti sebagai kajian strategi kampanye politik, dan strategi pemanfaatan bahasa dalam media-media kampanye politik.
Kata Kunci jargon politik, Pemilu legislatif 2009, Kota Semarang
Referensi Alwi, Hasan dan Dendy Sugono Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Alwi, Hasan, Soedjono Dardjowijoyo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Aminudin.1990.Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang : Hiski komisariat Madang. Arimi, Sailal ’Ihwal Metode Penelitian Sosiolinguistik’ Makalah.UGM. Baehaqie, Imam ‘Sintaksis ; telaah atas pembentukan kalimat dalam bahasa Indonesia’ Paparan perkuliahan Mahasiswa.Unnes. Barnes, Melanie Bahasa dan Politik: Wacana Politik dan Plesetan. Malang : UMM. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.2004.Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Chaer, Abdul Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Ekowardono, B.Karno.1993 Kaidah Penggunaan Ragam Krama Bahasa Jawa. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ibrahim, Abd. Syukur. Sintaksis Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang. Kridalaksana, Harimurti.2008.Kamus Linguistik.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Nanyatmojo, Debi Luriawati dan Imam Baehaqie ‘Jargon Masyarakat Nelayan Etnik Jawa di Pesisir Rembang (Kajian Sosiokultural)’ Laporan penelitian dosen muda). Unnes. Nuryatin, Agus ‘Pengantar Teori Sastra’Paparan Perkuliahan Mahasiswa.Unnes. Rustono Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang : CV. IKIP Semarang Press. Samsuri, Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang : Sastra Hudaya. Selden, Raman Panduan Pembacaan Teori Sastra Masa Kini. Yogyakarta : Gajahmada University Press. Subagyo dkk.2005.Pendidikan Budi Pekerti.Semarang : UPT Unnes Press Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Lingkar Media. Wijana, I Dewa putu dan Muhamad Rohmadi.2006.Sosiolinguistik:Kajian teori dan analisis.Yogyakarta : Pustaka pelajar. Zulaiha, Ida Dialektologi Dialek Geografi dan Dialek Sosial. Semarang: Rumah Indonesia.
Terima Kasih