Reaktor batch (Batch Reactor)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ITK 224 Pemodelan Teknik Kimia
Advertisements

Pengantar Teknik Kimia Sesi 1: Peralatan Proses
KELOMPOK 4 : ADHI SEPTIYANTO ADHI SEPTIYANTO NOFID RIZAL SUKIMAN NOFID RIZAL SUKIMAN RIZKY ADITYA WIJAYA RIZKY ADITYA WIJAYA.
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERBUKA
KELOMPOK II OPERASI UNIT + KONTROL PROSES
TERMODINAMIKA LARUTAN:
Motivasi: Overview Sistem Kontrol
Analisis dan Simulasi Proses Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
REAKTOR UNTUK POLIMERISASI.
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia FTUI
ATK I PROSES DAN VARIABEL PROSES
RIZKI ARRAHMAN KELAS C. ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA  Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang banyak digunakan untuk memindahkan fluida, baik.
Selamat Belajar… Bersama Media Inovasi Mandiri Semoga Sukses !!
ATK I DASAR-DASAR NERACA MASSA
TERMODINAMIKA LARUTAN:
Presentasi Kelompok 14 Anggota : Oscar Kurniawan M ( )
Analisis dan Simulasi Proses
Contoh Simulasi Proses: ABSORPSI
Kuliah MEKANIKA FLUIDA
Termodinamika Lingkungan
Kinetika kimia Shinta Rosalia Dewi.
KESETIMBANGAN KIMIA Indriana Lestari.
Mekanika Fluida Jurusan Teknik Sipil Pertemuan: 4.
HUKUM I TERMODINAMIKA:
HUKUM I TERMODINAMIKA:
Pertemuan 9 Analisis State Space dalam sistem Pengaturan
Mempelajari gerak partikel zat cair pada setiap titik medan aliran di setiap saat, tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak aliran di setiap saat, tanpa.
PENYUSUNAN MODEL TENTANG KELAKUAN DINAMIK DAN STATIK DARI PROSES KIMIAWI Input : m, d, d’ Output : y, z Input : 1. Disturbance : a. Measured.
Azas – Azas Teknik Kimia “Kontrak PerkuliahaN” Prodi D3 Teknik Kimia fakultas teknik industri upn veteran yogyakarta Retno Ringgani, S.T., M.Eng.
10/8/2017 April 2017 REAKTOR SEMIBATCH (Unsteady Stirred Tank Reactors; Semi-Batch = Semi-Kontinyu) I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti.
Bab 5 : PENDAHULUAN ANALISA DIFFERENTIAL PADA GERAKAN FLUIDA
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
MENERAPKAN HUKUM TERMODINAMIKA
REAKTOR DAN REAKSI DALAM INDUSTRI PANGAN
Presented by: M. ZAHRI KADIR
HARGA DAN OUTPUT DI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
DINAMIKA FLUIDA.
ALIRAN INVISCID DAN INCOMPRESSIBLE, PERSAMAAN MOMENTUM, PERSAMAAN EULER DAN PERSAMAAN BERNOULLI Dosen: Novi Indah Riani, S.Pd., MT.
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
Presented by: M. ZAHRI KADIR
HUKUM I TERMODINAMIKA:
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
Azas – Azas Teknik Kimia “Pertemuan ke 5” Prodi D3 Teknik Kimia fakultas teknik industri upn veteran yogyakarta Retno Ringgani, S.T., M.Eng.
Analisis Energi Volume Atur
2. Aspek-Aspek Rancangan Pada Sistem Pengendalian
DINAMIKA FLUIDA.
Prof.Dr.Ir. Bambang Suharto, MS
Konsep dan Definisi Termodinamika
DINAMIKA FLUIDA FISIKA SMK PERGURUAN CIKINI.
BAB 5 EFEK PANAS.
PENGANTAR TEKNIK KIMIA
LAJU DAN ORDE REAKSI Oleh: Sri wilda albeta.
Kuliah MEKANIKA FLUIDA
MODUL 2: ALIRAN BAHAN CAIR Dr. A. Ridwan M.,ST.,M.Si,M.Sc.
BAB 5 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
Sebentar
DINAMIKA FLUIDA.
PERTEMUAN 1.
BAB 5 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERBUKA.
HUBUNGAN KP , KC dan KX Dari persamaan umum : Gr = G0 + RT ln K
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
KIMIA DASAR I. PENDAHULUAN.
Motivasi: Overview Sistem Kontrol. Konsep dan Terminologi Dasar pada Sistem Kontrol Apa itu Sistem? Gabungan atau kombinasi berbagai komponen yang bekerja.
Kimia Industri 1 DIMENSI, SATUAN & PEUBAH PROSES.
Fakultas: Teknologi IndustriPertemuan ke: 13 Jurusan/Program Studi: Teknik KimiaModul ke: 1 Kode Mata Kuliah: Jumlah Halaman: 23 Nama Mata Kuliah:
MENYELIDIKI PENGARUH LUAS PENAMPANG PIPA TERHADAP LAJU ALIRAN PADA SISTEM AERATOR VENTURI MENGGUNAKAN PRINSIP BERNOULLI DIAN DANITA SEMINAR.
MATEMATIKA TEKNIK II PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER.
FLUIDA Tugas Fisika Dasar I Disusun oleh: Muhammad Naufal Farras Prodi : Manajemen Rekayasa Industri.
Transcript presentasi:

Reaktor batch (Batch Reactor) REAKTOR-REAKTOR IDEAL UNTUK REAKSI TUNGGAL Reaktor batch (Batch Reactor) Dalam TRK 1 akan dibahas reaktor batch untuk reaksi homogen Dalam BR pereaksi-pereaksi dimasukkan ke dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk, dibiarkan dalam satu periode tertentu sehingga terjadi reaksi yang dikehendaki, kemudian hasil-hasil yang didapat dikeluarkan. Reaktor batch beroperasi secara unsteady karena komposisi berubah sebagai fungsi waktu. Dalam industri, BR biasanya digunakan untuk fase larutan, jarang untuk fase gas, karena dengan adanya pengaduk resiko kebocoran cukup tinggi Reaktor disebut ideal jika pada setiap posisi di dalam reaktor pada suatu saat tertentu komposisinya uniform/seragam

BR ideal Dalam reaktor batch tidak ada fluida yang masuk ke ataupun yang keluar dari reaktor, maka neraca massa untuk komponen A dapat dituliskan : Input = output + disappearance +accumulation Atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai: Kecepatan berkurangnya zat A sesuai dengan reaksi yang terjadi = - kecepatan akumulasi A di dalam reaktor

Berkurangnya zat A sesuai dengan reaksi yang terjadi = (-rA)V= (mole A bereaksi per satuan waktu per satuan volume fluida) x volume fluida ---- satuannya menjadi mole/waktu Akumulasi A di dalam reaktor = Pers 2) dan pers 3) berlaku untuk sistem dengan densitas konstan, jika selama reaksi terjadi perubahan densitas, maka persamaan menjadi ………….5) ………….2) Jika pers 2) diintegralkan, t (waktu reaksi) dapat dinyatakan sebagai

Persamaan-persamaan di atas berlaku untuk proses isotermal ataupun nonisotermal dan bila digambarkan kurvanya adalah sebagai berikut :

Space time dan space velocity Jika waktu reaksi digunakan untuk mengukur kinerja sebuah reaktor batch, maka untuk reaktor-reaktor alir performance diukur dengan space time atau space velocity Space time : waktu yang diperlukan untuk mengumpankan sejumlah tertentu zat/pereaksi pada suatu kondisi tertentu ke dalam reaktor sehingga proses reaksi dapat berjalan , satuannya : ------ [waktu] t = 1/s Space velocity : jumlah reaktor dengan volume tertentu per satuan waktu yang dapat menerima umpan pada kondisi tertentu sehingga reaksi dapat berlangsung, satuannya : ------[waktu -1] s = 1/ t

Hubungan s, t, dengan beberapa variabel lain yang terkait =

Steady State Mixed Flow Reactor (RTB) CA0 FA0 XA0 = 0 v0 V, XA, CA, (-rA) CAf = CA FA XAf = XA Vf (-rA)f = (-rA)

Input = output + disappearance by reaction + accumulation ------ 6) Perhitungan seharusnya didasarkan pada tinjauan elemen volume tertentu, tetapi karena komposisi di dalam reaktor dapat dianggap uniform pada setiap titik dan setiap waktu, maka neraca massa secara keseluruhan dapat diberlakukan, sehingga untuk komponen A dapat dituliskan: Input = output + disappearance by reaction + accumulation ------ 6) Input A = A yang masuk (mole/waktu) = FA0 (1 - XA0) = FA0 Output A = A yang keluar (mole/waktu) = FA = FA0 (1 - XA) Sedangkan disappearance of A = (-rA) V Sehingga pers 6) dapat dituliskan : FA0 (XA) = (-rA) V Dan untuk A  0, berlaku :  = = =

secara umum/general case/ untuk setiap ε dapat dituliskan :  = = ………11) ………7) ………8) ………9) ………10)

dan untuk A = 0, ………..12) ………..13)  = Berdasarkan persamaan tersebut di atas kinerja RTB dapat dilukiskan sebagai berikut :

Untuk reaksi order 1 dan A = 0, maka : ….……..14) Untuk reaksi order 1 dan A = 0, maka : sedangkan untuk sembarang nilai A, V = V0(1+A) dan ….……..15) untuk reaksi order 2 dan A = 0, ….……..18) atau CA = ….……..17) ….……..16)

Steady state plug flow reactor Di dalam plug flow reactor komposisi dari fluida berubah dari titik ke titik sepanjang aliran. Persamaan NM untuk komp A disusun berdasarkan : A yang masuk : FA mole/waktu A yang keluar : FA + dFA mole/waktu A yang berkurang krn bereaksi : (-rA)dV

Persamaan 17 dapat digunakan untuk menghitung volume reaktor untuk kecepatan umpan tertentu dan konversi tertentu yang ingin dicapai ……..17)

Persamaan 17 dapat digunakan pula untuk menghitung volume plug flow reactor dan space time nya dengan konversi tertentu ( yang ≠ 0) pada posisi umpan …..18) Pada keadaan khusus yaitu untuk sistem dengan densitas konstan

Persamaan 19) berikut menunjukkan kinerja PFR untuk A = 0 Dalam bentuk grafik dapat digambarkan sebagai berikut :

Untuk reaksi-reaksi sederhana dan homogen dengan sembarang nilai εA :

Catatan : untuk sistem dengan densitas konstan persamaan kinerja untuk PFR analog dengan persamaan kinerja reaktor batch, karena  (space time) pada PFR = t (waktu tinggal) pada reaktor batch Tabel 5.1 pers kinerja PFR dan MFR untuk reaksi orde n dan densitas konstan (εA = 0) Tabel 5.2 pers kinerja PFR dan MFR untuk reaksi orde n dan densitas εA ≠ 0