ALGORITMA THINNING Kelompok 12: Slamet Eries Nugroho Indra Setiawan Muhammad Jazman Haris Sahlan
Pendahuluan Thinning merupakan proses awal yang penting dalam melakukan analisa citra, seperti pengenalan karakter optik, pengenalan sidik jari dan pengolahan dokumen.
Pendahuluan (2) Thinning melibatkan penghilangan beberapa titik atau layer yang keluar dari pola sampai semua garis atau kurva memiliki lebar dengan panjang 1 pixel. Hasil dari sekumpulan garis atau kurva ini disebut dengan kerangka dari objek (skeleton of the object).
Pendekatan Umum Tidak ada definisi secara matematik mengenai hasil akhir skeleton tersebut, hal ini bergantung pada metode apa yang diterapkan, penggunaan algoritma thinning yang berbeda mengakibatkan hasil akhir yang berbeda pula.
Pendekatan Umum (2) Pendekatan umum tentang skeleton yang dihasilkan merupakan proses dari penghilangan piksel sisi disetiap iterasinya kecuali piksel dari skeletonnya sendiri. Yang dimaksud dengan piksel sisi tersebut adalah batas-batas yang ada pada sebuah pola gambar.
Masalah Satu algoritma menghasilkan skeleton yang bagus untuk beberapa bentuk tertentu tetapi menghasilkan skeleton yang kurang bagus untuk bentuk yang lainnya. Sangatlah sulit untuk mengembangkan algoritma thinning yang bisa mendapatkan hasil skeleton yang memuaskan untuk semua variasi bentuk pola.
Masalah (2) Salah satu masalah terbesar pada algoritma thinning adalah deformation bentuk dari skeleton yang dihasilkan yang terletak diujung dan daerah persilangan Kekurangan lainnya adalah saat mengenerate dua piksel untuk daerah kurva (curved)
Skeleton Merupakan hasil akhir yang didapat dari penerapan thinning pada suatu obyek gambar yaitu berupa garis atau kurva yang biasanya mempunyai lebar sisi sebesar 1 piksel.
Karakteristik Skeleton Adanya suatu konektivitas/keterhubungan. Jika obyek terhubung, maka seharusnya skeleton juga harus terhubung. Erosi yang berlebihan seharusnya dihindari. Titik terakhir dari sebuah skeleton seharusnya dideteksi sesegera mungkin sehingga panjang dari garis atau kurva yang merepresentasikan gambar tidak dipendekkan secara berlebihan.
Karakteristik Skeleton (2) Skeleton seharusnya kebal terhadap gangguan. Gangguan disini adalah bagian dari obyek yang seharusnya tidak muncul setelah proses thinning dan hal ini harus diminimalisasi.
Distance-Based Algorithm Dalam algoritma Distance Based, kita mengasumsikan image yang diproses image monokrom. Jadi akan ada dua bagian dalam image, yaitu bagian foreground (sebagai objek dari image) dan bagian background. Kemudian dari source image akan dibuat dua temporary image dengan ukuran yang sama dengan source image untuk proses thinning. Dua temporary image tersebut diisi dengan 0 untuk semua pikselnya.
Distance-Based Algorithm (lanjutan) Kemudian temporary image 2 akan diisikan dengan melihat dari source image dengan aturan, semua posisi piksel pada temporary image 2 akan diisi 1 yang sesuai dengan posisi foreground pada source image, sedangkan sisanya dibiarkan 0. Kemudian masih pada temporary image 2, apabila piksel yang bernilai 1 keempat tetanggnya bernilai >= 1, maka piksel tersebut diubah menjadi 2. Proses ini terus dijalankan sampai seluruh piksel dalam temporary image 2 diproses.
Distance-Based Algorithm (lanjutan) Setiap piksel pada temporary image 2 kemudian dibandingkan dengan ke 8 tetangganya, apabila piksel yang lebih besar berjumlah <= 1, maka posisi yang sama dari temporary image 1 akan diisikan dengan 255, sedangkan sisanya dibiarkan 0. Temporary image 1 inilah sebagai result dari proses distance based thinning.
Distance-Based Algorithm (lanjutan) 1. Source Image 255
Distance-Based Algorithm (lanjutan) 2. Temporary_2 image 1
Distance-Based Algorithm (lanjutan) 3. Temporary_2 image 1 2
Distance-Based Algorithm (lanjutan) 4. Temporary_1/Result image 255
Implementasi Distance-Based Thinning Algorithm Lihat source code
Contoh Eksekusi Program
Sekian & Terima kasih