1 Pertemuan 1 Pendahuluan Matakuliah: S0432/Drainase Perkotaan Tahun: 2006 Versi:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Contoh Kasus Pantai Utara Jakarta
Advertisements

KEBIJAKAN IZIN TATA RUANG PADA KAWASAN PERUMAHAN
Air Hujan Hujan turun ke lingkungan binaan manusia yang di penuhi oleh gedung, jalan, tempat parkir, taman dan mencari jalan ketujuannya secara alami,
Pertemuan 11 Sistem Drainase Khusus
Perancangan sistem pembuangan dan vent
PENCEMARAN LINGKUNGAN
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
LIMBAH CAIR/ AIR LIMBAH/ WASTE WATER
Prinsip-Prinsip EKOLOGI-EKOSISTEM WIDIWURJANI
BAHAYA PENYAKIT DAN KECELAKAAN DI PERUMAHAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI
PENGELOLAAN SAMPAH (KEBERSIHAN) DAN RTH
Aset komunitas dalam pengembangan masyarakat
BAB III SPESIFIKASI.
PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PADA BANGUNAN
1 Pertemuan 25 Reservoir dan DAM Matakuliah: S0634/Hidrologi dan Sumber Daya Air Tahun: 2006 Versi:
Urban Runoff Disusun oleh : Mukhlis Riki Darmawan L2C009124
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 12
MANFAAT SIG XI IPS B DISUSUN OLEH: ADITYA WIDYA PRADIPTA (01)
Pertemuan 2 Hidrologi Perkotaan
Pertemuan 23 Pergerakan Air Tanah
BANJIR.
Pertemuan 7 Perencanaan Saluran
KRITERIA PENGOLAHAN SAMPAH DAN RUANG TERBUKA HIJAU
SISTEMATIKA Laporan Perancangan
PLAMBING DAN INSTRUMENTASI
PERMUKIMAN.
Rencana Kerja DPUPKP 2017 No
SANITASI PEMUKIMAN (3 SKS) PENANGGUNG JAWAB : SUPRAPTO, SKM, MKES
Jenis dan bentuk rumah.
PENDAHULUAN Pertemuan 1
Pembiayaan proyek infrastruktur
Kesehatan Lingkungan Pemukiman
Menggambar UTILITAS GEDUNG ( I )
Sarana dan Prasarana Perumahan Pertemuan 3
DAMPAK YANG MENGUNTUNGKAN
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN DRAINASE LINGKUNGAN
Sistem Utilitas – Sistem Pemipaan (Plambing) Pertemuan
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
MEKANISME PENILAIAN FISIK
DASAR- DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 5
EIS MARLIA NINGRUM K / 5B PGSD UNS SURAKARTA
DRAINASE.
PENGELOLAAN SAMPAH TLS SKS
PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN Mata Kuliah : PERANCANGAN PABRIK
SUMBER-SUMBER AIR BERSIH/BAKU PERTEMUAN III Nayla Kamilia Fithri
TATA CARA PELAKSANAAN KERJA SAMA PEMANFAATAN BMN
BENCANA ALAM BANJIR DAN DAMPAK KELOMPOK 2 : I GEDE TONINI WAYAN NILAYANTI LINDAH NIKE NURJANA MARATUN SALEHANILAMSARI S. SALEH MIRANTI T. TAUTANILAMSARI.
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
PERUNDANG-UNDANGAN SANITASI PERMUKIMAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
SANITASI PERMUKIMAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
KELOMPOK : 5 Maya armianti Herta utami Hendra ary p indryani
Upaya Mengurangi Genangan Air Akibat Hujan agar Meresap ke dalam Tanah
PENGARUH BANJIR BANDANG TERHADAP AREA PEMUKIMAN
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Jenis drainase.
KRITERIA PENILAIAN FISIK
Pengelolaan drainase.
Pertemuan 26 Navigasi dan Tenaga Listrik
WILAYAH PERKOTAAN Dr. Wiwik Sri Utami, MP
DRAINASE JALAN RAYA.
Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan yang khusus dipergunakan untuk angkutan penyeberangan dengan menggunakan Kapal Ro-Ro. Memuat atau membongkar.
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
Pertemuan 22 Aliran Air Tanah
A.Wilayah dan Tata Ruang B.Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah C.Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota D.Permasalahan dalam Penerapan.
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
Drs.H.Triwuryanto, MT. DOSEN TEKNIK SIPIL STTNAS
DAMPAK LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP DRAINASE KOTA Aulia Rahman Zulmi SMK – SMTI Padang.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

1 Pertemuan 1 Pendahuluan Matakuliah: S0432/Drainase Perkotaan Tahun: 2006 Versi:

2 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menerangkan kedudukan drainase perkotaan dalam infrastruktur perkotaan

3 Outline Materi Materi 1: Prasarana dan Sarana- Infrastruktur Air Perkotaan Materi 2: Permasalahan Drainase Perkotaan

4 Prasarana dan Sarana (infrastruktur) Prasarana dan sarana atau infrastruktur diartikan sebagai fasilitas fisik suatu kota atau negara yang sering disebut pekerjaan umum (Grigg, 1988). Pekerjaan umum (public works) telah didefinisikan oleh American Public Works Association (APWA) sebagai berikut (Stone, 1974) : Public works are the physical structures and facilities that are developedor acquired by the public agencies to house governmental functions and provide water, power, waste disposal, transportation, and similars services the achievement of common social and economic objectives.

5 Definisi yang lain diberikan oleh AGCA (Associated General Contractors of America), untuk membuat aset yang berumur panjang yang dimiliki oleh pemerintah daerah, maupun pusat dan utilitas yang dimiliki oleh pengusaha (Kwiatkowski, 1986). Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil) mendefini sikan prasarana dan sarana sebagai berikut (CBUIM, 2002) : Prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam ruang yang terbatas agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempertahankan hidupnya.

6 Sebagai suatu sistem, komponen infrasruktural pada dasarnya sangat luas dan banyak, namun secara umum terdiri dari 12 komponen sesuai dengan sifat dan karakternya, yaitu : 1.Sistem air bersih, termasuk bendungan, waduk, trasmisi, instalasi pengolah air dan fasilitas distribusinya. 2.Sistem manajemen air limbah, termasuk pengumpulan, pengolah, pembuangan (disposal),dan sistem pakai ulang (reuse). 3.Fasilitas manajemen limbah padat atau persampahan. 4.Fasilitas trasportasi, termasuk jalan raya, rel kereta api, dan lapangan terbang. 5.Sistem transit publik.

7 6. Sistem kelistrikan, termasuk produksi dan disribusinya. 7. Fasilitas gas alam. 8. Fasilitas drainase / pengendalian banjirr. 9. Bangunan umum, seperti pasar, sekolahan, rumah sakit, kantor polisi,dan fasilitas pemadam kebakaran. 10. Fasilitas perumahan. 11. Taman, tempat bermain, fasilitas rekreasi dan stadion. 12. Fasilitas telekomunikasi.

8 Dari keduabelas komponen tersebut, dapat dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) grup infrastruktur, yaitu : 1.Kelompok air; meliputi air bersih, sanitasi, drainase,dan pengendalian banjir. 2.Kelompok jalan; meliputi jalan raya, jalan kota dan jembatan. 3.Kelompok sarana transportasi; meliputi terminal, jaringan rel dan stasiun kereta api, pelabuhan dan pelabuhan udara. 4.Kelompok pengolahan limbah; meliputi sistem manajemen limbah padat (persampahan). 5.Kelompok bangunan kota, pasar, dan sarana olah raga terbuka (putdoor sports). 6.Kelompok energi; meliputi produksi dan distribusi listrik dan gas. 7.Kelompok telekomunikasi.

9 Infrastruktur Air Perkotaan Infrastruktur air perkotaan meliputi tiga sistem, yaitu sistem air bersih (urban water supply), sistem sanitasi (waste water), dan sistem drainase air hujan (strom water system

10 Secara alamiah terdapat 3 penyebab banjir / genangan, yaitu hujan lebat, topografi yang datar dan kurangnya peresapan. Penyebab ini tidak dapat dihindari, tapi dapat dikontrol.

11 Curah Hujan Hampir seluruh Indonesia mendapat hujan tahunan lebih dari 3000 mm, bahkan banyak yang mendekati 4000 mm. Hujan harian berkisar antara mm, bahkan pernah mencapai 700 mm. Sedangkan angka tertinggi kedua pernah tercatat 300 mm.

12 Hampir seluruh Indonesia mendapat hujan tahunan lebih dari 3000 mm, bahkan banyak yang mendekati 4000 mm. Hujan harian berkisar antara mm, bahkan pernah mencapai 700 mm. Sedangkan angka tertinggi kedua pernah tercatat 300 mm.

13 Intensitas hujan lebat (individual storm) jarang terukur karena me-merlukan alat pengukur hujan otomatis

14 Topografi Datar Daerah permukaan datar ini umumnya dijumpai di kota-kota pantai, namun demikian berbagai kota di pedalaman atau di dataran tinggi juga mempunyai daerah datar yang padat penduduknya. Masalah lebih besar dijumpai pada daerah pemukiman yang dibangun di daerah- daerah rendah, bahkan di atas rawa-rawa (lebak), misalnya Palembang,Banjarmasin,Samarindadan lain-lain.

15 Kapasitas Infiltrasi Kapasitas infiltrasi dipengaruhi oleh kondisi geologi permukaan. Daerah- daerah tertentu mempunyai kondisi geologi yang poreous, sehingga dapat merupakan daerah potensial untuk peresapan air.

16 Kapasitas infiltrasi dapat diperbesar ataupun diperkecil dengan adanya bangunan-bangunan buatan manusia

17 Ledakan Penduduk kota Meningkatnya urbanisasi menye-babkan bertambah tingginya aliran permukaan, tetapi tidak dibarengi dengan pertambahan fasilitas drainasi yang memadai. Kurang baiknya perencanaan kota dalam mengantisipasi ledakan pen-duduk, dan tidak adanya pembagian zona-zona (zoning) di dalam daerah urban mengakibatkan timbulnya pemukiman kumuh disepanjang aliran sungai yang mengurangi kapasitas aliran sungai tersebut

18 Fungsi hutan sebagai penampung air hujan, diganti dengan bangunan dengan daya tampung air hujan yang rendah. Run-off akan mening-kat, dan apabila saluran alamiah tidak dibesarkan, akan menyebab-kan banjir/ genangan

19 Pertumbuhan prasarana dan sarana kota Prasarana dan sarana kota, apabila dibangun dengan tidak memperhati-kan pola dan kebutuhan drainasinya, akan merupakan penyebab terjadinya banjir/genangan air. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut ini:

20 Bangunan Jalan Pembangunan jalan kadang-kadang memotong daerah pengaliran tanpa memperhitungkan adanya aliran permukaan yang terganggu. Jaringan Drainasi yang ada Jaringan terbuka mengalami penyempitan akibat sampah dan berbagai benda buangan, lumpur dan pasir.

21 Bangunan lainnya Berbagai bangunan melintasi saluran drainasi dibuat tanpa mem-perhitungkan gangguan terhadap fungsi saluran. Pondasi jembatan mempersempit penampang saluran, demikian juga pipa pipa jaringan air minum, listrik, gas, telepon, dll.