BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KELOMPOK 1 Nurul Indah S Ratih Dwi A. Retno Gumelar Tuan Hanni
Advertisements

KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
Air Limbah dan Sanitasi Lingkungan
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR “LIMBAH DAPUR” PT. PP – DSLNG PROJECT ” GREEN INOVATION.
KEBIJAKAN IZIN TATA RUANG PADA KAWASAN PERUMAHAN
Penyediaan air bersih ke dalam bangunan
DASAR-DASAR PERHITUNGAN PENYALURAN AIR BUANGAN
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
AIR.
Perancangan sistem pembuangan dan vent
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
Sanitasi dan Keamanan.
SANITASI BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU
KESEHATAN LINGKUNGAN Kesehatan adl keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
LIMBAH CAIR/ AIR LIMBAH/ WASTE WATER
Penyediaan air bersih kedalam bangunan
PENGELOLAAN LIMBAH.
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PADA BANGUNAN
Rekayasa pengolahan limbah
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
Teknik Lingkungan Kuliah 4 Pengolahan Air Bersih.
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
RUMAH SEHAT.
PLAMBING DAN INSTRUMENTASI
RENCANA SANITASI.
JARINGAN PERPIPAAN (PLUMBING dan SANITASI)
MODUL- 2 Lajutan………..
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG
PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
Sistem Utilitas – Sistem Pemipaan (Plambing) Pertemuan
Sanitasi bahan baku dan bahan pembantu
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
SISTEM SANITASI DAN DRAINASE PADA BANGUNAN
SANITASI LINGKUNGAN OLEH : ISWADI, M.Pd.
DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
oleh; Syamsul Rizal Sinulingga
Penyediaan air bersih kedalam bangunan
AIR – H2O Jagat raya – tidak mungkin ada kehidupan tanpa air
Pengolahan AIR BUANGAN (WASTE WATER TREATMENT)
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Air Buangan / limbah dan kesehatan
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH
EKSTERNALITAS INDUSTRI TEKSTIL By : YUSNIA RISANTI
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
Prinsip-Prinsip Upaya Pengamanan Limbah
KOLAM STABILISASI.
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA
Universitas Indo Global Mandiri
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
Paradigma Pengelolaan Lingkungan Hidup : 1
Kebutuhan air Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yg dipergunakan baik oleh penghuninya ataupun oleh keperluan2 lain yg ada kaitannya dg fasilitas.
Perencanaan dan Strategi Pengolahan Air Minum dan Air Bersih
7 BANGUNAN DAN PERALATAN KANDANG J PENANGANAN LIMBAH
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
SANITASI BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU
FATMA MAHARANI, S.Si.  Air adalah senyawa kimia dengan rumus molekul H 2 O dimana 1 atom O mengikat 2 atom H  Manfaat bagi Manusia memerlukan air berkualitas.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK
PROSES PENGOLAHAN AIR.
Penyediaan air bersih ke dalam bangunan
UNIT AIR BAKU DAN UNIT PRODUKSI ADRIAN HAFIZ FAJAR RAMADHAN DINI NURHIDAYAH MUHAMMAD DANIAL HADI RATIH DEWI RODIAH
PENCEMARAN AIR Ir. Moh Sholichin, MT.
8/6/2019 KELOMPOK MATERI PRESENTASI 4. BIDANG INDUSTRI BIDANG KESEHATAN BIDANG KEBUTUHAN RUMAH TANGGA PENERAPAN SIFAT KOLOID.
INFRASURUKTUR AIR BERSIH KELOMPOK 3. 1.YUSUFE1B MUQRINE1B YANA WAHYUNIE1B M. AKBAR MUKHLISE1B YUDHYAQSAE1B M.
DAMPAK LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP DRAINASE KOTA Aulia Rahman Zulmi SMK – SMTI Padang.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Dalam rangka penghunian bangunan bertingkat Baik perkantoran, perhotelan, rumah sakit, flat. Penghuninya sangat memerlukan pengadaan atas penyaluran air bersih dingin, panas ataupun air es untuk tata udara, dan pembuangan air kotor, air hujan. Prasarana yang diperlukan adalah pipa dari besi cor atau pipa hitam, pipa putih atau pipa galvanis, pipa PVC atau plastik bertulang atau pipa baja tahan karat untuk penyaluran oksigen.   ANGKA-ANGKA KUNCI UNTUK PERANCANGAN PLUMBING 1.      KEBUTUHAN AIR BERSIH BANGUNAN Ø         Flat/rumah tinggal 150 liter/orang/hari Ø         Sekolah 75 liter/orang/hari Ø         Industri 100 liter/orang/hari Ø         Institusi 400 liter/orang/hari Ø         Rumah sakit 500 liter/orang/hari Ø         Hotel 3000 liter/orang/hari Ø         Penjara 50 liter/orang/hari Ø         Binatu 40 liter/orang/hari Ø        Tempat cuci mobil 200 liter/orang/hari

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 2.  PEDOMAN CEPAT UNTUK PERANCANGAN   Ø  Flat 2 m3/hari/100 m2 Ø  Kantor 1 m3/hari/100 m2 Ø  Rumah sakit 1,5 m3/hari/100 m2 Ø  Hotel 3 m3/hari/100 m2 Ø  Pertokoan 0,5 m3/hari/100 m2 3. Kebutuhan Perlengkapan Saniter Ø      Closet 8 Liter/kali Ø      Urinoir 30 Liter/jam Ø      Badkulp 250 Liter/kali Ø      Douche/mandi pancuran 25 Liter/kali 4. KEBUTUHAN AIR PERLENGKAPAN BANGUNAN Ø  Airconditioning 0,2 m3/menit/TR Ø  Mesin uap 20 liter/HP/jam Ø  Pengaman kebakaran 20 m3 Ø  Tangki minimum 10 m3

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 5. DAYA BUANG RATA-RATA / AVERAGE DISCHARGE PERLENGKAPAN SANITER Ø      Closet 120 lt/menit Ø      Badkuip/bak mandi 90 lt/menit Ø      Wastafel/urinoir 60 lt/menit Ø      Kebutuhan closet 1 bh/40 org   6. DATA UNTUK MENENTUKAN DIAMETER PIPA PENYALUR (ATAS DASAR KEHILANGAN TEKANAN 0,2 m/m’) Diameter Debit liter/menit 3/8” 5 1/2” 12,5 3/4” 30 1” 65 11/4” 13 11/2” 200 2” 420 3” 1.500 4” 2.000

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Kran 1/2” 20 wastafel, badkuip 3/4” 40 1” 70 11/4” 100 7. PIPA PEMBUANG AIR HUJAN ( hujan 500 mm/m2/jam)   Pipa Luas atap m2 2” 75 21/2” 150 3” 250 4” 500 5” 1.000 6” 1.500 8” 3.000

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 8. PERHITUNGAN PRASARANA UTILITAS Suatu bangunan flat 13 lantai dengan 96 unit flat 36 m2/flat dibangun dengan system bangunan tipis bertingkat banyak/”SLAB”8 flat/lt. poros memanjang gedung diarahkan timur barat agar tidak banyak masuk panas matahari, untuk memperkecil beban pendinginaan ruang (cooling load). Lantai dasar (lt1) digunakan untuk fasilitas komunal (parkir, bermain anak-anak, warung-warung dan toko). A.     Jumlah Lift Kapasitas minimum m = 15, kecepatan rata-rata = 1 m/ detik. Daya listrik lift = ( 0,85 x 2 x 0,75 ms ) = 0,85 x 2 x 0,75 x 15 x 1 det 120 2 240 w . x0,03 13 x 8 36 3 15 300 P n a' N ma" T 2; 1 x3 4) (3 1) - 1)(13 4 2,7 (2 0,03 8) (36 = + w/m 49 , 1,3 9 19,125 kw 19,13

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING B. Tangga Darurat Jumlah penghuni gedung per lantai diperhitungkan : Waktu pengosongan gedung 5 menit setiap 0,6 m lebar tangga melewatkan 30 org/menit. Lebar tangga minimum   Dipasang 2 tangga dengan lebar 1.20 m. minimum. Setiap gedung harus dilengkapi dengan 2 tangga darurat dengan jarak pencapaian max 30 meter. C. Pekerjaan Pipa (Plumping) 1.      Per seri vertikal untuk closet ; 12 x 2 bh = 24 bh A 120 Lt/menit (daya buang rata-rata Avarage Discharge) = 2.880 lt/menit. Diambil pipa pembuang tegak (Standpipe)1ø4”= 15.000 Lt/menit. (Lihat Tabel-A dan B). org 96 3 8 x 36 = m 0,64 0,6 x 30 5 96 =

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 2. Pipa Pembuang Air Kotor per seri vertikal (daerah kamar mandi) : Bak mandi: 12 x 2 bh = 24 x 90 liter/menit = 2.160 liter/menit Wastafel : 12 x 2 bh = 24 x 60 liter/menit = 1.440 liter/menit per seri vertikal (daerah dapur) : bak dapur ; 12 x 2 x 90 lt/menit = 2.160 liter/menit bak cuci pakaian ; 12 x 2 x 60 liter/menit = 1.440 liter/menit Total = 7.200 liter/menit pipa pembuang tegak 1Ø4” =15.000 liter/menit. 3. Pipa pembuang air hujan Luas bidang atap = 36 x 9 x 1,3 = 421 m2 Hujan terberat Indonesia = 500 mm/m2/jam = 8,3 lt/menit. Curah hujan total = 421 x 8,3 lt/menit = 3,496 lt/menit. Pipa pembuang disebar: 6 ø 3“ = 10.800 lt/menit.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 4. Pipa penyalur air bersih dingin Per seri vertikal 24 closet x 120 lt/menit = 2.880 lt/menit 24 wastafel x 90 lt/menit = 2.160 lt/menit 24 bak mandi x 90 lt/menit = 2.160 lt/menit 24 bak cuci pakaian x 60 lt/menit = 1.440 lt/menit Total = 10.800 lt/menit Menurut tabel C : perlu air bersih dingin : 0,25 x 500 lt/menit = 125 lt/menit; pipa penyalur ø11/4“. 5. Pipa penyalur air bersih panas Per seri vertical : 24 bak mandi x 5 lt/menit = 120 lt/menit 24 wastafel x 0,3 lt/menit = 7,2 lt/menit 24 bak dapur x 1,35 lt/menit = 32,4 lt/menit Total = 159,6 lt/menit

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Menurut tabel D: perlu air panas : 0,3 x 159,6 lt/menit = 48 lt/menit Menurut tabel E: perlu pipa ø1" = 65 lt/menit   D.     Daya Listrik untuk Pompa Air a.       Penyaluran air bersih dingin untuk 1 blok gedung 4 seri vertical x 125 liter/menit = 500 liter/ menit. Panjang pipa penyalur = 13 x 2,7 x 1,1 = 39 m’, 100% untuk belokan dan sambungan.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Proyek Rumah Susun 1,5 6 B H 1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14 Atap h = 2,70 m B = 6,00 m H = 35,10 m H:B = 5,85 < 6 Potongan Melintang

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 20 1 3 5 9 11 13 15 17 19 7 F E D C B A p BK MD DP MK DD TD T E lOBBY S S e l a s a r F D C B A 1 2 3 5 6 7 8 9 10 4

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Tahanan pipa 0,2 m/m‘= 39 x 0,2 = 7,8 m’ Panjang pipa .ekivalen = 39 + 7,8 = 47‘ Daya listrik untuk pompa : b. Penyaluran air bersih panas untuk 1 blok gedung. 4 seri vertikal x 48 lt/menit = 192 lt/menit 2 x pompa per hari = 96 lt/menit Panjang pipa ekivalen = 47 m‘. Daya listrik untuk pompa air panas : Jumlah daya listrik untuk pompa-pompa air = 0,5 w/m2

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 9. TABEL-A DAYA BUANG RATA-RATA (AVARAGE DISCHARGE) Perlengkapan Saniter Closet ……………………………………………… 120 lt/menit Bak mandi ………………………………………. 90 lt/menit Wastafel …………………………………………… 60 lt/menit Urinoir ……………………………………………. 120 lt/menit Bidet ………………………………………………. 90 lt/menit Bak cuci dapur ……………………………………. 90 lt/menit Shower …………………………………………….. 60 lt/menit Bak cuci pakaian ……………………………………60 lt/menit 10. TABEL –B PIPA PEMBUANG TEGAK ( STAND PIPE/STACKS) ø1 1/4“/ ø 3,715 cm ……………………………60 lt/menit 1 ½“ – 3,81 …………………………………240 lt/menit 2“- 5,08 …………………………………… 720 lt/menit 2 1/2“ – 6,5 …………………………………1.260 lt/menit 3“ – 7,6 …………………………………… 1.800 lt/menit 4“ – 10,16 ………………………..…………15.000 lt/menit 5“ – 1,7 …………………………………… 33.000 lt/menit 6“ -15,24 ………………………………….. 57.000 lt/menit 8“ – 20, 32 ………………………………… 108.000 lt/menit 10“ – 25,4 …………………………………. 168.000 lt/menit 12“ – 3…………………………………... 252.000 lt/menit

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 11. TABEL – C BEBAN KEBUTUHAN AIR (Domestic Water demand Load) Daya buang perl eng k a p an (Dischange) (lt/mnt) Ke butuhan water ( demand) 600 1200 1800 2400 3000 3600 4200 4800 5400 6000 6600 7200 7500 15000 22000 30000 37500 45000 52500 60000 67500 75000 82000 90000 50 100 120 160 180 200 215 240 360 270 280 295 320 500 700 870 1000 1100 1300 1400 1500 1600 1700

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 12. Tabel- D KEBUTUHAN AIR PANAS (liter/menit) Uraian Flat Hospital Hotel Pabrik Kantor Wastafel Shower Bak cuci Cuci piring (u/ 500 org) Bak pantry 0,3 5 1,5 16,5 0, 0,4 1,35 16,7 0,65 0,5 2 0,8 15 - 1,0 Faktor reduksi (Demand Factor) 0,25 Faktor simpangan (storage Factor) 1,25 0,60 0,80 1,00 2,00 Catatan : untuk air panas di sediakan pipa penyalur dan pipa kembali ketangki pemanas air. (Up Feed + Down Feed) Loupe System.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 13. TABEL-E PIPA PENYALUR AIR (Tahanan 0,2 m/m‘) Diamater pipa (Inch) Daya salur (Lt/menit) 3/8 1/2 3/4 1 11/4 2 3 4 Kran : 5 12,5 30 65 130 200 1500 2000 20 40 70 110

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 14. TABEL – F KOEFISIEN PENGGUNAAN AIR Flat, Sekolah, Gedung Umum …………………………….. = 0,25 Hotel ………………………………………………………. = 1/3 Rumah sakit, Gedung Olah raga …………………………... = 0,25 Kolam renang ……………………………………………...= 1,0 15. TABEL – G SEPTIC TANK Jumlah orang yang dilayani Volume (m3) Ukuran 60 120 180 240 300 360 420 480 4 8 12 16 20 24 28 32 1,2 x 2,5 x 1,5 1,5 x 3,5 x 1,9 1,8 x 4 x 1,9 1,8 x 5,4 x 2 2,2 x 5,4 x 2 2,4 x 6 x 1,5 2,5 x 6 x 2,1 2,5 x 7 x 2,1 3 Rata-rata : 0,10 m /ora ng

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 16. PENGOLAHAN AIR BUANGAN  1.  DEFINISI (Abreviasi)  -  Air buangan atau limbah (waste water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia. -    Sewer adalah pipa atau jaringan perpipaan yang pada umumnya tertutup dan normalnya tak membawa aliran air buangan secara penuh. -     Sewage adalah cairan buangan yang dibawa melalui sewer. -     Sewage System adalah suatu sistem pengelolaan air llimbah mulai dari pengumpulan (sewer) pengelolaan (Treatment) sampai dengan pembuangan akhir (Disposal). -    Combined Sewer (sistem trecampur atau kombinasi) adalah sistem yang direncanakan unutk membawa domestik sewage, industrial waste dan Storm Sewage (air hujan). -    Self Purification adalah kemampuan alamiah dari suatu badan air atau sungai untuk menguraikan zat-zat organik menjadi zat yang stabil. -  DO (Disolved Oxygen) adalah oksigen yang terlarut dalam air yang digunakan untuk metabolisme binatang dan tumbuh-tumbuhan di dalam air.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING -  BOD (Bio Chemical Oxigen Demand) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan zat organik pada kondisi aerobik. -     Kondisi aerobik = kondisi suatu badan air yang mengandung o2. Kondisi anaerobik = kondisi suatu badan air yang tidak mengandung oksigen. Zat organik ( zat yang dapat terurai atau mudah terurai menjadi zat yang stabil oleh manusia secara alamiah) umumnya terdiri dari senyawa C.H.N.OPS (Protein dan karbohidrat).   2. KAREKTERISTIK AIR BUANGAN Secara umum terdiri dari : A.     Karakteristik Fisik -         warna -         Bau -         Suhu -         Kekeruhan

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING B. Karakteristik Kimia Zat organik ( zat yang dapat terurai atau mudah terurai menjadi zat yang stabil oleh manusia secara alamiah) umumnya terdiri dari senyawa C.H.N.OPS (Protein dan karbohidrat). - Zat organik (zat yang tak dapat diurai oleh bakteri). Contohnya ; Besi (Fe), Mangan (Mn), Air raksa (Hg), Timah hitam (Pb), logam berat lainnya, pestisida dan detergent.   C. Karakteristik Biologi -  Aerobik bakteri (bakteri yang hidup bila ada oksigen) - Anaerobik bakteri (bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen) - Fakultatif (bakteri yang hidup antara ada dan tak ada oksigen). 3. PROSES SELF PURIFIKASI DI SUNGAI (Self Purification) Proses terjadinya pembersihan diri Sendiri oleh sungai secara alamiah. Reaksi yang terjadi : v Zat Organik + O2 bakteri zat-zat yang stabil + CO2 v O2 diperoleh dari badan air dan udara.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Keadaan I : Disebut zone Degradasi, air buangan dengan tingkat pencemaran yang tinggi dibuang ke sungai menyebabkan perubahan. Karakteristik : Fisik, kimia dalam kehidupan rantai makanan (food Chain) di dalam air, bakteri menggunakan oksigen yang ada untuk menguraikan pencemaran, terjadi defidit oksigen, ikan dan tumbuh-tumbuhan mati yang hidup adalah jamur, gas CO2, CH4 dan H2S. Keadaan II : Disebut Zone Dekomposisi, dalam zone ini tidak ada oksigen terlarut dalam sungai, bakteri yang hidup adalah bakteri anaerobik; air menjadi busuk berwarna hitam dan bau (H2S); timbul endapan lumpur tebal berwarna hitam. Keadaan III Disebut oksigen mulai busuk ke badan air ( dari udara bebas, pengenceran, mekanis, hidrolis) CO2 berkurang berubahnya NH3 + O2 → NO2 →NO3 bakteri aerobik mulai hidup (Protozoa Porifera). Keadaan IV Keadaan aerobik dimulai kondisi membaik seperti semula, tumbuh-tumbuhan dan ikan mulai hidup dan berkembang.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 4. DAMPAK PEMBUANGAN AIR LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN Dampak yang timbul antara lain : a.  Timbulnya bau busuk, karena pencemaran yang tinggi sehingga air menjadi septik. Sehingga penghuni di sepanjang badan air menjadi tidak nyaman. b.  Kehidupan akuatik (ikan, dsb) menjadi terganggu bahkan dapat punah karena kadar oksigen di dalam air menjadi rendah. c.  Dalam jumlah yang tidak terlalu besar dapat memperkaya kadar Nutricyt (zat makanan) dalam air yang memungkinkan timbulnya Algae (ganggang) dan Water Hyacynth (eceng gondok) d.  Kualitas air pada badan air penerima sedemikian buruknya, maka diperlukan proses pengolahan yang kompleks. e.  Badan air penerima menjadi tempat berkumpulnya vektor penyakit disamping bakteri-bakteri penyakit (cacing,penyakit perut). f.  Menurunnya kualitas air tanah dangkal, pencemaran kedalam tanah, dan kontak dengan air tanah. g. Berkurangnya air baku untuk air minum karena tidak memenuhi syarat air baku.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING h. Kualitas kesehatan lingkungan menjadi turun. Penyakit yang timbul akibat air buangan antara lain ; penyakit saluran pencernaan (typhus, para typhus, dysentri, cholera, dsb). 5. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN a.       Kebiasaan hidup manusia b.      Tingkat pendidikan masyarakat c.       Tingkat kesejahteraan masyarakat d.      Peraturan perundangan air buangan e.       Dana yang tersedia f.        Industri pengolahan g.       Peran serta masyarakat   6. SISTEM PENGELOLAAN AIR BUANGAN DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN Pengelolaan air buangan meliputi kegiatan antara lain : •         penyambungan rumah •         pengumpulan dan membawa air buangan •         Pengolahan air buangan •         Pembuangan akhir air buangan

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 1. Cara pengolahan air buangan dapat dibagi menjadi : a. Sistem Individual yaitu buangan tinja dari unit WC langsung disalurkan ke lubang penampung dan diolah/diuraikan secara Anaerobik. b.  Sistem komunal (Sewerage System) Buangan rumah tangga disalurkan ke jaringan sewerage kota (jaringan saluran air buangan, untuk kemudian air yang memenuhi syarat di buang ke badan air penerima.   2. Proses Pengolahan Air Buangan Air buangan yang berupa buangan rumah tangga dan Industri sebagai bahan baku air buangan seperti; buangan tinja, buangan pencuci, buangan dapur (cair ) yang berupa buangan organik. Air buangan Industri mengandung bahan-bahan buangan kimia dan bahan-bahan buangan organik berupa buangan anorganik dan organik. Pada prinsipnya proses pengolahannya dilakukan dalam 4 tahap yaitu : 1.   Tahap pengolahan awal : penyaringan terhadap benda-benda kasar dan terdiri dari unit saringan kasar dan pengendapan pasir. 2. Tahap pengolahan pertama: berupa pengurangan benda-benda atau partikel-partikel padat dan terdiri dari unit pengendapan.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING 3. Tahap Pengolahan kedua: Berupa penguraian bahan-bahan organik dlm air buangan, dengan bantuan mikro organisme, Oxygen atau berupa pemisahan bahan kimia yang tidak dikehendaki dengan mengikat bahan tersebut dengan bahan kimia lainnya agar terbentuk “Flok”. 4. Tahap pengolahan lumpur: Penstabilan endapan lumpur dari unit pengendapan yang terjadi dan terdiri dari unit pencerna dan pengering. Air buangan secara partial terdiri dari cairan dan padatan, sedangkan air buangan secara fisik, kimia dan bakteriologi mengandung senyawa organik senyawa P, K dan bakteri. Proses pengolahan air buangan dikenal 3 proses yaitu : •     Proses Fisik Berupa pemisahan antara cairan dan padatan dengan cara pengendapan dan penyaringan. Cth ; unit saringan, pengendapan pasir, pengendapan 1 dan 2. •  Proses Biologi Berupa penguraian senyawa organik komplek menjadi bentuk sederhana dengan bantuan aktivitas mikro organisme dengan cara aerasi dan penambahan lumpur aktif bila diperlukan. cth ; unit biologi

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING   Proses Kimia Pengikatan unsur-unsur kimia yang tidak dikehendaki dan tidak dapat terpisah dalam proses fisik, dengan membunuh bahan kimia sebagai koagulan. cth; unit Koagulasi dan Flokulasi. Proses Kimia/Biologi Membunuh bakteri patogen dengan membubuhkan desinfektan. cth; Chlorinasi. Berdasarkan atas hasilnya, dikenal pengolahan air buangan lengkap dan tidak lengkap. Pada pengolahan air buangan lengkap, olahannya telah aman, sedangkan hasil olahan tidak lengkap belum terlalu aman. 17. DRAINASE Koefisien Aliran = perbandingan besarnya hujan yang menjadi aliran dengan besarnya hujan itu sendiri.

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Daftar Koefisien Aliran (C) (Run – off coefficient) Padang rumput/taman-taman ………………… 0,05 – 0,10 Pedusunan ………………………………………… 0,10 – 0,25 Pemukiman ………………………………………….0,25 – 0,50 Daerah sedang ………………………………… 0,50 – 0,170 Daerah padat …………………………………... 0,70 – 0,90 Jalan aspal ………………………………………… 0,25 – 0,60 Atap ………………………………………………… 0,70 – 0,95 R u m s d e b i t : Q p = , 2 7 8 C I A Keterangan : Qp = Debit puncak (m3/det) C = Koefisien aliran I = curah hujan (mm/m2/jam) A = luas area yang dihitung (km2)

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Contoh : Suatu daerah pemukiman seluas 30 ha dengan pembagian lahan 60% pemukiman, 15% jalan, 15% ruang terbuka, 10% fasilitas umum. Sedangkan daerah pemukiman dibangun perumahan dengan kepadatan bangunan 60% (padat) curah hujan 300 mm/m2/jam. Hitunglah drainasenya ? Perhitungan : 1. Daerah pemukiman: 60% x 30 x 10.000 m2 = 180.000 m2 = 0,18 km2 C1= 0,70 Q1= 0,278 x 0,7 x 300 x 0,18 m3/det = 10,51 m3/det 2. Jalan-jalan: 15% x 30 x 10.000 m2 = 45.000 m2 = 0,045 km2 C2 = 0,60 Q2= 0,278 x 0,6 x 300 x 0,045 m3/det = 2,252 m3/det 3. Ruang terbuka: 15% x 30 x 10.000 m2 = 45.000 m2 = 0,045 km2 C3 = 0,10 Q3= 0,278 x 0,10 x 300 x 0,45 m3/det = 0,375 m3/det 4. Fasilitas umum: 10% x 30 x 10.000 m2 = 30.000 m2 = 0,03 km2 C4 = 0,95 Q4 = 0,278 x 0,95 x 300 x 0,03 m3/det = 2,377 m3/det Drainase Total = 15,514 m3/det

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING Luas area jalan = 45.000 m2. Dengan lebar jalan rata-rata 5 m, panjang jalan = 9000 m1. Panjang parit sebelah menyebelah jalan = 2 x 9000 m1= 18.000 m1 panjang parit per arah = 300.000 = 548 m1 Jumlah   Dengan kecepatan aliran 0,5 m1/det, luas penampang parit.