Integrasi Green dan Quality Function Deployment (QFD)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengembangan Sistem Informasi
Advertisements

Proses Testing & Standar Internasional
Proses-proses Perangkat Lunak
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Mohamad Sidiq Magister Komputer Universitas Dian Nuswantoro 2a2a SYSTEM ANALYSIS P E R T E M U A N.
TUGAS PENGENDALIAN KUALITAS
Manajemen Proyek Sistem Informasi
BAB I Pendahuluan.
Prototype.
Guntur hasan f UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK INDUSTRI 2009 Assalamu’alaikum Wr,Wb TUGAS PENGENDALIAN KUALITAS.
Klasifikasi Sistem Sistem Abstrak vs Sistem Fisik
TUGAS PENHENDALIAN KULITAS RESUME JURNAL
Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)
FOKUS PADA PELANGGAN.
PENGUNAAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT dalam SINGULASI ANALISIS PROSES
Nama : Dewi Saraswati Nim : Jurusan : T. Industri
TUGAS PENGENDALIAN KUALITAS (Setelah UTS) Disusun Oleh : Tika Yunirma (051529) Teknik Industri FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI DALAM PROSES PENGEMBANGAN SOFTWARE
Basaria Afriani T.I Reg A
SESI 4. PERENCANAAN PROYEK PL
Disusun Oleh : Fathi Ihsan(070863) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2010.
4/25/20151 Oleh : RIKZAN BACHRUL ‘ULUM (071263) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Pertemuan 11 PRINSIP DAN KONSEP ANALISA
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK.
Materi Sesi ke 8 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pemilihan Konsep (Concept Selection)
Impact Analysis.
QUALITY FUNGCTION DEPLOYMENT (QFD) ALAT PELAKSANA TQM
Elin herlina B-Reguler
Konsep dan Prinsip Analisis
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
System Life Cycle Nurhayati, S.Kom., M.Kom Dosen STMIK Kaputama 1.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Quality Function Deployment, Value Engineering and Target Costing, an Integrated Framework in Design Cost Management: A Mathematical Programming Approach.
ANALISA KINERJA SISTEM
ENTOT SUHARTONO, SKOM, MKOM
Semantic Customer Voice Collection in House of Quality
RESUME JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS
PENGEMBANGAN SISTEM Alasan & Tujuan Pengembangan Sistem
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN ANALISA PELUANG PASAR
Kerangka Pemecahan masalah yang Terintegrasi dengan
Pengembangan dan Pengadaan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
TUGAS PENGENDALIAN KUALITAS (Sebelum UAS)
Assalamualaikum wr.wb.
Desain Produk & Jasa Desi Harsanti Pinuji.
PENGEMBANGAN SISTEM.
Prinsip-prinsip Pemasaran
Proses Dari Desain Interaksi
Software Development Life Cycle (SDLC) Concept
Pembangunan Kasus Bisnis & Penentuan Alternatif
Pelaksanaan Solusi Bisnis & Pengelolaan Perubahan
PENGEMBANGAN SISTEM.
Framework TOGAF SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9
MEMAHAMI EKSPETASI PELANGGAN
METODE QFD DAN APLIKASINYA
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
METODE QFD DAN APLIKASINYA
PENGEMBANGAN SPK.
Keahlian Merancang Desain Berdasarkan Pada Kualitas Fungsi Penyebaran
Rekayasa perangkat lunak (rpl)
PENGANTAR.
BAB III ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM
TUGAS PENGENDALIAN KUALITAS
oleh : abdurrachman w npm :
Information System Analysis and Design
Paradigma Rekayasa Perangkat Lunak
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS
KREATIVITAS DAN INOVASI PART 2
Framework TOGAF SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9
Bagian 1 Definisi Pemasaran dan Proses Pemasaran
Transcript presentasi:

Integrasi Green dan Quality Function Deployment (QFD) SAIFUL AMRI 050739

ABSTRAK Menggunakan pendekatan matriks tentang penyederhanaan Life Cycle Assessment (LCA) atau penyederhanaan Penilaian Daur Hidup bersama-sama dengan Enhanced Quality Function Deployment (EQFD). Suatu pengembangan produk baru dan perbaikan metodologi menyebut ‘Integrated Green and Quality Function Deployment’ (IGQFD) telah diusulkan. Fokus pada kualitas dan eco-efficiency membutuhkan hasil yang besar dan inegrasi yang lebih interaktif di area ini. Hal itu mengurangi anggapan-anggapan yang miring pada suatu strategi produk yang terpadu. Aspek yang paling inovatif yaitu sangat mengutamakan pengenalan tentang desain dari dua tools baru dalam proses pengembangan produk. Secara khusus, kekurangan integrasi yang efektif pada Green Quality Function Deployment-II (GQFD-II) Zhang et al., (1999) mengatasi IGQFD yang berarti ‘Green and Quality House’ (GQH); tool ini tidak hanya mengizinkan optimasi yang hubungkan persyaratan-persyaratan di dalam pengembangan produk tetapi juga pengintegrasian yang berkesinambungan secara obyektif. Inovasi tool yang kedua adalah ‘Concept Selection Matrix’ (CSM), yang mengidentifikasi desain alternatif kombinasi yang baik dari kebutuhan stakeholders, arah di mana berbagai keinginan perusahaan untuk bergerak. Metodologi sudah diterapkan di suatu studi kasus dari perancangan satu saringan minyak mesin.

Pendahuluan Sekarang berlaku umum di antara para manajer lebih cerdik bahwa manfaat kompetisi betul-betul bergantung pada suatu kemampuan perusahaan untuk menjadi eco-efficient, yaitu. untuk menghasilkan barang-barang bahwa mencukupi efisiensi produksi, parameter-parameter kualitas dan layanan pelanggan selagi minimising pemakaian sumber alam (Pencarian dan Auster, 1990; Zahra dan Das, 1993; Clark, 1994; Kolluru, 1994; Collins dan Montgomery, 1995; Kuli pengangkut barang dan Van d Linde, 1995). Eco-efficiency challenge,therefore, bersamaan dengan mencari suatu paradigma pembangunan dan manajemen yang baru yang menggaris bawahi kesinambungan yang mungkin antara efisiensi ekonomi dan ketahanan nya.

Integrasi Green dan Quality Function Deployment (QFD) Atas dasar model LCA yang disederhanakan disebut ‘Pendekatan Matriks' dan satu Enhanced QFD (EQFD), suatu metodologi yang baru menyebut ‘Integrated Green and Quality Function Deployment (IGQFD) sudah dikembangkan. Mengutamakan kualitas dan eco-efficiency (dan mengabaikan biaya pengeluaran), IGQFD mencari untuk mengatasi batasan dari GQFD-II (memberi lebih besar dan pengintegrasian yang interaktip dari kebutuhan) dan untuk membatasi anggapan-anggapan yang sembarang dengan menghormati suatu strategi produk yang terpadu.

Pendekatan Matrix (Graedel, Allenby dan Comrie, 1995) adalah suatu metoda LCA yang disederhanakan, semi kwantitatif yang menggunakan matriks untuk memudahkan score penilaian dan poin-poin dari suatu kelompok ahli-ahli dari departemen-departemen yang berbeda di dalam perusahaan. Itu tidak termasuk suatu inventori yang tersusun, tetapi lebih berkonsentrasi pada penilaian penumbuk dan analisis perbaikan (Graedel dan Allenby, 1995; Graedel, Allenby dan Comrie, 1995).

Di antara model-model mengenai pengembangan produk, QFD adalah satu metodologi tersebar luas secara relatif dan yang efektip di dalam perencanaan produk dan sukses digunakan di dalam banyak perusahaan. Sebagai konsekwensi, ini adalah tool yang lebih disukai untuk pengintegrasian riil Quality Requirement dan Green Requirement di dalam pengembangan produk. QFD tidak memiliki mekanisme eksplisit untuk memasukan penilaian dampak lingkungan; bagaimanapun, dalam kaitannya dengan menggunakan istilah pengintegrasian dengan desain eco-efficiency model, itu menawarkan sejumlah keuntungan-keuntungan:

Tingkat yang berikutnya dari studi yang mendalam, yang dapat juga secara parsial diaktipkan, dan suatu struktur yang membiarkan analisis dari sasaran hasil yang berbeda pada waktu yang sama Kaidah-kaidah penting tergambar jelas, tetapi dapat dipakai dengan tools tentang bermacam-macam tingkat kesempurnaan; karena sifat mereka yang umum, perkakas ini dapat diberlakukan bagi permasalahan tentang bermacam-macam sifat dan memastikan hasil-hasil yang dapat diperbandingkan, kwantitatif, bahkan ketika penganjakan dari sangat utama data kualitatif.

Mmetodologi IGQFD IGQFD yang dibagi menjadi suatu urutan dari fasa-fasa secara parsial yang interaktip dengan mana satu regu pembangunan antar yang fungsional mendisain suatu hasil atau suatu sistim hasil bahwa terbaik berpasangan dengan kebutuhan dari pelanggan sasaran, selagi mengejar suatu hasil perusahaan dan kebijakan lingkungan. IGQFD mensyaratkan dua kasus-kasus penggunaan yang mungkin

ex-novo perancangan produk (yaitu ex-novo perancangan produk (yaitu. pembangunan satu yang inovatif gagasan untuk suatu hasil) perbaikan dan/atau perancangan ulang dari hasil-hasil yang ada.

IGQFD berkembang di dalam lingkungan desain yang dihasilkan oleh EQFD (Clausing dan Pugh, 1991), dan sebagai konsekwensi pada sebagian memungut fasa-fasa yang pokok (Gambar 1):

configuration analysis (static/dynamic) identification of the customer’s extended quality needs structuring of the project and product specifications Green and Quality House (GQH) choice of concept development of product features and design matrix.

Di dalam fasa yang keempat, kedua-duanya spesifikasi kualitas (Fungsi Kualitas) dan eco-efficiency mengarahkan (Sasaran Lingkungan) diprioritaskan di dalam satu tubuh yang terintegrasi. Ini untuk menggambarkan GQH, yang menghubungkan kebutuhan-kebutuhan pelanggan itu (dari fasa yang kedua) kepada penghakiman-penghakiman dan sasaran hasil dari desain dan lingkungan ahli. Fasa ini adalah fulkrum dari IGQFD (Gambar 2).

Phase I: Configuration analysis (static/dynamic) Memperhatikan lingkungan yang teknologi di mana minyak minyak penyaring mesin digunakan, itu adalah pembakuan pasti bahwa jelas adalah masih harus terjadi. Secara khusus, ada bidang solusi-solusi teknik bahwa buatan lingkungan dinamik dan menyarankan berbagai solusi-solusi hasil ketika konsep-konsep alternatif yang awal (tradisional, tunggal, penggunaan, spin di filter-filter; dodol menyaring dengan suatu pelindung yang bisa kita(kami kembali dan penggunaan tunggal menyaring satuan-satuan; saring dengan satuan-satuan pelindung-pelindung dan filter yang bisa kita(kami kembali bahwa dapat digunakan kembali setelah pencucian).

Konsep-konsep ini dikembangkan secara detil, yang diteliti dan berturut-turut menaksir di dalam fasa pemilihan konsep atas dasar informasi yang baru diperoleh. Jadi; Dengan demikian, sampai ke ujung GQH, rujukan akan dibuat ke(pada suatu konsep hasil yang umum untuk mengidentifikasi ukuran-ukuran sukses yang perlu untuk memilih konsep terbaik.

Phase II: Identification of the customer’s extended quality needs Mulai dengan VOC, fasa ini mencari untuk memperoleh dua yang tersusun daftar permintaan pelanggan berkenaan dengan hasil yang dimasalahkan: Kualitas VOC dan Green VOC. Daftar ini melembagakan bagian, pelanggan needs/benefits, di dalam GQH. Langkah-langkah melibatkan di dalam mengidentifikasi permintaan pelanggan itu adalah sebagai berikut:

Rekord VOC. Classify the VOC in the main categories Structure needs

Phase III: Structure of the product design specifications Kualitas pengalamatan spesifikasi desain (fungsi kualitas) adalah itu parameter-parameter, yang di House dari Quality (HOQ) disebut Substitute Quality Characteristics (SQC). Jika tatarajah yang teknologi dinamik, kualitas berfungsi harus tidak terikat pada solusi-solusi dan harus tidak disebut suatu konsep hasil yang spesifik. Di EQFD, Clausing dan Pugh (1991) merekomendasikan dengan parameter-parameter proyek yang umum sebagai suatu cara dalam memulai pembangunan dari SQC. Ada suatu yang dibakukan daftar parameter-parameter yang umum (Pugh, 1991), yang bantu regu-regu pembangunan untuk mengingat isu-isu penting. Spesifikasi desain mengenai eco-efficiency (Objective lingkungan) perlu menyajikan fitur yang berikut:

Provide a complete and exhaustive set of possible areas for environmental measures standardised into categories, from which the most interesting aspects in terms of greater eco-efficiency can be chosen Consider the entire life cycle of the product following a life cycle type approach Constitute a finite and not excessively numerous set Be independent of any particular solution Make reference to the life cycle of the product in questio

Phase IV: Green and quality house GQH itu dipikirkan oleh secara berurutan mengembangkan berbagai fasa-fasa komponen Customer needs/benefits Planning Matrix Substitute Green and Quality Characteristics Impact/Relationship Matrix