Perencanaan Ruang Berdasarkan Perilaku Pertemuan 12 Matakuliah : R0762 – Perilaku dalam Arsitektur Tahun : 2010 Perencanaan Ruang Berdasarkan Perilaku Pertemuan 12
PERENCANAAN RUANG DAN PERILAKUNYA Konsep perencanaan ini mengedepankan dampak penurunan tingkat stres, kenyamanan dan kebutuhan dasar dari pengguna yang dapat berdampak pada perilaku positif. Tinjauan yang di utamakan adalah perencanaan yang berkaitan dengan kapadatan ruang, suara, kenyamanan thermal, keamanan pengguna dan perilaku positif pengguna.
Faktor perencanaan fisik mempunyai tiga perspektif pandangan Architectural determinism, suatu penentu dari sisi arsitektural diartikan bahwa lingkungan sebagai penentu peran pembentuk dari perilaku pengguna. Dimensi ini menitikberatkan pada elemen desain yang dapat membentuk perilaku.
Environmental possibilism, menjelaskan bahwa lingkungan mempresentasikan kemungkinan perilaku yang diakibatkan dari kondisi lingkungan fisik tersebut.
Environmental probabilism, menjelaskan bahwa pengguna dari lingkungan bebas memilih bermacam respon yang diakibatkan dari faktor bentukan fisik dan fitur arsitektural yang ada di lingkungan tersebut. sehingga perilaku yang diakibatkan tidak tergantung dari lingkungannya. Orang sangat bebas memilih dampaknya.
Tiga hal dasar faktor perencanaan : Commodity, Firmness and Delight : sebuah cara pandang seorang perencana. Dijelaskan oleh Lang, (1987), bahwa bentuk dari sebuah perencanaan dan ilmu yang berkaitan akan mempengaruhi perilaku pengguna. Dimensi dari Lang, (1987), inilah perencana akan mendapatkan informasi dasar suatu perencanaan.
Commodity, tertuju pada tujuan fungsional dari sebuah perencanaan Commodity, tertuju pada tujuan fungsional dari sebuah perencanaan. Apa yang akan dibuat, siapa penggunanya dan apa kegiatannya?. Tujuan perencanaan yang mengakomodir kepentingan banyak pihak mulai dari klien, pengguna sampai pemilik. firmness, tertuju pada kekuatan struktur bangunan dan fitur arsitektural sebagai jaminan integritas sebuah produk perencanaan. Firmness di persepsikan juga dengan pencitraan bangunan yang kuat,kokoh dan lemah. delight, mengarahkan perencana pada sudut pandang keindahan produk desainnya. Titik berat dimensi ini berkaitan dengan langgam keindahan suatu karya yang akan dihasilkan.
Material pembentuk dan warna Material pembentuk dan warna.Warna adalah pembeda dan penanda dari sebuah ruang, dari warna dapat muncul beda persepsi dari pengguna yang melihatnya. Ada beberapa teori berkaitan dengan warna : Warna dapat memanipulasi sebuah ruang, (McFarling, 1978). Newhall, (1941), Ross, (1938), Wright & Rainwater (1962), menyebutkan bahwa warna berpengaruh pada persepsi suhu ruang. Warna hangat diidentikkan dengan warna merah dan oranye, sedangkan warna biru dan hijau diidentikkan dengan kesejukkan. Warna mempunyai arti simbolis terhadap sesuatu, ( Bennett & Rey, 1972, Berry, 1961, Fanger, Breum & Jerking, 1977). Berry, (1961). Warna dapat mempengaruhi gelap terang suatu warna. Acking & Kuller, (1972), menjelaskan bahwa warna dapat mempengaruhi persepsi luas ruang. Warna dapat mempengaruhi gaya interpersonal seseorang, kreatifitas bahkan kelas sosial seseorang. Sadalla & Sheets, (1993).
Dimensi yang berkaitan dengan perencanaan. Privacy. Merupakan elemen pengendali akses bagi suatu kelompok atau individu terhadap kelompok atau individu lain, Altman, (1975). Privasi berkaitan dengan kemampuan memberikan efek ruang yang terbatas. Privasi berarti beda hal, beda kepentingan dari beda manusia.
Penerangan ruang. Gelap terang ruang mempengaruhi perilaku sosial dan mood. Pencahayaan redup akan berdampak pada peningkatan keintiman antar individu. Cahaya redup akan berdampak pada percakapan yang hening. Cahaya terang memiliki pengaruh yang kuat pada reaksi interpersonal yang kuat. Cahaya terang juga diperlukan ketika kita berkegiatan yang membutuhkan perhatian dan fokus khusus. Namun demikian reaksi dari kuat terang suatu cahaya atau penerangan sangat tergantung dari konteks penerimaan dan kondisi atau bahkan persepsi dari pengguna masing-masing ruang.
Bukaan pada ruang dan bangunan sangat berpengaruh dengan perasaan positif seseorang. Bukaan yang mengakomodir sinar cahaya matahari ke ruangan dengan cukup, bukaan dengan hadapan ke arah pemandangan atau objek indah, udara segar yang masuk akan berdampak pada mood atau perasaan positif seseorang.
Furnitur dan peletakannya sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku pengguna. Peletakan perabot ruangan dibagi dua cara yaitu : Sociopetal, atau peletakan dengan pola terbuka dan cenderung mendukung interaksi pengguna. Sementara Sociofugal, memiliki ciri tertutup, cenderung mengurangi kontak sosial dan menghalangi interaksi antar pengguna.
Peletakan perabot ruangan cara Sociopetal dan Sociofugal, berikan deskripsi dampak yang disebabkan masing masing ruang tersebut Berikan contoh yang anda ketahui mengenai desain ruangan yang komunikatif! Warna mempunyai arti simbolis terhadap sesuatu, ( Bennett & Rey, 1972, Berry, 1961, Fanger, Breum & Jerking, 1977). Berikan contoh perencanaan berkaitan dengan hal tersebut yang anda ketahui.