STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INTEGUMEN Membentuk lapisan terluar tubuh.
Advertisements

Standar Kompetensi yang harus dicapai:
HISTOLOGI FUNGSIONAL KULIT
KULIT & DERIVAT-DERIVATNYA
Assalamualaikum Wr. Wb.
OTOT LENGAN.
Risqi Pratama, S. Si. SMP VIP Al Huda Jetis Kutosari Kebumen 2013
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK PELVIC HIP COMPLEX Pertemuan ke
PETA KONSEP RANGKA Tulang Rawan Tulang Keras Jaringan Ikat.
Dr. Charles A Simanjuntak, dr, SpOT(K), FICS, MPd
WHERE BONE MEET – SKELETAL JOINTS
Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti
JARINGAN HEWAN.
Virtue.Ivana.Stella.William XIAI
PANCA INDERA.
Sistem Gerak Pada Manusia
BIOFISIK DALAM FISIOTERAPI
Manusia Reproduksi Sel, Jaringan, Pencernaan,& organ Metabolisme
►Osteologi * Ilmu yang mempelajari tentang tulang (osteum)
PALPASI Anatomi Terapan.
HISTOLOGI - FISIOLOGI JAR. SPES.
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
Muthiah Munawwarah SSt.Ft, M.Fis
ANATOMI TERAPAN ELBOW COMPLEX.
SISTEM GERAK.
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK KNEE JOINT Pertemuan ke
SISTEM GERAK.
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
SISTEM GERAK PADA MANUSIA RANGKA dan OTOT
BONE, CARTILAGE,TENDON AND JOINT
Oleh : maria poppy herlianty
INSPEKSI ANATOMI TERAPAN.
R Bayu Kusumah N. S.Kep.,Ners
SISTEM INTEGUMEN Retno Sumara.
KULIT DAN ADNEKSA    .
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
MODULE DISKUSI- PRAKTIKUM SPINE
Manusia Reproduksi Sel, Jaringan, Pencernaan,& organ Metabolisme
Muthiah Munawwarah SSt.Ft, M.Fis
Oleh: Nur Sita Utami, M.Or.
SISTEMA SKLETON DAN PERSENDIAN
STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
OLEH : AULIANTI IRIANA, S.T
Sistem rangka pada tubuh manusia
INTEGUMEN / CUTIS / CUTAN
ANATOMI & FISIOLOGI.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
KNEE JOINT ANATOMI TERAPAN.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K)., M.M., FISC.
DISKUSI DAN PRAKTIKUM RESPONSI INTRODUKSI MANUALTERAPI II Pertemuan 1
SISTEM INDERA PERABA.
OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul
Sistem Muskuloskeletal
Sistem Rangka.
Jhanis cahyo Rahmanto M. Reyhan Emiriel M. Umar Abdul Aziz XI-IPA 2
JARINGAN HEWAN Apa itu Jaringan ?
Berlinda Nurcahya Dea Maudi Parahita Rifdah XI – IPA 2
Anatomi Kulit Jati Nurwigati B1.
Sistem Integumen.
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN HEWAN DAN MANUSIA
Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K)., M.M., FISC.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
JARINGAN PADA KULIT.
BIOMEKANIK ELBOW AND FOREARM (LENGAN BAWAH)
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
BAB I GERAK BENDA DAN MAKHLUK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKITAR SISTEM GERAK MANUISIA SMP NEGERI SATU ATAP 1 BANDAR NEERI SUOH KELAS VIII SEMESTER I 2019/2020.
Transcript presentasi:

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK Anatomi Terapan

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Memahami Anatomi dan fungsi Struktur Jaringan Spesifik Memahami dan analisa topografi Memahami kompleksifitas gerak tubuh normal Memahami dan menganalisa gerak sendi Synovial

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa memahami struktur jaringan spesifik dengan cara: Mampu memahami perngertian struktur jaringan spesifik Mengetahui jenis-jenis sendi synovial memahami struktur dan fungsi kulit dan jaringan fascia Memahami struktur dan fungsi struktur tulang, meniscus, jaringan ligamen, jaringan synovium, jaringan otot, bursa, Jaringan saraf dan pembuluh darah

KLASIFIKASI SENDI 1.FIBROUS - SYNDESMOSIS : VIA SERABUT LIGAMENT EX: INTEROSSEUS TIBIOFIBULAR - RADIOULNAR - SUTURE : VIA JAR. FIBROUS TIPIS  HILANG EX: TL. CRANIUM - GOMPHOSIS : VIA MEMBRANOUS EX: GIGI DAN PERIODONTAL MEMBRANE 2.CARTILAGENOUS - SYNCHONDROSIS : VIA PLAT SISA TULANG RAWAN (CARTILAGO HYALINE) EX: SACROILIACA - SYMPHYSIS : VIA FIBROCARTILAGE EX: SYMPHYSIS OSSIS PUBIS

KLASIFIKASI SENDI 3.SYNOVIAL - PLANE : SYNCHONDROSIS AMPHIARTHRODIAL SYNARTHRODIAL - UNIAXIAL : GINGLYMUS TROCHOID - BIAXIAL : CONDYLOID ELLIPSOID - MULTIAXIAL : TRUE “ BALL AND SOCKED

JENIS SENDI SINOVIALIS 1. SENDI ENGSEL ( HINGE / GYNGLIMUS ) SATU DERAJAT ROTASI AYUN INTERPHALANGEAL 2. SENDI PUTAR ( PIVOT / TROCHOID ) SATU DERAJAT ROTASI PUTAR RADIOULNARIS PROX. 3. SENDI PELURU ( BALL AND SOCKED ) TIGA DERAJAT : ROTASI AYUN, ROTASI PUTAR, ROTASI SPIN GLENOHUMERALIS

JENIS SENDI SINOVIALIS 4. SENDI ELIPSOIDEA ( OVAL & SOCKED ) UTAMA SATU DERAJAT ROTASI AYUN RADIO CARPEA 5. SENDI DATAR ( ARTHRODIAL ) SATU DERAJAT ROTASI SPIN ACROMIOCLAVICULAR 6. SENDI PELANA ( SADDLE ) DUA DERAJAT ROTASI AYUN CARPO METACARPAL I

STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK TULANG TULANG RAWAN CAIRAN SINOVIUM MEMBRANA SINOVIALIS TUNICA FIBROSA LIGAMENT MENISCUS OTOT SERABUT SARAF BURSA PEMBULUH DARAH KULIT

JARINGAN IKAT Terdiri atas : SERABUT COLLAGEN  GLYCOSAMINOGYCANS (G.A.G) & AIR SERTA CELLS. NILAI KEKUATAN TERGANTUNG : - STRUKTUR SUSUNAN SERABUT COLLAGEN. - KARAKTER SERABUT COLLAGEN DAN ELASTIN ( GAG + AIR ). - PERBANDINGAN SERABUT COLLAGEN ; G.A.G + AIR . J E N I S : - JARINGAN IKAT BAWAH KULIT - FASCIA, APONEUROSIS - KAPSUL SENDI - LIGAMENT - TENDON

CAPSULO LIGAMENTAIR T.a. tunica fibrosa bag. luar (collagen) dan membrana fibrosa bag dalam  Membrana Synovialis Ligament mrpk penebalan tunica fibrosa atau berdiri sendiri. Fungsi: Merupakan stabilisator sendi pasif Mengarahkan gerak sendi Memproduksi synovium Terdapat serabut saraf sensosis, capilair T.a. serabut collagen yg sejajar bersilangan, elastin; cell fibroblast, dan matrix dg. komponen utama: GAG’s, air,

JARINGAN OTOT SKELET Otot rangka melekat pada tulang/fascia melalui tendon. Otot tipe I (tonic) tipe II phasic. Terbungkus oleh jar ikat. Sbg. Stabilisator aktif dan pennggerak sendi. Terdapat serabut saraf motoris dan sensosis, capilair.

JARINGAN IKAT MEMILIKI “ REFLEX TONUS’ ACTIN & MYOSIN DALAM FIBROBLAST RECEPTOR NORADRENERGIC PADA FIBRIBLAST BANYAK SERABUT SARAF TAK BERMYELINE SYMPHATIS PADA PENYEMBUHAN LUKA TERJADI KONTRAKSI MYOFIBROBLAST PATOLOGI FIBRO CONTRACTION : DUPUYTREN

TULANG T.a. collagen, osteoblast, osteocyte, osteoclast dan matrix dg komponen pengisi calciumphospat, protein, GAG & air Fungsi : Rigid Support System  Membentuk dan menyangga tubuh Memelihara posisi/sikap dan membentuk gerak tubuh secara pasif. Melindungi organ tubuh Memproduksi erythrocyte Menyimpan cadangan calcium (mineral reservoir) Bersifat lentur terhadap tekanan axial dan tangensial

HISTOLOGIS SUSUNAN STRUKTUR TULANG SANGAN BERVARIASI TERGANTUNG : USIA, LOKASI DAN RASIO COLLAGEN–MATRIX. SUSUNAN COLLAGEN BERVARIASI MULAI DARI SEBAGAI JARINGAN DENGAN SERABUT SANGAT ACAK HINGGA TERSUSUN RAPI SEJAJAR. MATRIX SEBAGAI ISI PADAT YANG TAK RATA ATAU TERSUSUN SERI & TIPIS DENGAN POLA YANG VARIABEL. WOVEN BONE ( PRYMARY BONE ) - LAMELLAR BONE - PARALLEL FIBERED BONE ( INTERMEDIATE ) CONCELLOUS (TRABECULAE) BONE (30–90% POROUS) - CONPACTO (CORTICAL) BONE (5–30% POROUS ) KEKUATAN TERGANTUNG : RASIO ; MINERALISASI DAN JUMLAH OSTEONS. INERVASI OLEH SERABUT BERMYELIN – TAK BERMYELIN PADA PERIOST BERSAMA PEMBULUH DARAH.

TULANG RAWAN SENDI TULANG RAWAN SENDI T. A  CHONDROCYTE, COLLAGEN, MATRIX & AIR. MATRIX T. A  PROTEOGLYCANS + AIR PROTEOGLYCANS TERIKAT OLEH ASAM HYALURONIC. SUHU SENDI DI ATAS 380 C :  AKTIF HORMON HYALURONI DASE  MERUSAK MATRIX NUTRISI DENGAN CARA “DIFUSI” DGN JARINGAN SEKITAR. F U N G S I : MEREDAM TEKANAN & GERUSAN  LICIN - HYALINE CARTILAGE : PADA SENDI SINOVIALIS - FIBRO CARTILAGE : PENYAMBUNG TULANG & LIGAMENT/ TENDON - ELASTIC CARTILAGE : >> SERABUT ELASTIC SEPERTI DAUN TELINGA

MENISCUS MERUPAKAN TULANG RAWAN FUNGSI : - MEREDAM TEKANAN & GERUSAN - MELICINKAN DAN MENGARAH GERAKAN PADA IMMOBILISASI MATRIX ( PROTEOGLYCANS ) MENURUN  MUDAH CIDERA TRAUMA  CIDERA  TAK ADA REGENERASI FRAGMENT SEBAGAI CORPUS LIBERA IDEM PADA ARTHROSIS NUTRISI DARI SYNOVIUM

SINOVIUM T. A : ASAM HYALURONIC PROTEIN V I S C O U S AIR VISCOSITAS TERGANTUNG GERAK SENDI, FREQUENSI & INTENSITAS GERAK  -KEKENTALAN  SINOVIUM ELASTIS ( ~ VOLUME )  VISCO ELASTIC FLUID = THIXOTROPE FLUID DIHASILKAN OLEH MEMBRANE SYNOVIALIS FUNGSI SEBAGAI : - PELICIN & PELAPIS - NUTRISI CARTILAGE & DISCUS INFLAMASI  PRODUKSI ASAM HYALURONIC   SUHU > 380C  HYALURONIDASE  IMMOBILISASIPRODUKSI PROTEOGLYCANS 

JARINGAN SARAF SKEMATIS CELL SARAF NEUROGEN : MOTORIS SENSORIS VEGETATIF

AREA DERMATOME Daerah kulit (pola tertentu) yg secara dominan disarafi dari segment spinal tertentu

AREA DERMATOME

NERVINAL ZONE Daerah kulit yang secara spesifik disarafi oleh cabang saraf tertentu Menggambarkan pola berbeda Berasal dari cabang saraf perifer

AREA NERVINA

AREA NERVINA

MYOTOME SEGMENT OTOT C5 M. DELTOIDEUS M. SUPRASPINATUS M. INFRASPINATUS M. BICEPS BRACHII C6 M. BICEPS BRACHII M. SUPINATOR M. EXTENSOR PRGELANGAN TANGAN C7 M. TRICEPS BRACDHII M. FLEXOR PERGELANGAN TANGAN L4 M. Tibialis Anterior L5 M. Extensor Hallucis Longus S1 M. Peroneus Longus & Brevis

REFLEX TENDON S1 Achiles Reflex SEGMENT TENDON OTOT C5 M. BICEPS BRACHII C6 M. BRACHIORADIALIS C7 M. TRICEPS BRACHII L4 Knee Patellar Reflex S1 Achiles Reflex

NO DERMATOME  MYOTOME REFLEX PARESTHE 1 PUNGGUNG; ATAS TROCHANTER; SELANGKANG TAK ADA SELANGKANG 2 PUNGGUNG; DEPAN PAHA S/D LUTUT. PSOAS, ADDUKTOR HIP DEPAN PAHA 3 PUNGGUNG; ATAS PANTAT, DEPAN PAHA & LUTUT, MEDIAL TUNGKAI BAWAH. PSOAS, QUADRICEPS. (ATROFI PAHA) KPR MEDIAL LUTUT, ANTERIOR TUNGKAI BAWAH. 4 MEDIAL PANTAT, LATERAL PAHA, BLK. TUNGKAI, DORSAL KAKI & IBU JARI. TIBIALIS ANTERIOR, EXTENSOR HALUCIS.   - MEDIAL BETIS, PERGELANGAN KAKI. 5 PANTAT, PUNGGUNG, SAMPING PAHA, LATERAL TUNGKAI, DORSAL KAKI, MEDIAL TELAPAK, JARI I – II – III. EXT. HALLUCIS, PERONEAL, GLUT. MEDIUS, DORSO FLEKSI PERG. KAKI, HAMSTRING (ATROFI BETIS ) MEDIAL HAMSTRING. LATERAL TUNGKAI, JARI I – II & III. 6 PANTAT, PAHA BELAKANG & TUNGKAI BAWAH. CALF, HAMSTRING (ATROFI GLUTEUS, PERONEUS & PLANTAR FLEKSI). A. T. R LATERAL HAMSTRING. JARI IV, LATERAL KAKI, PLANTAR KAKI. 7 IDEM KNEE FLEKSI LATERAL KAKI, LUTUT, TUMIT.

KULIT

Kulit Kulit terdiri dari 2 lapisan : Epidermis (Lapisan tanduk) Tersusun atas epitelium berlapis gepeng dengan lapisan tandukdan terdiri atas 4 jenis sel  sel keratinosit, sel melanosit, sel lanerhans dan sel merkel. Tidak berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel rambut. Dermis Tersusun atas jaringan fibrous dan jaringan ikat yang elastik. Pada permukaan  papil-papil kecil  berisi ranting-ranting pembuluh darah. Di dalam dermis terdapat : Ujung akhir saraf sensoris, kelenjar keringat

Epidermis Epidermis (Lapisan tanduk), terdiri dari 5 lapis / stratum, yaitu : Stratum Korneum  Paling luar, tipis, datar, seperti sisik dan terus-menerus dilepaskan Stratum Lusidum  Selnya mempyai batas tegas, tetapi tidak ada intinya. Stratum Granulosum  Selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan granula Stratum Spinosum  Sel dengan fibril halus yang menyambung sel yang satu dengan yang lainnya di dalam lapisan ini, sehingga setiap sel seakan-akan berduri Stratum Basal  Sel ini terus-menerus memproduksi sel epidermis. Sel ini disusun dengan teratur, berderet dan rapat.