POST PRODUCTION
PRINSIP EDITING VIDEO Editing adalah penyatuan elemen-elemen gambar (maupun suara) hasil produksi sebelumnya menjadi satu kesatuan utuh sesuai struktur cerita/konsep.
Editor adalah orang yang bertanggungjawab menyatukan persepsi antara berbagai konsep awal pra produksi hingga produksi. Editor harus kreatif, diharapkan mampu memberi nilai tambah yang kelak akan ditonton audien kelak. Maka sering editor disebut “sutradara kedua”.
Praktek terbesar editing adalah kesinambungan (kontinuitas). Pengertian kesinambungan ini tidak selalu berarti dari satu shot ke shot yang lain musti “nyambung”/selaras. Tetapi kadangkala pembuat pembuat video/film dengan sengaja mengkontraskan antara shot yang satu dengan shot berikutnya. Sebab konsep cerita memang menghendaki demikian.
Berikut beberapa kesinambungan / continuities Kesinambungan berdasarkan arah Kesinambungan berdasarkan aksi/adegan Kesinambungan berdasarkan suara Kesinambungan berdasarkan warna Kesinambungan berdasarkan waktu
Teknik Editing Video Ada 2 cara melakukan editing berdasarkan alat yang dipakai: EDITING LINEAR/ANALOG Merupakan teknik yang sederhana. Menggunakan 2 alat atau lebih yang disebut VTR (video tape recorder). Bagian VTR yang satu sebagai media pemutar hasil shoting (player) dang bagian yang lain sebagai perekam gambar atatu shot yang terpilih (recorder). Untuk efek khusus biasanya memakai video mixer.
Sesuai namanya, yaitu linear artinya berurutan, maka penyusunan gambar memang harus dilakukan secara berurutan. Jadi editor harus harus memilih gambar secara urut satu persatu dari awal cerita (sesuai konsep/naskah) hingga gambar terakhir atau penutup.
Jika terjadi kesalahan dalam penempatan urutan gambar maka editor harus melakukan penyusunannya ulang dari awal pertama kali. Jadi sangat menyulitkan jika tidak teliti. Editing linear sudah mulai ditinggalkan oleh para pekerja professional. Teknologi computer yang sudah maju memberi pilihan pada Editing Non Linear
EDITING NON LINEAR Teknis editing ini mensyaratkan pemakaian komputer dengan tambahan hardware dan software khusus. Teknis umumnya dimulai dari tahapan awal memasukan seluruh gambar (shot) yang dibutuhkan ke dalam hardisk. Biasa disebut Digitizing (mengubah hasil shot dari tape/kaset menjadi file/data digital).
Karena semua data menjadi banyak file maka kemudahannya adalah bisa disusun tidak harus berurutan (non linear). Penyusunan gambar bisa secara acak. Editor bisa saja mengerjakan bagian tengah dan penutupnya dulu sambil menunggu materi hasil syuting yang mungkin belum selesai.
Ada beberapa keluhan dari pengguna computer rumahan yang selalu mengeluhkan kesulitan meng-edit atau kurang bagusnya kualitas gambar hasil editing. Banyak yang beranggapan cukup dengan komputer rumahan dan software umum proses editing video bisa dilakukan. Anggapan tersebut tidaklah salah. Tetapi keluhan diatas berasal dari kemampuan komputer yang memang tidak diperuntukan sebagai mesin editing.
Komputer editing menuntut spesifikasi hardware khusus agar proses editing mudah dilakukan. Misalnya kemampuan membaca file movie yang realtime (tidak tersendat-sendat) dengan kualitas Hi-Res.