Ancaman Asimetrik di Laut dan Peningkatan Pengamanan Wilayah Maritim Edy Prasetyono, PhD FISIP-Universitas Indonesia Disampaikan pada RTD, Lemhannas, Jakarta, 27 Mei 2009
Sifat/karakteristik Asymmetry in terms of power and capabilities; in technological capabilities; in doctrine and strategy; and in employment of forces. Thus, a threat emanating from the potential use of dissimilar means or methods to circumvent or negate an opponent’s strengths while exploiting his weaknesses to obtain a disproportionate result. Indirect All fronts, including root causes Winning hearts and minds Strong against weak Transformational use of familiar and unfamiliar capabilities: non-conventional weapons Fourth generation of warfare: the first three generations ditargetkan pada sasaran militer.
Trends dalam 200 tahun terakhir, sebagaimana dikatakan oleh Singer, prosentase kemenangan bagi yang kuat makin rendah (1800-1849, 88%; 1850-1899, 79%; 1900-1949, 65%; 1950-1999, 45%)
Mengapa? Karakter aktor: democratic actors lebih rawan kalah karena sifat rejim yang terbuka dan peran media massa; aktor-aktor pelaku peperangan asimetris terpecah-pecah, desentralisasi, lebih sulit dihadapi karena majunya persenjataan ringan dan kecil yang bisa menimbulkan kerusakan/korban besar; Militanisme si lemah Kerentanan/vulnerability pihak yang kuat secara psikologis karena biasanya pihak yang kuat kurang motivasi untuk memenangkan perang disbanding pihak yang lemah. Ini karena bagi kekuatan yang lebih besar “kelangsungan hidup bukan persoalan utama” mereka dalam perang ini. Kesalahan strategi
Strategi Asymmetric arsenal Countermeasures yang sederhana Peperangan di semua front, termasuk peperangan informasi: cyber war, hackers, civilian target of cyber and computer network Peperangan public relations: media massa/opini publik Military target dengan menggunakan senjata terlarang Civilian/soft targets to cause deep psychological impacts Lengthen the conflicts to exploit public pressures against the strong, conventional, and democratic power
Proyeksi kekuatan nasional MENGAPA LAUT? Ekonomi Keamanan Proyeksi kekuatan nasional
Ekonomi 95% perdagangan dunia Energy supply route: Hormuz (15 mbpd, Malaka 11 mbpd) Kerugian sekitar $13-15 bn/tahun Rejim keamanan laut untuk kepentingan ekonomi: ISPS Code dan CSI 70% penduduk dunia hidup pada jarak 100 mil dari laut
Keamanan Perbatasan dan klaim wilayah karena kaitannya dengan posisi dan kekayaan sumber alam Kontrol wilayah yang terbuka Penggunaan wilayah laut oleh masyarakat internasional
Proyeksi Kekuatan Nasional Pertahanan/traditional security Diplomacy (gun-boat diplomacy/coercive diplomacy dan port-visit, peace operations) Melindungi kepentingan ekonomi/neo-merkantilisme
Ancaman Asimetrik di Laut Kejahatan transnasional: terorisme dan gerakannya, penyelundupan senjata, WMD, drug-trafficking, human trafficking Shipping yang mengangkut barang berbahaya atau strategis Ancaman terhadap strategic chokepoints and infrastructures such as ports, platforms and international connectors including bridges, tunnels, pipelines and cables. Ancaman terhadap sasaran mudah di laut dan pantai (kapal penumpang, pantai turis) Serangan terhadap kekuatan laut/angkatan laut baik di laut maupun di pelabuhan. Ancaman terhadap jalur perdagangan dan jalur pasokan energi
Faktor-faktor pendorong Lalu lintas laut untuk komersial yang meningkat pesat ($390 bn) Chokepoints: memperlambat kecepatan kapal- target serangan Kapasitas rendah - land-heavy Keamanan pantai dan pelabuhan yang rendah Korupsi Proliferasi senjata kecil
Faktor pendorong: Konteks strategis Selat Malaka: 60.000 kapal/tahun, 1/3 perdagangan dunia dengan volume $390 milyar Selat Lombok: 3.900 kapal/tahun, nilai $40 milyar Selat Sunda: 3.500 kapal/tahun, $5 milyar/tahun Jika ketiga selat ini ditutup, kerugian akibat pengalihan rute akan capai $8 milyar Tahun 2015 ekonomi China, India, Jepang akan lebih besar dari AS dan Eropa ($19,8; 14; dan 11,6 trilyun dolar) Tahun 2050 China, India, dan Jepang akan sebesar 2 kali AS dan 4 kali Eropa. Konsekuensi: kompetisi energi: sumber, rute, dan harga.
Measures to be taken Boosting the coastal monitoring and interdiction capabilities of states in areas of strategic maritime importance Augmenting port security management Control over remote and small and outer islands, potentially used for safe-heavens of illegal activities Effective Engagement of Maritime Forces (Navy and other bodies responsible for sea security and safety) Regional co-operations