Andi Dwi Riyanto, S.Kom.,M.Kom Rizal Krisdiyanto, S.Kom ERM 2015 Materi Kuliah [04] Enterprice Resource Management Sistem Informasi STMIK AMIKOM Purwokerto 2015
Tujuan Production Planning Menjadwalkan produksi secara ekonomis sehingga perusahaan dapat mengirimkan produk kepada customer sesuai dengan tanggal yang dijanjikan dalam arti yang paling efisien.
Tiga Pendekatan Produksi Make-to-stock (MTS), item dibuat untuk persediaan untuk mengantisipasi sales order; kebanyakan produk konsumen (seperti sabun, snack) dibuat dengan cara seperti ini. Make-to-order (MTO), item diproduksi untuk memenuhi spesifikasi dari konsumen, perusahaan sering menggunakan pendekatan ini ketika memproduksi item yang terlalu mahal untuk disimpan sebagai persediaan atau item yang dibuat dan dikonfigurasikan berdasarkan spesifikasi customer (seperti percetakan, pesawat udara, dan peralatan besar industri). Assembler-to-order, item diproduksi menggunakan kombinasi dari proses MTS dan MTO, produk akhir dirakit berdasarkan order dari komponen MTO (seperti komputer rakitan)
Proses Produksi Gambaran proses produksi pada perusahaan yang memproduksi Snack
Urutan proses 1. Bahan baku diambil dari warehouse ke salah satu dari empat mixer. 2. Masing-masing mixer membuat adonan 500 pound/batch. 3. Pembuatan adonan membutuhkan waktu 15 menit untuk pencampuran, dan 15 menit untuk unload, clean dan load, sampai kepada batch berikutnya. 4. Setiap saat hanya 3 mixer yang dioperasikan, dan satunya untuk cadangan kemungkinan breakdown. Berapa pound total adonan yang dihasilkan/jam?
Urutan proses (lanjutan) 5. Adonan hasir campuran dituang ke suatu penampung. Adonan dibentuk dengan cetakan menjadi batangan dengan berat masing-masing 4 once. 6. Dengan konveyor batangan dibawa ke oven untuk pembakarn selama 30 menit. 7. Batangan yang keluar dari oven, masing-masing dibungkus dengan pembungkus foil, dan 24 batang diisi ke kotak. 8. Pada akhir produksi dari lini snack bar, kotak ditumpuk pada pallet (untuk order yang banyak, kotak dikarduskan ke kardus pengiriman, dan baru ditumpuk pada pallet)
Urutan Proses Perubahan produksi snack bar membutuhkan waktu setup 30 menit (membersihkan peralatan, mengganti pembungkus, kotak, kotak pengiriman). Karyawan shift 2 akan membersihkan peralatan dan mempersiapkan kondisi untuk produksi hari berikutnya untuk menghindari waktu yang habis untuk changeover.
Permasalahan Perusahaan tidak ada masalah didalam membuat snack bar, tetapi memiliki masalah untuk memutuskan: 1. Berapa banyak bar yang dibuat dan kapan? 2. Permasalahan komunikasi 3. Masalah persediaan 4. Pencatatan akuntansi yang tidak konsisten Karena belum memiliki sistem informasi yang terintegrasi.
Permasalahan komunikasi Sharing informasi antara bagian M/S dengan produksi, dimana meeting M/S sering mengabaikan bagian produksi, terutama terkait dengan rencana promosi yang dapat menyebabkan lonjakan permintaan. Lonjakan permintaan menyebabkan persediaan habis, sehingga bagian produksi perlu melakukan lembur untuk mengisi kembali, dan menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Peningkata produksi dapat menyebabkan kekurangan bahan baku, pembungkus, kotak. Sehingga lonjakan yang tidak terencana menimbulkan frustasi pada bagian produksi, dan meningkatkan biaya serta resiko. (jika hal tersebut tidak ditangani dapat menyebabkan kinerja bagian produksi tidak tercapai). KPI terkait biaya produksi.
Masalah Persediaan Data persediaan tidak tercatat secara uptodate, dimana tidak ada informasi persediaan yang telah terjual, tetapi belum dikirim. Permasalahan timbul ketika ada dua order dalamjumlah besar tiba pada saat yang sama, sehingga menyebabkan persediaan jenis tertentu habis seketika, sehingga perlu segera diproduksi untuk pengisian kembali (switching produksi membutuhkan waktu change over 30 menit)
Masalah Akuntasi dan Pembelian Bagian Produksi dan Akuntansi tidak memiliki cara yang baik untuk menghitung biaya harian. Biaya produksi berdasarkan jumlah bar yang diproduksi setiapharinya. Untuk tujuan costing, perusahaan menggunakan standard cost yang merupakan normal cost yang dibuat berdasarkan data histori. Biaya tenaga kerja langsung dan overhead dapat diperkirakan untuk masing-masing batch. Jumlah batch dikali dengan biaya standard masing-masing batch, dan menghasilkan jumlah yang akan dibebankan ke ongkos produksi.
Masalah Akuntasi dan Pembelian Kebanyakan industri menggunakan standard cost, tetapi metode ini perlu disesuaikan kembali pada setiap periiodenya. Biaya bahan baku dipengaruhi oleh ongkos pembelian yang dapat saja berfluktuasi. Manager produksi tidak dapat memberikan proyeksi kebutuhan bahan baku yang sebenarnya, sehingga manager pembelian berusaha menumpuk persediaan sebanyak mungkin untuk menghindari kekurangan bahan baku, terutama bahan yang leadtimenya lama. Ongkos tenaga kerja berfluktuasi karena adanya kebijakan lembur.
Masalah Akuntasi dan Pembelian Bagian produksi dan Accounting secara periode perlu membandingkan standard cost dengan actual cost dan kemudian melakukan penyesuaian untuk perbedaan yang timbul. Penyesuaian dilakukan setiap bulan, dan kadang- kadang dilakukan pada setiap kuartal, sehingga menyebabkan laporan yang dsajikan tidak akurat dari waktu ke waktu.
Tugas Cari pengertian terkait dengan istilah: 1. Jadwal produksi 2. Batch produksi 3. Waktu Change over 4. Waktu setup 5. Leadtime 6. Standard cost 7. Actual cost Mengapa overtime dapat menyebabkan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi, carilah peraturan pemerintah terkait dengan perhitungan gaji lembur.
Sekian & Terima Kasih