METODE PENELITIAN KUANTITATIF SIMPOSIUM METODE PENELITIAN, PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN KUANLITATIF DAN KUANTITATIF BERBASIS LAHAN BASAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM 16 MARET 2015, Banjarmasin OLEH Prof. Dr.Ir. Danang Biyatmoko,MSi FAKULTAS PERTANIAN
Penelitian SUATU PROSES BELAJAR YG TERARAH MENGENAI SUATU MASALAH YG DILAKUKAN SECARA ITERATIF / BERULANG PENYELIDIKAN TERENCANA U MENDAPATKAN FAKTA BARU GUNA MEMPERKUAT ATAU MENOLAK HSL PERCOBAAN TERDAHULU
Konsep Penyusunan Instrumen Penelitian Kuantitatif instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan tersebut agar menjadi mudah dan sistematis (Arikunto, 2000) instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif (Hadjar,1996) instrumen adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif (Suryabrata,2008)
Konsep Penyusunan Instrumen Penelitian Rumusan masalah Tujuan Hipotesis Rincian data yang diperlukan Metode pengumpulan data Instrumen penelitian Rincian data yang diperlukan Teori Batasan konsep / variabel / istilah
Jenis Instrumen (alat pengumpul data) penelitian kuantitatif : Wawancara terstruktur Observasi dengan check list Studi dokumen dengan check list Kuesioner / Angket / Skala Pengukuran dengan alat (timbangan, meteran, dsb)
KUANTITATIF KUALITATIF MACAM DATA DISKRIT/ NOMINAL ORDINAL INTERVAL KONTINUM/ HSL PENGUKURAN RATIO
Tahapan penyusunan instrumen penelitian kuantitatif : Analisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel menjadi sub penelitian sehingga indikatornya dapat diukur dan menghasilkan data yang akurat. Membuat indikator variabel, peneliti dapat menggunakan teori ataupun konsep pengetahuan ilmiah yang relevan dengan variabel tersebut, atau dengan menggunakan fakta berdasarkan pengamatan secara langsung. Penetapan penggunaan jenis instrumen dalam mengukur variabel, subvariabel, ataupun indikatornya. Setiap variabel dapat diukur dengan satu atau lebih jenis instrumen. Menyusun kisi-kisi instrumen, dimana kisi-kisi tersebut berisi materi, jenis, dan banyaknya pertanyaan serta waktu yang dibutuhkan. Setiap indikator akan menghasilkan beberapa isi pertanyaan, serta abilitas yang diukur atau kemampuan yang diharapkan dari subjek penelitian.
Menyusun item pertanyaan. Untuk menyusun item pertanyaan tersebut harus sesuai dengan jenis dan jumlah instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Selain itu, peneliti dapat membuat lebih dari jumlah pertanyaan yang ditetapakan, atau pertanyaan cadangan. Setiap item pertanyaan yang telah dibuat, jawaban atau gambaran yang diinginkan dari pertanyaan tersebut harus dibuat oleh peneliti. Revisi instrumen. Instrumen yang telah dibuat sebaiknya dilakukan uji coba guna perbaikan isi dan pembahasan, menghilangkan instrumen yang tidak sesuai atau diganti dengan instrumen yang baru. Teguh (2001)
Skala Pengukuran Skala Linkert Skala linkert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Linkert pada tahun 1932 dalam mengukur sikap masyarakat. Dalam skala ini hanya menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik, diberi tanda negatif (-). Total skor merupakan penjumlahan skor responsi dari responden yang hasilnya ditafsirkan sebagai posisi responden. Skala ini menggunakan ukuran ordinal sehingga dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya.
Prosedur membuat skala linkert Pengumpulan item-item yang cukup banyak dan relevan dengan masalah yang sedang diteliti, berupa item yang cukup terang disukai dan yang cukup terang tidak disukai 2. Item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. 3. Pengumpulan responsi dari responden untuk kemudian diberikan skor, untuk jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. 4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut 5. Responsi dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan maka item yang tidak menunjukkan korelasi dengan total skor atau tidak menunjukkan beda yang nyata apakah masuk kedalam skor tinggi atau rendah dibuang.
Kelebihan skala linkert Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas korelasinya masih dapat dimasukkan dalam skala. Lebih mudah membuatnya dari pada skala thurstone. Mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibanding skala thurstone untuk jumlah item yang sama. Juga dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa responsi alternatif. Dapat memberikan keterangan yang lebih nyata tentang pendapatan atau sikap responden.
Kelemahan skala linkert Hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapakali individu lebih baik dari individu lainya. Kadang kala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, banyak pola responsi terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama.
Skala Pengukuran Skala Guttman Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional. Skala Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala (scale analysis) sangat baik untuk menyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal (universe of content) atau atribut universal (universe attribute). Dalam prosedur Guttman, suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika menghasilkan suatu skala kumulatif yang sempurna.
Semua respon diatur sebagai berikut : Setuju dengan Tidak setuju dengan Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 X X X X 3 X X X X 2 X X 1 X X X
Cara membuat skala Guttman : 1. Susunlah sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki. 2. Lakukan penelitiaan permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang akan diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50. 3. Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang. Jawaban yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh lebih dari 80% responden. 4. Susunlah jawaban pada tabel Guttman. 5. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.
Cara membuat skala Guttman : 1. Susunlah sejumlah pertanyaan yang relevan dengan masalah yang ingin diselidiki. 2. Lakukan penelitiaan permulaan pada sejumlah sampel dari populasi yang akan diselidiki, sampel yang diselidiki minimal besarnya 50. 3. Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang. Jawaban yang ekstrim adalah jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh lebih dari 80% responden. 4. Susunlah jawaban pada tabel Guttman. 5. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas.
Koefisien Reprodusibilitas, yang mengukur derajat ketepatan alat ukur yang telah dibuat (yaitu daftar pertanyaan tadi) dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Kr = 1 - e n di mana: n = total kemungkinan jawaban, yaitu jumlah pertanyaan x jumlah responden. e = jumlah error. Kr= koefisien reprodusibilitas
Koefisien Skalabilitas, dihitung dengan menggunakan rumus berikut: e = 1 - e p dimana: e = jumlah erroe. p = jumlah kesalahan yang diharapkan. Ks= koefisien skalabilitas.
Kelemahan skala guttman Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik intuk mengukur sikap terhadap objek yang kompleks atau pun untuk membuat prediksi tentang perilaku objek tersebut. 2. Satu skala bisa saja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok tetapi ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu waktu dan mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain.
T E R I M A K A S I H