Hartanto, S.I.P.,M.A. PLNRI-April 2015
Politik Luar Negeri bebas aktif 1948 sesuai keberadaan lingkungan internasional saat itu. 57 tahun kemudian, Presiden SBY dalam pidato pertamanya menggambarkan politik luar negeri dalam konteks keadaan dunia saat ini navigating turbulent oceans yang dimaksudkan menggambarkan kondisi post September 11. Perumusan dan pelaksanaan politik luar negeri harus bertolak dari kemampuan riil yang kita miliki serta kearifan dalam melihat situasi lingkungan global di sekitar kita. Diharapkan dapat membantu dalam memperjuangkan kebutuhan domestik serta menjalankan peran sebagai anggota masyarakat internasional.
Faktor Wilayah Faktor Peran Internasional Kapabilitas Persepsi Ancaman Internal dan Konsep Kepulauan Budaya Elit
Mohamad Yamin Konsep ”Indonesia raya” dengan terinspirasi oleh kejayaan dan kemegahan Majapahit dengan daerah kekuasaan yang luas. Indonesia harus meliputi darah kekuasaan Majapahit. Mohammad Hatta Menggunakan batas wilayah Hindia Belanda dan Indonesia meliputi seluruh wilayah Hindia Belanda kecuali Papua New Guinea.
Soekarno Setelah kemerdekaan Indonesia tidak lagi bernama Hindia Belanda, Indonesia bukan warisan Hindia Belanda, sehingga batas-batas wilayah tidak hanya meliputi batas wilayah Hindia Belanda saja. Hindia Belanda dan Irian Barat adalah bagian dari Indonesia. Soekarno memandang Sriwijaya dan Majapahit sebagai “negara Indonesia bersatu”. Soeharto Terinspirasi oleh kekuatan persatuan seluruh Nusantara di bawah kerajaan Majapahit yang dilakukan oleh Gadjah Mada yang kemudian memunculkan pernyataan bahwa persatuan dan solidaritas Inodnesia telah tercapai
Based on the Leader’s Perseptions: Soekarno Indonesia merupakan pemimpin Negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Asia pada umumnya dan Afrika. Hal itu yang mendorong dilaksanakannya Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika tahun Membuat konsep Nefos (New Emerging Forces) dan Oldefos (Old Established Forces) dengan Indonesia sebagai pemimpin. Bersama Cina membentuk Conefo (the Conference of New Emerging Forces) Julukan Indonesia sebagai “Mercu Suar” / pemimpin bagi Dunia Ketiga.
Based on the Leader’s Perseptions: D.N. Aidit Kemenangan revolusi Indonesia akan menandai suatu langkah besar ke depan dalam perjuangan anti imperialism dan sinarnya akan memancar jauh bahkan ke luar batas-batas Asia Tenggara.
Based on the Leader’s Perseptions: Soeharto Indonesia mempimpin forum internasional Usaha mendirikan ASEAN Keinginan menjadi ketua Konferensi Gerakan Non Blok Tuan rumah peringatan ke-30 KAA Pernyataan Indonesia memainkan peran pemimpin dalam forum internasional
Based on the Leader’s Perseptions: Pengamat Centre for Strategic International Studies (CSIS) Indonesia adalah kekuatan utama / menengah dan harus bertindak seperti kekuatan utama / menengah setidaknya pemimpin Asia Tenggara.
o Penduduk Jumlah penduduk Tingkat produktifitas Tingkat buta huruf Kualitas kerja o Stabilitas ekonomi o Kekuatan militer o Luas wilayah
Tahun 2009 : 151 juta penduduk usia produktif 104 juta penduduk menjadi tenaga kerja (manpower). open unemployment: 47 juta (30% total jumlah penduduk produktif atau 44% dari total jumlah penduduk.
Persepsi ancaman asing Masa Soekarno : ancaman asing dari Negara-negara Barat Masa Soeharto : ancaman dari Negara-negara Timur / Komunis
Konsep Kepulauan “Seluruh perairan yang mengelilingi di antara dan menyatukan Negara Indonesia tanpa mempertimbangkan perpanjangan luasnya adalah bagian dari wilayah Negara Indonesia, karenanya bagian perairan dalam negeri atau nasional berada di bawah kedaulatan penuh Negara Indonesia.”
Bukti Konsep Kepualauan o Deklarasi Indonesia (1957) “Indonesia akan menjamin keamanan pelayaran kapal-kapal asing di wilayah perairan Indonesia.” o Undang-undang Perairan Teritorial (1960) Penambahan luas wilayah. o Hukum Selat Kontinental (1969) Selat kontinental dengan Negara tetangga o Wawasan Nusantara ke dalam GBHN (1973) o Pengembangan wawasan nusantara Hak hukum atas seluruh selat di wilayah Indonesia termasuk aturan bagi kapal yang melintas.
Elit politik hasil dari budaya politik: Abangan / Islam nominal Pemimpin Jawa (mayoritas) Sistem kepercayaan campuran Unsur pra-Islam tradisi Menentang Negara Islam Dasar Negara sekuler Santri Fundamentalisme Islam (minoritas) Mengislamkan Jawa Menghapus budaya pra-Islam Menginginkan Negara Islam Islam berperan penting
Pelaksanaan PLN RI perlu memperhatikan perkembangan regional dan internasional. Pupusnya Perang Dingin, menonjolnya faktor ekonomi dalam PLN suatu bangsa, berkembangnya APEC kawasan ASPAC, Pengembangan Pasar Tunggal Eropa, pembentukan pasar bebas Amr. Utara /NAFTA, WTO, menjadi sebuah peristiwa yang mendorong munculnya pemikiran baru untuk menghadapi tantangan ke depan. Confidence building menuju suatu masy. Kepentingan keamanan bersama ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom and Neutrality). Dan SEANWFZ (Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone) menghindari terjadinya konflik bersenjata di wilayah ini.
Perubahan : munculnya non state actors, dalam hal elemen PLN strategi bukan indv interest national interest (merubah persepsi) diplomasi total memberdayakan masy. Dlm menghadapi tantangan luar. Bagaimana politik luar negeri Indonesia seyogyanya diterapkan dengan perkembangan isu-isu internasional saat ini? Ex : Perkembangan domestik yg mempengaruhi polugri, menguatnya peran politik Islam dalam politik domestik. Sekalipun agama tidak pernah menjadi dasar pembuatan kebijakan LN, namun ketika muncul masalah yang mudah dipersepsikan sbg masalah kep. Barat-dunia Islam, dan ketika sistem internasional dianggap tidak adil di bawah dominasi Barat, politik Islam lahir tuntutan / tekanan politik dari kelompok agama, desakan politik yg tdk bisa diabaikan oleh stakeholders, misal masalah terorisme, konflik Israel-Palestina.
Perubahan Internasional yang dapat dilihat adalah lahirnya berbagai organisasi regional reaksi thdp AS dan interdependensi yang menjadikan negara tdk mampu berdiri sendiri (ekonomi, politik-keamanan). Sehingga politik luar negeri harus tegas memberi prioritas yang harus diwujudkan mll tindakan nyata (kebijakan) dimana dalam pelaksanaannya harus memberi manfaat bagi terwujudnya cita-cita & kepentingan nasional kita.
Apa hubungan persepsi wilayah Indonesia dengan peran internasional? Bagaimana persepsi pemimpin pasca Soeharto dalam memandang wilayah Indonesia? Masihkah konsep Kepulauan dan wawasan nusantara efektif dalam melindungi integritas wilayah? Masihkan budaya politik dan elit politik dalam negeri mendominasi politik luar negeri dewasa ini? Jelaskan alasannya!