Prof Dr Ir Didy Sopandie, MAgr Dr Sintho Wahyuning Ardie, SP MSi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
A. Masalah sehubungan dengan pembukaan hutan di kawasan Lindung
Advertisements

Logam berat ? Berbahaya ? Solusi ?
KULTUR Chaetoceros sp SECARA MASSAL DI UNIT PEMBENIHAN UDANG BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO TAUFIK HERMAWAN P Dosen Pembimbing : Dr. Ir.
KELOMPOK PEMULIAAN TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
Zat Pengatur Tumbuh dalam kultur jaringan
Ujian Tesis Program Studi Agronomi Sekolah Pascasarjana IPB
Skripsi Oleh: Husni Mubarak Nim:
HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN
HORMON PADA TUMBUHAN Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau.
HARA FOSFOR Kadar fosfor dalam tanaman menempati urutan terakhir terendah golongan hara makro bersama dengan Ca, Mg dan S. Kadarnya kira-kira 1/5 sampai.
HARA SULFUR Kandungan sulfur dalam tanaman sama dengan Ca, Mg, dan P.
Disusun Oleh : 1. Melikaries Silaban 2. Yunita Setyati 3. Rani 4
Kiston Simanihuruk dan Juniar Sirait
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Pembimbing: Juang Gema Kartika, S.P.
Kebutuhan Hara Tanaman
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
ANALISIS TUMBUH BY :IR ABDUL RAHMAN MS.
Pengapuran Oleh : Joko Warino.
Serapan Hara Daun.
HORMON PADA TUMBUHAN Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau.
Kesuburan Tanah.
OLEH : TRI AYULOKASARI O5O3O3O44/ ILMU TANAH
KELOMPOK FAKTOR ESSENSIIL
Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional Peningkatan Effisiensi Pengisian Dan Pembentukan Biji Mendukung Produksi Benih Padi Hibrida.
Pengamatan Tinggi tanaman mulai umur 4 mg setiap 2 mg
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
EKOFISIOLOGI.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
EVALUASI LAHAN KEMAMPUAN KESUBURAN TANAH (FCC)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HMT
Iskandar Lubis A.Ghozi Manshuri Sri Astuti Rais Heni Purnamawati
Widanarni Dinamella Wahjuningrum Mia Setiawati
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Oleh Panca Dewi Manu Hara Karti Luki Abdullah
Bogor Agricultural University
ZAT PENGATUR TUMBUH (HORMON)
PASCA UTS SEMESTER GENAP T.A. 2014/2015
FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Universitas Gadjah Mada
1. Dr. Ir. Hamim, M.Si. (penanggung jawab)
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR DAN TEKNOLOGI PENYIMPANAN BENIH KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN No. Pendaftaran On-Line :
4 5 Product Technology Research Acid soil tolerant
RISET INSENTIF KNRT 2010 PENGEMBANGAN SOIL CONDITIONER BERBASIS BAHAN ALAMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN LAHAN KERING BERKELANJUTAN Prof.
A = Konsentrasi Minimum B = Penyesuaian C = Konsumsi Berlebihan
KARAKTERISTIK FOTOSINTESISI DAN SERAPAN FOSFOR HIJAUAN ALFALFA (Medilago Sativa) PADA TINGGI PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN NITROGEN YANG BERBEDA.
Kesuburan Tanah (2) Unsur Hara Semester Genap 2006/2007
Evaluasi Kesuburan Tanah
Grafik Sebaran Frekuensi Panjang Akar Populasi F2
JURNAL ILMIAH TENTANG TUMBUHAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Metodologi Rancangan yang digunakan adalah rancangan
Rancangan Petak Terpisah
1. Perakitan varietas melalui mutasi
HARA KALSIUM Kadar kalsium dalam tanaman seimbang dengan P, Mg, dan S.
2. Pembentukan varietas melalui persilangan
Kajian Pemberian Dolomit dan Bacillus subtilis terhadap
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
Pengaruh stress kekeringan terhadap kandungan klorofil tanaman Gomphrena globosa MINI RISET Kelompok 7A 2012.
PRODUKSI PUPUK ORGANIK DIPERKAYA ASAM HUMAT DAN FULVAT MENGGUNAKAN CENTROSEMA, RUMPUT GAJAH DAN PUPUK KANDANG AYAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS.
HORMON PADA TUMBUHAN Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau.
PENGEMBANGAN SORGUM MANIS
MEKANISME ADAPTASI Etilen endogen meningkatkan perkaran baru
Pengisian Polong Tanggamus
Pengamatan Lebar bedengan (m) Tinggi tanaman:   2 MST 11,57a
KROMOSOM STICKY PADA KECAMBAH PADI (Oryza sativa L.) ASAL KABUPATEN BENGKALIS, RIAU TERKAIT CEKAMAN GARAM.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
Transcript presentasi:

Prof Dr Ir Didy Sopandie, MAgr Dr Sintho Wahyuning Ardie, SP MSi Regulasi Etilen dalam Respon Tanaman Sorgum terhadap Cekaman Defisiensi P dan Toksisitas Al NURUL FAUZIAH A24090001 Pembimbing Prof Dr Ir Didy Sopandie, MAgr Dr Sintho Wahyuning Ardie, SP MSi DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

LATAR BELAKANG Sorgum [Sorghum bicolor (L.) Moench] memiliki banyak manfaat Biji: pangan, pakan dan bioetanol Daun & batang: pakan dan bioetanol Salah satu alternatif pemecahan masalah pemenuhan kebutuhan pangan adalah diversifikasi pangan Produktivitas sorgum berkisar antara 2.5-6.0 ton/ha Keunggulan sorgum Cukup adaptif pada lahan kering Lahan kering Indonesia: 148 juta Ha Lahan kering masam: 69.5% dari total lahan kering Indonesia

TUJUAN Untuk mengetahui peran etilen dalam mekanisme adaptasi fisiologi genotipe sorgum dengan toleransi berbeda terhadap cekaman defisiensi P dan toksisitas Al yang terjadi di tanah masam  Oleh karena itu penelitian ini bertujuan

BAHAN Benih genotipe sorgum toleran (Numbu) dan peka (B69) Aquades Prekursor etilen (etepon) Inhibitor aksi etilen (AgNO3) AlCl3 Bahan untuk larutan hara: NH4NO3 (NH4)2SO4 K2SO4 KNO3 Ca(NO3)2.4H2O Mg(NO3)2.4H2O NaCl H3BO3 MnSO4.4H2O ZnSO4.7H2O CuSO4.5H2O Na2Mo7O9.7H2O FeSO4.7H2O-EDTA KH2PO4

ALAT Wadah tanam Styrofoam Aerator pH meter Mikroskop Timbangan

Rancangan Kelompok Lengkap Teracak METODE Rancangan Kelompok Lengkap Teracak Faktor 1: komposisi kultur hara ● P-rendah (0.001 mM KH2PO4) ● P-cukup (0.1 mM KH2PO4) ● P-rendah + 74 µM AlCl3 ● P-cukup + 74 µM AlCl3 Faktor 2: regulator etilen ● kontrol ● 12.5 ppm etepon ● 0.6 mM AgNO3 NUMBU B69 Data dianalisis lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada a = 5%

PENGAMATAN Karakter agronomis: Panjang akar pada 7 dan 14 HSP Tinggi tajuk pada 7 dan 14 HSP Bobot basah tajuk dan akar pada 14 HSP Bobot kering tajuk dan akar pada 14 HSP

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Ketersediaan P dan Toksisitas Al terhadap Pertumbuhan Bibit Sorgum Numbu dan B69

Panjang Akar dan Tinggi Tajuk Ketersediaan P dan Al Panjang akar (cm) Tinggi tajuk (cm) 7 HSP 14 HSP Numbu P-cukup 11.19 13.97 20.56 43.67 P-cukup + Al 11.64 15.33 21.31 42.97 P-rendah 13.47 18.31 22.11 39.36 P-rendah + Al 12.69 17.21 19.42 33.86 B69   11.93 12.33b 17.84a 28.78a 10.56 12.61b 16.70ab 27.79a 13.71 17.22a 18.93a 32.52a 10.93 8.49c 13.14b 18.14b Steingrobe et al. (2001), melaporkan bahwa pada tanaman Hordeum vulgare cekaman defisinsi P memicu pemanjangan akar Genotipe B69 memiliki efisiensi penyerapan P lebih tinggi namun tidak berdampak pada peningkatan biomassa (Agustina 2011) Terhambatnya pertumbuhan akar oleh Al, menyebabkan terhambatnya translokasi air dan hara ke tajuk

Keragaan bibit sorgum pada ketersediaan P dan toksisitas Al yang berbeda pada 14 HSP NUMBU B69 Pada kondisi P-rendah, terjadi pemanjangan akar

Genotipe B69 peka terhadap toksisitas Al saat P tidak cukup tersedia Bobot Akar dan Tajuk Ketersediaan P dan Al Bobot pada hari ke-14 Akar Tajuk Bobot basah (g) Bobot kering (g) Numbu P-cukup 1.05 2.01 0.03 0.17 P-cukup + Al 0.89 1.81 0.16 P-rendah 1.04 1.62 0.05 P-rendah + Al 0.81 1.19 0.12 B69 0.72b 1.10a 0.02b 0.08a 0.58b 0.92a 0.07ab 1.05a 1.15a 0.04a 0.10a 0.31c 0.41b 0.04b Genotipe B69 peka terhadap toksisitas Al saat P tidak cukup tersedia Ma et al. (2005), hambatan akumulasi biomassa diduga kekurangan karbohidrat karena penyerapan dan transport air maupun hara ke tajuk lebih sedikit Kapasitas pemanjangan akar mampu meningkatkan penyerapan P dan menunjang pertumbuhan pada kondisi defisien P

Pengaruh Etilen terhadap Pertumbuhan Bibit Sorgum Numbu dan B69

Panjang Akar dan Tinggi Tajuk Genotipe Numbu lebih responsif terhadap aplikasi regulator etilen secara eksogen dibandingkan dengan genotipe B69 Penghambatan pemanjangan sel akar (Ruzicka et al. 2007) Regulator etilen Panjang akar (cm) Tinggi tajuk (cm) 7 HSP 14 HSP Numbu Kontrol 12.98 16.27ab 23.13 42.31 Etilen 11.50 13.46b 19.58 40.85 AgNO3 12.27 18.88a 19.83 36.73 B69 10.35 13.14 18.68 27.73 12.30 11.08 16.03 25.68 12.69 13.77 15.26 27.00

Keragaan bibit sorgum pada aplikasi regulator etilen NUMBU B69 Aplikasi AgNO3 secara eksogen pada kondisi defisien P dan toksisitas Al menekan pertumbuhan genotipe B69

Regulator etilen Bobot pada hari ke-14 Akar Tajuk Bobot basah (g) Bobot Akar dan Tajuk Regulator etilen Bobot pada hari ke-14 Akar Tajuk Bobot basah (g) Bobot kering (g) Numbu Kontrol 1.03 1.68ab 0.04 0.16 Etilen 0.89 2.06a 0.03 0.18 AgNO3 0.92 1.22b 0.12 B69 0.66 0.82ab 0.02 0.07 0.75 1.15a 0.09 0.59 0.72b 0.06 Aplikasi AgNO3 diduga menghambat transport air dan menurunkan bobot basah tajuk pada 14 HSP (Kamaludin dan Zwiazek 2002) Aplikasi etilen secara eksogen meningkatkan transport air melalui akar pada tanaman

KESIMPULAN Konsentrasi prekursor etilen yang dapat membedakan akumulasi Al adalah 12.5 ppm. Perubahan panjang akar akibat aplikasi etilen maupun inhibitor aksi etilen pada genotipe Numbu mengindikasikan bahwa genotipe Numbu lebih responsif terhadap etilen dibandingkan dengan genotipe B69 sehingga perbedaan toleransi terhadap tanah masam antara genotipe Numbu dan B69 disebabkan oleh perbedaan respon kedua genotipe tersebut terhadap etilen.

TERIMA KASIH