Menilai Tingkat Kesadaran

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Praktek Profesi Keperawatan KMB 1
Advertisements

Asuhan Keperawatan dengan Cedra Kepala
Presentasi Bab 4 Mata Kuliah Ergonomi
Pemeriksaan Fisik Sistem Neurologi
PENANGANAN HENTI JANTUNG
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
By : Romalina Airway manajemen. By : Romalina Airway manajemen.
LATIHAN FLEKIBILITAS.
Bab 6 Demam.
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
TRAUMA KEPALA Tujuan Umum Tujuan khusus
MANAJEMEN FRAKTUR EKSTREMITAS ATAS PADA KONDISI PRE-HOSPITAL
Oleh : Valentin Quanti s
DOSEN PEMBIMBING : Ns.HANI RUH DWI, S.Kep
KETERAMPILAN MENJELASKAN
LATIHAN SHOOTING BOLA BASKET 16 November 2009 Oleh Agus Sarengat
Askep klien tidak sadar
Sudden cardiac arrest n CPR
ADL ACTIVITY DAILY LIVING
KETERAMPILANMEMBERI PENGUATAN
BANTUAN HIDUP DASAR YULIATI, SKP,MM.
KOMUNIKASI NON VERBAL.
Periode Bayi (Infancy)
Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
PENGKAJIAN NEUROLOGI Yani Sofiani.
SELAMAT DATANG PMI DAERAH MAKASAR.
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
Pengukuran Nyeri.
BANTUAN HIDUP DASAR BHD
Pengkajian Sistem Persarafan
Gangguan kesadaran (Coma)
PRAKTIKUM HIPERKES TEST PENDENGARAN.
Gerakan Passing Bawah Bola Voli
Nama : Mitha Happy Oktaviana Nim : G0C016046
SENSASI DAN PERSEPSI Edy Prihantoro.
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Teknik Pendokumentasian
KOMUNIKASI PADA KLIEN ANAK
PERSEPSI Sangra Juliano P.
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
dr. Arif Dharmawan, SpB, FINACS SMF Bedah RSUD Blambangan
Fungsi sistem saraf pada manusia
PENILAIAN GLASGOW COMA SCALE
Cidera Kepala Sholihin.
Periode Pranatal.
TRAUMA KEPALA.
PENILAIAN PENDERITA.
Menilai Tingkat Kesadaran
Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
PRAKTIKUM HIPERKES TEST PENDENGARAN.
RJP RESUSITASI JANTUNG PARU
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan regio siku (elbow) Pasien berdiri pada posisi anatomis. Area yang dipaparkan adalah kedua anggota gerak atas dari regio.
Tidak Sedarkan Diri (Pengsan)
Fungsi-Fungsi Luhur MK Psikologi Faal RDS.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD). EM AMA ET ITI = MATI Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua istilah untuk mati: mati klinis dan mati biologis Mati Klinis.
KEASADARAN DAN KETIDAKSADARAN MANUSIA
Pemeriksaan Fisik Oleh Zaenal Arifin.
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
Pemeriksaan tonus-kekuatan otot Sumber:Buku Pemeriksaan Klinis Neurologi Praktis Umum halaman
ADL ACTIVITY DAILY LIVING. ACTIVITY DAILY LIVING PEMERIKSAAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL MERUPAKAN PROSES UNTUK MENGETAHUI KEMAMPUAN PASIEN DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS.
1. Penilaian Maturitas Neuromuskular Postur Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada.
 KELOMPOK 3 ABDUL HARIS I MARSAOLY ( PO ) HASRIANI MANJE ( PO MELISA AMALIA (PO NURHAYATI USMAN (PO ) NURSYAWATI.
SIKAP DAN GERAKAN ANATOMI
Transcript presentasi:

Menilai Tingkat Kesadaran

Tingkat Kesadaran Kesadaran adalah derajat hubungan antara Hemispherium Cerebri dengan Reticular Activating System (RAS) di bagian atas batang otak Kesadaran mempunyai dua komponen : 1. Fungsi mental keseluruhan (total), komponen ini berhubungan dengan Hemispherium Cerebri

2. Derajat “awas-waspada”, komponen ini berhubungan dengan RAS 2. Derajat “awas-waspada”, komponen ini berhubungan dengan RAS. Penilaian kualitatif, secara klinis dan umum digunakan, adalah : - Composmentis : baik/sempurna - Apatis : perhatian berkurang - Somnolens : mudah tertidur walaupun sedang diajak bicara - Sopor : dengan rangsangan kuat masih memberi respon gerakan - Soporo coma : hanya tinggal refleks cornea - Coma : tidak memberi respon sama sekali

Th 1974, Teasdale G dan Jennet B mempublikasikan penilaian kuantitatif tingkat kesadaran dengan menggunakan skala coma glasgow (Glasgow Coma Scale) Ada tiga hal yang dinilai dalam penilaian ini, yaitu : - respon motorik - respon bicara - respon pembukaan mata

Ketiga respon tersebut masing-masing diberi angka Ketiga respon tersebut masing-masing diberi angka. Keadaan koma tidak respon sama sekali dan tidak membuka mata Scor yang kurang atau sama dengan 7 disebut coma Scor yang lebih atau sama dengan 9 disebut tidak koma

Respon Motorik Nilai 6 : Mampu mengikuti perintah sederhana seperti: mengangkat tangan, menunjukkan jumlah jari-jari daru angka yang disebut oleh pemeriksa, melepaskan genggaman Nilai 5 : Mampu menunjuk tepat, tempat rangsang nyeri yang diberikan seperti tekanan pada sternum, cubitan pada M.Trapezius

Nilai 4 : Fleksi menjauh dari rangsang nyeri yang diberikan, tetapi tidak mampu menunjuk lokasi/tempat rangsang dengan tangannya Nilai 3 : Fleksi abnormal. Bahu adduksi, fleksi dan pronasi lengan bawah, fleksi pergelangan tangandan tinju mengepal bila diberi rangsang nyeri Nilai 2 : Fleksi abnormal. Bahu adduksi dan rotasi interna, ektensi lengan bawah, fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal bila diberi rangsang nyeri Nilai 1 : Sama sekali tidak ada respon

Respon Verbal / Bicara Respon verbal diperiksa pada saat pasien bangun dan pemeriksaan ini tidak berlaku bila pasien : - dysphagia/aphasia - mengalami trauma mulut - dipasang intubasi trachea (ETT) Nilai 5 : Pasien orientasi penuh/baik dan mampu bicara. Orientasi waktu, tempat, orang,siapa dirinya dan berada dimana

Nilai 4 : Pasien “confuse”/tidak orientasi penuh Nilai 3 : Bisa bicara, kata-kata yang diucapkan jelas dan baik, tetapi tidak menyambung dengan apa yang dibicarakan Nilai 2 : Bisa bersuara tetapi tidak dapat ditangkap jelas apa artinya/suara-suara yang tidak dpt dikenali maknanya Nilai 1 : Tidak bersuara apapun walau diberikan rangsangan nyeri

Respon Membuka Mata Periksalah rangsang minimum apa yang bisa membuka satu atau kedua matanya Catatan : mata tidak dalam keadaan terbalut ataupun edema kelopak mata, bila hal ini terjadi maka pembukaan mata tidak bisa dinilai dan skor akhir diberi huruf E

Nilai 4 : Mata membuka spontan, misalnya sesudah disentuh Nilai 3 : Mata baru membuka kalau diajak bicara, atau dipanggil nama atau diperintahkan membuka mata Nilai 2 : Mata membuka hanya kalau dirangsang kuat/nyeri Nilai 1 : Tidak membuka mata walaupun diberi rangsangan nyeri Selanjutnya dilakukan penjumlahan angka dari masing-masing respon