Matakuliah : D0684 – FISIKA I

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Vibration Getaran.
Advertisements

BAB 6 OSILASI Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut.
GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI HARMONIK andhysetiawan.
Gerak Harmonik Sederhana pada Bandul Matematis
OSILASI.
BENDA PADA PEGAS VERTIKAL
OSILASI Departemen Sains.
Gerak Harmonik Sederhana
Kuliah Gelombang O S I L A S I
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
GERAK SELARAS Klik disini ke Presentasi Sajian Pelengkap.
Andari Suryaningsih, S.Pd., M.M.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK HARMONIK SEDERHANA
15. Osilasi.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
KELOMPOK 6 GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA BANDUL DAN PEGAS
15. Osilasi.
TRAVELING WAVE, STANDING WAVE, SUPERPOSISI WAVE
Matakuliah : K FISIKA Tahun : 2007 GELOMBANG Pertemuan
Matakuliah : K FISIKA Tahun : 2007 GETERAN Pertemuan
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
OSILASI, GELOMBANG, BUNYI
Berkelas.
Gerak Harmonik Sederhana (Simple Harmonic Motion)
Pertemuan 8 Gerak Harmonis Sederhana
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
Pertemuan 1 PEFI4310 GELOMBANG
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
“Getaran Pegas dan Bandul”
GETARAN DAN GELOMBANG
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN DAN GELOMBANG
GERAK HARMONIK SEDERHANA
“Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana”
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN HARMONIK.
Berkelas.
Berkelas.
OSILASI.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN.
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
By : Kartika Sari,S.Si, M.Si
GETARAN HARMONISK SEDERHANA PADA PEGAS SERI
GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA BANDUL
GERAK HARMONIK SEDERHANA
(tanpa gesekan) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.
Pertemuan 13 Getaran (GHS)
GHS Angular Sapriesty Nainy Sari, ST., MT. Jurusan Teknik Elektro
Tugas Mandiri 1 (P01) Perorangan
1 f T Fk.x F m.a MODUL 10. FISIKA DASAR I
PRINSIP-PRINSIP GEJALA GELOMBANG
GERAK SELARAS.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
GETARAN , GELOMBANG DAN BUNYI
FISIKA GETARAN.
Kelompok 6 Hariza NiMade Nurlia Enda
OSILASI.
Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
O S I L A S I KELOMPOK SATU: PRAPTO RAHARJO BASTIAN APRILYANTO
Getaran (Ayunan Sederhana)
GERAK HARMONIK SEDERHANA
1.2 DINAMIKA PARTIKEL HUKUM-HUKUM TENTANG GERAK
MODUL-10 Getaran Science Center Universitas Brawijaya.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK SELARAS.
Transcript presentasi:

Matakuliah : D0684 – FISIKA I Tahun : 2008 OSILASI Pertemuan - 22

Osilasi Gerak Periodik : Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama Gerak Harmonik : Pergeseran partikel dapat dinyatakan sebagai fungsi SINUS atau COSINUS Osilasi / vibrasi : Gerak periodik dari partikel , yang bolak -balik melalui lintasan yang sama Gerak Harmonik teredam : gerak bolak - balik partikel tidak tepat sama, karena terdapat gaya gesekan 3 Bina Nusantara

- Variabel Gerak Osilasi Gerak Harmonik Sederhana - Variabel Gerak Osilasi Periode (T) : Waktu yang diperlukan untuk 1 getaran . satuan : detik Frekuensi (f): banyaknya getaran per - satuan waktu. satuan : cycle/s ( = Hz ) Frekuensi sudut () :  = 2 f ; satuan : rad/det Amplitudo ( = A ): Simpangan maksimum. satuan:satuan panjang: m/cm/mm 4 Bina Nusantara

- Gerak Harmonik Sederhana Benda , massa m dan berada pada ujung sebuah pegas , gaya yang diperlukan untuk menyimpangkannya sejauh X adalah : F = k X k = konstanta pegas Gaya reaksi oleh pegas : F’ = - k X gaya reaksi ini disebut : GAYA PEMULIH Dalam setiap gerak harmonik, gaya pemulih inilah yang menyebabkan benda berosilasi . Bina Nusantara

mengalami gaya gesekan. Pada gerak harmonik sederhana, dianggap benda tidak mengalami gaya gesekan. Dari Hk. Newton II : F = m a = m d2X/dt2 dan gaya pemulih : F’ = - k X maka : -k X = m d2X/dt2 atau : d2X/dt2 + ( k/m ) X = 0 ( Pers. Diff. G.H.S ) Solusinya : X = A Cos (  t +  ) ( Pers. GHS ) Dimana :  = √(k/m) = frekuensi sudut  t +  = fasa gerak  = konstanta fasa A = amplitudo = simpangan maksimum benda berosilasi A dan  ditentukan dari keadaan awal Bina Nusantara

3. Energi Pada Gerak Harmonik Sederhana * Kecepatan partikel berosilasi V = dX/dt = - A  Sin( t +  ) Pada simpangan maksimum V = 0, karena kecepatan berbalik arah * Percepatan partikel berosilasi a = dV/dt = - A 2 Cos( t +  ) di titik seimbang ( X=0) , F = 0 ; a = 0 ; dan V = maks. * Energi Kinetik : EK = ½ m V2 = ½ k A2 Sin2 ( t +  ) EKmaks. = ½ k A2 Bina Nusantara

EK+EP = ½ kA2Cos2( t +  ) + ½ k A2 Sin2( t+) * Energi Potensial : EP = ½ k X2 = ½ kA2 Cos2 ( t +  ) EPmaks. = ½ kA2 * Energi Total Energi total setiap saat adalah : EK+EP = ½ kA2Cos2( t +  ) + ½ k A2 Sin2( t+) = ½ kA2 (Cos2( t + ) + Sin2 ( t +  ) ) = ½ kA2 Energi total dalam GHS adalah konstan , yaitu : ½ kA2 EKmaks = EPmaks = ½ k A2 = E Bina Nusantara

Untuk simpangan sudut  kecil : sin  =  bandul akan 4.1. Bandul Matematis Sebuah benda diikatkan pada ujung sebuah tali ringan, dan ujung tali satu lagi dipakukan, hingga sistem membentuk sebuah ayunan sederhana . L = panjang tali  Benda disimpangkan sebesar  , dan L Dilepas hingga benda berayun disekitar titik seimbangnya. mg Untuk simpangan sudut  kecil : sin  =  bandul akan melakukan GHS , dengan frekuensi sudut :  =  g / L dan periode : T = 2  L/g Bina Nusantara

L = jarak sumbu putar (S) L ke pusat massa (C)  C 4.2. Bandul Fisis Bandul berbentuk sebarang, S bermassa M , L = jarak sumbu putar (S) L ke pusat massa (C)  C Torsi pemulih :  = - MgL sin Untuk simpangan  kecil, bandul akan melakukan GHS , dengan : Mg Periode : I = momen inersia bandul Bina Nusantara

5. GERAK HARMONIK TEREDAM Pada semua gerak osilasi energi mekanik total akan berkurang karena adanya gesekan (redaman ) , hingga suatu saat benda akan berhenti berosilasi. Gaya redaman umumnya berbanding lurus dengan kecepatan yaitu : -bV = - b(dX/dt) b = konstanta gaya pemulih menjadi : -kX-b(dX/dt) Maka : Untuk b kecil solusinya adalah : X = A e - bt/2m Cos ( ’t +  ) dengan : ’ = 2 f =  k/m- (b/2m)2 Bina Nusantara

Dimana: E = energi total untuk 1 periode  = 2m/b disebut umur osilasi rata-rata , dimana amplitudo tinggal (1/e) dari amplitudo awal. Karena amplitudo berkurang, berarti energi- nya juga berkurang. Bila kehilangan energi per periode adalah ∆E , didefiniskan faktor kualitas : Q = 2π E / ׀∆E ׀ Dimana: E = energi total untuk 1 periode Bina Nusantara