Terjadinya Bentuk Pertemuan 12-13 Matakuliah : R0044/Metode Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tahun : 2006 Terjadinya Bentuk Pertemuan 12-13
Ada banyak metode perancangan dalam arsitektur Ada banyak metode perancangan dalam arsitektur. Bahkan akhir-akhir ini dicari formulasi untuk men-standarisasi metode perancangan tersebut. “Standarisasi” mempunyai konotasi “ilmiah”, dan ternyata arsitektur tidaklah berupa satu disiplin dan tidak tunduk pada disiplin manapun.
Tetapi standarisasi tersebut tidak mungkin tercapai karena masalah, tujuan dan kebutuhan dari masing-masing proyek tidak sama. Seorang penulis mengenai sosiologi dan arsitektur dari inggris, John Ruskin (1819-1900) mengatakan : “All Architecture proposed an effect on the human mind, not merely a service to the human frame”
Ada banyak factor yang dapat mempengaruhi perancangan Ada banyak factor yang dapat mempengaruhi perancangan. Faktor yang utama yang dapat mempengaruhi adalah : keinginan dari pemilik dan ide dasar arsitek diluar input-input lainnya. Bobot pengaruh factor-faktor tersebut dalam perancangan arsitektur tidaklah sama besar dan belum tentu diperhatikan oleh siarsitek, karena siarsitek mem-punyai daftar prioritas (list of priority).
2. Semua masukan-masukan itu harus dianalisasebelum disusun masalah-masalahnya (sintesa). Analisa input yang dibutuhkan bagi suatu proyek sebagai berikut: a. Analisa Tapak b. Analisa Lingkungan / Ruang Kota c. Analisa Lalu Lintas d. Analisa Zoning e. Analisa Iklim f. Analisa Peraturan Bangunan / Pemerintah g. Analisa Sosial dan Budaya h. Analisa Biaya i. Analisa Survey Literature dan Survey La pangan j. Dan Lain-lain
Data yang dapat dari analisa-analisa diatas adalah sebagai berikut : a. Analisa Tapak - Apa saja keistimewaan tapak ter-sebut? Ada mata air? Ada pohon atau batu yang bagus? dan lain-lain. - Bagaimana pencapaian ke tapak? - Kondisi tanah? Transis ketinggian tanah? - Dan lain-lain
b. Analisa Lingkungan / Ruang Kota - Apa ada polusi? (bunyi, bau, debu, dll) - Sumber air apa cukup? - Sistem komunikasi, transportasi dan sistem saluran bagaimana? - Apa suasana lingkungan men-dukung proyek yang akan dirancang? - Banjir - Dan lain-lain
c. Analisa Lalu Lintas - Bagaimana kepadatan lalu lintas? - Jenis kendaraan dilingkungan ter-sebut? - Jam-jam sibuk? sistem lalu lintas? - Dan lain-lain. d. Analisa Zoning - Bagian mana yang mempunyai pemandangan yang baik? - Daerah service dimana? - Daerah gedung penunjang dimana? - Main-entrance dari arah mana? - Dan lain-lain
e. Analisa Iklim - Bagaimana temperature? Curah hujan? Kelembaban? - Arah angin? - Apa ada angin topan? - Dan lain-lain. f. Analisa Peraturan Bangunan / Pemerintah - Garis sepadan, K.L.B, K.D.B, ketinggian bangunan. - Rasio luas lantai dengan jumlah parkir? - Undang-undang kebakaran?
Setelah semua analisa dikumpulkan, termasuk juga input dari pemilik dan dari arsitek, maka kita mulai kearah proses menarik kesimpulam terhadap masalah-masalah yang ada (sintesa).
Setelah menganalisa semua input maka fase selanjutnya menyusun masalah dan menarik kesimpulam (sintesa). Lalu semua sintesa itu di-pakai dalam penyusun program-program.
Ada beberapa program utama seperti : 1. Program organisasi, sasarannya adalah menyusun organisasi yang efektif, efficient dan jelas bagi pemakai gedung untuk mencapai sasaran tersebut diatas, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Kurangi lorong-lorong peng-hubung yang dapat membingung-kan pemakai gedung dan pem-bengkakan biaya gedung.
Susunan organisasi harus jelas dan dapat membimbing peng-unjung mencapai tujuannya. Untuk itu arsitek juga memakai “pengarah” (signage).Susunan organisasi yang efektif dan efficient didapat dengan pembuatan “BUBBLE DIAGRAM” Menghasilkan jenis-jenis ruangan yang dibutuhkan proyek tersbut.
2. Program Ruang, dimana jenis ruangan dengan luas dan fasilitas-nya ditentukan. Ruang tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis dari pemakai gedung. Hal ini memungkinkan tinggi dan suasana ruang-ruangnya tidak sama, demikian juga dengan pembukaan dan jenis bahan bangunan yang dipakai.
3. Program Traffic – Flow, dengan tujuan merancang sistem lalu lintas yang efficient dan jelas bagi pemakai. Dan juga ditentukan pola traffic, apakah pejalan kaki dipisah-kan dari lalu lintas mobil dan juga sama halnya dengan pemakai sepeda motor.Untuk mencapai sasaran, dibutuh-kan alat Bantu signage-signage.
4. Program Penggunaan Areal pada site / tapak 4. Program Penggunaan Areal pada site / tapak. Dengan sudah dianalisa letak site, “best view”, iklim, mata angin, tanaman dan pemandangan yang akan dipertahankan maka sekarang mulai disusun program penggunaan areal. Dimana baiknya letak gedung utama? Bangunan service dimana? Main – entrance dari arah mana? Bagaimana baik-nya proses pencapaian kegedung utama ? (Architectural promenade)
Sesudah menyusun program-program diatas maka sudah lebih jelas bagi seorang arsitek mengenai kebutuhan dasar fisik dan psikologis dari proyek tersebut.
Lantas kita sampai pada tahap pengembangan idea-idea secara grafis dan mulai memasuki tahap perencanaan dan perancangan
Pertama-tama kita harus meren-canakan bentuk massa bangunan yang berinteraksi dengan ling-kungan sekitarnya dan tahap ini sangat penting untuk perancangan selanjutnya. Idea visual secara grafis harus di-gambar berupa sketsa-sketsa dengan tangan bebas. Sudah tentu sketsa tersebut harus skalatis proporsi, kedalaman ruang, ritme, texture dan lain-lain.
Setiap kreasi perancangan yang baik akan menciptakan alam semesta baru dengan membuat perkara biasa menjadi sesuatu yang belum pernah kita melihatnya. Dalam tahap ini semu keputusan harus memperhatikan segi disiplin diluar arsitektur seperti : struktur, interior, seni taman, M & E, penerangan, sound sistem dan lain-lainnya.
Dalam merancang di daerah tropis jangan lupa dengan sistem “cross ventilation”. Karena dengan “cross ventilation” terjadi pertukaran udara lama dengan udara yang baru, sehingga kelembaban udara turun dan temperature ruangan dapat turun. Hal ini juga dipengaruhi dengan kecepatan angin, tambah efektif sistem “cross ventilation” tetapi dapat membuat penghuni ruang masuk angin.
1. Bahan dasar struktur ada beberapa jenis seperti : Struktur II 1. Bahan dasar struktur ada beberapa jenis seperti : beton Baja Kayu Batu alam (mahasiswa diminta memberi contoh-contoh struktur dengan ber-bagai bahan).
2. Sistem struktur dapat dibagi men-jadi beberapa golongan seperti : a. Sistem Struktur massa Merupakan sistem struktur yang paling sederhana, kebanyakan menggunakan bahan-bahan yang belum diolah seperti batu yang ditumpuk menjadi suatu massa yang homogen. Kesan yang didapat : alamiah, intim dan hangat. Contoh : Candi Borobudur b. Sistem Struktur rangka Dasar struktur rangka terdiri atas 2 unsur yakni : Balok (gelagar) sebagai unsur horizontal dan berfungsi sebagai pemegang dan sebagai media pembagi beban ke tiang-tiang. Tiang (kolom), sebagai unsur vertical yang berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah.
c. Sistem Struktur lengkung Pada struktur ini pada prinsipnya bidang menerima beban, mem-bentuk ruang dan sekaligus me-mikul beban. Bentuk-bentuk yang terkenal dari sistem struktur lengkung adalah : Bentuk “Shell” Hiperbolik parabolic Free forms, contoh TWA terminal d. Sistem Struktur kabel dan jaringan Lebih sering disebut “sistem Struktur gantung” atau “Struktur tarik dan tekan” Contoh : Tenda sirkus Jembatan gantung Kesan yang timbul : Dinamis Ringan Lembut
e. Sistem Struktur rangka ruang Banyak dipakai bangunan bentang lebar dimana sistem struktur rangka tidak efektif lagi. Balok-balok diganti dengan rangkaian batang-batang (space frame). Contoh : Pabrik-pabrik Hanggar pesawat terbang Dsb 3. Struktur dianggap tetap atau baik jika dapat memenuhi fungsi bangunan, relative murah dan me-nimbulkan efek estetika yang di-harapkan oleh arsitek.