Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB
Advertisements

STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB
BAB 6 OSILASI Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut.
Gerak Harmonik Sederhana pada Bandul Matematis
OSILASI.
BENDA PADA PEGAS VERTIKAL
OSILASI Departemen Sains.
Gerak Harmonik Sederhana
Kuliah Gelombang O S I L A S I
GETARAN DAN GELOMBANG FISIKA KHILDA KH
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
GERAK SELARAS Klik disini ke Presentasi Sajian Pelengkap.
Andari Suryaningsih, S.Pd., M.M.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK HARMONIK SEDERHANA
15. Osilasi.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
KELOMPOK 6 GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA BANDUL DAN PEGAS
GERAK PADA PEGAS SMA Kelas XI Semester 1.
15. Osilasi.
Matakuliah : K FISIKA Tahun : 2007 GETERAN Pertemuan
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
OSILASI, GELOMBANG, BUNYI
Berkelas.
Gerak Harmonik Sederhana (Simple Harmonic Motion)
Pertemuan 8 Gerak Harmonis Sederhana
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
Pertemuan 1 PEFI4310 GELOMBANG
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
“Getaran Pegas dan Bandul”
GERAK PADA PEGAS SMA Kelas XI Semester 1.
GETARAN DAN GELOMBANG
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN DAN GELOMBANG
GERAK HARMONIK SEDERHANA
“Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana”
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN HARMONIK.
Berkelas.
Berkelas.
OSILASI.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN.
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
By : Kartika Sari,S.Si, M.Si
GETARAN HARMONISK SEDERHANA PADA PEGAS SERI
GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA BANDUL
GERAK HARMONIK SEDERHANA
(tanpa gesekan) seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.
Pertemuan 13 Getaran (GHS)
Osilasi pada pegas persamaan diferensial umum GHS pada pegas Energi GHS EKO NURSULISTIYO.
1 f T Fk.x F m.a MODUL 10. FISIKA DASAR I
PRINSIP-PRINSIP GEJALA GELOMBANG
GERAK SELARAS.
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GETARAN HARMONIK SEDERHANA
GETARAN , GELOMBANG DAN BUNYI
FISIKA GETARAN.
Osilasi pada pegas persamaan diferensial umum GHS pada pegas Energi GHS EKO NURSULISTIYO.
Kelompok 6 Hariza NiMade Nurlia Enda
OSILASI.
Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
O S I L A S I KELOMPOK SATU: PRAPTO RAHARJO BASTIAN APRILYANTO
Getaran (Ayunan Sederhana)
GERAK HARMONIK SEDERHANA
1.2 DINAMIKA PARTIKEL HUKUM-HUKUM TENTANG GERAK
GERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK SELARAS.
Transcript presentasi:

Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006 Pertemuan 11 O S I L A S I

Pada pertemuan ini akan dibahas mengenai osilasi, yang meliputi : 1. Macam-macam gerak 2. Gerak harmonik sederhana 3. Bandul sederhana dan bandul fisis 4. Gerak harmonik teredam

1. Macam – macam Gerak * Gerak Periodik : Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama * Gerak Harmonik : Pergeseran partikel dapat dinyatakan sebagai fungsi Sinus atau COSINUS * Osilasi / vibrasi : Gerak periodik partikel, yang bolak -balik melalui lintasan yang sama * Gerak Harmonik teredam : gerak bolak -balik partikel tidak tepat sama, karena terdapat gaya gesekan

a. Variabel gerak osilasi 2. Gerak Harmonik Sederhana a. Variabel gerak osilasi * Periode ( = T ) : Waktu yang diperlukan untuk 1 getaran . Satuan : detik * Frekuensi ( = f ) : banyaknya getaran persatuan waktu. satuan : Hz * Frekuensi sudut (  ) :  = 2 f satuan rad/det * Amplitudo ( = A ) : Simpangan maksimum. Satuan: satuan panjang : m/cm/mm b. GAYA PEMULIH Benda , massa m dan berada pada ujung sebuah pegas , gaya yang diperlukan untuk menyimpangkannya sejauh X: F = k X k = konstanta pegas Gaya reaksi oleh pegas : F’ = - k X disebut gaya pemulih Dalam setiap gerak harmonis Gaya pemulih inilah yang menyebabkan terjadinya gerak osilasi .

c. Persamaan gerak harmonik sederhana Dari : F = m a = m d2X/dt2 Gaya pemulih : F’ = - k X maka : -k X = m d2X/dt2 atau : ( Pers. Diff. G.H.S ) Solusinya : X = A Cos (  t +  ) ( Pers. GHS )  = √ k/m = frekuensi sudut  t +  = fasa gerak  = konstanta fasa A = amplitudo A dan  ditentukan oleh keadaan awal

d. Energi kinetik dan potensial gerak osilasi - Kecepatan partikel berosilasi V = dX/dt = - A  Cos ( t +  ) Pada simpangan maksimum V = 0 , karena kecepatan berbalik arah , dan pada posisi seimbang besar kecepatan akan maksimum. Percepatan partikel berosilasi a = dV/dt = - A 2 Cos( t +  ) di titik seimbang ( X=0) : F = 0 maka : a = 0 ; serta V = maks.

- Energi Kinetik : EK = ½ m V2 EKmaks= ½ k A2 = ½ k A2 Sin2 ( t +  ) EKmaks= ½ k A2 - Energi Potensial : EP = ½ k X2 = ½ kA2 Cos2 ( t +  ) EPmaks. = ½ kA2 EKmaks = EPmaks = ½ k A2 = E

3. Bandul Sederhana dan bandul Fisis Untuk simpangan kecil :sin  =  a. BANDUL SEDERHANA Untuk simpangan kecil :sin  =  L bandul akan melakukan GHS,  frekuensi sudut :  =  g / L dan priode osilasi : T = 2  L/g mg L = panjang tali ( panjang bandul)

b. Bandul Fisis ( bandul kompon ) C M g Bandul berbentuk sebarang dan massa M L = jarak sumbu putar (S) ke pusat massa (C) Untuk simpangan  kecil, bandul akan melakukan GHS dengan : Periode : I = momen inersia bandul Prinsip bandul kompon ini dapat digunakan untuk menghitung momen inersia suatu benda yang bentuknya sebarang.

4. Gerak Harmonik Teredam Gerak harmonik benda dengan memperhitungkan adanya gesekan/redaman Gaya redaman : b=konstanta Gaya pemulih menjadi = maka : untuk b kecil , solusinya adalah : X = A e - bt/2m Cos ( ’t +  ) dengan : ’ = 2 f =  k/m- (b/2m)2 disebut umur osilasi rata-rata , dimana amplitudo tinggal dari amplitudo awal

b. X = A Cos( t + φ ) A = 3 cm = 3x10-2 m = 0,03 m Contoh. Sebuah pegas dengan konstanta k = 100 N/m, diikatkan ke dinding , pada ujung pegas satu lagi diikatkan sebuah balok bermassa 0,5 kg. Balok dapat bergerak di atas bidang datar tanpa gesekan. Balok ditarik sejauh 3 cm, kemudian dilepas hingga balok melakukan gerak harmonik sederhana(GHS). Tentukan : a. Frekuensi dan periode GHS tersebut b. Persamaan GHS c. Energi kinetik dan potensial pada saat simpangan X=2 cm Jawab. a.  = √ k/m = √ 100/0,5 =14,14 rad/s ,  = 2π f , maka : f =  / 2π = 14,14 / (2x3,14) = 2,25 Hz Periode ; T = 1/f = 1/ 2.25 = 0,44 s b. X = A Cos( t + φ ) A = 3 cm = 3x10-2 m = 0,03 m Pada saat t = 0 ( keadaan awal) simpangan X = 3 cm ( karena ditarik sejauh 3 cm ) , maka pada t = 0 berlaku :

3 = 3 Cos ( 0 + φ ) diperoleh : φ = 0 , 2π , 4 π , …… ambil : φ = 0 Maka Pers. GHS : X = 3 Cos ( 14,4 t ) cm c. Energi total : E = ½ k A2 = ½ (100) (0,03)2 = 4,5x10-2 Joule Energi potensial pada saat simpangan 2 cm = 0,02 m : EP = ½ k X2 = ½ ( 100) (0,02)2 = 2x10-2 Joule dari E = Ek + EP Maka energi kinetiknya : Ek= E – EP = 4,5x10-2 - 2x10-2 = 2,5 x10-2 Joule