Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBuari Doank Telah diubah "8 tahun yang lalu
1
penyebab TBC/tuberkulosis/Koch Pulmonum/KP penyebab TBC/tuberkulosis/Koch Pulmonum/KP peny. menular yg disebabkan M. tuberculosis peny. menular yg disebabkan M. tuberculosis > menyerang paru, dpt juga menyerang organ lain > menyerang paru, dpt juga menyerang organ lain Gejala : batuk terus menerus & berdahak 2 mg Gejala : batuk terus menerus & berdahak 2 mg batuk darah (±), BB , malaise, keringat malam batuk darah (±), BB , malaise, keringat malam Pencegahan : vaksinasi BCG intrakutan Pencegahan : vaksinasi BCG intrakutan Bacillus of Calmette & Guerin, strain M. bovis Bacillus of Calmette & Guerin, strain M. bovis Mycobacterium tuberculosis
2
M. tuberculosis Batang Tahan Asam (BTA) tahan terhadap pelunturan dg alkohol asam : 1. dinding sel 60% berat kering lipid 2. ikatan zat warna dg asam mikolat senyawa penting yg ada pd dinding sel : - asam mikolat berikatan dg zat warna - cord factor virulensi media cair, kelenjar : serpentine cord / tumbuh spt tali - sulfatide virulensi, > < fagolisosom
3
LAM Lipid Cord factor AsammikolatArabinogalakt.petidoglikan
4
Struktur antigenik Old tuberculin (32 kDa) Koch : protein dari ekstrak kultur 6 mg Purified Protein Derivative (PPD-S) Seibert : memecah OT dg amonium sulfat (2-9 kDa) uji tuberkulin Kekebalan kuman : Tahan terhadap kekeringan, pd media 12 th cahaya matahari langsung mati dlm 2 jam dlm sputum mati dlm 20-30 jam dlm sputum, terlindung dari matahari 6-8 bl mati dg suhu pasteurisasi, lar. phenol 5%
5
Faktor resiko : 1. Kontak dg Px 2. Ras : black, indian, asia 3. Sosioekonomi, gizi buruk 4. Umur 5. Tx imunosupresif, peny. hematologic, DM 6. HIV/AIDS STOP TB
6
Patogenesis : sumber penularan Px kavitas +, Tx - inhalasi droplet nuclei 10 m (3 basil) alveoli difagosit makrofag alveolar menghambat fusi fagolisosom multiplikasi (fakultatif intrasel organisma) ke hilus & pemb. darah predileksi apex paru (PO 2 tinggi) makrofag teraktivasi / sel epiteloid mengelompok membentuk granuloma (hipersensitivitas tipe lambat) di pusat granuloma, bercampur jr nekrotik mirip keju disebut nekrosis kaseosa nekrosis kaseosa perlunakan kavitas
7
Pemb. Nekrosis kaseosa darah di pusat granuloma makrofag mati dg kuman hancur limfosit Tmakrofag teraktivasi (Th 1 ) (sel epiteloid)
8
Thorax photo Tuberkulosis pulmoner : cavitas jml kuman dlm cavitas ± 10 7 -10 8
9
Respon imun : diperankan oleh imunitas seluler anergi tuberkulosis milier millet : butir padi Tuberkulosis ekstra pulmoner : tulang, sendi, traktus urogenital, meningen, kelenjar limfe, larynx, peritonium Respon imun : diperankan oleh imunitas seluler anergi tuberkulosis milier millet : butir padi Tuberkulosis ekstra pulmoner : tulang, sendi, traktus urogenital, meningen, kelenjar limfe, larynx, peritonium
10
1995 pemberantasan peny. tuberkulosis paru strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse) Obat diberikan dlm bentuk kombinasi selama 6-8 bl diawasi oleh PMO (pengawas menelan obat) Spesimen : dahak SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu) Sewaktu-1: dahak waktu Px datang pertama, pulang dg membawa pot dahak steril Pagi : dahak pagi hari, segera setelah bangun Sewaktu-2: dahak waktu Px datang hari ke-2 Dx TB paru ditegakkan : 2 dari 3 spesimen BTA +
11
Tujuan pemeriksaan dahak : 1. Menegakkan diagnosis & klasifikasi penyakit 2. Menilai kemajuan pengobatan 3. Menentukan tingkat penularan Luas apusan dahak : 2x3 cm Pemeriksaan minimal 100 lapang pandang Pelaporan hasil : skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases) 1. BTA (-) dlm 100 lp (-) 2. 1-9 BTA dlm 100 lp tulis jml kuman 3. 10-99 BTA dlm 100 lp (1+) 4. 1-10 BTA dlm 1 lp (2+) 5. > 10 BTA dlm 1 lp (3+) Tujuan pemeriksaan dahak : 1. Menegakkan diagnosis & klasifikasi penyakit 2. Menilai kemajuan pengobatan 3. Menentukan tingkat penularan Luas apusan dahak : 2x3 cm Pemeriksaan minimal 100 lapang pandang Pelaporan hasil : skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Diseases) 1. BTA (-) dlm 100 lp (-) 2. 1-9 BTA dlm 100 lp tulis jml kuman 3. 10-99 BTA dlm 100 lp (1+) 4. 1-10 BTA dlm 1 lp (2+) 5. > 10 BTA dlm 1 lp (3+)
12
Macam-macam specimen : - sputum : 3-5 ml dahak mukopurulen – SPS pot dahak : bermulut lebar Ø 6 cm, steril, plastik bening, tutup ulir >> epitel menunjukkan sekresi oropharynx bukan dari sal. napas bawah Macam-macam specimen : - sputum : 3-5 ml dahak mukopurulen – SPS pot dahak : bermulut lebar Ø 6 cm, steril, plastik bening, tutup ulir >> epitel menunjukkan sekresi oropharynx bukan dari sal. napas bawah
13
Diagnosis mikrobiologis 1. Mikroskopis : presumptive diagnosis Kurang sensitif : BTA + memerlukan 10 5 kuman/ml sputum Dinding sel mirip kuman Gram (+), 60% lipid Cat Gram tak mampu menembus dd sel a. Ziehl-Neelsen (hot stain procedure) - carbolfuchsin + pemanasan (penetrasi cat) - pelunturan dg alkohol asam Batang tahan asam (BTA) b. Kinyoun (cold stain) carbolfuchsin prolonged application 5 mnt c. fluorochrome (fluorescent) auramine-rhodamine, acridine orange
14
Pewarnaan Tahan Asam (Ziehl-Neelsen) batang langsing warna merah dg latar belakang biru
15
2. Kultur Sensitif : dpt mendeteksi 10 kuman/ml specimen obligat aerob : O 2 (-) pertumbuhan (-) O 2 pertumbuhan dormant (di dalam tuberkel yg hampir anaerob) bertahan hidup dengan metabolisme minimal karena 60% berat kering lipid hidrofob sukar ditembus nutrisi waktu generasi 15 j koloni terlihat setelah 6-8 mg
16
Media padat 1. egg-potato base : Löwenstein Jensen medium waktu generasi 15 jam, koloni terlihat 6-8 mg 2. Serum/albumin agar base : Middlebrook 7H10 transparan : koloni terlihat 7-10 hr waktu generasi 15 jam, koloni terlihat 6-8 mg 2. Serum/albumin agar base : Middlebrook 7H10 transparan : koloni terlihat 7-10 hr
17
Koloni M. tuberculosis pd Löwenstein Jensen med. kering & kasar spt cauliflower/blumkol malachite green mematikan kontaminan
18
Dx tuberkulosis pd anak uji tuberkulin dasar : hipersensitivitas tipe lambat thd tuberkulin cara Mantoux (Mantoux test): 0,1 ml (5 TU/tuberkulin unit PPD-S) intrakutan dibaca 48-72 jam : indurasi 10 mm (+) Px HIV (anergi) : indurasi 5 mm (+)
19
Terapi : OAT (obat anti tuberkulosis) 1. INH (isoniazid) : bakterisid 90% kuman awal Tx 2. Rifampicine : bakterisid, membunuh dormant 3. Pirazinamid : bakterisid intrasel/suasana asam 4. Streptomycin : bakterisid 5. Ethambutol : bakteriostatik OAT diberikan dalam bentuk kombinasi selama 6-8 bl, dlm 2 tahap : 1. Tahap intensif 2bl : mencegah kekebalan obat 2. Tahap lanjutan 4bl: membunuh kuman dormant
20
penyebab lepra / Morbus Hansen / MH penyebab lepra / Morbus Hansen / MH peny. kronik yg menyerang kulit, mukosa, saraf peny. kronik yg menyerang kulit, mukosa, saraf 1874 ditemukan oleh Hansen 1874 ditemukan oleh Hansen belum bisa dikultur di media buatan belum bisa dikultur di media buatan faktor resiko genetik : defect gen DR2 dari HLA faktor resiko genetik : defect gen DR2 dari HLA Mycobacterium leprae Gen HLA pd kromosom 6
21
Patogenesis natural host : manusia sumber inf : kontak dg lepromatous leprosy >> kuman pd sekret nasal dan eksudat ulkus rongga hidung (30°C) penularan : inhalasi, kontak langsung masa inkubasi 2-5 th obligate intracellular parasite membelah dlm fagosit mononuklear - histiosit kulit - sel Schwann dari saraf dpt menembus pemb. darah & sistim RES
22
Ridley & Jopling : 5 tipe lepra 1. TT : tuberculoid imun bagus hipersensitif kuat pd lepromin hipersensitifitas tipe lambat granuloma 2. BT : borderline tuberculoid 3. BB : borderline 4. BL : borderline lepromatous 5. LL : lepromatous leprosy anergi pd lepromin, sering ENL
23
Ridley & Jopling : 5 tipe lepra TTBTBBLLL Lesi kulit 1-3+++ makula hipopigmentasi anestesi ++- > Saraf +- Histologiepiteloideeh foamy histiocyte Saraf kulit RusakUtuh Kuman0+++ Lepromin+++++±00 ENL000±++ Rx lepra ?++++++±
24
tuberculoid lepromatous tuberculoid lepromatous
25
mutilasi facies leonina destruksi saraf perifer nodul pd muka, hidung, trauma, inf, resorbsi telinga mutilasi facies leonina destruksi saraf perifer nodul pd muka, hidung, trauma, inf, resorbsi telinga
26
ENL/erythema nodosum leprosum : deposisi imun komplek di jaringan bisa terjadi karena pengobatan Reaksi lepra : reaksi hipersensitif terjadi karena perubahan status imun Px banyak terjadi pada tipe borderline
27
bukan diagnostik, tidak spesifik menentukan status imunologi Px / prognosa heat-killed M. leprae intra kutan 1. Rx awal/Fernandez reaction 24-48 jam Rx tuberkulin menunjukkan hipersensitivitas tipe lambat 2. Rx lanjut/Mitsuda reaction nodul setelah 3-4 mg granuloma terbentuk karena kuman utuh bukan diagnostik, tidak spesifik menentukan status imunologi Px / prognosa heat-killed M. leprae intra kutan 1. Rx awal/Fernandez reaction 24-48 jam Rx tuberkulin menunjukkan hipersensitivitas tipe lambat 2. Rx lanjut/Mitsuda reaction nodul setelah 3-4 mg granuloma terbentuk karena kuman utuh Test lepromin
28
Diagnosis lab Specimen - eksudat dari lesi kulit - nasal scraping - Reitz serum: serum cuping telinga 1. mikroskopis - pengecatan tahan asam Ziehl-Neelsen BTA dalam sel lepra (mononuklear/epitheloid) packets of cigar/globi - sifat tahan asam hilang dg pemberian piridin membedakan dg mycobacterium lain - jaringan berparafin sukar dicat dg ZN pengecatan Wade-Fite
29
ZN: BTA dlm sel lepra (mononuklear/epitheloid) packets of cigar/globi
30
belum bisa dikultur di media buatan hewan coba (waktu generasi 12 hari) 1. Telapak kaki tikus putih (30°C) 2. Armadilo Terapi : TT : DDS/dapsone, rifampin LL : DDS, rifampin, clofazimine belum bisa dikultur di media buatan hewan coba (waktu generasi 12 hari) 1. Telapak kaki tikus putih (30°C) 2. Armadilo Terapi : TT : DDS/dapsone, rifampin LL : DDS, rifampin, clofazimine
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.