Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Provinsi Kalimantan Selatan
November 2016
2
Ringkasan Tracking November 2016
PDRB Tw IV-2016: Perekonomian Kalsel pada Tw.IV-2016 diprakirakan tumbuh meningkat, didorong oleh kembali membaiknya ekspor baik batubara maupun CPO. Demikian juga dengan CPO, mulai membaiknya pasokan nasional akan mendorong ekspor. Sementara itu investasi tumbuh meningkat setelah sebelumnya tertahan penundaan DAU. Penyesuain sisa anggaran akan mendorong pembayaran sejumlah proyek infrastruktur yang memang sudah direncanakan. Konsumsi RT juga tumbuh sedikit melambat berkenaan dengan berlalunya puncak musim panen padi dan masih terbatasnya kinerja sektor utama. Inflasi: Inflasi IHK November 2016 diprakirakan meningkat menjadi sebesar 0,60% (mtm). Harga komoditas pangan, khususnya hortikultura dan ikan-ikanan, mengalami peningkatan mengingat tingginya curah hujan. Namun demikian, kenaikan tingkat inflasi ditahan harga beras cenderung mengalami penurunan pasca panen raya, yang bergeser akibat La Nina, pada September dan Oktober
3
SSK di Daerah: Kinerja kredit perbankan Kalimantan Selatan sampai dengan Oktober menunjukkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi. Kredit pada Oktober 2016 tumbuh sebesar 0,03% (yoy). Pertumbuhan kredit didorong oleh meningkatnya kredit modal kerja, terutama di sektor-sektor yang mengalami peningkatan, seperti sektor pertanian dan pertambangan. Tingkat NPL mereda dari 3,54% pada September 2016 menjadi 3,49% pada Oktober NPL mereda di sektor pertanian mengingat sudah berlangsungnya masa panen di Oktober sehingga petani sudah dapat melunasi pinjamannya. Kredit perdagangan, dengan share kredit terbesar, NPL nya cenderung stabil. Dari pertumbuhan DPK, peningkatan paling tinggi bersumber dari kenaikan giro swasta, khususnya giro perserorangan dan giro lembaga non keuangan. Isu Strategis Pengembangan Pariwisata Kalimantan Selatan: Saat ini perekonomian Kalimantan Selatan saat ini masih didominasi oleh sektor pertambangan dengan kontribusi dari PDRB masing-masing 23% untuk pertambangan, 15% untuk pertanian, 13% untuk industri dan 10% untuk PHR. Ke depan, batubara sebagai salah satu sumber energi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi industri hilir. Selain hilirisasi, sektor pariwisata dapat menjadi sektor alternatif sumber pertumbuhan ekonomi baru. Sektor pariwisata nantinya akan mendorong pertumbuhan industri kreatif. Pemerintah daerah perlu untuk mempersiapkan produk wisatanya sebaik mungkin. Adanya event-event sosial budaya di daerah menjadi salah satu daya tarik yang bisa dijual. Promosi menjadi optimal bila produk wisata sudah matang disiapkan. Ringkasan KEKR Provinsi
4
Siklus Ekonomi - PDRB Mengacu kepada data terbaru pasca rilis PDRB 2016Q2, saat ini Kalimantan Selatan berada dalam fase akselerasi dengan potensi fase akselerasi hingga 4 triwulan mendatang.
5
Composite Leading Indicator
Updating CLI terkini (data leading indicator s.d Agustus 2016) menunjukkan fase akselerasi pada triwulan mendatang Komponen CLI:. (1). Volume Bongkar Barang Konstruksi (BBKons), (2). Indeks Kondisi Lapangan Kerja Saat Ini vs 6 bulan lalu (IKE_jobvan), (3). Volume Bongkar dan Muat, exc. Batubara (BMnocoal), (4). CLI India (CLIIND), (5). Harga karet internasional (RUBP).
6
Nowcasting Q3 s.d Data September 2016
Hasil nowcast dengan data s.d September masih menunjukkan arah meningkat namun lebih akseleratif dibandingkan nowcast Juli. Komponen 3V: (1). Volume bongkar dan muat diluar Batubara (GOODSTRF2), (2). Volume bongkar barang konstruksi (INVVOLUL) dan (3). Volume bongkar barang tahan lama (DURVOLUL) *)mengacu kepada nilai RMSE dan RMSFE terendah dan besarannya tidak jauh, masing-masing 0,59 dan 0,43, menunjukkan kestabilan model. Hasil diagnosis residual juga baik.
7
Catatan Penting Hasil Liaison Tw.IV
Komponen Tendensi Asesmen Produksi dan Penjualan Domestik Produksi dan penjualan domestik sedikit meningkat karena faktor: Penurunan harga jual semen dan plywood mendorong kontak untuk meningkatkan produksi dalam rangka mencapai target revenue. Peningkatan produksi dalam rangka pemenuhan kebijakan pemerintah terkait dengan bio diesel. Perbaikan permintaan pada sektor perdagangan retail. Produksi dan Penjualan Ekspor Ekspor mengalami penurunan khususnya pada industri refinery CPO dan industri karet. Faktor penyebab adalah rendahnya pemenuhan bahan baku CPO akibat rendahnya produksi TBS sebagai dampak lanjutan El Nino Adapun penurunan ekspor olahan karet disebabkan oleh masih rendahnya harga jual. Kapasitas Utilisasi dan Investasi Kapasitas utilisasi mengalami penurunan khususnya pada sektor industri pengolahan sejalan dengan penurunan ekspor olehan sawit dan karet. Harga-harga Harga jual masin mengalami penurunan, khususnya pada sektor industri pengolahan yang disebabkan oleh turunnya harga internasional (karet dan plywood) serta meningkatnya persaingan (semen). Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja menunjukan peningkatan, yaitu pada sektor industri pengolahan dan PHR. Faktor pendorong adalah: Penambahan TK akibat kegiatan investasi miles baru (refinery CPO) Penambahan TK dikarenakan peningkatan volume produksi (plywood) Penambahan TK untuk meningkatkan kualitas service dalam rangka mendorong penjualan dalam jangka panjang (hotel).
8
TRACKING TW.IV-2016 Ringkasan KEKR Provinsi
9
ALTERNATIVE COUNTRIES
Asumsi Negara Mitra Secara umum permintaan eksternal meningkat, ditopang oleh stabilnya perekonomian Tiongkok dan meningkatnya perekonomian India TIONGKOK stabil INDIA meningkat JEPANG melambat MAIN COUNTRIES Realisasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang stabil dari triwulan sebelumnya di atas ekspektasi pengamat ekonomi dunia. Pengamat menilai hal tersebut sebagai capaian pemerintah melalui berbagai kebijakan dan stimulus. Perekonomian India tumbuh meningkat seiring dengan potensi meningkatnya kinerja sektor pertanian berkenaan dengan masuknya monsoon. ALTERNATIVE COUNTRIES Secara keseluruhan permintaan dari negara mitra alternatif melambat, kinerja ekspor masih terbatas di tengah kondisi perekonomian global yang masih lemah.
10
Asumsi Negara Mitra Harga batubara membaik sementara CPO dan karet turun. [1]. Harga batubara kembali kembali naik namun lebih moderat. Perbaikan permintaan Tiongkok dan harga mendorong produksi batubara dan suplai dunia mulai jenuh. Meski demikian lebih moderatnya kenaikan harga akan dimanfaatkan oleh sejumlah negara untuk membeli stok, termasuk dari India. [2]. Berangsur normalnya produksi TBS Indonesia dan Malaysia akan memulihkan suplai dunia yang sepanjang 2016 turun akibat dampak El Nino. Sejumlah negara importir utama juga dilaporkan melakukan shifting ke minyak nabati alternatif, termasuk India. (USDA Oilseeds: Worlds Markets and Trade, November 2016) [3]. Harga karet turun sebagai dampak AETS yang segera direspon oleh peningkatan produksi.
11
Tracking Komponen PDRB
Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2016 tumbuh meningkat, ditopang oleh kembali membaiknya kontraksi ekspor dan sedikit meningkatnya investasi. Komponen PDRB Tw IV-2016 (yoy)f Arah Pertumbuhan1 Tracking Agregasi Asesmen PDRB 3.6 Perekonomian tumbuh meningkat dari triwulan III-2016 yang sebesar 3,5% (yoy), on track dengan proyeksi awal. (+) Ekspor, Investasi (-) Konsumsi Pemerintah, Konsumsi RT, Impor Peningkatan permintaan batubara mendorong kinerja ekspor dan penyesuaian sisa anggaran akan menahan lebih dalam kontraksi konsumsi pemerintah. Penyesuaian akan mendorong realisasi sejumlah proyek infrastruktur yang sudah direncanakan. Sementara itu kontraksi impor akan berkurang sejalan dengan meningkatnya impor bahan makanan di tengah kendala pasokan lokal khususnya pada hortikultura. f) Proyeksi pada REKDA bulan …. 201… 1) Dibanding triwulan sebelumnya (yoy) Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi Turun Meningkat Stabil
12
Tracking Komponen PDRB
Tw IV-2016 (yoy)f Arah Pertumbuhan1 Tracking Agregasi Asesmen Konsumsi RT 4.9 Konsumsi RT tumbuh melambat dari triwulan III-2016 yang sebesar 5,0% (yoy), on track dengan proyeksi awal. Meski masih positif, optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian Kalimantan Selatan saat ini turun (Grafik D1). Komponen konsumsi barang tahan lama turun. Meski dari sisi volume, impor antardaerah untuk bahan makanan meningkat, namun tumbuh melambat (Grafik D2). Volume bongkar barang tahan lama berupa elektronik, furniture dan tekstil tumbuh melambat (Grafik D3). Konsumsi Pemerintah -3.2 Konsumsi pemerintah masih terkontraksi sebagaimana pada triwulan III-2016 yang tumbuh sebesar -3,2% (yoy), on track dengan proyeksi awal. Sejalan dengan komitmen untuk mengutamakan belanja infrastruktur, penghematan pada pos operasional akan berlanjut. Potensi pengembalian DAU sebagaiman yang dijanjikan oleh Menkeu terbilang rendah. Sampai dengan triwulan III-2016 total capaian penerimaan dalam negeri tercatat sebesar Rp 1.082,4 triliun (61,44% dari pagu APBN-P) sementara yang bersumber dari pajak tercatat sebesar Rp 896,3 triliun (60,19% dari pagu APBN-P). Dalam perkembangan terakhir hingga Oktober 2016, capaian penerimaan dalam negeri baru mencapai 67,17% sementara yang bersumber dari pajak mencapai 66,08%. (Sumber: DJPBN dan Departemen Pengelolaan Transaksi Pemerintah) 1) Dibanding triwulan sebelumnya (yoy) Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi Turun Meningkat Stabil
13
Indikator Komponen Penggunaan – Konsumsi RT
Tracking prospek Triwulan berikutnya (t+1)disampaikan pada RER bukan terakhir triwulan berjalan (t) D1. Survei Konsumen D2. Perkembangan Bongkar Barang Sembako D3. Perkembangan Bongkar Barang Elektronik, Furnitur, Tekstil
14
Tracking Komponen PDRB
Tw IV-2016 (yoy)f Arah Pertumbuhan1 Tracking Agregasi Asesmen Invetasi 2.4 Investasi tumbuh meningkat dari triwulan III-2016 yang sebesar 1,9% (yoy), on track dengan proyeksi awal. Investasi pemerintah meningkat, khususnya pada sisi belanja infrastruktur. Akan terjadi penyesuaian terhadap sisa anggaran pada APBD di akhir tahun sehingga sejumlah proyek kecil-menengah akan terealisasi. Meski investasi swasta masih terbatas khususnya pada mesin dan peralatan (Grafik D4) namun penjualan semen tercatat tumbuh meningkat (Grafik D5). Ekspor 2.3 Kontraksi ekspor berpotensi berakhir setelah triwulan lalu tumbuh -0,19% (yoy), on track dengan proyeksi awal. Permintaan batubara Tiongkok (Grafik D8) masih akan membaik meski lebiih moderat. Ekspor ke India juga akan meningkat mengacu kepada perkembangan harga komoditas terkini dan kondisi internal India sendiri (Grafik D9). Ekspor total berpotensi tumbuh meningkat (Garfik D7), didukung oleh kembali membaiknya kontraksi ekspor batubara dan Meningkatnya produksi TBS yang akan mendorong ekspor CPO. 1) Dibanding triwulan sebelumnya (yoy) Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi Turun Meningkat Stabil
15
Indikator Komponen Penggunaan – Konsumsi RT
D4. Perkembangan Impor Barang Modal Industri D5. Perkembangan Penjualan Semen
16
Indikator Komponen Penggunaan – Ekspor
Tracking prospek Triwulan berikutnya (t+1)disampaikan pada RER bukan terakhir triwulan berjalan (t) D7. Perkembangan Nilai Total Ekspor D8. Perkembangan Ekspor Tiongkok D9. Perkembangan Ekspor India
17
Tracking Komponen PDRB
Tw IV-2016 (yoy)f Arah Pertumbuhan1 Tracking Agregasi Asesmen Investasi -0.2 Kontraksi impor kembali mereda dari triwulan III-2016 yang sebesar -4,6% (yoy), on track dengan proyeksi awal. Peningkatan impor khususnya didorong oleh impor antardaerah khususnya bahan makanan di tengah tingkat permintaan yang akan relatif stabil dan kondisi pasokan lokal yang terbatas. 1) Dibanding triwulan sebelumnya (yoy) Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi Turun Meningkat Stabil
18
Tracking Komponen PDRB
Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2016 tumbuh meningkat, ditopang oleh kembali membaiknya kontraksi sektor pertambangan dan meningkatnya kinerja sektor pertanian. Komponen PDRB Tw IV-2016 (yoy)f Arah Pertumbuhan1 Tracking Agregasi Asesmen PDRB 3.6 Perekonomian tumbuh meningkat dari triwulan III-2016 yang sebesar 3,5% (yoy), on track dengan proyeksi awal. (+) Pertambangan, Pertanian, PHR (-) Industri Pengolahan Perbaikan harga batubara, meski lebih moderat, mendorong produksi. Pergeseran sebagian panen padi lokal ke Tw.IV dari Tw.III serta berangsur normalnya produksi TBS mendorong kinerja sektor pertanian. Terbatasnya suplai bahan makanan lokal mendorong impor, khususnya bahan makanan sehingga mendorong PHR. Sementara itu meski produksi TBS dan CPO meningkat, masuknya industri semen kepada kapasitas produksi optimal menahan pertumbuhan sektor industri pengolahan. 1) Dibanding triwulan sebelumnya (yoy) Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi Turun Meningkat Stabil
19
Tracking Komponen PDRB
Tw IV-2016 (yoy)f Arah Pertumbuhan1 Tracking Agregasi Asesmen Pertambangan 0.1 Sektor pertambangan kembali membaik setelah pada triwulan III-2016 terkontraksi sebesar -0,2% (yoy), on track dengan proyeksi awal. Pertumbuhan nilai ekspor batubara meningkat (Grafik S1). Produksi batubara domestik Tiongkok berpotensi untuk kembali turun dan pergerakan harga batubara yang lebih moderat akan dimanfaatkan oleh India*. *) Indian mills had under bought, compare with their actual requirements, hope that prices would fall (HIS McCloskey Coal Report Issue 393, 2 September 2016). Pertanian 3.0 Sektor pertanian tumbuh meningkat setelah pada triwulan III-2016 tumbuh sebesar 0,7% (yoy), on track dengan proyeksi awal. Pergeseran sebagian masa panen meningkatkan produksi padi pada triwulan laporan (Grafik S3 dan Grfaik S4). Menurunnya kondisi kering dan peralihan ke La Nina memperbaiki produksi TBS (Grafik S5). Perbaikan harga karet berkenaan dengan AETS direspon oleh peningkatan produksi karet termasuk di Kalimantan Selatan (Grfaik S6). f) Proyeksi pada REKDA bulan …. 201… 1) Dibanding triwulan sebelumnya (yoy) Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi Turun Meningkat Stabil
20
Indikator Komponen Sektoral – Pertambangan
Tracking prospek Triwulan berikutnya (t+1)disampaikan pada RER bukan terakhir triwulan berjalan (t) S1. Nilai Ekspor Batubara
21
Indikator Komponen Sektoral – Pertanian
Tracking prospek Triwulan berikutnya (t+1)disampaikan pada RER bukan terakhir triwulan berjalan (t) S3. Luas Panen Padi S4. Produksi Padi S5. Produksi TBS S6. Produksi Karet
22
Tracking Komponen PDRB
Tw IV-2016 (yoy)f Arah Pertumbuhan1 Tracking Agregasi Asesmen Industri Pengolahan 4.1 Sektor industri pengolahan tumbuh melambat setelah pada triwulan III-2016 terkontraksi sebesar 5,1% (yoy); on track dengan proyeksi awal. Pertumbuhan subsektor mineral non logam yakni industri semen berangsur turun, dampak base effect berakhir. (Grafik S7) PHR 7.4 Sektor PHR tumbuh meningkat setelah pada triwulan III-2016 tumbuh sebesar 7,2% (yoy); on track dengan proyeksi awal. Impor bahan makanan mendorong aktivitas perdagangan f) Proyeksi pada REKDA bulan …. 201… 1) Dibanding triwulan sebelumnya (yoy) Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi Turun Meningkat Stabil
23
Indikator Komponen Sektoral – Industri Pengolahan
Tracking prospek Triwulan berikutnya (t+1)disampaikan pada RER bukan terakhir triwulan berjalan (t) S7. Produksi CPO S8. Volume Muat Semen
24
Tracking Inflasi IHK November 2016 diprakirakan mengalami inflasi sebesar 0,60% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan Oktober yang mengalami deflasi... Tracking Inflasi Bulan Berjalan Tracking Inflasi Keseluruhan Tw Berjalan Prakiraan Inflasi Bulan Berjalan (mtm) Asesmen Inflasi Tw IV-16 (yoy)f Tracking 0,60% Perkembangan harga relatif akan mengalami peningkatan pada November Harga komoditas pangan, khususnya hortikultura dan ikan-ikanan, mengalami peningkatan mengingat tingginya curah hujan. Di sisi lain, harga beras mengalami penurunan pasca panen raya. Duabelas golongan tarif tenaga listrik yang mengikuti mekanisme Tariff Adjustment (TA) kembali mengalami penyesuaian pada November Kenaikkan relatif stabil karena kuatnya tingkat nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS. 4.61% inflasi Kalimantan Selatan 2016 diperkirakan bias ke bawah pasca deflasi pada Oktober 2016. Namun demikian, masih terdapat risiko berupa kenaikan tarif angkutan udara pada libur Natal dan Tahun Baru 2017. Selain itu, terdapat risiko kenaikan harga pangan hortikultura akibat masuknya musim hujan, seperti bawang merah, cabai merah, ikan gabus, dll, diperkirakan akan meningkat. f) Proyeksi pada Board Seminar KEKR November 2014 Bias ke bawah dari proyeksi Bias ke atas dari proyeksi On track dengan proyeksi
25
Perkembangan Harga Komoditas Utama Daerah
Hasil SPH November minggu III-2016 Harga ikan-ikanan, seperti ikan kembung dan gabus, mengalami peningkatan. Tingginya curah hujan yang mencapai 92% di atas normal menyebabkan kenaikan harga ikan pada November Semakin tinggi curah hujan, semakin tinggi tingkat kesulitan pencairan ikan mengingat komoditas ikan-ikanan tersebut mayoritas adalah ikan tangkap. Tingginya curah hujan juga menyebabkan produksi produk hortikultura, seperti cabai merah dan cabai rawit, semakin terbatas. Tingginya curah hujan serta kelembaban menjadi hambatan dalam pertanian cabai saat ini. Selain itu, situasi tersebut juga menghambat produksi bawang merah di sentra produksi di Jawa, yang pada akhirnya memengaruhi pasokan ke Kalimantan Selatan. Di sisi lain, harga beras cenderung mengalami penurunan pasca panen raya, yang bergeser akibat La Nina, pada September dan Oktober (lih. Grafik Luas Panen Beras)
26
Potensi Dampak thdp Inflasi IHK
Risiko Inflasi 2016 Inflasi IHK diperkirakan menurun dengan besaran on track dgn proyeksi (4,17%, yoy) cenderung disebabkan oleh penurunan tekanan adm. price dan core yang mereda... Kelompok Inflasi %(yoy) Faktor Risiko Potensi Dampak thdp Inflasi IHK Volatile Food 1.31 Faktor Risiko Penambah Tekanan Inflasi Gangguan produksi dan distribusi pada saat cuaca buruk/musim penghujan (bersifat musiman) Kenaikan permintaan pada saat hari-hari besar keagamaan Biaya transportasi logistik yang masih relatif mahal Faktor Pendukung Penurunan Inflasi Kondisi cuaca yang berangsur kembali normal pasca El-nino pada tahun 2015 Peniingkatan produksi pangan yang didorong oleh pemerintah melaui kelanjutan program upsus pajale MEDIUM Adm. Prices 8.31 Peningkatan tarif angkutan udara pada saat liburan, maupun hari besar keagamaan Penurunan harga minyak internasional yang berujung pada penurunan harga BBM domestik maupun penurunan harga energi lainnya. LOW Core 3.93 Kenaikan harga makanan jadi pada saat hrai besar keagamaan Kenaikan harga properti seiring dengan kelonggaran kebijakan moneter Tren penurunan harga komoditas internasional dan harga minyak dunia sehingga mengurangi biaya produksi
27
Tim Pengendalian Inflasi Daerah
Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh TPID Provinsi maupun kabupaten/kota di Kalimantan Selatan... Ketahanan Pangan No Permasalahan Rekomendasi Yang Telah ditindaklanjuti Target Akhir Hasil 1 Stok kecukupan beras pasca EL Nino Meningkatkan cadangan pangan pemerintah, khususnya beras Surplus beras tahun 2015 Diperkirakan surplus beras 700 ribu ton Isu kedaerahan yang berpengaruh terhadap inflasi Tingginya minat masyarakat beribadah umroh dan berlibur tidak diimbangai kapasitas bandara sehingga memicu tingginya inflasi angkutan udara Penggantian pesawat dengan tipe yang lebih besar Penyelesaian perluasan bandara, penambahan rute dan frekuensi penerbanganm dan pembukaan jalur langsung internasional Rekomendasi kepada Gubernur Kalsel untuk percepatan perluasan bandara dan koordinasi pihak-pihak terkait membuka jalur langsung internasional Respons TPID dan Rencana TPID Kegiatan Output yang Diharapkan 1 Rapat Teknis TPID kota Banjarbaru Evaluasi perkembangan harga komoditas dan langkah-langkah pengendalian harga 2 Rapat Teknis TPID Kota Banjarmasin Update informasi terkini tentang kondisi pergerakan harga komoditas di Banjarmasin dan membahas tentang cara pengendalian yang efektif serta penyusunan roadmap Kota Banjarmasin 3 Studi Banding TPID Kalimantan Selatan ke TPID Bali Terdapat program strategis TPID Bali yang dapat diimplementasikan oleh TPID Kalsel, antara lain kerjasama BI – BULOG dalam pengadaan mobil sembako keliling, dan Early Warning System (EMS) dengan pemantauan event-event selama 3 bulan kedepan oleh TPID Kabupaten / Kota untuk penanggulangan lonjakan harga atas komoditas –komoditas tertentu Ringkasan KEKR Provinsi
28
STABILITAS KEUANGAN DI DAERAH
Ringkasan KEKR Provinsi
29
Kinerja Kredit s.d Oktober 2016
Ketahanan Korporasi Kinerja kredit perbankan Kalimantan Selatan sampai dengan Oktober 2016 kembali tumbuh positif…. Pertumbuhan kredit didorong oleh meningkatnya kredit modal kerja, terutama di sektor-sektor yang mengalami peningkatan, seperti sektor pertanian dan pertambangan. Peningkatan paling tinggi terjadi pada sektor pertanian yang meningkat dari -0,83%(yoy) pada September 2016 menjadi 47,7%(yoy) pada Oktober Kenaikan ini berkaitan dengan meningkatnya kinerja subsektor tabama dan perkebunan sawit Pertumbuhan DPK juga meningkat . Peningkatan paling tinggi bersumber dari kenaikan giro swasta, khususnya giro perserorangan dan giro lembaga non keuangan. Kinerja Kredit s.d Oktober 2016 Kinerja DPK s.d Oktober 2016 Ringkasan KEKR Provinsi
30
Ketahanan Korporasi dan RT
Tingkat NPL mereda dari 3,54% pada September 2016 menjadi 3,49% pada Oktober NPL mereda di sektor pertanian mengingat sudah berlangsungnya masa panen di Oktober 2016 sehingga petani sudah dapat melunasi pinjamannya. Kredit perdagangan, dengan share kredit terbesar, NPL nya cenderung stabil. Kredit konsumsi tumbuh melambat utamanya bersumber dari turunnya seluruh subsektor yang ada di kredit konsumsi. Share Kredit Sektoral s.d Okt‘16 Perkembangan Kredit dan NPL Sektoral s.d Okt ‘16 Perkembangan Kredit Konsumsi s.d Okt ‘16 Ringkasan KEKR Provinsi
31
ISU STRATEGIS Ringkasan KEKR Provinsi
32
Economic Transformation of Kalimantan Selatan
Demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diperlukan transformasi perekonomian dari basis komoditas sumber daya alam ke basis industri. Sektor alternatif seperti pariwisata juga bisa berkontribusi pada perekonomian. SEKTOR BARU Pariwisata Ind Kreatif Dom Intl
33
Competitiveness Kalimantan Selatan Tourism
Berdasarkan pendekatan Tourism Area Life Cycle (TALC)*, objek wisata seperti Pulau Kembang dan Martapura telah memasuki fase stagnan, sehingga perlu dipertajam keunggulannya ke arah peremajaan (rejuvenation) dan tidak terjebak ke penurunan (decline). TOURISM AREA LIFE CYCLE (TALC) Exploration: Pantai Samber Gelap (Kotabaru) Involvement: Bukit Langgara Development: Lok Sado Consolidation: Lok Baintan Stagnation: Pulau Kembang & Martapura Diadaptasi dari: Tourism Area Life Cycle (R.W. Butler, 2011)
34
Competitiveness Kalimantan Selatan Tourism
Kelebihan pariwisata Kalsel perlu dioptimalkan dan promosi harus terus dilakukan Kalsel pada dasarnya unggul pada dua aspek: Ground & Port Infrastructure (GPI): khusunya infrastruktur ground (jalan darat) dimana menjelajah Kalsel sangat mungkin melalui jalur darat. Safety & Security (SS): Kalsel aman, angka kriminalitas relatif rendah. Dibandingkan dengan peersnya di Kalimantan, Kalsel paling lemah dari sisi promosi di mana jumlah situs pariwisata alam dan budaya yang dikenal luas hanya sedikit. Natural & cultural resources score ditentukan oleh jumlah Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN). Jalan darat: kondisi jalan Safety & Security keamanan Diadaptasi dari: The Travel & Tourism Competitiveness Report 2015 (World Economic Forum, 2015) Legend: BE=Business Environment, EC=Economic Contribution, SS=Safety & Security, HH=Health & Hygiene, HR=Human Resources, TAI=Technology Advancement Indicator, PTT=Prioritization of Travel & Tourism, PC=Price Competitiveness, ES=Environmental Sustainability, ATI=AirTrans Infrastructure, TSI=Tourist Service Infrastructure, GPI=Ground & Port Infrastructure, TSI=Tourist Service Infrastructure, NR=Natural Resources, CRBT=Cultural Resources & Business Travel
35
KALIMANTAN SELATAN TOURISM
How is Branding Belum banyak ulasan seputar pariwisata Kalimantan di social media KALIMANTAN SELATAN TOURISM SOCIAL MEDIA REVIEWS POPULAR* Keyword: <<Province Name>> Tourism # Obects showed in main search result *)worldwide, 2004-present Kalbar: 9 objects – not listed** Kaltim: 7 objects – not listed** Kalteng: 5 objects – not listed** Kalsel: None Bali: 8 objects – not listed** Yogya: 5 objects – not listed** **)Indonesia tourism main search result Sites Hotels Restaurants KALSEL 639 1.592 1.106 KALBAR 902 1.811 1.362 KALTIM 2.003 5.034 3.407 KALTENG 699 1.045 288 BALI LOMBOK 24.481 68.627 47.813 JOGJA 20.076 37.135 25.756 Searched by 31st Oct 2016, 3.25 PM
36
Logo dan tagline pariwisata Kalsel belum dikenal luas
How is Branding Logo dan tagline pariwisata Kalsel belum dikenal luas LOGO PORTAL LOGO SULIT DITEMUKAN BELUM ADA PORTAL
37
Promosi pariwisata kini dapat memanfaatkan potensi netizen
Information Technology Role Promosi pariwisata kini dapat memanfaatkan potensi netizen
38
Traveler dan social media kini menjadi 2 hal yang tak terpisahkan
Information Technology Role Traveler dan social media kini menjadi 2 hal yang tak terpisahkan Sumber:
39
Information Technology Role
Meski demikian pemanfaatan social media untuk promosi pariwisata perlu diperkuat oleh infrastruktur teknologi informasi yang baik kualitas sinyal seluler masih perlu untuk terus diperluas guna mendukung era ekonomi digital…
40
Kecepatan akses internet yang memadai
Information Technology Role Kecepatan akses internet yang memadai
41
Terdapat enam unsur branding
Branding Theory Terdapat enam unsur branding Tangible combination of characteristics Identification with a person, attributing human characteristics CONSUMERS INTERNALIZATION BRAND IMAGE Values Establishing a relationship with the brand Typical consumer as perceived by others Perceiving one’s self (achieving self-perfection) Sumber: Strategic brand management: new approaches to creating and evaluating brand equity (Kapferer, J.N, 1992)
42
Enam unsur branding: Levi’s Case
Branding Theory – Case Study Enam unsur branding: Levi’s Case Sumber: Strategic brand management: new approaches to creating and evaluating brand equity (Kapferer, J.N, 1992)
43
Enam unsur branding: Levi’s Case
Branding Theory – Case Study Enam unsur branding: Levi’s Case Sumber: dbrand
44
Bundling Tourism Package
Melalui bundling paket wisata, situs pariwisata yang belum begitu dikenal dapat perlahan dipromosikan Product Lebih menarik Memanfaatkan pasar yang sudah ada Place MARKETING MIX Harga tidak terlalu mahal Price Promotion People Memanfaatkan target wisatawan yang sudah ada: the needs of new experience Embed Sumber: Promotion and Marketing in Tourism (ILO, 2012)
45
Bundling Tourism Package
Meski berbudget besar, marketing yang baik mampu menarik wisata asing seperti yang terjadi di Jepang
46
Tabel Makroekonomi Daerah
47
LAMPIRAN
48
Indikator Makroekonomi Daerah
Grafik Luas Panen Beras
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.