Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER"— Transcript presentasi:

1 PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia KONSEP DAN KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Ilza Mayuni Sekretaris Kelompok Kerja Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Sekretaris Gerakan Literasi Nasional (GLN) Kemendikbud, 2017 Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, 2017 Guru Besar Pendidikan Bahasa, Universitas Negeri Jakarta

2 Kerangka 1 Tantangan Abad 21 2 3 Kebijakan Kemendikbud tentang PPK 4
Konsep GERAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 3 Kebijakan Kemendikbud tentang PPK 4 Praktik baik implementasi PPK 5 Penutup

3 1 Tantangan Abad 21

4 KECENDERUNGAN GLOBAL PERUBAHAN PERADABAN FENOMENA ABAD KREATIF
REVOLUSI DIGITAL PERUBAHAN PERADABAN FENOMENA ABAD KREATIF menempatkan kreativitas, inovasi, dan jejaring sebagai sumber daya strategis membuat hidup menjadi mudah dan nyaman, sekaligus berpotensi masalah mengubah tatanan dan sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, dan kemasyarakatan

5 JUMLAH PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA
(Juta) Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016

6 Pengguna Internet di Indonesia:
132,7 JUTA 51,8%|48,2% Pengguna Internet Indonesia Laki-laki Perempuan Pengguna Internet di Indonesia: 65% Pulau Jawa Pengguna Internet di Sumatera Bali & Nusa Kalimantan Sulawesi Maluku & Papua 15,7% 4,7% 5,8% 6,3% 2,5% (20,7 Juta) (6,1 Juta) (7,6 Juta) (8,4 Juta) (3,3 Juta) 86,3 Juta Orang Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016

7 50,7% 47,6% Mobile 1,7% PERANGKAT YANG DIPAKAI 67,2 Juta
Komputer Mobile & Komputer Mobile 47,6% 63,1 Juta Mobile & Komputer 1,7% 2,2 Juta Komputer Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016

8 PERSENTASE PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA
69,8% atau 34 JUTA PELAJAR BERPOTENSI MENGAKSES KONTEN-KONTEN NEGATIF DI MEDIA SOSIAL Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016

9 KONTEN MEDIA SOSIAL YANG SERING DIKUNJUNGI
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016

10 FAKTA DI INDONESIA Internet telah menjadi bagian dari kebutuhan pokok.
40% warganet mengakses internet lebih dari 3 jam/hari. Warganet semakin gemar berinteraksi di sosial media, mengunggah video, bermain game daring dan berbagi data sesama warganet. Pulsa dan ongkos koneksi lebih penting daripada makan dan minum. Sumber: Markplus Insight tentang Netizen Survey 2012 diolah dari Rade Tampubolon

11 3.775 situs perjudian dan penipuan
ANCAMAN KONTEN NEGATIF 840 Facebook 861 YouTube 1.833 twitter 51 situs SARA 87 situs radikalisme 174 situs HKI 3.775 situs perjudian dan penipuan situs pornografi Konten negatif 773 ribu situs telah diblokir Kemenkominfo 2016 Sumber: kominfo.go.id, 2017

12 Indonesia dalam Angka Lingkungan Demografi Lingkungan Politik dan Ekonomi Lingkungan Ideologi, Sosbud, Hankam, dan Teknologi 254,9 juta jiwa (BPS, 2015). 1340 etnis, 646 bahasa daerah (BPPB, 2017). sekolah, guru siswa (PDSPK, 2016) murid TK, siswa SLB, murid SD, siswa SMP, siswa SMA, dan siswa SMK 113 IPM Indonesia 2016 (UNDP, 2017) 18,9 % SD belum terakreditasi 30,3 % SMP belum terakreditasi 41 dari 138 Negara Peringkat Indeks Daya Saing Global (WEF, 2016) 88 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (Transparency International, 2015), naik dari tahun 2014 yang berada di peringkat 107 10,86% (28,01 juta) penduduk miskin (BPS, 2016). 5,04% - 5,18% pertumbuhan ekonomi (BPS, 2016) 79 dari 157 negara pada Indeks Kebahagiaan Dunia (PBB, 2016). 2,1 juta orang terancam menganggur pada sektor daya saing industri mebel, (Kompas, 27 Maret 2017) 1000 kasus kekerasan tahun 2016 (KPAI) Intoleransi, Radikalisme/Terorisme Separatisme 5,1 juta pengguna narkoba, meninggal setiap tahun (BNN, 2016) 1.111 kasus pornografi dan kejahatan siber tahun (KPAI) situs pornografi diblokir Kemenkominfo selama tahun 2016 119 komunitas LGBT (UNDP, 2014) Krisis kepribadian bangsa dan melemahnya kehidupan berbangsa dan bernegara Perlu pertimbangan untuk konversi akreditasi: A = Kota B = Desa C+Belum = 3T Sekolah A B C Belum SD 15,5% 50,2% 18,9% SMP 25,3% 32,5% 11,9% 30,3%

13 Tantangan Pendidikan Optimalisasi pengembangan potensi siswa melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik) b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia c. Pelibatan publik, sinergi dan tanggungjawab dalam pendidikan karakter anak d. Kualitas hubungan dan pendampingan orang tua dalam tumbuhkembang anak di rumah dan lingkungannya Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur di sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut f. Tantangan globalisasi yang mensyaratkan kemampuan beradaptasi, berdaya saing, dan berkolaborasi

14 Tantangan Pendidikan Optimalisasi pengembangan potensi siswa melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik) b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah di seluruh Indonesia c. Pelibatan publik, sinergi dan tanggungjawab dalam pengutan karakter anak d. Kualitas hubungan dan pendampingan orang tua dalam tumbuhkembang anak Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur di sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut f. Tantangan globalisasiyang mensyaratkan kemampuan beradaptasi, berdaya saing, dan berkolaborasi

15 Konsep Penguatan Pendidikan Karakter
2 Konsep Penguatan Pendidikan Karakter

16 Gerakan Nasional Revolusi Mental
Menunaikan Nawacita 1 Kartu Indonesia Pintar (KIP). 2 Revitalisasi Pendidikan Vokasi: SMK Maritim, Pertanian/Pangan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif. 3 Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Gerakan Nasional Revolusi Mental 1 Integritas 2 Kerja Keras (Etos Kerja) 3 Gotong Royong

17 Tujuan Pendidikan Nasional (Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sikap Spiritual Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sikap Sosial Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab Pengetahuan Berilmu Keterampilan Cakap dan kreatif .... memanusiakan manusia

18 Membangun Generasi Emas 2045
Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan setiap warga negara Literasi Dasar Kecakapan hidup sehari-hari. 6 literasi Literasi baca tulis Literasi numerasi Literasi sains Literasi digital Literasi finansial Literasi budaya dan kewargaan Kompetensi Kemampuan memecahkan masalah kompleks: 4 C Berpikir kritis Kreatif Komunikatif Kolaboratif 1 2 3 Nilai Karakter Kemampuan beradaptasi di lingkungan yang dinamis. 18 Nilai. Religius Jujur Mandiri Bertanggung jawab Demokratis Cinta tanah air Toleran Cinta damai Menghargai prestasi …………………….. Sumber: Kemendikbud 2016

19 MENGAPA PPK a. Amanat Undang-Undang dan Kebijakan Nasional bidang pendidikan UU Sisdiknas, Nawacita, Trisakti, RPJMN , Amanat Presiden RI, Kebijakan Kemendikbud b. Fokus pada penguatan pendidikan karakter Pendidikan karakter bukan produk baru, bukan mata pelajaran, bukan kurikulum baru tetapi merupakan ruh dari keseluruhan proses pendidikan c. Keteladanan dan praktik-praktik baik Perilaku, pengalaman, dan praktik baik sekolah yang di Kepala Sekolah dan Guru. d. Penguatan peran kepala sekolah, guru, pengawas, komite sekolah dan masyarakat PPK mendorong penguatan ekosistem pendidikan. f. Konsep pembelajaran dialogis PPK Berbasis Kelas, PPK Berbasis Budaya Sekolah, PPK Berbasis Partisipasi Masyarakat. g. PPK terintegrasi dengan seluruh aktivitas siswa di sekolah, di rumah, dan masyarakat

20 3 Kebijakan Kemendikbud tentang Penguatan Pendidikan Karakter

21 Tujuan PPK (Perpres Nomor 87 tahun 2017)
Membangun dan membekali peserta didik dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik untuk menghadapai dinamika perubahan. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan dukungan pelibatan publik Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan komptensi pendidikan, tenaga kependidikan, peserta didik, masyrakat, dan lingkungan keluarga

22 Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
KARAKTER SEBAGAI POROS PENDIDIKAN Nawacita 8: Melakukan Revolusi Karakter Bangsa Membangun pendidikan kewarganegaraan (sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti) Penataan kembali kurikulum pendidikan nasional Mengevaluasi model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional Jaminan hidup yang memadai bagi para guru khususnya di daerah terpencil Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat

23 Kebijakan Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang PPK (diterbitkan tanggal 6 September 2017) Permendikbud No.75/2016 tentang Komite Sekolah PP No.19/2017 tentang kewajiban guru 8 jam guru di sekolah Permendikbud No. 23/2017 tentang PPK

24 Isu Aktual terkait Pemberlakuan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017
Dianggap mengancam pendidikan pesantren dan Madrasah Diniyah (Madin) dengan aturan belajar mengajar lima hari Isu mata pelajaran Pendidikan Agama akan dihapuskan Beban belajar 8 jam dianggap sangat memberatkan siswa, mengambil jam belajar di luar sekolah dan juga merampas jam bermain anak. Keterbatasan sarana prasarana penunjang (transportasi umum, ruang kelas, perpustakaan, kantin, ruang bermain,dll). Dianggap menghambat siswa untuk membantu orangtua (terutama dari keluarga tak mampu, biasanya usai pulang sekolah menjadi buruh tani, berdagang, nelayan, dan sebagainya).

25 Nilai karakter (Perpres Nomor 87 tahun 2017) karakter Nilai religius
Peduli lingkungan Gemar membaca komunikatif Menghargai prestasi Cinta damai Peduli sosial Semangat kebangsaan Bertanggung jawab demokratis Cinta tanah air mandiri kreatif disiplin Bekerja keras toleran nasionalisme jujur

26 NILAI-NILAI KARAKTER Permendikbud Nomor 23 tahun 2017
Beriman dan Bertaqwa Menjalankan segala perintah-Nya Disiplin beribadah Bersih Menjaga lingkungan Memanfaatkan lingkungan dengan bijak Toleransi Saling menolong Saling menghormati Perbedaan keyakinan Nilai Utama Religius Nasionalis Mandiri Gotong Royong Integritas Kejujuran Keteladanan Tanggungjawab Antikorupsi Komitmen moral Cinta pada kebenaran Cinta tanah air Semangat kebangsaan Menghargai kebhinnekaan Rela berkorban Taat hukum Kerja sama Solidaritas Kekeluargaan Aktif dalam gerakan komunitas Berorientasi pada kemaslahatan bersama Kerja keras (etos kerja) Kreatif dan inovatif Disiplin Tahan banting Pembelajar sepanjang hayat

27 Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan Ekosistem Pendidikan Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai Manajer Pengaturan Hari Sekolah Permendikbud No.23/2017 tentang Hari Sekolah Penguatan Pendidikan Karakter Revitalisasi kewajiban 8 jam guru di sekolah PP No.19/2017 tentang Guru Revitalisasi Komite Sekolah Permendikbud No.75/2016 tentang Komite Sekolah

28 PETA JALAN IMPLEMENTASI PPK
Mandiri dan Bertahap Uji Coba Sekolah Rintisan Tahun 2016 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = 542 Sekolah 2 Tahun 2017 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = sekolah Tahun 2018 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = sekolah Input Pak James: Tahun ajaran baru 2017/2018 launching nasional, tidak perlu keluar angka-angka Evaluasi ketercapaian program, yang nilainya bagus mendapat badge “School of Character” Dukungan Daerah Kota Malang Kab. Gowa Kab. Purwakarta Kota Pekanbaru Kab. Lamongan Kab. Pemalang Kota Langsa Kab. Singkawang Kab. Bantaeng Kota Gorontalo Kab. Sleman Prov. NTB (6 Kabupaten) Kab. Banyuwangi Kab. Pohuwato Provinsi Riau Kab. Siak Kab. Bandung

29 1 2 3 1 STRATEGI IMPLEMENTASI PPK PPK BERBASIS KELAS
Integrasi dalam mata pelajaran Optimalisasi muatan lokal Manajemen kelas 1 1 DIAJARKAN DIBIASAKAN DILATIH KONSISTEN MENJADI KEBIASAAN MENJADI KARAKTER MENJADI BUDAYA PPK BERBASIS BUDAYA SEKOLAH Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah Branding sekolah Keteladanan pendidik Ekosistem sekolah Norma, peraturan, dan tradisi sekolah 2 PPK BERBASIS MASYARAKAT Orang tua, Komite Sekolah Dunia usaha Akademisi pegiat pendidikan Pelaku Seni, Budaya, Bahasa & Sastra Pemerintah & Pemda 3

30 Sekolah menjadi sentral, lingkungan menjadi
sumber belajar.

31 Penilaian tidak hanya berupa angka-angka yang bersumber dari intrakurikuler,tetapi juga catatan kepribadian atau karakter peserta didik sepanjang masa pendidikannya di sekolah.

32 SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Nilai Karakter ** Waktu Penguatan 18 Nilai Utama Waktu dan Lokasi Belajar* Kegiatan Pembiasaan: Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama, kegiatan literasi. Kegiatan PPK bersama orang tua: Interaksi dengan orang tua dan lingkungan / sesama Kegiatan Intra-Kurikuler: Kegiatan Belajar – Mengajar Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan (Diniyah), Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa & Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb. Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama. *Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah ** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal

33 SURVEI KOMPAS TIDAK MAMPU Kompas, 3 Mei 2017 Menurut Anda, apakah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat meningkatkan kompetensi peserta didik? Metode Penelitian Jajak pendapat melalui telepon ini diselenggarakan Litbang “Kompas” pada April 2017. Sebanyak 595 responden berusia minimal 17 tahun berbasis rumah tangga dipilih secara acak bertingkat di 14 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Padang, Palembang, Pontianak, Samarinda, Manado, Makassar, Ambon, dan Denpasar. Jumlah responden ditentukan secara proporsional di tiap kota. Menggunakan metode ini, tingkat kepercayaan 95 persen dan nirpencuplikan penelitian ± 4,0 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi. YA, MAMPU 33

34 Praktik Baik dalam Implementasi PPK
4 Praktik Baik dalam Implementasi PPK

35 1. SD INPRES ABEALE 1 SENTANI KAB. JAYAPURA
NO ASPEK SEBELUM SESUDAH 1 Pengembangan Manajemen Kelas Melaksanakan 6 Hari Sekolah Melaksanakan 5 Hari Sekolah, disetujui oleh Pemda/Pemkab setempat dan akan diberlakukan tahun ajaran baru 2017. 2 Pengembangan Budaya Sekolah Sikap santun dan ramah belum terlihat Sikap santun dan ramah meningkat dan membiasakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). 3 Jaringan Pelibatan Masyarakat Kerja sama sekolah dengan orang tua dan masyarakat sekitar masih terbatas Pelibatan orang tua mulai diintensifkan, juga pelibatan sektor Perbankan, Pemerintah Kabupaten Setempat, dan DUDI, khususnya dalam program menghidupkan budaya bersih dan sehat (higienis dan sanitasi).

36 1. SD INPRES ABEALE 1 SENTANI KAB. JAYAPURA
NO ASPEK SEBELUM SESUDAH 4 Sinkronisasi kegiatan intra, ko, dan ekstra- kurikuler Kegiatan sudah berjalan dengan baik. Lebih diperkuat melalui program PPK yang telah disusun secara terstruktur dalam dokumen kegiatan harian PPK. 5 Implementasi Nilai-nilai Utama Ruang ibadah sudah tersedia tapi belum lengkap dan penggunaannya belum optimal Sarana ibadah telah dilengkapi, penggunaannya lebih diintensifkan dengan menjadwalkan ibadah siswa sesuai agamanya masing-masing, disertai bimbingan guru agama.

37 Dokumentasi (Foto) Pembiasaan-pembiasaan baik SD Inpres Abeale 1 Sentani Jayapura

38 Kendala Kepala sekolah sudah melaksanakan Gerakan PPK secara terstruktur dan terprogram, namun masih terkendala dengan kesiapan guru-guru senior. Pelibatan publik untuk Gerakan PPK dan proses evaluasi belum dilaksanakan secara maksimal, antara lain karena minimnya sumber daya internal.

39 2. SD INPRES KAMPUNG HARAPAN KAB. JAYAPURA
NO ASPEK SEBELUM SESUDAH 1 Manajemen Kelas Masih banyak siswa yang belum bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setiap pagi sebelum belajar siswa diwajibkan menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk meningkatkan semangat kebangsaan. 2 Pengembangan Budaya Sekolah Siswa tidak mengenal ibukota negara dan keberagaman budaya Indonesia. “Pekan Nusantara” digelar untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia, bekerja sama dengan orang tua. 3 Jaringan Pelibatan Masyarakat Minim kerja sama dengan orang tua dan masyarakat sekitar. Melibatkan orang tua dalam “Pekan Nusantara” dan pemanfaatan dana desa (kampung) untuk membuat toilet. 4 Sinkronisasi intra-, ko-, ekstrakurikuler Nilai akademik siswa rendah, mayoritas siswa memiliki gaya belajar kinestetik. Memperbanyak ragam lomba: olahraga dan seni, dan akademik, diintegrasikan dengan kegiatan intra-, ko-, dan ekstra kurikuler. 5 Implementasi Nilai-nilai Utama Rasa nasionalisme dan gotong royong sangat minim. Meningkatkan ragam kegiatan PPK di dalam dan luar kelas

40 Dokumentasi (Foto) Guru SD Inpres Kampung Harapan secara kreatif mengajar dengan berbagai variasi denah meja dan kursi di kelas untuk menghindari kejenuhan siswa, dan hasil belajar ditempel di dinding kelas. Upaya mengingatkan dan menanamkan karakter sopan santun dan disiplin siswa.

41 Kendala Tempat tinggal beberapa siswa masih berada di wilayah pedalaman yang sulit diakses oleh kendaraan bermotor. Beberapa siswa berjalan kaki menuju sekolah, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit – 1 jam. Keterbatasan lahan untuk membangun ruang kelas. Saat ini masih diberlakukan double shift. Kapasitas ruang kelas tidak bisa menampung permintaan siswa yang datang dari beberapa desa di sekitar kawasan Danau Sentani.

42 3. SMPN 4 SENTANI KABUPATEN JAYAPURA
NO ASPEK SEBELUM SESUDAH 1 Pengembangan Manajemen Kelas Sebagian besar guru masih tergolong muda (25 – 30 tahun), pengalaman mengelola kelas masih terbatas. Guru menyusun RPP setiap minggu yang berisi target pengajaran dan luaran pembelajaran yang bermuatan karakter bagi siswanya dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang menyenangkan. 2 Pengembangan Budaya Sekolah Minat baca siswa rendah Berupaya membudayakan literasi dengan gerakan sustain silent reading atau membaca tenang. Perpustakaan juga dibenahi untuk menguatkan karakter gemar membaca. 3 Jaringan Pelibatan Masyarakat Kesadaran akan kebersihan dan kesehatan lingkungan masih rendah dan siswa rawan terpapar narkotika dan perkelahian. Meningkatkan kerja sama dengan Kepolisian, BNN, dan Puskesmas setempat.

43 3. SMPN 4 SENTANI KABUPATEN JAYAPURA
NO ASPEK SEBELUM SESUDAH 4 Sinkronisasi Intra-, Ko-, Ekstrakurikuler Semenjak diberlakukan Kurikulum 13, tidak ada mapel TIK Memberikan ekstra kurikuler TIK, dan pelatihan untuk persiapan UNBK. Hal ini juga menguatkan karakter integritas. Selanjutkan mengintensifkan 9 jenis ektrakurikuler yang berfokus pada pelajaran, pramuka, kesenian dan olahraga. 5 Implementasi Nilai-nilai Utama Sopan santun dan watak siswa yang keras Pembiasaan-pembiasaan baik terus ditingkatkan setiap hari dan mulai tumbuh sopan santun (salam, sapa, senyum) dan serta siswa mau bergotong-royong/kerja sama.

44 Dokumentasi (Foto) Nama Sekolah: SMPN 4 Sentani Kabupaten Jayapura
Buku agenda yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi antar sekolah dengan orang tua dan sebagai bahan evaluasi siswa. Siswa-siswi mulai merapikan bangku sendiri setelah selesai kegiatan belajar mengajar. Guru membiasakan memberikan arahan/ pesan-pesan positif kepada siswa setiap akan pulang sekolah. Laboratorium Komputer yang tersusun bersih dan rapi oleh siswa.

45 Kendala Watak siswa yang keras, namun sudah mulai mengalami perubahan.
Rawan terpapar narkotika, namun sudah diantisipasi oleh tindakan preventif dari pihak-pihak terkait seperti BNN dan Kepolisian. Sarana dan prasarana terbatas untuk ekstra kurikuler berbasis TIK

46 4. SMP Negeri 2 Mataram, NTB NO ASPEK SEBELUM SESUDAH 1
Pengembangan Manajemen Kelas Siswa belum intensif menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya setiap pagi. Guru belum mampu menggunakan multimedia Setiap siswa Bersama guru diintensifkan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya sebelum memulai KBM Menguatkan peran guru untuk memasukan muatan karakter dalam pembelajaran di kelas. Guru dapat mengoperasikan komputer untuk menguatkan pembelajaran berbasis karakter kepada siswa. 2 Pengembangan Budaya Sekolah Memiliki beberapa kegiatan seperti: salam senyum sapa (3S) ; Gerakan Wajib Setor Sampah (GWSS) ; pembinaan siswa berprestasi akademik dan nonakademik. Terus dibudayakan secara konsisten dan melakukan pengimbasan kepada sekolah dalam rumpunnya.

47 4. SMP Negeri 2 Mataram, NTB NO ASPEK SEBELUM SESUDAH 3
Jaringan Pelibatan Masyarakat Sekolah sudah melakukan pelibatan masyarakat terhadap orang tua, DUDI, dan instansi terkait (BNN, kepolisian, dsb). Menguatkan peran Majelis Kelas yang berisi orang tua murid agar secara berkesinambungan juga peka terhadap penumbuhan karakter baik pada siswa. Menguatkan program kemitraan dengan DUDI 4 Sinkronisasi Intra/Ko/Ekstrakurikuler Kegiatan PPK belum diselaraskan dengan kegiatan lain Memiliki Tim PPK Sekolah untuk memastikan gerakan PPK berjalan dengan baik. Anggotanya terdiri dari Guru Agama, PKn, Seni Budaya, dan Bimbingan Konseling 5 Implementasi Nilai-nilai Utama Nilai-nilai karakter telah diupayakan untuk diberikan kepada siswa secara konsisten. Membantu guru untuk terus berkembang agar dapat memasukan muatan karakter dalam setiap pembelajaran di kelas dan di luar kelas.

48 Dokumentasi (Foto) Nama Sekolah: SMPN 2 Mataram
Semboyan SMPN 2 Mataram, HEBAT (Harmoni, Elegan, Bakat, Asih, Tangguh). Siswa-siswi membiasakan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai pembelajaran. Diskusi kelompok, pembiasaan siswa untuk dapat bekerja sama. Pembiasaan setiap Hari Jumat pagi.

49 Kendala Sekolah mengalami kendala dalam pengelolaan Dana BOS untuk secara leluasa mendukung kegiatan siswa, namun dapat teratasi dengan pelibatan DUDI dalam kegiatan siswa.

50 5 Penutup

51 Peran Kepala Sekolah dan Pengawas
Menyosialisasikan PPK kepada seluruh pemangku kepentingan Menyusun rencana implementasi PPK secara terpadu Mendorong partisipasi aktif publik dalam kegiatan PPK Melaksanakan monitoring, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan Menjadikan sekolah sebagai model praktik baik pelaksanaan PPK

52 Gerakan PPK sebagai Poros Pendidikan
PENUTUP Gerakan PPK sebagai Poros Pendidikan Pembangunan Karakter merupakan Kewajiban Bersama Komitmen Guru dan Pengawas Memperhatikan Keberagaman Dukungan publik

53 SURAT ELEKTRONIK Portal cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id

54 Terima Kasih foto: anakbersinar.com

55 Ilza Mayuni Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), 2007 – Sekretaris Badan Bahasa Kemendikbud, 2017 Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) Kemendikbud, Koordinator KOPERTIS Wilayah III Jakarta, 2010 – 2015 Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), ;


Download ppt "PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google