Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KEWIRAUSAHAAN ASPEK PRODUKSI
Manajemen Risiko - Mamduh M Hanafi KEWIRAUSAHAAN ASPEK PRODUKSI
2
OUTLINE KEWIRAUSAHAAN Pengertian Produksi Kebutuhan Proses Produksi
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
3
Pelaku produksi adalah produsen :
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Pengertian Produksi Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Pelaku produksi adalah produsen : Yaitu individu atau perusahaan yang memproduksikan hasil pertanian yang menggunakan input sumber daya yang ada antara lain ; tanah, tenaga kerja, modal dan management.
4
Definisi kegiatan produksi / operasi pada 3 hal yaitu:
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Pengertian Produksi Definisi kegiatan produksi / operasi pada 3 hal yaitu: Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa. Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi Macam pengambilan keputusan yang sering dihadapi dalam manajemen operasional. Peristiwa yang Pasti(Certainty) Peristiwa Tidak Pasti(Uncertainty) Peristiwa dengan Resiko (Under Risk) Peristiwa Akibat Konflik Antarlembaga (Institutional Conflict)
5
PROSES KONVERSI FUNGSI OPERASI JASA BARANG PERALATAN MATERIAL KARYAWAN
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Pengertian Produksi FUNGSI OPERASI MATERIAL KARYAWAN PERALATAN PROSES KONVERSI JASA BARANG
6
BARANG JASA Dapat dijual kembali Dapat disimpan Kualitas mudah diukur
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Pengertian Produksi BARANG JASA Dapat dijual kembali Dapat disimpan Kualitas mudah diukur Produksi & pen-jualan terpisah Tak dapat dijual kembali Tak dapat disimpan Kualitas susah diukur Produksi & pen-jualan menyatu
7
BARANG JASA Bisa disediakan Bisa dikirim
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Pengertian Produksi BARANG JASA Bisa disediakan Tempat fasilitas penting untuk kontak pelanggan Automasi sulit Produk tak berujud Bisa dikirim Tempat fasilitas penting untuk biaya Automasi mudah Produk berujud
8
OUTLINE KEWIRAUSAHAAN Pengertian Produksi Kebutuhan Proses Produksi
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
9
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13
Perencanaan Material Perencanaan kebutuhan material (Material Requarment Planning) adalah suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang proses produksi, sehingga yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan dalam barang Pendekatan MRP Reorder point policy, dimana persediaan secara kontinyu diawasi pengadaan dilakukan apabila jumlah barang persediaan sudah sampai pada tingkat yang ditentukan. Periodic order cycle policy, dimana persediaan diawasi dan pada setiap periode tertentu sejumlah barang ditambahkan agar jumlah persediaan tetap berada pada tingkat persediaan yang telah ditentukan.
10
Tujuan kebutuhan material Meminimalkan persediaan.
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Material Tujuan kebutuhan material Meminimalkan persediaan. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman. Komitmen yang realistis. ( jadwal produksi, pengiriman barang dsb ) Meningkatkan efisiensi Komponen kebutuhan material Jadwal induk produksi, Master production schedule (jadwal induk produksi) merupakan gambaran periode perencanaan dari permintaan, peramalan, backlog, rencana suplai penawaran, persediaan akhir, dan kuantitas yang tersedia. MPS disusun berdasarkan perencanaan produksi agregat serta merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan produksi
11
Perencanaan Material Daftar material
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Material Daftar material Setiap produk mungkin mempunyai sejumlah komponen mungkin juga mempunyai ribuan komponen, setiap komponen dapat terdiri dari sebuah barang atau berbagai jenis barang. Hubungan suatu barang dan komponennya dijelaskan dalam suatu struktur produk. Dengan mengetahui daftar komponen dari produk yang akan diproduksi yang diperlukan selanjutnya akan dimasukkan kedalam dafta material (Biil of material/BOM) Catatan persediaan. Sistem MRP mengharuskan perusahaan menjaga dan memiliki suatu data persediaan barang komponen yang up to date. Data ini terdiri dari ketersediaan komponen dan seluruh transaksi persediaan, baik yang dusah terjadi maupun yang sedang dalam perencanaan
12
Perencanaan Material KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Jadwal induk
Daftar Material Catatan Persediaan Perencanaan Kebutuhan material Rencana pembelian Rencana produksi jangka pendek
13
Proses kebutuhan material
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Material Proses kebutuhan material Netting Yaitu menghitung kebutuhan bersih dari kebutuhan kasar dengan memperhitungkan jumlah barang yang akan diterima, jumlah persediaan yang ada, dan jumlah persediaan yang akan dialokasikan. Konversi dari kebutuhan bersih menjadi kuantitas – kuantitas pesanan. Menempatkan suatu pelepasan pemesanan pada waktu yang tepat dengan cara menghitung waktu mundur (backward scheduling) dari waktu yang dikehendaki dengan memperhitungkan waktu tenggang, agar memenuhi pesanan komponen yang bersangkutan. Menjabarkan rencana produksi produk akhir kebutuhan kasar untuk komponen – komponennya melalui daftar material
14
Perencanaan Fasilitas
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Fasilitas Tujuan Perencanaan Fasilitas Menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan material handling dan penyimpanan. Menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang, dan energi secara efektif. Meminimalkan investasi modal Mempermudah pemeliharaan Meningkatkan keselamatan dan kepuasan kerja. Klasifikasi perencanaan fasilitas Perencanaan lokasi Perencanaan luas dan tata letak Perencanaan sistem material handling
15
Perencanaan Fasilitas
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Fasilitas Tujuan dari lokasi strategi ini secara garis besarnya adalah benefit dari lokasi yang terdiri dari: Efisiensi waktu Biaya yang minimum Citra perusahaan Keuntungan Kredibilitas Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi Peraturan pemerintah, sikap dan pendirian pemerintah, stabilitas dan insentif pemerintah Stabilitas politik dan keamanan Isu-isu budaya dan ekonomi, hal ini menjadi dominan dalam menarik investor Lokasi pasar; berhubungan dengan pangsa pasarnya Ketersediaan, sikap, produktivitas dan biaya tenaga kerja
16
Perencanaan Fasilitas
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Fasilitas Ketersediaan bahan baku (pemasok), sarana komunikasi dan energi Nilai tukar mata uang Daya tarik suatu daerah (budaya, pajak, iklim) atau otonomi daerah Biaya dan ketersediaan utilitas (energi dan air). Dapat atau tidaknya diperoleh gas, air dan listrik disuatu daerah Peraturan perundang-undangan lingkungan propinsi atau kota termasuk gangguan suara dan hak menggunakan jalan. Kalau adal imbah pabrik mau dibuang kemana? Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen Biaya konstruksi atau lahan yang banyak dipengaruhi oleh keadaan tanah dan kemungkinan banjir.
17
Perencanaan Fasilitas
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Fasilitas Metode Evaluasi Alternatif Lokasi Metode Pemeringkat Faktor (The Factor Rating Method) Adalah metode lokasi yang menekankan tujuan pada prosesi dentifikasi biaya yang sulit untuk dievaluasi. Caranya adalah dengan mengkuantifikasi data yang sifatnya kualitatif. AnalisisTitik Impas Lokasi(Locational Break Event Analysis): Adalah suatu analisis biaya volume untuk membuat perbandingan alternatif-alternatif lokasi biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi tentunyaberbeda-beda dikarenakan lokasi yang berbeda, karena perbedaan tersebut, maka perusaha anakan membandingkan biaya antara alternatif lokasi dimana biaya yang paling rendah/murah dipilih sebagai lokasi perusahaan dan di perhatikan pula tingkat kapasitas yang diproduksi.
18
Perencanaan Luas Dan Tata Letak
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Luas Dan Tata Letak Tujuan pengaturan layout fasilitas ialah : Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar Meminimumkan hambatan pada kesehatan Meminimumkan usaha membawa bahan Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia Memaksimumkan keluwesan layout Memberi kesempatan berkomunikasi bagi karyawan Memaksimumkan hasil produksi Meminimumkan kebutuhan pengawasan dan pengendalian
19
Perencanaan Luas Dan Tata Letak
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Perencanaan Luas Dan Tata Letak Yang perlu diperhatian dalam perencanaan ini adalah : Bahan baku yang tersedia Tersedianya tenaga kerja yang diperlukan Dana yang diperlukan untuk pembiayaan Besarnya potensi pasar yang terbuka Sistem distribusi yang akan dijalankan Efektivitas dari tata layout Material Handling yang baik Utilisasi Ruang ( Penggunaan ruang yang efektif ) Mempermudah Pemeliharaan Kelonggaran Gerak(Luwes), yang diartikan sebagai kemampuan layout menampun perubahan kombinasi produk. Orientasi Produk Perubahan Produkatau desain produk
20
OUTLINE KEWIRAUSAHAAN Pengertian Produksi Kebutuhan Proses Produksi
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
21
Proses Produksi Tepat Waktu
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.
22
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13
Proses Produksi Tepat Waktu Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya
23
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13
Proses Produksi Tepat Waktu Jus In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih sederhana pengertian pemborosan: Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan.
24
Tujuh jenis pemborosan Produksi
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Tujuh jenis pemborosan Produksi Over produksi Waktu menunggu Transportasi Pemrosesan Tingkat persediaan barang Gerak Cacat produksi
25
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13
Proses Produksi Tepat Waktu Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya
26
Empat konsep pokok Just In Time (JIT)
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Empat konsep pokok Just In Time (JIT) Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan
27
Sistem dan Metode Just In Time (JIT)
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Sistem dan Metode Just In Time (JIT) Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT). Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan. Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan
28
Elemen-elemen Just In Time
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Elemen-elemen Just In Time Pengurangan waktu set up Aliran produksi lancar (layout) Produksi tanpa kerusakan mesin Produksi tanpa cacat Peranan operator Hubungan yang harmonis dengan pemasok Penjadwalan produksi stabil dan terkendali Sistem Kanban
29
1. Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu 1. Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot Pemilahan kegiatan set up Kegiatan set up bisa dipilah menjadi: 1) Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan cetakan, dan lain-lain. 2) Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
30
b. Langkah mengurangi waktu set up:
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu b. Langkah mengurangi waktu set up: Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal set up). Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain. Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain. Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
31
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13
Proses Produksi Tepat Waktu Contoh: Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit. Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya = 1 jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam. Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit. Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam. Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
32
2. Aliran produksi lancar (layout)
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu 2. Aliran produksi lancar (layout) Pemborosan yang berkaitan dengan process Layout, yaitu: Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi Pemborosan transportasi dan material handling Akumulasi persediaan dalam proses Penanganan material berganda bahkan beberapa kali Lead time produksi yang sangat panjang Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
33
Gambar Aliran Produksi pada Process Layout
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Gambar Aliran Produksi pada Process Layout
34
Gambar Aliran Produksi pada Product Layout
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Gambar Aliran Produksi pada Product Layout
35
Aliran Produksi Proses Produksi Tepat Waktu
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu Aliran Produksi Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan. Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan. Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda. Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses. Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk. Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
36
3. Produksi tanpa kerusakan mesin
KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 13 Proses Produksi Tepat Waktu 3. Produksi tanpa kerusakan mesin a. Total Productive Maintenance Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan, pengencangan baut, dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin. Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar. Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
37
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.