Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHartanti Hadiman Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Acute Flacid Paralysis Deteksi & Tatalaksana
dr. Muh. Isman Jusuf, S.Ked, Sp.S Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan&Keolahragaan UNG 9/24/2017 1
2
Latar Belakang WHA 1988 Komitmen Eradikasi Polio
Sidang WHO 1990 Memperkuat komitmen eradikasi polio Surveilans AFP merupakan salah satu dari strategi untuk pencapaian eradikasi polio Komitmen upaya pencapaian eliminasi penyakit campak di seluruh dunia secara bertahap Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah memenuhi kriteria untuk memasuki tahap eliminasi penyakit campak
3
Haji, Umroh TKI Wisatawan Pebisnis PNS Siapa potensial
sumber penularan Haji, Umroh TKI Wisatawan Pebisnis PNS
4
AFP Surveillance Performance in Indonesia (Data comparison week 31, 2008 and 2009)
Non Polio AFP Rate % Adequate Specimen 2009 2008 No case/report No case/report NP AFP rate < 1 Adeq. Spec <60% NP AFP rate 1-1,99 Adeq . Spec % NP AFP rate >=2 Adeq. Spec >=80%
5
Wild Polio Virus, Compatible Polio and Hot Cases Indonesia, 2008
: 1 Compatible case, N= 1 cases : 1 Wild Polio Virus case, N= 0 cases : 1 Hot case, N= 12 cases : 1 Contact for pending sequencing, N = 1 contact : 1 Contact positive vaccine polio virus (P1), N = 1 contact
6
Status OPV Kasus AFP Non Polio (usia 6-59 bulan) Indonesia, 2002-2009
Data s/d minggu 30, 2009 6
7
Strategi Eradikasi Polio
Pencapaian cakupan imunisasi polio rutin yang tinggi dan merata di seluruh Indonesia. Pemberian imunisasi tambahan yang serentak dan dalam waktu bersamaan Surveilans Acute Flaccid Paralysis yang memenuhi standart internasional Penanganan virus polio di laboratorium.
8
Indikator Kinerja Surveilans AFP
Non Polio AFP rate > 2 / 100 ribu anak usia < 15 thn Spesimen adekuat > 80 % Ketepatan laporan Puskesmas >80 % Kelengkapan laporan nihil RS & Pusk > 90 %
9
Definisi AFP Semua anak usia < 15 tahun
Kelumpuhan yang sifatnya lemas (flaccid) Terjadi mendadak dalam 1 – 14 hari Bukan disebabkan rudapaksa / trauma Bila ada keraguan laporkan sebagai kasus AFP 9/24/2017 9
10
Keraguan KASUS Akut perkembangan kelumpuhan cepat antara 1-14 hari
sejak gejala awal lumpuh – lumpuh maksimal Akut Keraguan kelumpuhan akibat ruda paksa/ kecelakaan atau ada hubungan dengan rudapaksa Laporkan sebagai AFP
11
Dx PASTI POLIO KLASIFIKASI KLINIS KLASIFIKASI VIROLOGIS
Tahap awal implementasi surveilans AFP Surveilans AFP belum berjalan baik Digunakan bila surveilans AFP memenuhi kriteria: AFP rate: 1 / penduduk usia < 15 thn Spesimen yg adekuat dari kasus AFP >= 60% NB: Perubahan kriteria klinis mjd kriteria Virologis dilakukan dg persetujuan WHO
12
Patofisiologi AFP Mulut (Makanan) Infeksi virus Polio Liar
(Enterovirus) Kontak ( Luka) 24 jam Pharinx Usus Demam GE Paralitik Otak Medulla Spinalis Non Paralitik
13
Lanjutan Paralisis Motor Neuron ----> LMN
- Bagian Intumescensia C & L - Inti Saraf Motorik () Kornu Anterior Medulla Spinalis Brain Stem + Bulbar - Atrofi - Reflek Tendon menurun - Arefleksi - Reflek Pathologi (-) Polio Encephalitis - Nn. Cranialis - Fx. Otak terganggu - Gangguan Perawatan
14
Gejala Klinis Diagnosis - Anak umur < 15 tahun - Lumpuh Layu
- Trauma (-) - > 15 tahun Suspek Polio - Akut 1-14 hari (Termasuk GBS) Diagnosis - Kx. ---> Syndr. Infeksi Umum : - Demam - Lesu - NK - > Oh Sis - Ph. Tis - Vomitus - Diare - Lab ----> Spesimen (Faeses)
15
Jenis Polio 1. Tipe Paralitik (Spinal)
- Paralisis + Febris ----> Bayi ---> > Berat - Tremor Seb. Paralisis - Kejang O. + Pain/ Kramp 2. Bulbar Polio Encephalitis + Nn. Craniales + Brain Stem - Post. Tons. Mie - Gangguan fungsi otak + Pernafasan 3. Non Paralitik - Kx. + Lab (-) - Epidemi
16
Susunan Saraf Upper motor neuron (Susunan Saraf Pusat)
Dari otak sampai sumsum tulang belakang Lower Motor Neuron (Susunan Saraf Tepi) Dari sumsum tulang belakang sampai otot 9/24/2017 16
17
Kelumpuhan Susunan Saraf Pusat Susunan Saraf Tepi (Layuh)
Kaku/ spastis Refleks fisiologi meningkat Refleks patologis positif Tidak ada pengecilan otot kecuali sudah berlangsung lama Pada keadaan awal sering layuh Susunan Saraf Tepi (Layuh) Lemas/ flaksid Refleks fisiologis menurun atau hilang Refleks patologis negatif Pengecilan otot 9/24/2017 17
18
Kelumpuhan susunan saraf tepi
Dari cornu anterior medula spinalis sampai otot / jari 9/24/2017 18
19
Derajat kelumpuhan 0. Tidak dapat bergerak sama sekali
1. Hanya dapat menggerakkan / kontraksi otot 2. Tidak dapat mengangkat kaki dari tempat tidur, hanya menggeser saja 3. Masih dapat mengangkat tungkai, tapi tidak dapat melawan tahanan 4. Dapat melawan tahanan 5. Tidak ada kelumpuhan 9/24/2017 19
20
Bayi lumpuh layuh Terlentang di tempat tidur Posisi seperti katak
Gerakan sedikit Lutut menyentuh tempat tidur 9/24/2017 20
21
Pemeriksaan Cairan Serebrospinal
- Tekanan N/ meningkat - Jumlah sel PMN meningkat ---> mono - Protein 30-60/ LP ---> naik - Gula dan Chlorida normal - Jernih/ Odalesen - Pandy (-)/ (+)
22
Pemeriksaan ENMG Demielinisasi progresif - KHS turun motorik
- Latensi memanjang Fase lanjut - F wave (-) - H reflek (-)
23
CONTOH PENYAKIT AFP 9/24/2017 23
24
Mielitis transversa Infeksi virus ke medula spinalis mendadak
Demam, batuk pilek, lumpuh lemas simetris mendadak Gangguan miksi dan defekasi Refleks fisiologis / patologis menurun/negatif Pada keadaan lebih lanjut refleks meningkat Pungsi lumbal: pleositosis Pengobatan: kortikosteroid – 2 minggu, Imuno Glob(IG) Follow up:layuh - lumpuh spastis 9/24/2017 24
25
Sindrom Guillain Barre
Demam, adanya gangguan motorik dan sensorik Kelumpuhan simetris, ascending symmetric proximal dari kaki ke atas, sampai lengan atas Sering menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan Sering disertai gangguan miksi dan defekasi Pungsi lumbal: peningkatan protein tanpa pleositosis (disosiasi sitoalbuminik) Pengobatan: IG 0,4 g/kgbb/hari selama 5 hari Follow up: bila bertahan, kelumpuhan tetap layuh 9/24/2017 25
26
Kelumpuhan Erb’s Mengenai lengan
Pada bayi baru lahir dengan berat lahir > 4000 gram Disebabkan trauma persalinan: tarikan pada daerah pleksus Brakhialis Pengobatan: rehabilitasi – fisioterapi Follow up: tetap layuh 9/24/2017 26
27
Miositis akut Demam (-)/(+), nyeri di otot tungkai yang sakit
Kadang ada dermatitis eritematous, gangguan gastrointestinal, kelemahan otot Polimiosistis atau dermatomiositis ditandai: kelemahan otot tungkai, peningkatan enzim kreatinin kinase, EMG-miopati, dan biopsi otot – peradangan otot Pengobatan: kortikosteroid Follow up: sembuh sempurna 9/24/2017 27
28
Hipokalemi Dijumpai pada anak yang mengalami diare atau muntah-muntah
Bayi lemas ke dua tungkai setelah diare, muntah2, laboratorium - hipokalemi Dapat berulang dan bersifat familial, paralisis periodik hipokalemi pada Renal Tubular Acidosis Pengobatan: kalium oral, dapat disertai pemberian Natrium bikarbonat Follow up: lumpuh hilang timbul 9/24/2017 28
29
Stroke pada anak Anak tiba-tiba lumpuh layuh lengan dan tungkai sisi yang sama (hemiparesis) Demam tidak ada Lumpuh layuh dengan refleks negatif CT scan/MRI kepala: daerah hipodens (iskemik) atau hiperdens (perdarahan) Etiologi: iskemik – defisiensi protein C / S Follow up: tetap lumpuh layuh 9/24/2017 29
30
Infeksi otak Pasien demam, kejang kemudian tidak sadar atau tetap sadar Ada kelumpuhan lengan dan tungkai 1 sisi atau 4 ekstremitas Awal lumpuh layuh – fase shock pada follow up menjadi lumpuh spastis LAPORKAN 9/24/2017 30
31
Poliomielitis Virus polio menyerang cornu anterior medula spinalis atau medula oblongata Penularan melalui orofecal Masa inkubasi 5 – 35 hari 9/24/2017 31
32
Poliomielitis……(2) Manifestasi klinis – lumpuh layuh asimetri
Abortive (5%): panas, lemas, anoreksia, sakit kepala Non paralytic (1%): kekakuan leher, refleks menurun Paralytic (0,1%): kelumpuhan asimetris, dapat mengenai saraf otak, otak dan refleks menghilang Cairan serebrospinal: Normal atau sel 20 – 300 /mm3 Diagnosis pasti – Virus di tinja (+) Tatalaksana : simtomatik dan fisioterapi 9/24/2017 32
33
Poliomielitis………(3) Pemulangan pasien: dirawat 2 minggu klinis sedikit membaik - tinja mengandung virus polio selama 3 bulan – di berikan klorin Gejala sisa - lumpuh layuh, biasanya tungkai satu sisi mengecil, dapat terjadi kontraktur 9/24/2017 33
34
Chikungunya Pasien panas 1 – 2 hari mulai suhu rendah – tinggi
Sakit kepala, sakit di punggung dan atralgia Nyeri tulang di kaki atau lutut menyebabkan anak tidak dapat berjalan selama 2 -3 hari Kadang dijumpai rash, hiperpigmentasi, stomatitis, kaku kuduk, diare atau muntah Lab: darah – infeksi virus Pengobatan - simtomatik 9/24/2017 34
35
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.