Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDeddy Santoso Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
KEWAJIBAN LANCAR Kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar Dalam jangka waktu 1 tahun atau 1 siklus operasi normal perusahaan Dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain Kewajiban lancar meliputi : utang wesel, utang dagang, pendapatan diterima di muka, biaya yang masih harus dibayar, utang pajak , utang bunga.
2
JENIS-JENIS KEWAJIBAN LANCAR
Utang Wesel Kewajiban yang didukung dengan bukti tertulis secara formal dalam bentuk wesel atau promes disebut dengan utang wesel atau wesel bayar. Wesel dapat dibedakan Wesel berbunga : Contoh : Bank Duta Pertiwi menyetujui untuk memberi pinjaman sebesar Rp pada tanggal 1 Oktober Untuk itu bank minta kepada CV Progo untuk menandatangani sebuah promes dengan bunga 12 %, dan berjangka waktu 4 bulan. Apabila wesel berbunga, maka jumlah uang yang diterima CV Progo setelah wesel ditanda tangani adalah sebesar nilai nominal wesel tersebut. Jurnal yang harus dibuat oleh CV progo pada tanggal 1 Oktober 2002 adalah sebagai berikut
3
KEWAJIBAN LANCAR Okt. 1. Kas Utang Wesel (Untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 12 %, 4 bulan ) Seandainya tahun buku CV Progo berakhir tanggal 31 Desember, dan pada tanggal tersebut perusahaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 Desember perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat utang bunga sebesar Rp ( Rp X 12 % X 3/2 ) yaitu untuk periode bulan Oktober sampai dengan Desember Jurnal untuk periode bulan Oktober sampai dengan Desember Jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah Des 31 Biaya Bunga Utang bunga Rp
4
KEWAJIBAN LANCAR Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominal dan bunga wesel pada tanggal 1 Pebruari 2003 adalah sebagai berikut : Feb 1 Utang Wesel Utang bunga Biaya Bunga Kas b. Wesel Tidak berbunga Wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan. Contoh : Misalkan CV Progo menendatangani wesel dengan nilai nominal Rp jangka waktu 4 bulan, tanpa bunga untuk Bank Duta Pertiwi. Nilai tunai wesel adalah Rp Jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam pembukuan CV Progo adalah sebagai berikut :
5
KEWAJIBAN LANCAR Okt 1 Kas Diskonto utang wesel Utang wesel Utang wesel di kredit sebesar nilai nominal wesel yaitu Rp yang jumlahnya lebih besar dari jumlah kas yang diterima. Selisih antara nilai nominal wesel dengan jumlah kas yang diterima di debetkan ke rekening Diskonto utang wesel. Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan terhadap rekening utang wesel. Rekening ini dalam neraca dikurangkan te5rhadap rekening utang wesel . Seandainya CV Progo menyusun laporan keuangan setiap tanggal 31 Desember 2002 harus dibuat jurnal penyesuaian untuk mengakui biaya bunga selama tahun 2002 dan mengurangi saldo rekenig Diskonto utang wesel sebesar Rp ( ¾ X Rp ) Des 31 Biaya bunga Diskonto Utang wesel
6
KEWAJIBAN LANCAR Dengan adanya jurnal penyesuaian di atas maka saldo rekenig diskonto utang wesel tinggal Rp ( Rp – Rp ). Penyajian utang wesel dan diskonto utang wesel dalam neraca per 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut : Utang Wesel Rp Diskonto utang wesel Rp Rp Pada tanggal jatuh tempo wesel, rekening diskonto utang wesel akan bersaldo nol, dan nilai jatuh tempo wesel dibayar. Jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 Februari 2003 untuk mengakui bunga 1 bulan dan pembayaran utang wesel adalah sebagai berikut : Feb 1 Utang wesel Biaya bunga Diskonto utang wesel Kas
7
KEWAJIBAN LANCAR Jurmal di atas mengakui bunga untuk bulan Januari 2003 sebesar Rp dan sekaligus mencatat pelunasan utang wesel beserta bunganya sebesar Rp
8
UTANG PAJAK Sebagai konsumen, kita sering dikenai pajak atau jasa yang kita beli, pajak ini disebut dengan Pajak Penambahan Nilai ( PPN ) atau pajak penjualan.. Misalnya pada tanggal 25 Maret PT Kelud menjual barang seharga Rp Atas penjualan tersebut PT Kelud memungut pajak pertambahan nilai ( PPN ) sebesar 10 %. Sehingga jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi Rp Jurnal yang dibuat oleh PT Kelud atas transaksi penjualan di atas adalah sebagai berikut : Maret 25 Kas Penjualan Utang PPN Apabila PT Kelud menyetorkan potongan-potongan pajak ke kas negara, maka rekening Utang PPN di debet dan rekening Kas di Kredit
9
PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
Perusahaan kadang-kadang menerima pembayaran di muka atas barang atau jasa yang penyerahannya akan dilakukan di waktu yang akan datang . Contoh : Perusahaan penerbangan sering menjual tiket untuk penerbangan bulan berikutnya . Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan kepada pembeli harsu diperlakukan sebagi utang, karena penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa di waktu yang akan datang. Pencatatan atas penerimaan pendapatan dimuka dan penyelesaiaanny adalah sebagai berikut : Apabila perusahaan menerima pembayaran di muka dari pembeli, maka rekening Kas di debet dan rekening utang yang disebut pendapatan diterima di muka di kredit Apabila barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan, maka rekening Pendapatan diterima di muka di debet, dan rekening pendapatan di kredit
10
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Contoh : Pada tanggal 1 Desember 2002, CV Serayu menerima pesanan 400 buah kursi kuliah dari PT Merbabu dengan harga Rp per buah. Pada tanggal tersebut PT Merbabu membayar uang muka sebesar Rp Jurnal yang dibuat oleh CV Serayu untuk mencatat penerimaan kas di atas adalah : Des 1 Kas Pendapatan di terima di muka Rp Pada tanggal 31 Desember, CV Serayu mengirimkan 100 buah kursi sebagai penyerahan tahap pertama. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pendapatan dari 100 buah kursi yang sudah diserahkan adalah : Des 31 Pendapatan diterima di muka Penjualan Selain jurnal di atas CV Serayu juga membuat jurnal untuk mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan sebagai berikut ; Des 31 Harga Pokok Penjualan XXX Persediaan XXX
11
PELAPORAN KEWAJIBAN LANCAR DALAM NERACA
Cara penyajian yang lazim dalam praktek ialah mencantumkan utang wesel paling atas, kemudian diikuti dengan utang dagang, dan berikutnya utang lancar lainnya. Contoh pelaporan kewajiban lancar dalam neraca adalah sebagai berikut : PT Jayawijaya Kewajiban lancar ( dalam jutaan ) Utang wesel Rp 362 Utang Dagang Rp Utang Gaji Rp 733 Utang Pajak Rp 356 Utang jangka panjang jatuh tempo Dalam satu tahun Rp 78 Utang bunga Rp 190 Utang lain-lain Rp 65 Jumlah kewajiban lancar Rp 3.482
12
AKUNTANSI PENGGAJIAN Kewajiban perusahaan kepada karyawan dalam bnetuk upah dan gaji yang belum dibayar, kadang-kadang cukup besar jumlahnya. Lebih-lebih dalam perusahaan yang memiliki tenaga kerja yang banyak jumlahnya, biaya gaji seringkali mencerminkan jumlah yang cukup besar bila dibandingkan jenis biaya yang lain. Selain gaji perusahaan biasanya juga memberikan berbagai kompensasi berupa tunjangan, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan asuransi, dan tunjangan lainnya. Dengan adanya berbagai komponen yang harsu dibayarkan kepada karyawan , maka diperlukan akuntansi penggajian yang tepat , disertai pengawasan yang memadai. Akuntansi penggajian tidak semata-mata menyangkut soal pembayaran gaji atau upah kepada para karyawan. Perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan administrasi penggajian untuk setiap karyawan, termasuk juga data pajak penghasilan tiap karyawan.
13
GAJI DAN UPAH Istilah Gaji sebenarnya meliputi semua gaji dan upah yang dibayarkan perusahaan kepada para karyawannya. Para manajer pegawai administrasi dan pegawai penjualan , biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang jumlahnya tetap. Tarip gaji biasanya dinyatakan dalam gaji per bulan karyawan atau perusahaan lainnya. Seperti pegawai urusan gudang atau pabrik , biasanya mendapat upah yang taripnya dinyatakan dalam rupiah per jam , per unit produk, atau satuan lainnya
14
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Wesel Jangka Panjang Apabila wesel jangka panjang dikeluarkan untuk memperoleh pinjaman uang, maka peminjam akan mencatat penarikan wesel seperti halnya dalam wesel jangka pendek. Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2000 PT FUJIyama meminjam uang sebesar Rp dengan menarik promes dengan bunga 12 %. Promes tersebut akan dilunasi dengan enam kali angsuran tahunan. Jurnal yang dibuat oleh PT Fujiyama untuk mancatat yransaksi tersebut di atas adalah : 2000 Des 31 Kas Utang Wesel Penentuan besarnya angsuran dapat dilakukan dengan dua cara :
15
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
1. Jumlah angsuran tidak sama besar Contoh : Misalnya promes yang ditarik oleh PT Fujiyama di atas harus diangsur setiap tanggal 31 Desember. Dengan demikian besarnya angsuran tahunan terdiri dari pokok pinjaman sebesar Rp ( 1/6 X ) ditambah bunga sampai dengan saat angsuran dibayar. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat angsuran pertama dan angsuran kedua adalah sebagai berikut : 2001 Des 31 Utang Wesel Biaya Bunga Kas Des 31 Utang Wesel Biaya bunga Kas
16
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
2. Junlah angsuran sama besar Contoh : Apabila wesel yang bernilai Rp dengan tingkat bunga 12 % per tahun akan diangsur setiap akhir tahun selama 6 tahun, maka nilai nominal tersebut harus kita bagi dengan faktor diskonto yaitu Dengan demikian angsuran yang harus dilakukan adalah Rp : = Rp per tahun ( pembulatan ) Angsuran sebesar Rp terdiri dari angsuran atas pokok pinjaman dan bunga. Pengalokasian setiap angsuran menjadi angsuran pokok pinjaman dan bunga nampak pada gambar berikut :
17
PENGALOKASIN ANGSURAN
Akhir periode Saldo awal pokok pinjaman (a) Angsuran periodic (b) Biaya bunga periode ini (c ) (a x 12 % ) Bagian Pokok Pinjaman ( b - c ) Saldo akhir pokok pinjaman ( a – c ) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran wesel yang pewrtama adalah sebagai berikut : 2001 Des 31 Utang Wesel Biaya bunga Kas
18
PENGALOKASIN ANGSURAN
Period 4 ½ % 5 % 6 % 7 % 8 % 9% 10% 12% 14% 16% 1 0,9569 0,9524 0,9434 0,9436 0,9259 0,9174 0,9091 0, 8929 0,8772 0,8621 2 1,8727 1,8594 1,8334 1,8080 1,7833 `1,7591 1.7533 1,6901 1,6467 1,6052 3 2,7490 2,7232 2,6730 2,6243 2,5771 2,5313 2,4869 2,4018 2,3216 2.2459 4 3.5875 3,5460 3,4651 3,3872 3,3121 3,2397 3,1699 3,0374 2,9137 2,7982 5 4,3900 4,3295 4,2124 4,1002 3,9927 3.8897 3,7908 3,6048 3,4331 3,2743 6 5,1579 5,0757 4,9173 4,7665 4,6229 4,4859 4,3553 4.1114 3,8887 3,6847 7 dst
19
UTANG OBLIGASI Perusahaan seringkali melakukan peminjaman uang dengan cara mengeluarkan obligasi. Seperti halnya wesel , obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan pokok pinjaman ( nilai nominal atau nilai pari ). Nilai nominal obligasi dan tingkat bunga obligasi dicantumkan pada surat obligasi. Bunga obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan persentase bunga terhadap nilai nominal. Kebanyakan bunga obligasi dibayar secara tengah tahunan. Tanggal pelunasan obligasi harus ditetapkan secara pasti dan dicantumkan pada surat obligasi. Nilai nominal adalah nilai yang harus dilunasi pada tanggal jatuh tempo obligasi tersebut.
20
PERBEDAAN ANTAR UTANG WESEL DENGAN UTANG OBLIGASI
Apabila perusahaan atau perorangan meminjam uang dengan menarik promes, biasanya pinjaman tersebut diperoleh dari satu kreditur, misalnya sebuah bank. Berbeda dengan utang wesel, pengeluaran obligasi biasanya meliputi jumlah lembar obligasi yang besar, yang dijual kepada khalayak ramai. Dengan demikian sumber pemberi pinjamanobligasi adalah masyarakat luas, yang jumlahnya bisa mencapai ratusan atau bahkan ribuan orang.
21
Perbedaan antara Saham dan Obligasi
Saham dan obligasi adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Namun ke dua jenis surat berharga tersebut mempunyai perbedaan yang sangat besar. Saham adalah bukti pemilikan atau bukti turut andil dalam penyetoran modal pada suatu perseroan. Sebagai contoh, bila seseorang memiliki lembar saham suatu perseroan dari lembar saham beredar perusahaan tersebut maka orang itu mempunyai hak pemilikan sebesar 1/10 dari total modal perusahaan. Dengan demikian orang tersebut juga mempunyai hak atas 1/10 bagian dari laba perusahaan. Obligasi tidak merupakan bukti pemilikan atas perusahaan. Obligasi adalah merupakan bukti bahwa pemegang surat tersebut telah memberi pinjaman kepada perusahaan yang mengeluarkan obligasi yang bersangkutan.
22
MENGAPA PERUSAHAAN MNGELUARKAN OBLIGASI
Perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka panjang biasanya mempertimbangkan untuk mengeluarkan saham atau obligasi. Baik saham maupun obligasi, masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. Pemegang saham yang ada sekarang ( disebut juga pemegang saham lama ) kadang-kadang merasa bahwa penambahan saham baru tidak menguntungkan bagi mereka. Seperti dikatakan di atas, pemegang saham adalah pemilik perusahaan. Oleh karena itu adanya penambahan saham bisa mendatangkan pemilik pemilik baru yang dapat mengurangi hak pemegang saham lama.. Obligasi tidak menyebabkan pertambahan jumlah pemilik karena obligasi adalah pinjaman. Namun obligasi akan menimbulkan beban bunga yang akan menjadi beban perusahaan.
23
MENGAPA PERUSAHAAN MNGELUARKAN OBLIGASI
Contoh : Sebuah perusahaan yang telah memiliki lembar saham beredar membutuhkan dana 1 milyar rupiah untuk mengembangkan usahanya. Manajemen memperkirakan bahwa setelah ekspansi perusahaan dan akan memperoleh laba sebasar Rp per tahun sebelum dikurangi bunga obligasi dan sebelum dikurangi pajak penghasilan. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut erusahaan dihadapkan pada dua rencana . Rencana A ialah menerbitkan lembar tambahan saham baru dengan nilai nominal Rp per lembar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya jumlah saham beredar menjadi lembar. Rencana B ialah menerbitkan obligasi yang nominal seluruhnya berjumlah 1 milyar rupiah, dengan tingkat bunga 10 %.
24
MENGAPA PERUSAHAAN MNGELUARKAN OBLIGASI
Tabel berikut akan menunjukkan pengaruh kedua rencana di atas terhadap laba perusahaan. PEMENUHAN KEBUTUHAN DANA DENGAN SAHAM ATAU OBLIGASI ( DALAM RUPIAH ) Rencana A Rencana B Laba sebelum bunga dan pajak Kurangi : Biaya bunga Laba sebelum Pph Kurangi Pph 35 % Laba bersih Laba per lembar saham : Rencana A ( lembar ) Rancana B ( lembar ) Rp Rp (Rp ) Rp Rp 1,95 (Rp ) Rp (Rp ) Rp Rp 2,60
25
MENGAPA PERUSAHAAN MNGELUARKAN OBLIGASI
Dari perbandingan di atas terlihat bahwa laba per lembar saham akan lebih tinggi jika perusahaan memenuhi kebutuhan dana dengan cara mengeluarkan obligasi. Hal ini disebabkan karena dalam penentuan laba kena pajak, bunga obligasi dapat dikurangkan terhadap laba, sehingga pajak penghasilan menjadi lebih kecil . Di lai pihak jumlah lebar saham beredar pada rencana B tidak berubah ( tetap lembar ), sehingga laba per lembar saham menjadi lebih tinggi. Ditinjau dari segi para pemegang saham ( lama ) keadaan ini jelas akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan menambah pengeluaran saham baru.
26
KARAKTERISTIK OBLIGASI
Obligasi Seri Obligasi seri adalah obligasi yang terdiri atas beberapa seri dengan tanggal jatuh yang berbeda-beda . Sebagai contoh sebuah perusahaan mengeluarkan obligasi yang niolai nominalnya seluruhnya berjumlah Rp Obligasi tersebut terdiri atas 10 seri, masing-masing bernilai nominal total Rp Mulai tahun ke 6 obligasi seri A sebesar Rp akan jatuh tempo, disusul seri B pada tahun ke 7 dan demikian seterusnya sampai tahun ke 15. Obligasi Sinking Fund Obligasi sinking Fund memiliki tanggal yang sama. Dalam obligasi ini, perusahaan yang mengeluarkan obligasi disyaratkan untuk menyisihkan sejumlah kekayaan perusahaan ( disebut sinking fund ) yang ditanamkan sedemikian rupa sehingga pada saat jatuh tempo perusahaan akan memiliki kas yang cukup untuk melunasi obligasi tersebut.
27
KARAKTERISTIK OBLIGASI
Obligasi atas nama dan obligasi atas unjuk Pada surat obligasi dicantumkan nama pemilik diberi nama obligasi atas nama. Apabila obligasi tidak diberi nama , maka pembayaran bunga dan pelunasan obligasi akan dibayarkan kepada orang yang menunjukkan surat obligasi. Obligasi semacam ini diberi nama obligasi atas unjuk. Obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan. Obligasi yang dijamin dengan harta kekayaan perusahaan. Obligasi tanpa jaminan tidak secara eksplisit menyebutkan jaminan kekayaan tertentu
28
PROSES PENERBITAN OBLIGASI
Apabila perusahaan mengeluarkan obligasi, maka obligasi tersebut biasanya dijual kepada suatu perusahaan penjamin investasi yang disebut underwriter. Selanjutnya underwriter inilah yang menjual obligasi kepada masyarakat. Dokumen atau akte yang memuat hak dan kewajiban perusahaan serta pemegang obligasi disebut perjanjianobligasi. Dengan demikian perjanjian obligasi merupakan suatu kontrak tertulis antara perusahaan penerbit obligasi dengan para pemegang obligasi. Setiap pemegang obligasi akan menerima sertifikat obligasi yang merupakan bukti bahwa perusahaan mempunyai utang terhadap pemegang obligasi tersebut. Apabila obligasi dijual kepada pembeli obligasi yang banyak jumlahnya, maka mereka dapat diwakili oleh suatu trustee. Trustee bertugas untuk memonitor tindakan-tindakan perusahaan penerbit obligasi, sehingga perusahaan mematuhi ketentuan yang tercantum dalam perjanjian obligasi. Trustee biasanya berupa sebuah bank yang ditunjuk oleh perusahaan penerbit obligasi.
29
Akuntansi untuk Penerbitan Obligasi
Penerbitan obligasi diawali dengan pencetakan dan penendatanganan perjanjian obligasi oleh perusahaan penerbit dan menyerahkannya pada trustee dari para pemegang obligasi. Pada saat itu perusahaan membuat sebuah memo penerbitan obligasi yang berbunyi ‘ “Disetujui untuk menerbitkan obligasi senialai Rp , bunga 9 %, jangka waktu 20 tahun tertanggal 1 Januari 1990, dengan pembayaran bunga setiap tanggal 1 Juli dan 1 Januari. Setelah perjanjian bligasi diserahkan kepada trustee, maka obligasi seluruhnya atau sebagian sudah dapat dijual. Seandainya seluruh obligasi terjual sebesar nilai nominalnya, maka perusahaan penerbit obligasi akan membuat jurnal sebagai berikut : 1990 Jan 1 Kas Utang Obligasi
30
Akuntansi untuk Penerbitan Obligasi
Apabila pada tanggal1 Juli 1990 perusahaan membayar bunga obligasi untuk periode 6 bulan ( 1 Januari 1990 sampai1 Juli 1990 ), maka jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembayaran bunga oboligasi adalah sebagai berikut : 1990 Juli 1 Biaya bunga Kas Pada saat obligasi dilunasi ( tanggal 1 Januari 2010) perusahaan akan membuat jurnal sebagai berikut : 2010 Jan 1 Utang Obligasi Kas
31
Obligasi dijual diantara dua tanggal bunga
Contoh : Misalkan perusahaan menjual obligasi pada tanggal 1 Maret seharga nilai nominalnya yaitu Rp , bunga obligasi tersebut adalah 9 %, dengan tanggal bunga 1 Januari dan 1 Jul9i. Dalam siatuasi masalah bunga berjalan. Periode yang termasuk dalam periode bunga berjalan dapat dilihat dalam bagan berikut 1/1 1/3 1/7 A B C A = Periode bunga berjalan ( 2 bulan ) B = Periode bunga yang menjadi hak pembeli obligasi ( 4 bulan ) C = Periode bunga yang akan dibayar perusahaan pada tanggal 1/7 (6 bulan)
32
Obligasi dijual diantara dua tanggal bunga
Apabila transaksi penjualan obligasi pada tanggal 1 Maret , maka bunga yang menjadi hak pembeli obligasi adalah selama periode B ( 1 Maret- 1 juli ). Sedangkan bunga selama periode A ( bunga berjalan ) selama 2 bulan, bukan hak pembeli obligasi. Akan tetapi pada tanggal 1 Juli perusahaan akan membayar bunga untuk satu periode pembayaran bunga, yaitu 6 bulan atau sebesar Rp ( Rp x 9/100x 6/12 ). Oleh karena itu, agar pembeli obligasi tidak menerima bunga melebihi haknya ( 4 bulan ), maka pada saat penjualan pembeli akan dibebani bunga selama 2 bulan atau Rp ( Rp x 9/100/2/12 ), yang nantinya akan dikembalikan pada saat pembeli menerima bunga dari perusahaan. Dengan demikian jurnal yang harus dibuat pada saat transaksi penjualan obligasi adalah : Maret 1 Kas Utang bunga 1500 Utang obligasi
33
Obligasi dijual diantara dua tanggal bunga
Jurnal yang dibuat pada saat perusahaan membayar bunga obligasi adalah : Juli1 Utang bunga Biaya bunga Kas 4.500
34
PENJUALAN OBLIGASI DENGAN DISKONTO
Diskonto atas utang obligasi terjadi apabila perusahaan menerbitkan dan menjual obligasi yang tingkat bunga kontraknya lebih rendah daripada tingkat bunga pasar. Investor akan menanamkan uangnya pada investasi apa saja yang akan memberi hasil sebesar tingkat bunga pasar yang beralku. Oleh karena itu jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada tingkat bunga pasar, maka investor hanya akan bersedia membeli obligasi tersebut dengan harga di bawah nilai nominalnya. Contoh : Pada tanggal 1 Januari 1990, perusahaan mengeluarkan obligasi bernilai nominal Rp , bunga 8 % dengan jangka waktu 10 tahun. Pada saaat obligasi akan diterbitkan tingkat bunga pasar yang berlaku adalah 9 % . Dalam situasi demikian investor tidak akan bersedia membali obligasi tersebut karena karena tingkat bunganya lebih rendah daripada tingkat bunga pasar. Agar investor bersedia membeli, maka harga obligasi harus diturunkan. Dengan kata lain dalam situasi seperti di atas , obligasi hanya akan laku dijual apabila harga jual obligasi lebih rendah dariada nilai nominalnya.
35
PENJUALAN OBLIGASI DENGAN DISKONTO
Selisih antar nilai nominal dengan harga jual yang lebih rendah dari nilai nominal disebut diskonto. Dalam contoh di atas, jika obligasi dijual dengan hatrga Rp maka diskontonya adalah Rp Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi dengan diskonto adalah sebagai berikut : 1990 Jan 1 Kas Diskonto Utang obligasi Utang obligasi Seandainya perusahaan menyusun neraca pada tanggal penjualan obligasi di atas , maka obligasi tersebut akan dicantumkan pada kelompok utang jangka panjang dengan cara sebagai berikut :
36
PENJUALAN OBLIGASI DENGAN DISKONTO
Neraca ( sebagian ) Utang Jangka Panjang Obligasi, 8 %, tanggal jatuh 1 Januari 2001 Rp Diskonto obligasi atas dasar tingkat Bunga pasar yang berlaku pada Tanggal penerbitan obligasi, 9 % Rp Rp Diskonto obligasi yang dilaporkan dalam neraca, adalah jumlah diskonto yang belum diamortisasi ( masih akan diamortisasi di masa yang akan datang ). Saldo diskonto obligasi dikurangkan terhadap nilai nominal obligasi, sehingga dapat ditentukan nilai buku utang obligasi..
37
AMORTISASI DISKONTO Dalam contoh di atas, perusahaan menerima kas dari hasil penjualan obligasi sebesar Rp , tetapi sepuluh tahun kemudian, harus melunasi obligasi tersebut sebesar nilai nominal yaitu Rp Diskonto yang timbul sebesar Rp6.508 ( Rp – Rp ) merupakan biaya pemakaian dana sebesar Rp Biaya ini timbul karena tingkat bunga kontrak lebih rendah dari tingkat bunga pasar. Biaya tersebut harus dibayar pada saat jatuh tempo obligasi.. Karena manfaat pemekaian pinjaman obligasi berlangsung selama beberapa tahun, maka biaya ini juga harus disebarkan pada periode-periode yang memperoleh manfaat dari pinjaman obligasi tersebut. . Pengalokasian biaya ini dapat dilakukan dengan dua cara : Metoda Garis Lurus Proses pengalokasian diskonto selama jangka waktu obligasi disebut amortisasi Metode amortisasi yang sederhana adalah metode amortisasi diskonto garis lurus
38
AMORTISASI DISKONTO Dalam metode ini diskonto dialokasikan dalam jumlah yang sama untuk setiap periode. Apabila diterapkan pada contoh di atas, maka diskonto obligasi sebesar Rp dialokasikan selama 10 tahun dengan alokasi per tahun sebesar Rp 650. Pencatatan amortisasi diskonto, biasanya dilakukan bersamaan dengan pencatatan transaksi pembayaran bunga. Oleh karena itu amortisasi dilakukan dua kali dalam se tahun. Masing-masing sebesar Rp 325 ( Rp 650 : 2 ) . Jurnal untuk mencatat obligasi pada tanggal 1 Juli 1990 ( tanggal pembayaran bunga ) adalah sebagai berikut : Juli 1 Biaya Bunga 325 Diskonto utang obligasi 325 Pada tanggal yang sama perusahaan juga membuat jurnal untuk mencatat transaksi pembayaran bunga sebagai berikut: Juli1 Biaya bunga Kas 4.000
39
AMORTISASI DISKONTO Ke dua jurnal di atas, karena terjadi pada tanggal yang sama dan sama-sama berpengaruh pada biaya bunga, dapat juga dijadikan satu sebagai berikut : Juli1 Biaya bunga Diskonto utang obligasi 325 Kas 4.000
40
AMORTISASI DISKONTO Metoda bunga efektif Apabila perusahaan menggunakan metode tarif bunga efektif, maka jumlah beban bunga yang dicatat akan berubah-ubah setiap periode. Untuk menghitung jumlah beban bunga setiap periode kita harus mengalikan nilai buku obligasi awal periode dengan suatu tingkat bunga konstan . Tingkat bunga konstant tidak lain adalah tingkat bunga pasar pasar pada saat obligasi diterbitkan. Dengan demikian dalam metode ini yang berperan penting adalah tingkat bunga pasar dan tingkat bunag yang berlaku di pasaran. Iutlah sebebnya metode ini disebut metoda bunga efektif ( bunga yang berlaku ).
41
PENJUALAN OBLIGASI DENGAN PREMI
Apabila perusahaan menawarkan penjualan obligasi dengan tingkat bunga kontrak yang lebih tinggi dari tingkat bunga pasar pada tingkat risiko tertentu, maka obligasi tersebut akan dijual dengan premi. Contoh : Pada tanggal 1 Mei perusahaan menjual obligasi yang seluruhnya bernilai nominal Rp , bunga 11 %, jangka waktu 10 tahun dengan tanggal bunga 1 Mei dan 1 November. Pada saat obligasi diterbitkan tingakat bunga pasar adalah 10 % Sehingga obligasi ditawarkan dengan harga Rp Dengan demikian dalam transaksi penjualan obligasi ini timbul premi sebesar Rp ( Rp – Rp ). Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Maret 1 Kas Premi Utang Obligasi Utang Obligasi
42
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.