Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA"— Transcript presentasi:

1 MANAJEMEN PENGUATAN KEMITRAAN KELUARGA, SATUAN PENDIDIKAN, DAN MASYARAKAT
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

2 Terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dan dilandasi semangat gotong royong. Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com

3 RASIONAL (1) HASIL PENELITIAN:
KELUARGA ADALAH PENDIDIK YANG PERTAMA DAN UTAMA TRI PUSAT PENDIDIKAN (1935): ALAM KELUARGA, ALAM PERGURUAN, DAN ALAM PERGERAKAN PEMUDA. (Ki Hadjar Dewantara, Buku Bagian Pertama: Pendidikan, Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Yogyakarta, 1977, hlm 70) Ki Hajar Dewantara HASIL PENELITIAN: INTENSITAS DUKUNGAN KELUARGA BERPENGARUH MENINGKATKAN PENCAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-6 TAHUN. (World Bank: Studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini di 50 kabupaten tertinggal). KEMITRAAN DAN PERAN AKTIF ORANG TUA DI SEKOLAH BERPENGARUH MENINGKATKAN KEMAJUAN DAN KESUKSESAN ANAK-ANAK MEREKA. (Harlen, et. al., Kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif.). RASIONAL (1)

4 Pendidikan merupakan proses budaya, karena itu ia tumbuh dan berkembang dalam alur kebudayaan setiap masyarakat. Pendidikan merupakan modal dasar untuk membina dan mengembangkan karakter serta prilaku manusia dalam menata hidup dan kehidupannya yang lebih maju. Pendidikan adalah usaha sadar yang senantiasa dilakukan oleh manusia sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Pertumbuhan masyarakat yang maju mendorong kepedulian mereka untuk melakukan pendidikan dan pembelajaran anak-anaknya bukan hanya di sekolah tapi juga di masyarakat dan di rumahnya secara mandiri. RASIONAL (2)

5 Pendidikan Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama yang memiliki pengaruh besar terhadap prilaku individu dalam mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran berikutnya di masyarakat Dalam perkembanganya pendidikan (formal dan nonformal) lebih banyak diserahkan kepada satuan pendidikan, sementara keterlibatan orangtua/keluarga masih minim. RASIONAL (2)

6 SITUASI SAAT INI

7 SATUAN PENDIDIKAN KELUARGA Sebagian orang tua menyerahkan pendidikan anaknya sepenuhnya pada sekolah. Sekolah tidak biasa meminta orang tua berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, misalnya: mengendarai motor tanpa helm dan lebih dari 2 orang, menyuap makan anaknya, merokok di depan anak, menonton acara TV yang tidak mendidik. Di sebagian keluarga, tidak ada pembiasaan dan keteladanan nilai-nilai yang baik dari orang tua. Hal yang sama bisa juga terjadi di sekolah.

8 SATUAN KELUARGA PENDIDIKAN
(LANJUTAN) Jika ada yang salah, sekolah dan orang tua saling menyalahkan. Orang tua hadir di pertemuan di sekolah untuk menerima keputusan Komite Sekolah tentang sumbangan yang harus diberikan. Guru menghubungi orang tua hanya ketika anak bermasalah. Orang tua mengantar anak ke sekolah dan mengambil rapor anaknya tanpa interaksi yang bermakna dengan guru. Sekolah kurang memanfaatkan potensi orang tua sebagai nara sumber pembelajaran dan membantu kegiatan-kegiatan di sekolah.

9 SATUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
Sekolah tidak berdaya untuk mengendalikan kondisi di sekitar sekolah yang tidak kondusif seperti banyaknya pedagang makanan yang tidak sehat. Sekolah tidak atau kurang menjalin hubungan dengan lembaga- lembaga dimana anak bisa menyalurkan bakat dan minatnya. Sekolah tidak menerima anak-anak di lingkungannya karena tidak memenuhi syarat. Masyarakat tidak bisa menggunakan fasilitas sekolah ketika sedang tidak digunakan (misalnya saat liburan). Sekolah tidak atau kurang memanfaatkan lembaga atau individu di masyarakat yang bisa membantu permasalahan peserta didiknya.

10 Anak kurang berinteraksi dengan anak dari sekolah lain.
KELUARGA MASYARAKAT Anak kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya karena terlalu sibuk melakukan kegiatan di sekolah. Semakin tinggi jenjang sekolah, semakin beda sekolah anak-anak pada lingkungan ketetanggaan yang sama. Anak kurang berinteraksi dengan anak dari sekolah lain.

11 Refleksi dari Hasil PISA 2009
Matematika IPA Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman  penyesuaian kurikulum Bahasa 11

12 Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 12

13 Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII
2007 2011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 13

14 Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV
2006 2011 Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 14

15

16

17 GEJALA SOSIAL MEROKOK KETIDAKDISIPLINAN BULLYING KEKERASAN TAWURAN
KETIDAKPEDULIAN

18 Pornografi

19 Bullying

20 Tawuran

21 Korupsi

22 Ketidakdisiplinan

23

24 Ketidakpedulian

25 MODEL JALINAN KEMITRAAN KELUARGA-SATUAN PENDIDIKAN-MASYARAKAT
PESERTA DIDIK Kemitraan Manfaat

26 PRINSIP-PRINSIP KEMITRAAN
KESAMAAN HAK, KESEJAJARAN, DAN SALING MENGHARGAI SEMANGAT GOTONG ROYONG DAN KEBERSAMAAN SALING ASAH, SALING ASIH, DAN SALING ASUH SALING MELENGKAPI DAN MEMPERKUAT SEMUA UPAYA DITUJUKAN UNTUK KEPENTINGAN TERBAIK ANAK

27 PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN KELUARGA 2015
PENINGKATAN EKOSISTEM Meningkatkan kapasitas warga satuan/lembaga pendidikan; Membantu satuan/lembaga pendidikan menjadi taman belajar yang menyenangkan. PENGUATAN KEMITRAAN KELUARGA Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan orang tua dalam pengasuhan anak; Membangun komitmen orang tua untuk berpartisipasi aktif dalam program satuan/lembaga pendidikan. PELAKU PENDIDIKAN Meningkatkan kapasitas pelaku pendidikan Mendorong satuan/lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan yang mendukung penumbuhan nilai budi pekerti dan budaya prestasi peserta didik.

28 RUANG LINGKUP 5.000 S/LP 600 S/LP S/LP 34 PROVINSI 100 KAB/KOTA

29 SASARAN PENERIMA BANTUAN

30 PELIBATAN ORANG TUA DI SEKOLAH

31 PERTEMUAN PADA HARI PERTAMA SEKOLAH
Perkenalan antar orang tua (bagi siswa baru) dan antara orang tua dengan wali kelas, termasuk berbagi nomor kontak Penjelasan program dan agenda kelas selama 1 tahun Penjelasan aturan sekolah dan hak kewajiban anak dan orang tua Penjelasan tentang pentingnya kemitraan sekolah dengan keluarga Pembentukan paguyuban atau forum orang tua tingkat kelas

32 KELAS ORANG TUA Orang tua dan sekolah bersepakat tentang tema yang dibahas dalam forum orang tua. Nara sumber bisa berasal dari kalangan orang tua atau sumber lainnya yang relevan. Pelaksanaan kegiatan bisa pada hari libur atau di luar jam kerja.

33 KEGIATAN LAINNYA Sebagai narasumber dalam pembelajaran di sekolah, termasuk dalam upacara sekolah Menjadi sukarelawan untuk membantu anak berkebutuhan khusus Hadir dalam ‘perayaan akhir tahun’ (mis. pentas seni dan pameran hasil karya anak) Mempersiapkan dan mengikuti kegiatan outing Rapat khusus untuk membahas kasus-kasus tertentu

34 PELIBATAN LEMBAGA ATAU ANGGOTA MASYARAKAT
Membantu keamanan dan kenyamanan anak dalam perjalanan dari rumah ke sekolah Membantu menertibkan pedagang kaki lima di sekitar sekolah Menjadi narasumber dalam pembelajaran Menjadi tempat kegiatan ekstra kurikuler sesuai minat dan bakat anak, misalnya klub-klub olah raga dan sanggar seni Menjadi lembaga rujukan untuk anak yang menghadapi masalah

35 PERANAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KELUARGA
Mendukung satuan-satuan pendidikan dalam pelaksanaan pendidikan keluarga melalui penguatan kemitraan sebagai upaya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif untuk belajar anak; Mendesiminasikan dan mendorong pendidikan keluarga pada satuan-satuan pendidikan di bawah kewenangannya;

36 CIPTAKAN SEKOLAH SEBAGAI TEMPAT YANG AMAN, NYAMAN, DAN MENYENANGKAN UNTUK BELAJAR

37 Terima Kasih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Download ppt "DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google