Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuparman Sutedja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
METODOLOGI SIX SIGMA SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH
Oleh: SRI ENDAH (060602)
2
Pendahuluan Sui Northern Pipa Gas Limited (SNGPL) adalah transmisi gas terpadu terbesar dan perusahaan distribusi di Pakistan tapi tidak diketahui nasibnya Gas (UFG) adalah masalah utama bagi SNGPL. Nilai sekarang UFG dari SNGPL adalah 07% yang biaya sekitar kerugian rupee per tahun dan juga menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Penelitian telah dibatasi untuk Pelanggan Metering Station (CMS) di atas instalasi dasar pengguna domestik. Multan merupakan wilayah penting dan berada dalam zona suhu rata-rata relatif tinggi. Data untuk studi di atas telah diperoleh dari departemen Jaminan Kualitas SNGPL.
3
Metodologi Six Sigma (SSM) adalah sebuah sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan dan memaksimalkan keberhasilan usaha. SSM tersebut diterapkan sebagai metodologi pemecahan masalah dalam kualitas layanan untuk meningkatkan proses pelayanan. SSM terdiri dari lima tahap, dalam lima tahap beberapa teknik yang diterapkan untuk analisis. Penerapan tahap ini adalah sistematis dan berorientasi tujuan. Lima fase SSM dan tujuan masing-masing adalah sebagai berikut: Define : Identifikasi dan mengelompokkan permasalahan. Measure : Validasi permasalahan dengan mengumpulkan data dan dengan menggunakan Pareto chart, descriptive summary (Box- Cox Transformation of data), MSA and Process Capability. Analyze : Merangkum permasalahan untuk satu statistik, menentukan tujuan statistik dan mengidentifikasi solusi potensial statistik dengan menggunakan FMEA, analisis regresi dan pengecheckkan. Improve : Konfirmasi dan menguji solusi statistik dengan menggunakan model faktorial. Control : Mengkonversi solusi statistik untuk solusi dengan menggunakan c-chart
4
Research Findings Tahap define
Pada fase menentukan tujuannya adalah jelas kebocoran gas akan berkurang di CMSS dari 1,903% menjadi 1,400% di wilayah Multan karena UFG adalah masalah utama bagi SNGPL. Nilai sekarang UFG dari SNGPL adalah 0,7% yang biaya sekitar kerugian rupee per tahun. Saat itu juga disimpulkan dalam fase yang menentukan proses total di bawah pertimbangan sumber daya manusia, material & pengerjaan tampaknya menjadi masukan penting, sedangkan threaded joint bocor dan kebocoran gas tampak output penting yang menyebabkan kerugian finansial paling berat.
5
2. Tahap Measure Pada dasar Penyebab dan Efek Matrix dibuat setelah brainstorming tim Six Sigma, diagram Pareto pada Gambar. 1 dan teramati bahwa kebocoran (skor 702) adalah proses yang signifikan variabel output (Y). Berdasarkan Gambar. 2, faktor input potensial (X) menyebabkan proses output variabel koneksi pipa fitting memuaskan (skor 117), regulator koneksi (skor 117), koneksi kopling meter (skor 117) & sambungan katup layanan (skor 117).
6
Selanjutnya histogram dengan kurva normal lebih menunjukkan bentuk data normal. Nilai mean dan median mendekati yaitu 0,6434 dan 0,6799, masing-masing dengan interval kepercayaan 95%. Nilai mean data adalah 0,6434. Mean aktual dari data non berubah dapat dihitung yaitu: e = 1.903 Persentase aktual bocor sendi adalah 1,903% karena data dari sendi kebocoran % diambil untuk tujuan tersebut. Nilai ini akan digunakan dalam perhitungan lebih lanjut. Proses instalasi CMSS juga dievaluasi untuk proses kinerja atau Kemampuan Proses Index (PCI). Kemampuan proses Cp nilai keluar menjadi 0,42 yang jauh di bawah dari benchmark internasional dan menunjukkan bahwa proses ini sangat tidak mampu dan perlu perbaikan.
7
3. Tahap Analisis Tahap analisa dimulai dengan kunci Output Variabel Proses (KPOV) 'kebocoran Gas'. Berdasarkan Kegagalan Mode dan Analisis Efek (FMEA) pada Tabel 1, itu mendeteksi bahwa Risk Priority Number (RPN) dari empat penyebab potensial tertinggi yaitu, 720 sehingga ini adalah daerah beresiko tinggi dan harus kritis diamati dan dianalisis.
8
Dari hasil analisis regresi pada Tabel 3, salah satu prediktor yaitu kebocoran meter Coupling tidak signifikan sedangkan tiga lainnya signifikan (Tabel 2). Sebagai pertimbagan, tidak ada masalah multikolinearitas pada data (Durbin-Watson statistik = 1,84188). Meskipun prestasi dari R2 tidak terlalu bagus namun cukup jelas bahwa tujuan utama analisis adalah untuk mengetahui validasi variabel input. mengetahui validasi variabel input. Sebagai kesimpulan dari Tahap Analisa, Kunci Proses Input Variabel (KPIV) diambil atas dasar prediksi signifikan dalam Tabel 2, adalah: (I) Kebocoran Service Valve Joints (Ii) Kebocoran Regulator Joints (Iii) Kebocoran Pipe Fitting Joints
9
4. Tahap Improve Kebocoran pada ketiga jenis joints mungkin karena disebabkan oleh dua faktor yaitu 'Team' dan 'Tools' masing-masing memiliki dua level. Team dibagi menjadi dua level yaitu level 1 adalah ‘Experienced Team’ dan level 2 adalah ‘New Team'. Untuk ‘Tools’ juga dibagi menjadi dua level, level 1 adalah 'Local Tools' dan level 2 adalah 'Imported Tools'. Kedua faktor dengan dua level yang disarankan untuk perbaikan dengan eksperimen melalui rancangan faktorial. Empat kali replikasi dengan rendom. Dapat disimpulkan berdasarkan Tabel 4 & 5 bahwa tahap ini dimulai dengan variabel input proses kunci dan alasan teknis, disimpulkan bahwa kombinasi terbaik untuk memperoleh jumlah maksimum sambungan yang berkualitas baik adalah ‘Experienced Team’ menggunakan 'Impor Tools'.
10
5. Tahap Control Diputuskan bahwa untuk periode awal tiga bulan, tim proyek akan memeriksa 15 CMS domestik baru (120 peluang) untuk setiap tim setiap hari. Berdasarkan data awal dari hitungan cacat (kebocoran) yang tersedia dengan menerapkan uji sabun, C-Chart dilakukan dalam Gambar 4. Sebagai kesimpulan Tahap Control, parameter yang berbeda yang dikontrol melalui rencana pengendalian dan penghematan Rupee per tahun (Rupee / tercapai. Sigma ditingkatkan nilai 3,55-3,66 yakni tercapai peningkatan 0,11.
11
SEKIAN TRIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.