Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD"— Transcript presentasi:

1 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD
IA. KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD · AKTIVA YANG DAPAT DISUSUTKAN ( depreciable assets ) Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain. · AKTIVA YANG TIDAK DAPAT DISUSUTKAN ( nondepreciable assets ) Contoh: Tanah

2 Asset Tetap Aset Tetap merupakan bagian dari neraca yang dilaporkan oleh manajemen setiap periode atau setiap tahun. Aset Tetap merupakan aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (PSAK No 16 Revisi Tahun 2007)

3 Perolehan Aset Tetap A. Perolehan Aset Tetap secara Gabungan Apabila aset diperoleh secara gabungan, maka HP masing2 aset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan berdasarkan perbandingan nilai wajar masing2 aset yang bersangkutan. Contoh harga bangunan termasuk tanah seharga Rp No Jenis Aset Harga Wajar Alokasi HP 1 Tanah 15/25 x = 2 Bangunan 10/25 x = Jumlah

4 Tgl Akun Debit Kredit Pencatatan pada saat pembelian tunai Tanah Bangunan Kas dan Bank

5 B. Perolehan Aset Tetap secara Angsuran Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran, perlu diperhatikan mengenai kontrak pembeliannya. Contoh: Aset tetap yang dibeli berupa mobil HP dibayar dalam 24 kali angsuran, masing /bulan dengan bunga 20% per tahun. Angsuran Keterangan 1 Angsuran bulanan Bunga= 1/12 x 20% x Jumlah Pembayaran 2 Bunga = 1/12 x 20% x( )

6 Pada saat Pembelian Aset Tetap
Jurnal: Pada saat Pembelian Aset Tetap Pada Saat Pembayaran Angsuran Pertama Pada Saat Pembayaran Angsuran Kedua Tgl Keterangan Debit Kredit Mobil/Kendaraan Utang Angsuran Tgl Keterangan Debit Kredit Utang Angsuran Beban Bunga Kas dan Bank Tgl Keterangan Debit Kredit Utang Angsuran Beban Bunga Kas dan Bank

7 Perhitungan Pembayaran angsuran dibuat setiap bulan, pada hitungan tersebut, bunga semakin lama semakin menurun karena jumlah pinjaman juga menurun. Penetapan bunga yang digunakan berdasarkan pada tingkat bunga efektif C. Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran Menurut PSAK no 16 (2007) suatu aset dapat diperoleh dengan pertukaran. Biaya ini diukur pada nilai wajar aset yang dipertukarkan atau diperoleh, yang paling andal, sebanding dengan nilai wajar aset yang dipertukarkan

8 Contoh. PT Khanza merupakan perusahaan jasa pengangkutan
Contoh. PT Khanza merupakan perusahaan jasa pengangkutan. Berdasarkan Pembukuan, HP Truk lama adalah Rp telah disusutkan sebesar Rp ditukar dengan truk baru senilai Rp dan kekurangnya dibayar tunai. Dalam hal ini tidak terdapat laba atau rugi, karena truk lama dihargai sama dengan harga sisa buku. No Keterangan Jumlah 1 HP Truk Lama Penyusutan Harga Sisa buku Nilai Truk Baru Harga Tukar tambah Aset Lama Tambahan Uang Tunai

9 Contoh: Jika Harga tukar tambah aset lama sebesar 24. 000
Contoh: Jika Harga tukar tambah aset lama sebesar maka perhitungannya: No Keterangan Jumlah 1 HP Truk Lama Penyusutan Harga Sisa buku Harga Tukar tambah Aset Lama Laba Pertukaran Harga truk baru Harga tukar tambah aset lama Tambahan uang tunai

10 Ayat Jurnal atas Pertukaran
Dalam hal penilai sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa aset tetap yang diperoleh dalam pertukaran untuk suatu aset tetap, biaya diukur dengan nilai wajar aset yang dilepas Tgl Keterangan Debit Kredit Akumulasi Penyusutan Truk (Baru) Kas dan Bank Truk lama Laba Pertukaran

11 UU PPh pasal 10 ayat 2 Praktik akuntansi pajak tidak mengatur tentang perolehan aset dengan pertukaran, baik kategori pertukaran aset yang sejenis atau bukan sejenis, maupun dengan sekuritas yang tidak diterbitkan perusahan sendiri. Perlakuan Perpajakan diatur dalam pasal 10 ayat 2 UUPPh yang menyatakan bahwa nilai perolehan atau nilai penjualan dalam hal terjdi tukar menukar harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Contoh sebagai berikut:

12 Pada tabggak 2 januari 2016 PT Maritza menukar aset tetapnya berupa mobil dengan mobil yang sama milik PT Alika dengan rincian berikut: Nilai Perolehan atau nilai Penjualan adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Atas pertukaran tersebut, laba atau rugi yang diperhitungkan untuk: PT Maritza PT Alika Nilai sisa buku Harga Pasar

13 PT Maritza mencatat kerugian sebesar :
=(Rp Rp )= PT Alika mencatat keuntungan sebesar : = ( ) = Bagaimana apabila pertukarannya dengan saham? Pengaturan perpajakan atas pertukaran tersebut diatur dalam pasal 10 ayat 5 UU PPh bahwa apabila terjadi pengalihan harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau pengganti penyertaan modal, maka dasar penilaiannya harta bagi badan yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar harta tersebut.

14 Contoh. PT maritza menyerahkan mesin seharga 300. 000
Contoh. PT maritza menyerahkan mesin seharga kepada PT alika sebagai pengganti penyertaan sahamnya dengan nilai nominal Harga pasar mesin pada saat itu , maka pencatatan yang dilakukan oleh: PT Maritza penghasilan sebagai objek pajak penghasilan sebesar ( )= PT Alika Mencatat mesin sebagai aset tetap Rp Mencatat agio saham sebesar Rp ( )

15 III. PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva, yaitu: 1. NILAI PEROLEHAN AKTIVA seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut mulai dari biaya pembelian hingga semua biaya yang timbul hingga aset tetap tersebut siap beroperasi 2. NILAI RESIDU 3. DASAR PENYUSUTAN Pengalokasian harga perolehan dari suatu aktiva tetap karena adanya penurunan nilai aktiva tetap tersebut 4. UMUR EKONOMIS Perkiraan usia barang atau batas waktu penggunaan barang

16 METODE PENYUSUTAN Menurut literatur akuntansi Indonesia ada beberapa metode penyusutan, yaitu: Metode Garis Lurus Metode Jumlah Angka Tahun Metode Saldo Menurun Metode Satuan Produksi Metode Grup dan Gabungan Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan sebagaimana telah diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan: Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Penggunaan metode penyusutan aset tetap berwujud disyaratkan taat asas (konsisten)

17 METODE PENYUSUTAN YANG DIBOLEHKAN DALAM KETENTUAN FISKAL
METODE GARIS LURUS Dalam ketentuan fiskal metode ini disebut penyusutan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tersebut. Contoh: Biaya gedung sebesar Rp 40 juta dan manfaatnya 20 tahun Penyusutan setiap tahun adalah Rp 2 juta. (40 juta: 20 )

18 Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Penyusutan
Penentuan Kelompok dan tarif Penyusutan harta berwujud didasarkan pada pasal 11 undang-undang No 36. tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Tarif Penyusutan Berdasarkan Garis Lurus Tarif Penyusutan berdasarkan metode Saldo menurun I. Bukan Bangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun 25 % 12,5% 6,25% 5% 50 % 25% 10% II. Bangunan Permanen Tidak Permanen 10 Tahun

19 Contoh Perhitungan Penyusutan
PT Maju Memiliki Aset Tetap Berwujud yang diperolehnya awal tahun 2014 sebagai berikut. Aset tetap tersebut disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (Dasar Penyusutan = Harga Perolehan) Hitung Penyusutan No Jenis Harta Bulan/Tahun Perolehan Masa manfaat Harga Perolehan Kelompok 1 Mesin I Januari 2014 8 Tahun II 2 Mesin II 3 Truk

20 NO 1 Mesin I = 12,5% x = 2 Mesin II = 12,5% x = 3 Truk = 12,5 % x = Jumlah Penyusutan tahun 2014 =

21 METODE SALDO MENURUN Penyusutan atas harta berwujud dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan , dengan syarat dilakukan atas asas. Cara Penghitungan penyusutan tersebut dilakukan untuk tahun selanjutnya sampai dengan masa manfaat aset tetap tersebut berakhir. Apabila Wajib Pajak menggunakan metode saldo menurun, besarnya biaya penyusutan semakin lama semakin menurun. Contoh : Sebuah mesin dan ditempatkan pada bulan Juni 2000 dengan harga perolehan Rp 150 Juta. Masa manfaat dari mesin tersebut adalah 4 tahun. Jika tarip penyusutan mesin ditetapkan 50% maka penghitungan penyusutan adalah sebagai berikut:

22 CONTOH PENGHITUNGAN PENYUSUTAN DENGAN METODE SALDO MENURUN
Th Tarif Penyusutan Nilai Sisa/Buku % % % disusutkan sekaligus

23 PERBEDAAN AKUNTANSI UMUM DENGAN AKUNTANSI PAJAK
Berbeda dengan praktek akuntansi umum yang memberikan keleluasaan pada wajib pajak untuk memakai pendekatan penyusutan per aktiva, per jenis atau kelompok sesuai dengan masa manfaat ekonomisnya, ketentuan pajak membatasi kepada metode per aktiva dan per jenis.

24 BERDASARKAN INTERVAL UMUR
Aktiva bukan bangunan dikelompokkan menjadi kelompok 1 (umur 4 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 50% untuk metode saldo menurun atau 25% untuk metode garis lurus) Kelompok 2 (umur 8 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 25% untuk metode saldo menurun dan 12,5% untuk metode garis lurus Kelompok 3 (umur dari 16 tahun dengan tarif depresiasi tahunan 12,5% atau 6,25% ) Kelompok 4 (umur 20 tahun denga tarif depresiasi tahunan 10% atau 5%) Dalam metode saldo menurun pendekatan tutup akhir diperlakukan Pada akhir masa manfaat nilai sisa buku dihapuskan semua.


Download ppt "AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google