Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENGEMBANGAN TEMBAKAU DI JAWA TIMUR
2
PERAN JAWA TIMUR DALAM PERTEMBAKAUAN
Kontribusi produksi tembakau Jawa Timur rata-rata 10 tahun terakhir sebesar ton terdiri dari tembakau VO sebesar ton dan Tembakau NO ton (sekitar 50 % kebutuhan Nasional) Budidaya tembakau menyebar di 19 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Dengan luasan rata-rata 10 tahun terakhir ± ha terdiri dari tembakau Voor-Oogst seluas ha dan Na-Oogst ha Jenis tembakau rakyat yang diusahakan terdiri dari : Tembakau Virginia, Jawa, Madura, Paiton, Kasturi, White Burley, Lumajang VO dan tembakau Besuki Na Oogst Pabrik rokok besar dan kecil yang ada di Jawa Timur sebanyak unit dengan kapasitas produksi 169 milyar batang lebih dari total produksi nasional 218,7 M lebih Kontribusi cukai rokok Jawa Timur menyumbangkan sebesar 75 % atau Rp 31,5 Triliun dari cukai nasional (Rp 42 Triliun)
3
KONTRIBUSI AREAL TEMBAKAU JAWA TIMUR TERHADAP NASIONAL
4
KONTRIBUSI PRODUKSI TEMBAKAU JAWA TIMUR TERHADAP NASIONAL
5
REALISASI PENERIMAAN CUKAI ROKOK
6
SUMBANGAN TERHADAP PEREKONOMIAN
Sumbangan terhadap perekonomian : Investasi Usaha; Pendapatan dari nilai jual produk; Sumber devisa; Penerimaan cukai; Penyerapan lapangan kerja; Peluang usaha produk ikutan Nilai investasi masyarakat (Rp 6,2 jt/ha); mencapai Rp 682 M lebih, meliputi Penyerapan TK Rp 545 M lebih dan Saprodi Rp 137 M lebih Pendapatan masyarakat dari nilai jual produk (asumsi rata-rata ton Rp ,-/Kg), sebesar Rp 990 M lebih Dari budidaya tembakau mampu menyerap tenaga kerja sebanyak HOK selama musim tembakau bila dihitung setiap hektar menyerap 250 HOK Dengan jumlah pabrik Unit dan kapasitas produksi 169 M batang rokok, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak orang lebih
7
PERMASALAHAN Permintaan terhadap tembakau beberapa tahun terakhir terus menurun rata-rata sebesar 4,9 % akibat Isue internasional masalah pertembakauan, khususnya terhadap efek kesehatan, dampaknya : Turunnya daya serap tembakau oleh pabrik rokok Terjadi ketidak seimbangan antara supply dan demand Areal tembakau Besuki NO terus mengalami penurunan karena animo petani semakin rendah dan beralih ke tembakau White Burley dan Kasturi Tembakau Virginia semakin turun arealnya akibat dari pergeseran musim, desakan program ketahanan pangan, persaingan pendapatan antara komoditi Tembakau Madura sulit dikendalikan karena tingginya animo petani, komoditi alternatif tidak mampu bersaing, potensi lahan yang spesifik untuk tembakau terbentang luas Pergerseran tembakau dari flue curing ke sun curing karena mahalnya bahan bakar. Perlu dikaji pengolahan flue curing dengan bahan bakar selain solar
8
Terkait areal tembakau, kendala yang ada adalah :
Data kebutuhan tembakau dari pabrik rokok Sering terlambat dan tidak semua pabrik rokok rutin menyampaikan data kebutuhan Terkait areal tembakau, kendala yang ada adalah : - Penanaman diluar daerah tradisional - Tanam di daerah sawah basah/pinggiran pantai (chloor tinggi) Kemitraan sudah jalan, namun kuantitas arealnya masih relatif sedikit (sekitar Ha) Mutu produk tembakau NO kurang sesuai permintaan konsumen : a. Akibat gencarnya gerakan anti rokok oleh masyarakat internasional, maka persyaratan mutu yang diminta oleh konsumen luar negeri semakin ketat, misal : Kandungan nikotin, Tar, TSNA, Residu Pestisida tertentu, dll. b. Standar mutu tembakau telah ditetapkan dengan SNI, namun dalam praktek di lapangan masih sulit diterapkan, karena secara teknis petani belum mampu melakukan sortasi yang cukup rumit, disamping memerlukan biaya yang tinggi c. Dalam praktek masing-masing pabrikan/eksportir mengunakan standar mutu sendiri-sendiri, yang dapat berbeda antara pengusaha yang satu dan lainnya. d. Masalah mutu ini perlu di sikapi secara realistis oleh masyarakat tembakau di Indonesia
9
Perkembangan Areal dan Produksi Tembakau Periode 1988 – 2007
Areal dan produksi Tembakau Madura dari tahun ke tahun menunjukkan trend meningkat. Pada tahun 1993, 1994, 1995 luas areal terjadi paling rendah yaitu ha, namun pada tahun-tahun tertentu (tahun 1991, 1996, 2002) terjadi ledakan areal mencapai ha Areal dan produksi Tembakau Virginia mengalami penurunan yang cukup tajam. Kalau pada tahun 1988 luas areal ha dan pada tahun 1991 puncak mencapai areal tertinggi ha, pada saat ini (5 tahun terakhir) hanya ha Tembakau Jawa mengalami peningkatan areal hingga mencapai areal tertinggi tahun 2002 seluas ha dan saat ini ha, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya areal hanya berkisar – ha Fluktuasi arreal Tembakau Kasturi tidak terlalu tajam sekitar – ha, puncak terjadi areal tertinggi pada tahun 1991 seluas ha
10
Areal Tembakau Paiton cenderung naik
Areal Tembakau Paiton cenderung naik. Areal terendah terjadi pada tahun 1993 sebesar ha, areal tertinggi pada tahun 2002 seluas ha, rata-rata areal antara – ha, sedangkan pada 3 tahun terakhir ha Areal Tembakau White Burley tergantung dari pesanan pabrik rokok, dan arealnya tidak terlalu luas – ha Areal Tembakau Lumajang-VO mengalami penurunan. Pada tahun 1992 pernah mencapai areal ha, tahun terakhir tinggal 100 ha Areal Tembakau Besuki NO terus menerus mengalami penurunan. Pada tahun 1992 mencapai areal seluas ha, lima tahun terakhir hanya ha
11
PERKEMBANGAN AREAL TEMBAKAU VO PERIODE 1988 - 2007
TEMBAKAU MADURA TEMBAKAU VIRGINIA TEMBAKAU JAWA
12
PERKEMBANGAN PRODUKSI TEMBAKAU VO PERIODE 1988 - 2007
TEMBAKAU MADURA TEMBAKAU VIRGINIA TEMBAKAU JAWA
13
LANGKAH-LANGKAH YANG DITEMPUH
1. Peningkatan Produksi dan Mutu : Aspek Budidaya Pola tanam yang tepat sesuai dengan kondisi lahan dan iklim/curah hujan untuk masing-masing jenis tembakau Penggunaan teknologi budidaya sesuai anjuran Penggunaan benih bermutu Penggunaan pupuk yang benar Pestisida yang tidak berlebihan, guna menghindari efek residu yang tinggi Paska Panen Penanganan panen dan angkutan Proses pengeringan dengan benar Aspek Kelembagaan Pembinaan kelembagaan kelompoktani dalam rangka meningkatkan posisi tawar dalam pemasaran tembakau Mendorong pabrikan/eksportir untuk meningkatkan kemitraan dengan para petani 2. Mengupayakan terjadinya keseimbangan supply dan demand melalui SE Gubernur tentang perencanaan areal tembakau berdasarkan kebutuhan tembakau oleh pabrik rokok 3. Melaksanakan program substitusi tembakau 4. Mendorong program kemitraan antara pengusaha (pabrikan/eksportir) dengan kelompok tani
14
DANA CUKAI ROKOK UNTUK JAWA TIMUR
Dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Propinsi Jawa Timur Penerimaan cukai rokok untuk Jawa Timur ± Rp. 35 T x 2 % = Rp. 700 Milyard Alokasi Dana Cukai Rokok : 40 % Kota/Kab penghasil cukai, sekitar Rp.280 M. 30 % Kota/Kab penghasil tembakau, sekitar Rp.210 M. 30 % untuk Propinsi, sekitar Rp.210 M. Dana Propinsi diperuntukkan bagi biaya pembangunan sebesar 80 % dan biaya pembinaan sebesar 20 % (Rp. 40 M) Biaya pembinaan diperuntukkan untuk menunjang kegiatan bidang Penelitian, On Farm dan Off Farm, sosial, ketenagakerjaan, kesehatan, pemberantasan cukai ilegal, dsb Kegiatan On Farm (Disbun); Off Farm (Disperindag)
15
KEGIATAN DANA CUKAI ROKOK
Pembinaan penyediaan benih bermutu seluas 8 ha di Kabupaten Jombang, Bojonegoro, Probolinggo, Bondowoso, Pamekasan dan Sumenep Uji coba tembakau varietas unggul seluas 5 ha di Kabupaten Bojonegoro, Probolinggo, Bondowoso, Pamekasan, Sumenep Percontohan Intensifikasi Tembakau seluas 900 ha ; Tembakau Virginia seluas 350 ha di Kabupaten Jombang, Bojonegoro, Lamongan Tembakau Madura seluas 400 ha di Kabupaten Pamekasan dan Sumenep Tembakau Paiton seluas 250 ha di Kabupaten Probolinggo dan Situbondo Tembakau Kasturi seluas 200 ha di Kabupaten Bondowoso dan Jember Tembakau Jawa seluas 400 ha di Kabupaten Mojokerto, Jombang, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Nganjuk, Tulungagung, Blitar Tembakau Lumajang VO seluas 50 ha Tembakau Besuki NO seluas 150 ha di Jember Bantuan alat perajang tembakau; Pengering tembakau dengan bahan bakar briket batubara; dan Pompa air Pengembangan penelitian bersama BALITTAS
16
HARAPAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
Kepada Petani/Asosiasi Tembakau a. Mengusahakan tanaman tembakau luasannya sesuai kebutuhan tembakau oleh Pabrik Rokok b. Menanam tembakau pada lahan yang sesuai persyaratan teknis (terutama tidak di lahan sawah basah dipinggir pantai c. Melakukan budidaya sesuai standar teknis, agar mutu hasil sesuai permintaan konsumen.
17
Kepada Pabrik Rokok Meningkatkan kuantitas program kemitraan (secara bertahap 50 %) Memberikan data kebutuhan tembakau lebih awal dan transparan (awal tahun) Kepada Instansi di Kabupaten Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan Terkait dengan perencanaan areal, produksi dan budidaya tembakau.
18
LAMPIRAN DATA
19
AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU VIRGINIA TAHUN 1988 – 2007
20
PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU JAWA TAHUN 1988 - 2007
21
PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU KASTURI TAHUN 1988 - 2007
22
PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU MADURA TAHUN 1988 - 2007
23
PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU PAITON TAHUN 1988 - 2007
24
PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU WHITE BURLEY TAHUN 1988 - 2007
25
PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU LUMAJANG VO TAHUN 1988 - 2007
26
PERKEMBANGAN AREAL DAN PRODUKSI TEMBAKAU BESUKI NO TAHUN 1988 - 2007
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.