Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEORI DAN MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEORI DAN MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN"— Transcript presentasi:

1 TEORI DAN MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN

2 Agriculture is the mother of all arts
Agriculture is the mother of all arts. When it is well conducted, all other arts prosper. When it is neglected, all other arts decline Xenophon ( BC), The Economics, V

3 Sebelum tahun 1960, teori-teori ekonomi pembangunan dalam literatur ekonomi pada umumnya memandang inferior peranan sektor pertanian. Kenyataan ini sangat mengejutkan banyak pihak mengingat begitu dominannya peranan sektor pertanian di hampir semua negara berkembang pada saat itu. Pandangan inferior terhadap sektor ini membuat sektor pertanian tidak berkembang sebagaimana mestinya, dan keadaan seperti ini mengakibatkan adanya kekurangan produksi pangan domestik yang tiada hentinya, yang diikuti dengan krisis neraca pembayaran dan instabilitas politik di banyak negara berkembang.

4 Ada beberapa faktor yang melandasi anggapan pengabaian sektor pertanian (the neglect of agriculture). Pertama, sebagian besar para pengambil keputusan dan para pakar di bidang ekonomi pembangunan berasal dari kaum elit kota dan mereka tidak begitu memahami perbedaan sifat dan karakteristik sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa (Little 1982). Kedua, model-model pembangunan pada waktu itu lebih memprioritaskan pentingnya akumulasi kapital yang identik dengan pembangunan industri. Ketiga, ada persepsi kuat yang memandang pertanian sebagai penyedia surplus tenaga kerja yang dapat ditransfer ke sektor industri tanpa membutuhkan biaya transfer (Lewis 1954).

5 Alasan terakhir, ada persepsi yang kuat bahwa dalam proses pembangunan pertanian para petani tradisional sering dianggap sangat terikat kepada nilai-nilai tradisi dan tidak responsif terhadap insentif pasar. Alasan-alasan inilah yang mendasari adanya sikap yang meremehkan potensi pembangunan sektor pertanian sebagai sektor yang perlu diprioritaskan penanganannya.

6 Pandangan para pakar ekonomi pembangunan terhadap peranan sektor pertanian berubah secara signifikan sejak awal tahun 1960-an. Berdasarkan pengalaman empiris, para pakar ekonomi pembangunan (antara lain Rostow, Kalecki, Schultz, dan Johnston dan Mellor, memperkenalkan model pembangunan yang menitik beratkan adanya keterkaitan antara sektor pertanian and sektor industri. Johnston dan Mellor (1961) mengindentifikasikan 5 (lima) kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi.

7 Pertama, sektor pertanian menghasilkan pangan dan bahan baku untuk sektor industri dan jasa.
Jika peningkatan pangan dapat dipenuhi secara domestik, peningkatan suplai pangan ini dapat mendorong penurunan laju inflasi dan tingkat upah tenaga kerja, yang pada akhirnya diyakini dapat lebih memacu pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kebutuhan pangan yang berasal dari sumber-sumber domestik dapat menghemat devisa yang langka. Di samping itu, banyak sektor industri di negara berkembang yang kelangsungan hidupnya sangat tergantung kepada suplai bahan baku yang berasal dari sektor pertanian.

8 Kedua, sektor pertanian dapat menghasilkan atau menghemat devisa yang berasal dari ekspor atau produk substitusi impor. Perolehan devisa dari ekspor pertanian dapat juga membantu negara berkembang untuk membayar kebutuhan impor barang-barang kapital dan teknologi untuk memodernisasikan dan memperluas sektor non-pertanian. Melalui kontribusi ini, pembangunan sektor pertanian dapat memfasilitasi proses struktural transformasi.

9 Ketiga, sektor pertanian merupakan pasar yang potensial bagi produk-produk sektor industri.
Sektor pertanian yang tumbuh dan berkembang sehat dapat menstimulasi permintaan terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh sektor industri. Dalam hal ini, sektor pertanian menawarkan potensi konsumsi atau permintaan yang besar terhadap produk-produk sektor industri dan juga input-input pertanian yang dihasilkan oleh sektor industri, seperti misalnya pupuk, pestisida dan peralatan pertanian.

10 Keempat, transfer surplus tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Perekonomian yang tumbuh dengan cepat dapat menstimulasi terjadinya pemindahan tenaga kerja dalam jumlah yang besar dan kontinyu dari sektor pertanian ke sektor industri yang umumnya berlokasi di daerah perkotaan. Akhirnya, sektor pertanian dapat menyediakan modal bagi pengembangan sektor-sektor lain (a net outflow of capital for investment in other sectors). Bagi negara-negara yang ingin mengindustrialisasikan perekonomiannya, sektor pertanian dapat berfungsi sebagai sumber utama modal investasi. Oleh karena itu industrialisasi yang berhasil memerlukan dukungan yang kuat dari surplus yang dihasilkan oleh sektor pertanian.

11 TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
Kecendrungan Transformasi Struktural perekonomian yg tidak seimbang, terutama di sektor ketenagakerjaan. Sektor pertanian yg semakin kecil peranannya terhadap PDB, masih harus menyerap tenaga kerja terbesar. Akibatnya kesejahteraan masyarakat pertanian relatif kecil dari nonpertanian. Pemenuhan kebutuhan Pangan yg terus meningkat (jumlah, mutu dan ragamnya). Pangan merupakan kebutuhan pokok yg ketersediaan, distribusi serta tk harga sangat berpengaruh terhadap politik dan ekonomi nasional

12 Pemilikan lahan yg semakin sempit (sekitar 56 % < 0,5 Ha)
Pembangunan Pertanian dan Pengentasan Kemiskinan; Melalui pemb pert diharapkan akan meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan Rumahtangga petani (RTP), krn masy miskin terbesar di pedesaan. Pengembangan klembagaan & SDM. Melalui kelembagaan & peningkatan SDM pert, meningkatan kemampuan dan bargaining power petani terutama dlm tataniaga Pembangunan Pertanian Berkelanjutan; artinya harus mmperhitungkan kelestarian SDA dan higienitas produk yg dihasilkan.

13 Pemb. Pertanian (A.T.Mosher)
Pemb Pert is perubahan yg positif Pemb Pert tdk dpt terlaksana hanya oleh petani dan keluarga (RTP) sendiri. Ada 5 syarat pokok yg harus tersedia: (1) Tersedia pasar untuk hasil usaha tani; implikasinya harus ada permintaan (pasar dlm negeri maupun ekspor), lembaga atau perusahaan pemasaran yg bekerja hrs efisien.

14 (2) Adanya teknologi yg selalu berubah; perlu teknologi shg produktivitas dapat meningkat dan menghemat input menggeser Kurva Produksi Total. Tekn baru hasil penelitian, hrs dicoba dilokasi petani (bibit unggul baru, dll). (3)Tersedia bahan-bahan & alat-alat produksi secara lokal; artinya harus dekat dg petani sehingga saat petani membutuhkan input tsb ada dekat usahatani. Lima sifat input yg hrs ada (a) dpt digunakan secara teknis & efektif, (b) mutu dpt dipercaya, (c) harga murah, (d) tersedia pd saat petani membutuhkan dan (e) penjualan hrs dlm ukuran yg sesuai keinginan petani

15 (4) Ada Perangsang produksi (insentif); artinya untuk meningkatkan produksi harus bersifat ekonomi : harga yg menguntungkan, pembagian hasil yg wajar & tersedia brg/jasa yg ingin dibeli petani dan kel (RTP) (5) Adanya pengangkutan (transportasi); artinya sarana dn prasarana pengangkutan hrs baik, shg biaya pengankutan dpt murah dn hasil ushtani dpt dijual kepsr. Kelima syarat pokok ini, menurut AT Mosher harus tersedia, shg Pemb Pert dapat terjadi

16 Lima Syarat Pelancar Menurut AT Mosher, Pemb Pert dapat di percepat pertumbuhannaya apabila di tambah lima syarat pelancar. Pendidikan Pembanguan; Pendidikan yg sesuai untuk masyarakat yg ingin maju, untuk petani dn kel (formal – informal), pendidikan untuk penyuluh pertanian dll sehingga pertanian komersial terwujud Kredit Produksi; di Indonesia kredit- KUT

17 Kondisi ushtani yg Gurem(
Kondisi ushtani yg Gurem(?) menyebabkn kredit mutlak dibutuhkn ushtani di Indonenesia; Kreditnya adalah kredit supervisi yaitu krdt yg ada unsur pembinaan dan murah ! Hasil penelitian Prof Sudjanadi menyimpulkan a.l. kredit pertanian dg bunga yg ringan, bersifat dinamis (petani produktif dg bimbingan dan pengawasan) (3) Kegiatan Gotong Royong petani; aktivitas usahatani memerlukan waktu bersamaan: tanam pemberantasan hama-penyakit, irigasi dll (4) Perbaikan dan Perluasan lahan pertanian, termasuk perbaikan pengairan-irigasi.

18 (5) Perencanaan Nasional Pemb Pertanian
(5) Perencanaan Nasional Pemb Pertanian. Perencanaan harus terintegrasi antara Pemerintah Pusat s/d Daerah, sehingga pro duksi dpt ditingkatkan dan dpt mengantisipasi perubahan. Diharapkn adanya syarat Pokok dan Pelancar, Pemb Pert Berke lanjutn (Sustainable agriculture) dpt terwujud yg orientasi kpd : (a) keberlanjutan dimensi ekono mi yaitu profit, efisiensi, daya saing, nilai tambah dan stabil.

19 (b) Keberlanjutn ekologi-lingkung an alam yaitu kesehatan lingku ngan dan konservasi alam
(c) Keberlanjutan kehidupan sosial : pemerataan, mengatasi kemiskinan dan stabilitas sosial Sektor Pert merupakan Sektor Strategis dlm penciptaan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan dan pengentasan kemiskinan Pembangunan Ekonomi berkelanjutan !!!

20 Adanya sarana dn prasarana pemb pert akan terwujud (a. l
Adanya sarana dn prasarana pemb pert akan terwujud (a.l. syarat pokok dn pelan car; diversifikasi, pemb yg ramah lingkung an, aman dan higinies dll) Pemb Pert tidak terpisahkan dari Pemb Nasional, sektor Pert diposisikan sbg (a) pemasok bahan pangan dan bahan baku industri yg efisien, (b)pengendali stabilitas harga dan (c)penyumbang devisa (ekspor) dan pemasok tenaga kerja.

21 Model-model Pemb Pert di Indonesia
Awal Pemb pert pada Pelita I s.d V (?) di kenal istilah BIMAS dg Panca Usaha yaitu (1) penggunaan bibit unggul, (2) pemupukan, (3) pemberantasan hama & penyakit, (4)pengairan, dan (5) perbaikan dlm cara bercocok tanam  sasaran peningkatan produksi pangan terutama padi dan palawija. Prinsipnya Pemb Pert di Indonesia era Pelita tsb berdasrkan Syarat Pokok & Pelancar :AT Mosher Kemudian ada revisi dari program tsb dg perluasan unt peternakan dn perkebunan (PIR- BUN) dll. Ditambah perbaikan harga dn pasar yg dikenal dg istilah Sapta Usaha.

22 Kemudian pada era Reformasi (98 –
Kemudian pada era Reformasi (98 – ?), tujuan pemb pert terfokus pada (a) meni ngkatkn pdptn petani, nelayan & peternak (b) meningkatkn ketahanan pangan nas, (c) menghasilkn produk yg berdaya saing tinggi, (d) menyediakan lap kerja dg pro duktivitas tinggi & efisien dan (e) mening katkan kemandirian petani, nelayan, peter nak dn pemberdayaan kelembagaan. Program era reformasi dikenal dg Gerakan Mandiri (GEMA) Peningkatan Produksi unt mencapai tujuan Pemb Pert tsb. Gema Palagung 2001 (padi, kedelai dn jagung);

23 Gema Proteina 2001 (protein hewani), Gema Hortina 2003 (peningkatn produksi hortikultura) dan Gema Protekan 2003 (hasil perikanan) Pada Era selanjutya dikenal Pemb Pert melalui Sistem AGRIBISNIS ( ?). Pemb Agribisnis adalah pemb agrb sebagai satu kesatuan sistem secara simultan dan harmonis. Meliputi pemb subsistem agrb hulu, yaitu sarana produksi pert : benih or bibit, obat2an dn alat2; Pemb Subsistem Usahatani (on farm); Pemb Subsist hilir: pengolahan dn pemasaran dan Subsist Pendukung (kebijakan, kredit, penelitian, penyuluhan dll)

24 Peranan Pemerintah Dalam Pembangunan Pertanian
Subsistem Penunjang Dlm Agribisnis a.l. Kebijakan Pemerintah. Tujuan Kebijakan pertanian adalah mema jukan pertanian, meningkatkan produktivi tas & efisiensi, sehingga pendapatan dan kesejahteraan RTP maupun ketersediaan pangan dan peningkatan ekspor produk yg kompetitif.

25 Kebijakan Dalam Pertanahan,
Misal land reform atau Reformasi Agraria. Landreform atau pembagian kembali lahan & potensi pengembangan lahan, merupakan upaya untuk meningkatkan luas penguasaan dan kepemilikan lahan RTP. Saat ini kebijakan dlm lahan pert adalah Reformasi Agraria. Reformasi Agraria mencakup : pembagian lahan kpd penggarap, kepastian penguasaan lahan, sewa lahan yg adil, perbaikan kelembagaan di tk petani (irigasi). Kebijakan Harga Input dan Output.

26 Kebijakan harga input dapat berupa subsidi input (pupuk dan kredit); Kebijakan harga output dpt berupa kebijakan harga dasar dan maks atau saat ini kebijakan Harga Dasar Pembelian Pemerintah (HDPP). HDPP ini unt acuan pengadaan pangan nasional, pembelian gabah ke petani, dilain pihak pemerintah tidak harus mengamankan terjadi HDPP tersebut di pasar, seperti hg dasar. Kredit Subsidi pert / Agribisnis yg peranannya (1) membantu petani dlm keterbatasan modal dg bunga yg ringan, (2) mengurangi ketergantung an petani kpd pedagang atau rentenir, (3) mrp kan insentif petani unt meningkatkan produksi.

27 Kebijakan Penelitian, pengembangan Teknologi dan Penyuluhan
Kebijakan Penelitian, pengembangan Teknologi dan Penyuluhan. Hasil Peneliti an akan memperoleh input-input yg pro duktif, sedangkan pengemb Teknologi me rupakan hasil kajian dari penelitian; dg dmk penelitian dan teknologi merupakan satu kesatuan yg akhirnya harus dapat diterapkan di tk petani (RTP), pada kondisi ini peranan penyuluh sbg motivator,dinami sator, katalisator dn fasilitator petani sa ngat diperlukan. Penyuluh menjembatani antara Penelitian/Teknologi dan Petani.

28 REVITALISASI PERTANIAN merupakan ke sadaran untuk menempatkan (kembali) arti penting (re-vital-isasi) pertanian, peri kanan dan kehutanan secara proportional dan kontekstual. Revitalisasi pertanian merupakan paradigma pemb pert periode Ada tiga sasaran utama Pemb Pert (Dep tan,2005) yaitu (1) meningkatkn ketahann pangan nasional, (2) meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian dan (3) meningkatkn kesejahteraan RTP dan mengurangi tingkat kemiskinan.

29 Program Revitalisasi Pertanian : (a) Program Peningkatan ketaha nan Pangan (peningkatan daya beli, produktivitas dn diversifi kasi) (b) Pengembangan Agribis nis (melalui peningkatan nilai tambah serta integrasi tanaman dan ternak) dan (c) Peningkatan Kesejahteraan Petani (melalui posisi rebut tawar, akses terha dap input dn peningkatan pdpt).

30 Strategi Pembangunan Pertanian ber awal dari desa yg dikenal dengan Panca Yasa dan Prima Tani.
Panca Yasa dlm rangka revitalisasi pert adalah (1) Pemb infrastruktur (2) kelembagaan petani (3) penyuluhan (4)pembiayaan pertanian dan (5) pemasaran hasil pertanian.

31 Prima Tani merupakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasa rakatan Inovasi Teknologi Pert.
Prima Tani merupakan percepat an diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan model percontohan agribisnis berbasis teknologi dn agroekosistem dan kondisi sosek setempat; Tujuan nya : mempercepat adopsi tekn tepat-guna, meningkatkn pdpt – kesejahtraan petani serta meles tarikan lingkungan.

32 Terimakasih


Download ppt "TEORI DAN MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google