Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PRILAKU & TENIK KERJASAMA DALAM MEMBANGUN PARTISIPASI AKTIF PESERTA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PRILAKU & TENIK KERJASAMA DALAM MEMBANGUN PARTISIPASI AKTIF PESERTA"— Transcript presentasi:

1 PRILAKU & TENIK KERJASAMA DALAM MEMBANGUN PARTISIPASI AKTIF PESERTA

2 BERBAGAI MACAM PERILAKU PESERTA PELATIHAN YANG MUNGKIN ANDA TEMUKAN:
TINGKAH LAKU 1: BERBICARA BERLEBIHAN Peserta yang demikian mungkin adalah “beaver yang lagi asyik” atau sekedar mau “pamer”. Atau mereka memang tahu banyak dan mau memperlihatkan itu, atau memang orangnya dari sononya (alamiah) aktif dan suka melibatkan diri. TINGKAH LAKU 2: SEMANGAT BERARGUMENTASI TINGGI Peserta tersebut mungkin orangnya berkepribadian suka perang dan berkonfrontasi atau mungkin sekedar mau mengolok-olok. Di sisi lain, orang lain mungkin menolak ikut sesi tersebut, atau mungkin sementara waktu jengkel oleh persoalan itu. 3. TINGKAH LAKU 3: CEPAT DAN MEMBANTU Orang ini benar-benar tertarik untuk menyumbangkan pemikiran dengan cara yang positif, tetapi membuat orang lain sulit untuk berpartisipasi.

3 BERBAGAI MACAM PERILAKU PESERTA PELATIHAN YANG MUNGKIN ANDA TEMUKAN:
TINGKAH LAKU 4: PENGELANA “Pengelana” berbicara banyak kecuali topik yang dibahas. Seringkali mereka mendekati jalur atau memfokuskan diskusi pada pembahasan atau hal-hal yang “bukan utama” 5. TINGKAH LAKU 5 KONFLIK ANTAR PRIBADI Ini terjadi jika dua atau lebih anggota berselisih. Perselisihan demikian bisa memecahkan peserta dalam kelompok-kelompok kecil (fraksi-fraksi) karena tiap kelompok kecil mencari dukungan dari anggota-anggota lain TINGKAH LAKU 6: POKOK PEMBICARAAN YANG SALAH Orang ini tidak mengembara, tetapi semata-mata keluar dari landasan.

4 BERBAGAI MACAM PERILAKU PESERTA PELATIHAN YANG MUNGKIN ANDA TEMUKAN:
7. TINGKAH LAKU 7 KERAS KEPALA Orang ini semata-mata tidak mau bergerak dari pendapat atau titik pandang tertentu, kendatipun pandangan itu berasal dari Anda atau orang lain. Ini mungkin timbul dari prasangka yang sudah tertanam lama atau semata-mata karena belum melihat titik pandang anda. 8. TINGKAH LAKU 8 PERCAKAPAN SAMPINGAN Yang ini bisa ada kaitannya dan tidak ada kaitannya dengan topik yang dibahas tetapi menjadi suatu masalah jika mengganggu anda dan peserta lain 9. TINGKAH LAKU 9: NYATA-NYA SALAH Seseorang menyumbang pemikiran yang nyata-nyata tidak benar

5 BERBAGAI MACAM PERILAKU PESERTA PELATIHAN YANG MUNGKIN ANDA TEMUKAN:
10. TINGKAH LAKU 10 KURANG JELAS Orang ini kurang jelas pembicaraannya, karena kemampuannya kurang untuk mengemukakan pandangannya dengan kata-kata yang tepat. Mereka mungkin mengikuti diskusi, tetapi semata-mata tidak mampu menyampaikan pandangan-pandangannya atau mungkin perlu bantuan untuk menyampaikan pandangannya. 11. TINGKAH LAKU 11 MEMINTA PENDAPAT Dalam keadaan normal, tidak ada salahnya peserta meminta pendapat pribadi anda mengenai suatu topik atau masalah. Tetapi menjadi lebih sulit jika anda merasa orang tersebut semata-mata ingin mengetes anda atau mau menempatkan anda dalam sorotan. 12. TINGKAH LAKU 12: TIDAK MAU BERBICARA Orang ini biasanya bosanan, tidak pedulian, takut, merasa tidak aman atau merasa superior dari kelompoknya.

6 MENGATASI BERBAGAI MASALAH
Tata tertib Menyikapi perbedaan tingkat kebutuhan sejak awal Jangan dianggap personal Kelola perasaan anda

7 MENGATASI BERBAGAI MASALAH
Tidak melibatkan diri Turun tangan hanya jika diperlukan Jaga ketertarikan peserta

8 MENANGANI PESERTA MEMONOPOLI DISKUSI
Kurangi kontak mata dengan “si pemonopoli” Jauhkan diri anda Ringkaslah komentar – komentar mereka

9 MENANGANI PESERTA BERMASALAH
Ingatkan kembali mengenai peraturan kesopanan anda Berbicara dan bersikap percaya diri Lakukan kontak mata langsung Uraikan kembali pertanyaan Tindak lanjuti nanti

10 MENANGANI PESERTA BERMASALAH
Jangan marah atau defensif Tanggapi secara ringkas Antisipasi pertanyaan dan keluhan Akuilah nilai sudut pandang peserta tersebut Tunjukkan ketertarikan

11 MENANGANI PESERTA BERMASALAH
Tunjukkan empati, tetapi jangan menyetujui Bahaslah itu nanti Gunakan humor yang pantas untuk meredakan situasi Libatkan seluruh peserta

12 MENGHADAPI OBROLAN PESERTA
Berdirilah di dekat peserta yang suka mengobrol Ajukan pertanyaan kepada peserta yang dekat mereka yang mengobrol Berhentilah berbicara Mintalah bantuan dari seluruh peserta Berbicara kepada mereka secara pribadi Jangan permalukan mereka

13 KERJASAMA DALAM MENCIPTAKAN PROSES PELATIHAN
APA YANG HANYA DIKETAHUI OLEH FASILITATOR APA YANG DIKETAHUI FASILITATOR DAN PESERTA PELATIHAN PROSES PENDIDIKAN ORANG DEWASA APA YANG HANYA DIKETAHUI OLEH WARGA BELAJAR

14 EXPERIENCE LEARNING CYCLE
Definisi : Pembelajaran adalah proses dimana seseorang berubah sesuai dengan caranya sendiri tanpa dipengaruhi oleh keturunannya. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi pada sebagian atau semua indera manusia, dimensi-dimensi pikiran, perasaan, keinginan atau tindakan.

15 EXPERIENCE LEARNING CYCLE
Tahap Mengalami (Pengalaman) Tahap Berbagi Pengalaman (Pengungkapan) Tahap Menganalisis Tahap Menyimpulkan dan Merencanakan Tahap Menerapkan/Penerapan

16 EXPERIENCE LEARNING CYCLE
Tahap Mengalami Tahap Berbagi Pengalaman Tahap Menganalisa Tahap Menyimpulkan dan Merencanakan Tahap Menerapkan/Penerapan

17 TAHAP MENGALAMI Pengalaman merupakan inti proses belajar.
Merupakan langkah awal dari proses refleksi. Mencakup segala sesuatu yang telah kita alami terdiri atas : keberadaan kita, kegiatan-kegiatan kita, perasaan-perasaan kita, pengamatan kita dan apa saja yang kita dengar. Pendekatan Daur Belajar Berdasarkan Pengalaman didasarkan pada pengalaman yang dibagikan yang merupakan pengalaman riil, konkrit dan sejauh mungkin mempunyai dampak yang berarti.

18 TAHAP BERBAGI PENGALAMAN
Merupakan tahap kedua dalam proses belajar atau proses pelatihan. Kita memaparkan atau menyampaikan berbagai pengalaman kita. Apa yang terjadi; Apa yang saya katakan, saya rasakan; Apa yang dirasakan dan dikatakan oleh orang lain; Bagaimana pengalaman itu mempunyai arti. Kita ingin berbagai pengalaman, perasaan dan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai isu dan konteks dimana isu dan konteks tersebut mempunyai hubungan dan arti dalam kehidupan kita.

19 TAHAP MENGANALISIS Tahap ini merupakan suatu proses pemahaman.
Merupakan suatu proses untuk mencoba memahami berbagai ungkapan pengalaman dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses belajar atau proses pelatihan secara kritis. Banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan peranan dan pengaruh dari berbagai faktor dan berbagai pihak. Misalkan; Siapa yang mempunyai kewenangan dalam situasi seperti ini?; Suara siapa yang lebih didengarkan dan diperhatikan?; Siapa yang mengambil keputusan?; Siapa yang terkena imbas dan terkena dampak atas keputusan tersebut ? dan lain sebagainya.

20 TAHAP MENYIMPULKAN DAN MERENCANAKAN
Merupakan tahap yang kritis dalam proses belajar dan proses pelatihan. Berbagai ungkapan pengalaman dan analisis yang terjadi, perlu ditarik suatu “generalisasi” dan “kesimpulan” sebagai bahan untuk menyusun perencanaan. Dalam proses belajar berdasarkan pengalaman, belajar atau pelatihan tanpa kegiatan tindak lanjut atau perencanaan, akan mengarah kepada hal-hal yang kurang tepat, apatis dan ketidak berdayaan; idealnya adalah apa yang dapat kita lakukan sebagai perencana untuk membuat suatu perubahan yang diperlukan sehingga pengalaman yang kurang baik tidak terjadi lagi, sebagaimana pepatah mengatakan “Keledai tidak akan terantuk pada batu yang sama”.

21 TAHAP MENERAPKAN/PENERAPAN
Merupakan tahap dimana kita melakukan dan melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan atas hasil pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan termasuk di dalamnya uji coba, penelitian, implementasi dan pengambilan resiko, tetapi dapat juga merupakan kegiatan menunggu, mendengarkan dan mengamati. Sebab melaksanakan suatu kegiatan tersebut akan menjadi pengalaman nyata yang kita perlukan untuk kita pikirkan lebih jauh tentang apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman-pengalaman tersebut untuk menetapkan tujuan dalam pembelajaran atau pelatihan.

22 METODE DAN TEKNIK YANG DIGUNAKAN
Banyak melibatkan peran serta peserta pelatihan Fasilitator hanya membantu peserta pelatihan dan menciptakan suasana belajar yang sesuai Semua pihak terlibat aktif dalam proses pembelajaran

23 CATATAN PENTING “ELC” Kesesuaian dengan materi, permainan yang ada dalam ELC tidak bisa digunakan just for fun atau sekedar selingan, tetapi harus benar-benar ada pelajaran yang dapat diambil dan relevan dengan isi materi yang sementara di pelajari Kedekatan dan kebekuan antar peserta sangat mempengaruhi keberhasilan penggunaan metode ini. Untuk itu sedapat mungkin kebekuan peserta sudah dapat dicairkan pada awal pelatihan

24 CATATAN PENTING “ELC” Pada tahap experiencing peserta diusahakan untuk benar-benar dapat menghayati pengalaman yang dilakukan sehingga partisipasi aktif dari masing-masing peserta harus benar-benar tercipta Metode ELC lebih dapat diterapkan secara efektif  dan intensif dengan jumlah peserta tidak terlalu banyak serta alokasi waktu yang memadai. Untuk itu sebelum memulai suatu session hendaknya dipertimbangkan betul alokasi waktu yang tersedia

25 CATATAN PENTING “ELC” Untuk mencapai hasil yang optimal,  tersedianya fasilitas dan alat bantu yang memadai juga tidak dapat dikesampingkan. Tetapi dalam penggunaan alat bantu perlu diperhatikan  adalah ketepatan alat bantu dengan kebutuhan pelatihan dan bukan sekedar banyaknya alat bantu yang tersedia Tersedianya instruktur yang handal dan pengalaman dalam mengelola pelatihan yang mampu menjadi fasilitator yang baik dan kreatif dalam mengembangkan pelatihan.


Download ppt "PRILAKU & TENIK KERJASAMA DALAM MEMBANGUN PARTISIPASI AKTIF PESERTA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google