Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAri Gunawan Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
STRATEGI DALAM PERENCANAAN TATA RUANG UNTUK MENGURANGI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
2
Latar Belakang Perubahan iklim terjadi sejak revolusi industri yang disebabkan oleh aktivitas manusia khususnya kegiatan memproduksi emisi yang disebut ‘gas rumah kaca' (GRK). Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, sebagai negara kepulauan dan kegiatan ekonomi masyarakat bertumpu pada sumber daya alam Aksi perubahan iklim merupakan suatu target pencapaian pembangunan dan Millenium Development Goals (MDGs) Perlu respon untuk melakukan mitigasi dan adaptasi agar masyarakat siap untuk menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi akibat perubahan iklim (low carbon development & perubahan behavior )
3
Tujuan Mengetahui keterkaiatan perubahan iklim dengan perencanaan wilayah dan kota Mengetahui Strategi Adaptasi dan Mitigasi yang tepat untuk mengatasi isu perubahan iklim di Indonesia
4
Review 1. Definisi Perubahan Iklim 2.Pengertian Perencanaan Tata Ruang
3. Penyebab Perubahan Iklim 4. Dampak Perubahan Iklim
5
Definisi Perubahan Iklim
Cuaca dan Iklim adalah proses interaktif alami (kimia,biologis dan fisis) di alam, khususnya di atmosfer. Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu. (harian, musiman, tahunan, maupun siklus beberapa tahunan). Dalam skala ruang aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal. Perubahan iklim didefiniskan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang memperbesar keragaman iklim pada periode yang cukup panjang (Trenbeth, Houghton, and Filho.1995)
6
Pengertian Tentang Penataan Ruang
Rencana tata ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar interaksi manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya dapat berjalan serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan (development suistainability). Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengembdalian pemanfaatan ruang (UU 26 th 2007)
7
Penyebab Perubahan Iklim
Terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yangberhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan kuantitas Gas Rumah Kaca secara global. Pemanasan Global akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menyebabkan banjir dan erosi
8
Terjadinya perubahan iklim didorong oleh beberapa aspek yaitu:
Negara maju yang terus tumbuh. Negara penduduk dan miskin dimana perkembangan ekonominya dipicu oleh batubara misalnya Cina dan India sebagai penghasil utama emisi gas rumah kaca. Banyaknya negara berkembang yang belum menikmati manfaat dari pembangunan sehingga membentuk industrialisasi. Adanya globalisasi melalui peningkatan integrasi dan saling ketergantungan ekonomi maju dan berkembang, peningkatan barang, modal jasa, orang dan informasi di seluruh dunia yang menyebabkan konsumsi energi dan gas rumah kaca emisi meningkat.
9
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Indonesia
Kenaikan suhu mungkin tidak terlihat terlalu tinggi, tetapi di negara tertentu seperti Indonesia, kenaikan itu dapat memberikan dampak yang parah. Iklim global merupakan suatu sistem yang rumit dan pemanasan global akan berinteraksi dengan berbagai pengaruh lainnya seperti banjir, kemarau panjang, angin kencang, longsor , dan kebakaran hutan.
10
Dampak Perubahan Iklim 1
Di Indonesia perubahan iklmin yang lebih banyak dibahas adalah datangnya musim kemarau yang berkepanjangan. Penyebab anomali iklim,sering disebut El Nino,. Meningkatnya pemanasan , temperatur rata-rata global naik sebesar 0,47°C selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer. Karbondioksida adalah penyebab paling dominan terhadap adanya perubahan iklim saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari pra-industri yaitu 278 ppm( parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Dampak yang terjadi akibat perubahan iklim diantaranya akan menimbulkan kerusakan infrastruktur dan perumahan, menitikberatkan pada utilitas pubik dan layanan darurat, fluktuasi populasi hama dan peningkatan kejadian penyakit, kerusakan tanaman, dan kehilangan barang (IPCC, 1998).
11
Dampak Perubahan Iklim 2
Dampak pada pemukim perkotaan Kenaikan muka air laut antara 8 hingga 30 centimeter juga akan berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya yang akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Di Jakarta terjadi kenaikan muka air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun. Jakarta sudah secara rutin dilanda banjir besar: pada awal Februari, 2007, banjir di Jakarta menewaskan 57 orang dan memaksa meninggalkan rumah, yang buah di antaranya rusak atau hanyut.Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar.7 Suatu penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter dan turunnya tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen dengan total populasi sekitar 270,000 jiwa, Wilayah yang akhir-akhir ini baru dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh, misalnya, tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110,000 orang .Pada tahun 2007 di Sinjai, Sulawesi Selatan banjir telah merusak jalan dan memutus jembatan, serta mengucilkan penduduk. banjir dan longsor yang melanda Morowali, Sulawesi Utara memaksa orang mengungsi ke tenda-tenda dan barakbarak darurat.
12
Dampak Perubahan Iklim 3
Sumber air berkurang Perubahan pola curah hujan juga menurunkan ketersediaan air untuk irigasi dan sumber air bersih. Di pulau Lombok dan Sumbawa antara tahun 1985 dan 2006, jumlah titik air menurun dari 580 menjadi hanya 180 titik. ‘jeda musim’- kekeringan panjang selama musim penghujan – yang kini menjadi makin sering, menimbulkan gagal panen. Banyak sungai yang makin dangkal seperti Sungai Ular (Sumatra Utara), Tondano (Sulawesi Utara), Citarum (Jawa Barat), Brantas (Jawa Timur), Ciliwung-Katulampa (Jawa Barat), Barito-Muara Teweh (Kalimantan Tengah), serta Larona-Warau (Sulawesi Selatan). Di wilayah pesisir, berkurangnya air tanah disertai kenaikan muka air laut telah memicu intrusi air laut ke daratan .
13
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penataan Ruang
14
Analisis 1. Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim
2. Pengertian Mitigasi 3. Pengertian Adaptasi 4. Kaitan Perubahan Iklim dengan Tata Ruang 5. Adaptasi dalam Perencanaan Wilayah dan Kota 6. Strategi dalam Perencanaan Wilayah dan Kota
15
Upaya Mengurangi Perubahan Iklim
Upaya untuk mengurangi perubahan iklim dilakukan dengan cara mitigasi dan adaptasi melalui kontrol dan penetapan kebijakan. Dampak Respon Adaptasi Mitigasi Perubahan dan Variabilitas Iklim Sumber : Santoso, 2006
16
Dasar – Dasar Pemikiran Tentang Adaptasi
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan, mengingat rentannya Indonesia terhadap dampak perubahan iklim dan rendahnya kapasitas dalam beradaptasi. Strategi adaptasi terhadap perubahan iklim harus segera disusun dan diadopsi dalam strategi pembangunan nasional. Rancangan tersebut memerlukan pengarus-utamaan (mainstreaming) dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan yang bersifat lintas sektoral (antar departemen). Arah dan kegiatan adaptasi memerlukan konsistensi dari seluruh jenjang lembaga pemerintah yang terkait.
17
Mitigasi Mitigasi yakni upaya yang dilakukan mulai dengan menghentikan dari sumbernya. (imam s. ernawi) Upaya mitigasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyerapan karbon dan pengurangan emisi gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfir yang berpotensi menipiskan lapisan ozon. Upaya mitigasi difokuskan pada penggunaan energi, dimana kebijakan energi menggunakan energi terbarukan yang semula hanya 5% sekarang menjadi 17%. Upaya mitigasi lainnya adalah dibidang LULUCF (Land Use, Land Use Change, Forestry). Menurut data Departemen Kehutanan pada tahun 2007 luas hutan di Indonesia hingga 120,35 juta Ha. Dari luasan tersebut 53,9 juta ha diantaranya terdegradasi.
18
Adaptasi Adaptasi adalah berbagai tindakan penyusuaian terhadap kondisi perubahan iklim adaptasi yakni menyesuaikan segala aktivitas kehidupan terhadap terjadinya dampat negatif terhadap lingkungan. Skema tersebut dapat dilakukan antara lain dengan menjaga hutan, menggunakan energi dan memproduksi barang ramah lingkungan serta mengelola buangan limbah industri. Upaya adaptasinya adalah mengembangkan pola pembangunan yang tahan terhadap perubahan iklim dan gangguan iklim ekstrim. Hingga saat ini kegiatan adaptasi difokuskan pada area-area yang dianggap rentan terhadap perubahan iklim yaitu : daerah pantai, sumber daya air, pertanian, kesehatan masyarakat, dan infrastruktur.
19
Keterkaitan Dengan Perencanaan Wilayah
isu perubahan iklim bukan-lah isu lingkungan hidup semata, tetapi telah menjadi isu pembangunan secara global Penataan ruang merupakan alat untuk mencapai tujuan pembangunan. para perencana ruang dapat mengakomodasi berbagai isu perubahan iklim untuk diintegrasikan ke dalam kebijakan, perencanaan dan program penataan ruang di setiap wilayah. penataan ruang juga perlu melakukan re-orientasi pendekatan penataan ruang yang lebih ramah lingkungan dengan pertimbangan daya dukung dan daya tampung sumber daya alam dan lingkungan yang komprehensif. Penataan ruang yang berpihak pada lingkungan hidup perlu ditegakkan bersama. Hal ini dapat dicermati dari keberadaan lahan-lahan produktif dan kawasan buffer zone berada dalam ancaman akibat konversi lahan secara besar-besaran untuk kepentingan penyediaan lahan. Diperkirakan sekitar 15 ribu – 20 ribu ha per tahun lahan pertanian beririgasi beralih fungsi menjadi lahan non pertanian
20
Keterkaitan Dengan Perencanaan Wilayah
”UU Penataan Ruang mengatur zonasi kawasan di Indonesia. Yakni kawsan lindung dan kawasan budidaya. Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota harus membuat RTRW untuk menciptakan kawasan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Serta, meminimalisasi dampak dari perubahan iklim,” kata Imam. Masalah jangka panjang bagi Indonesia dalam kerangka perubahan iklim adalah bagaimana kebijakan dan ketentuan yang ada mampu menjawab setiap persoalan. Peraturan dan kebijakan yang dibuat harus mampu menjamin perbaikan kondisi sosial ekologis. Karena itu, keselarasan dan kebaruan kerangka kebijakan dan peraturan pengelolaan tata ruang akan menentukan keberlanjutan rencana aksi tersebut. Dalam konteks perubahan iklim dan tata ruang, penegakan hukum adalah kebijakan pendukung. Dengan aturan yang jelas dan tegas, deforestasi dan degradasi yang diakibatkan manusia bisa dikurangi, polusi yang disengaja bisa ditekan, dan konservasi energi bisa dilanjutkan.
21
Adaptasi Dalam Hal Perencanaan Wilayah dan Kota
Adaptasi di wilayah pesisir Membuat perlindungan – Untuk perlindungan, pilihan yang tampaknya paling meyakinkan barangkali adalah Membuat tanggul di laut, namun selain sangat mahal tindakan ini dapat memberikan efek samping seperti erosi dan sedimentasi. Pemerintah berperan dalam menetapkan ‘sempadan pantai’ yang mempersyaratkan pembangunan baru dilakukan dalam jarak tertentu dari sisi laut.
22
Adaptasi dalam penyediaan air :
Terdapat kawasan perlindungan dibawahnya yaitu untuk menjaga kelestarian hutan dengan maksud dapat menjamin pasokan air Didalam perencanaan tata ruang ditetapkan kawasan lindung perlindungan setempat yang berfungsi untuk melindungi sumber – sumber air sebagai supply bagi kebutuhan masyarakat perlu mempertimbangkan berbagai persoalan seperti penggundulan hutan, pengelolaan air untuk irigasi dan hubungan menggunakan ‘infrastruktur ramah lingkungan’ seperti saringan pasir dan pengelolaan air limbah dengan tanaman rawa (wetlands). Adaptasi Dalam Pengelolaan Bencana : Intinya perencanaan wilayah menetapkan kawasan rawan bencana, jalur evakuasi, dan lokasi evakuasi
23
Pengarusutamaan Perubahan Iklim Ke dalam Agenda Pembangunan Nasional
24
Prioritas Nasional dan Rencana Aksi
25
Strategi Menghadapi Perubahan Iklim di Indonesia
26
Strategi Mitigasi Mendorong perwujudan 30 % dari luas wilayah kota untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam rangka pengendalian iklim mikro, serta pengalokasian lahan parkir air dan resapan; Mendorong perwujudan 30 % dari luas Daerah aliran Sungai (DAS) untuk hutan lindung dan kawasan konservasi dalam rangka pengendalian fungsi ekosistem; Mengarahkan pembentukan struktur dan pola ruang kawasan perkotaan yang lebih efisien (menghindari terjadinya urban/sub-urban sprawling); Menorong pemanfaatan transportasi publik untuk mendukung kebutuhan pergerakan orang dan barang/jasa/logistik yang dituangkan dalam produk-produk RTRW
27
Mengarusutamakan konsep ekonomi rendah karbon dalam penyelenggaraan penataan ruang
Pengembangan konsep ecological footprint dalam penataan ruang Clean Development Mecanism merangsang pembangunan berkelanjutan Perlunya tindakan dini (Kemampuan beradaptasi, menghindari kerugian ekonomi,
28
Strategi adaptasi terhadap perubahan iklim
Mengendalikan terjadinya urbanisasi masif (termasuk industrialisasi) dan migrasi dari kawasan perdesaan ke kawasan perkotaan; Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar yang berada pada kawasan rawan bencana iklim (tsunami, kenaikan muka air laut, banjir repetitif, serangan angin topan/siklon, dsb); Meningkatkan kapasitas adaptasi kota/kabupaten/kawasan dengan mengutamakan kearifan lokal Penyediaan akses dan pengolahan terhadap data dan informasi terkait perubahan iklim terhadap tata ruang Identifikasi wilayah (kabupaten/kota) yang mengalami dampak perubahan ik;lim
29
Peningkatan kapasitas kelembangaan
Pengarusutamaan konsep kota dan peran masyarakat yang memiliki daya tahan terhadap dampak perubahan iklim (Climate Change resilience) Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim (adanya kenaikan suhu, dapat memasang AC, adanya kenaikan permukaan laut, dapat pindah ke daerah yang kurang rentan untuk melindungi risiko banjir) Wawasan dari Bahaya Mitigasi Perencanaan (perencaan mitigasi , tanggap darurat, dan rekonstruksi) Alat Adaptasi, Pendekatan, dan Waktu (mengidentifikasi alat yang tepat seperti: membangun tanggul untuk melindungi infrastruktur penting, melakukan penghijauan untuk menahan gelombang panas) Hambatan untuk Adaptasi (ketidakjelasan siklus iklim, mengevaluasi kebijakan, kegagalan koordinasi, batas kewenangan kelembangan)
30
Kebijakan Terkait Perubahan Iklim
Untuk Mewujudkan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang, ditetapkan kebijakan seperti : melaksanakan konservasi suaka alam, kawasan lindung, dan pengembangan ruang terbuka untuk keseimbangan ekologi di Jakarta penurunan emisi gas rumah kaca sebagai upaya antisipasi pemanasan global dan perubahan iklim Untuk mencapai penurunan resiko bencana, ditetapkan kebijakan, seperti : mengembangkan prasarana dan sarana pengurangan resiko bencana alam meningkatkan adaptasi dan mitigasi terhadap ancaman pemanasan global dan perubahan iklim serta peningkatan resiko bencana lainnya. Mengarahkan pemanfaatan kawasan bencana untuk kegiatan budu daya yang mempunyhai daya adaptasi tinggi (Mengembangkan kawasan Pantai Utara (Pantura), Meningkatkan penyediaan ruang terbuka baru, Menyempurnakan Peraturan Perlindungan daerah mengenai bangunan dan lingkungan sesuai ancaman bahaya bencana).
31
Tantangan Yang Mendasar
Kebijakan yang dapat dilakukan antara lain: Dalam pengembangan kawasan budidaya (seperti : pertanian), RTRWN mengatur kriteria dan pola pengelolaan kawasan Pemetaan kawasan pusat-pusat kegiatan dan kawasan strategis yang rawan terkena dampak perubahan iklim Adanya regulasi pemanfaatan ruang Mendefinisikan "peran kunci, tanggung jawab, hubungan dan output” Mengidentifikasi bagaimana para pemangku kepentingan dapat terlibat Menjelaskan bagaimana strategi regional lainnya harus terkait Menyarankan bagaimana keberlanjutan harus praktis dinilai; dan Mengartikulasikan prinsip-prinsip untuk memantau kinerja dan review.
32
Tindakan Selanjutnya Seluruh stakeholder harus memahami fenomena dampak dari perubahan iklim yang terjadi. Bagaimanapun, kesadaran semua pemangku kepentingan adalah kunci bagi upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dalam perencanaan mengkombinasikan antara kebijakan top down dengan konsesus (yaitu pertimbangan teknis dengan kesepakatan masyarakat). Stakeholder juga harus memiliki database yang mengintegrasikan sektor-sektor yang terkait seperti transportasi, pertanian, industri, penggunaan lahan untuk menentukan hasil yang berkelanjutan. Memiliki komitmen jangka panjang dari para pengguna sistem transportasi, energi, produksi, perumahan, dll terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Terkait realitas perubahan iklim yang terjadi, sehingga dapat membangun kesepakatan yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
33
Kesimpulan Perubahan iklim telah terjadi sejak lama yaitu pada masa revolusi industri Perubahan iklim terjadi karena aktifitas manusia yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan kuantitas Gas Rumah Kaca secara global. Dampak dari perubahan iklim dapat terjadi pada akan menimbulkan kerusakan infrastruktur dan perumahan, menitikberatkan pada utilitas pubik dan layanan darurat, fluktuasi populasi hama dan peningkatan kejadian penyakit, kerusakan tanaman, dan kehilangan barang Perencanaan tata ruang berperan penting dalam mengurangi dampak perubahan iklim melalui kebijakan, strategi, dan program yang akan dilaksanakan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.