Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSonny Cahyadi Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Oleh: Atika Silma Nabila 12/335277/SA/16738
Analisis Sastra Pop - Analisis Tema, Penokohan, dan Bahasa Pada Novel “99 Cahaya di Langit Eropa” Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra Oleh: Atika Silma Nabila 12/335277/SA/16738
2
Sinopsis Diceritakan dalam novel tersebut, Hanum serta suaminya mendapat kesempatan tinggal di Wina, Austria selama tiga tahun. Hanum, tokoh utamanya bertemu dengan Fatma, seorang imigran asal Turki dalam kelas bahasa Jerman. Fatma adalah muslimah yang berpengetahuan luas, terutama menyangkut sejarah Islam. Mereka menjadi sahabat yang dekat, hingga suatu ketika mereka berdua berjanji untuk melakukan perjalanan ke negara-negara yang pernah menjadi pusat kekuasaan Islam. Sayangnya, Fatma tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar. Hanum tetap bertekad akan mewujudkan keinginan mereka mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Paris, Cordoba dan Granada, hingga Istanbul. Di setiap negara, ia bertemu dengan orang-orang yang memperkenalkan Islam lebih mendalam melalui peninggalan-peninggalan sejarah di Eropa. Ia menjadi sadar bahwa damai adalah jalan yang terbaik untuk mengenalkan Islam pada dunia.
3
Analisis tema Novel “99 Cahaya di Langit Eropa” merupakan novel perjalanan serta sejarah napak tilas masa puncak kejayaan hingga jatuhnya kekuasaan Islam, serta kehidupan umat Islam saat ini di bumi Eropa. Tema utama dari novel ini adalah perjalanan spiritual mencari jati diri serta mengenal Islam dari sudut yang berbeda.
4
Setelah 750 tahun bertahan, kejayaan Islam di Eropa mengalami keruntuhan. Beberapa penyebabnya antara lain penaklukan terhadap suatu wilayah dengan jalan kekerasan. Ini menjadi bumerang bagi perkembangan Islam sendiri. Selain melalui jalan kekerasan, keruntuhan Islam juga terjadi karena tidak seimbangnya ilmu pengetahuan dan agama. Atas dasar dua hal inilah penulis ingin menanamkan pesan agar menyebarkan Islam hendaknya melalui jalan damai. Selain itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan menjalankan agama adalah dua hal yang sama pentingnya.
5
Melalui tema tersebut, penulis juga menggambarkan bagaimana kaum minoritas menjalankan agama Islam di Eropa. Banyak sekali peristiwa yang menunjukkan kurangnya toleransi antara manusia, apalagi di tengah budaya sekulerisme, hedonisme, serta pragmatisme yang terutama dianut masyarakat Eropa. Mereka memandang agama Islam dengan sebelah mata. Namun pada akhirnya, penulis dapat belajar dari perjalanannya serta sahabat yang ditemuinya bahwa dengan menjadi agen muslim yang baik, yaitu dengan menebarkan nilai-nilai kemanusiaan dan menebarkan perdamaian, secara perlahan mereka yang tidak menghargai Islam dapat tersadar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamiin.
6
Analisis penokohan Hanum adalah penulis sekaligus tokoh utama yang menceritakan perjalanannya menyusuri Eropa. Ia menggambarkan suasana hatinya dengan sangat detil. Begitu juga dengan gambaran tokoh-tokoh lain melalui sudut-pandangnya. Rangga adalah suami Hanum sekaligus teman perjalanannya. Peran Rangga tidak begitu dominan. Ia memiliki sekilas peristiwa yang diceritakan melalui Hanum . Fatma adalah sahabat Hanum yang tinggal di Wina, dialah yang memantik Hanum mengadakan perjalanan ke negara-negara Eropa. Ia juga yang mengajarkan Hanum melihat Islam dari sisi yang damai tanpa paksaan.
7
Marion adalah seorang mua’alaf yang ditemuinya di Prancis
Marion adalah seorang mua’alaf yang ditemuinya di Prancis. Latar belakangnya yang belajar mengenai Islam abad pertengahan, membuat perjalanan Hanum selama di Paris semakin tak terduga. Ia mendapat penjelasan mengenai sejarah serta peninggalan Islam yang belum terungkap seluruhnya. Sergio tour guide yang ditemuinya di Spanyol. Ia bukan seorang muslim, namun ia dengan jujur menjelaskan sejarah-sejarah yang terjadi di Cordoba.
8
Analisis bahasa Penulis menggunakan bahasa yang mengalir serta mudah dipahami. (“Kau pernah melihat kecantikan kota Wina dari atas gunung, Hanum ? Kalau belum, esok selesai kelas kau harus melihatnya!”) Banyak petikan-petikan bijak yang membuat pembaca merenungkan maknanya kembali. (Islam adalah penyerahan diri sepenuhnya pada Allah. Pergi dan kembali hanya untuk-Nya) Penulis mampu memilih diksi yang baik sehingga tercipta kalimat yang indah. (Kau dan aku berbeda, tapi senyuman kita bermakna sama) Latar belakang penulis adalah seorang jurnalis sehingga memungkinkan tulisannya memuat sejarah serta pengetahuan yang luas. (Itulah mengapa Averroes disebut sebagai Bapak Renaissance orang Eropa)
9
Terdapat kutipan-kutipan dalam beberapa bahasa.
Bahasa Jerman: “Magst du Schokolade” (maukah kau coklat?) Bahasa Prancis: “Tu dois être hanum et tu dois être Rangga (apakah kamu Hanum dan kamu Rangga?) Bahasa Arab: Al-’ilmu murrun syadidun fil bidayah, wa ahla minal ‘asali fin-nihayah Bahasa Inggris: “Nice veil”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.