Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

COMMON MISTAKES IN WRITING THESES OR DISSERTATIONS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "COMMON MISTAKES IN WRITING THESES OR DISSERTATIONS"— Transcript presentasi:

1 COMMON MISTAKES IN WRITING THESES OR DISSERTATIONS

2 KOMPONEN UTAMA SEBUAH PROPOSAL TESIS ATAU DISERTASI
1. Latar belakang masalah untuk mengantarkan adanya masalah yang hendak diteliti 2. Identifikasi masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah 3. Arti penting dan tujuan penelitian 4. Kajian penelitian terdahulu dan kajian teori 5. Hipotesis atau temuan awal 6. Metodologi: pendekatan, pengumpulan data, dan analisis 7. Sistimatika pembahasan

3 MENCARI TEMA , TOPIK DAN JUDUL PENELITIAN
Perlu dibedakan antara tema, topik, dan judul penelitian. Topik penelitian itu tak terbilang banyaknya, tetapi perlu dipikirkan prioritasnya. Topik penelitian ada yang bersifat praktis (practical concerns) dan ada yang bersifat ilmiah (scientific or intellectual interest). Untuk jenis kedua, ada topik yang sudah banyak memiliki teori dan ada pula yang belum atau belum banyak memiliki teori. Dalam memilih topik penelitian, seorang peneliti selalu dipengaruhi oleh minat pribadinya, baik berbentuk kecenderungan maupun penilaian (personal inclinations and value judgments). Ini disebut latar belakang peneltian subyektif. Selain itu ada pula latar belakang penelitian yang bersifat obyektif (universal), karena adanya problem obyektif dalam masyarakat atau karena telah adanyua sejumlah penelitian yang mendahuluinya.. Suatu topik penelitian yang baik bukanlah yang bersih dari latarbelakang subyektif itu, melainkan yang menyadari adanya latar belakang subyektif itu dan mengetahui dari sudut mana akan mengganggu obyektifitasnya.

4 PENGGUNAAN BAHASA YANG JELAS DAN MASALAH LINIARITAS
Suatu judul penelitian harus menggunakan bahasa yang jelas dan lugas, terfokus dan tidak memberikan celah-celah ambiguitas konseptual. Suatu judul penelitian hendaknya secara konseptual mewakili wilayah keahlian penelitinya. Untuk itu diutamakan adanya liniaritas dengan keahlian S1 dan S2 nya. Jika hal itu nampak sulit maka harus dicari kaitan antara keahlian yang berbeda-beda itu. Dengan demikian keahlian S3 = keahlian S1 x keahlian S2. Jangan sampai terjadi keahlian S3 = kelanjutan keahlian S2 dengan membuang keahlian S1, atau kelanjutan keahlian S1 dengan membuang keahlian S2.

5 CONTOH-CONTOH JUDUL DISERTASI YANG TIDAK JELAS DAN TIDAK LUGAS
KAIDAH-KAIDAH BAHASA ARAB DAN RELEVANSINYA DALAM MEMAHAMI AYAT-AYAT AL-QURAN (1997). KONSEP ZIKIR ALLAH DALAM AL-QURAN DAN URGENSINYA BAGI MASYARAKAT MODERN (2002). PENDIDIKAN ISLAM (KAJIAN SEJARAH ZAMAN SPANYOL ISLAM) KONSEP PEMIDANAAN DALAM ISLAM DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA DI NEGARA HUKUM INDONESIA (2007)

6 MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN (Formulating the research problem)
Dengan telah diperolehnya suatu topik, seorang peneliti belum berarti dapat langsung mungumpulkan data dan menganalisanya. Ia harus merumuskan masalahnya (pokok masalahnya) terlebih dahulu, sehingga menjadi konkrit dan explisit (concrete and explicit). Merumuskan masalah penelitian adalah langkah pertama yang bersifat ilmiah, meskipun minat si peneliti awalnya bersifat subyektif. Untuk merumuskan masalah diperlukan pengamatan langsung, membaca literature yang ada, dan berdiskusi dengan orang-orang yang ahli atau berpengalaman mengenai topik yang diminati itu.

7 LANGKAH-LANGKAH PERUMUSAN MASALAH
Langkah pertama ialah menemukan masalahnya , maksudnya masalah yang memerlukan pemecahan. Biasanya masalah itu berupa gap antara harapan dan kenyataan atau antara yang telah diopahami dan belum diapahami. Menentukan originalitas dari masalah itu. Langkah berikutnya mempertimbangkan manageabality of the study (long terms versus short term, the size of the study, and the selection of certain aspects of the topic). Pembatasan masalah dilakukan dengan membatasi: tema atau konsepnya, termasuk scope masalahnya, lokasinya, dan waktunya.

8 PENTINGNYA REVIEW HASIL PENELITIAN TERDAHULU (BUKAN BUKU DARAS)
1. Memetakan apa yang telah diteliti 2. Memetakan apa yang belum diteliti 3. Memilih dan menetapkan apa yang akan kita teliti setelah mengetahui peta masalah yang belum diteliti. 4. Menunjukkan arti penting penelitian kita bagi bangunan teori dalam bidang ilmu itu 5. Memperlihatkan persamaan dan perbedaan studi kita dengan studi-studi terdahulu itu.

9 MERUMUSKAN HIPOTESA Umumnya penelitian memerlukan hiopotesa, kecuali dalam penelitian grounded dimana hipotesa dibangun bukan sebelum penelitian dimulai melainkan setelah data mulai terkumpul. Hipothesa ialah pernyataan tentative yang dibuat untuk menjadi kesimpulan atau untuk diuji konsekwensi logis dan empiriknya (hypothesis is a tentative proposition made in order to draw out or test its logical and empirical consequences). Hipotesis dapat dibangun atas dasar intuisi atau data/hasil penelitian sebelumnya. Hasil pembuktian hipotesis jenis pertama biasanya hanya akan menjadi kesimpulan terisolasi dari bangunan besar ilmu yang bersangkutan. Sebaliknya hipotesis yang kedua, akan berkontribusi terhadap bangunan ilmu yang bersangkutan. Hipotesis berfungsi: a. Membimbing jenis data apa yang perlu dikumpulkan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian; dan b. Menjadi acuan untuk menganialisis data yang terkumpul secara efisien.

10 PEMBATASAN KONSEP Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian teramati atau fakta (a concept is an abstraction of observed events or variety of facts). Sebagian konsep bersifat sederhana dan menunjuk langsung arti yang dimaksud, seperti: rumah, gedung, dll. Sebagian konsep lainnya seperti tingkah laku, motivasi, dll. bersifat tidak langsung menunjuk artinya melainkan meminta tingkat abstrajksi yang lebih tinggi sehingga biasa disebut konstruk (other concepts are inferred from a higher level of abstraction from concrete events and may be referred to as constructs as they are constructed from concepts at lower level of abstraction). Konsep jenis kedua perlu didefinisikan secara abstrak untuk memperlihatkan keterkaitan konsep itu dengan bangunan ilmu yang bersangkutan, dan secara operasional untuk mengarahkan data yang perlu dikumpulkan (operasionalisasi konsep).

11 PEMBUATAN DEFINISI KERJA ATAU PENYUSUNAN INDIKATOR
Suatu konsep yang telah dibatasi artinya, masih perlu dijabarkan lagi sehingga meminta dikumpulkannya data tertentu. Untuk ini perlu dibuat indicator, yaitu sejumlah kriteria yang secara bersama-sama akan dianggap sebagai mewakili konsep yang dimaksudkan. Ketepatan atau kejelian atau validitas penyusunan indikator sangat dipengaruhi oleh kekuatan logika dan keluasan bacaan teoritik peneliti .

12 MENGHUBUNGKAN TEMUAN DENGAN BANGUNAN ILMU YANG ADA (Contribution to knowledge)
Ada dua hal yang tidak boleh dilupakan dalam menilai hasil suatu penelitian: Pertama, konfigurasi unik dari obyek penelitiannya (kesimpulan khusus tentang obyek penelitian, substantive theory). Kedua, hasil generalisasi teoritik yang dapat diangkat dari obyek itu (generalizability of the facts untuk membangun formal theory).

13 PEMBATASAN LOKASI DAN WAKTU
Dalam pembatasan penelitian, selain pembatasan konsep, diperlukan pula pembatasan tempat dan waktu.

14 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Pembedaan data primer dan data sekunder. Sumber data dan cara pengumpulan data Kisi-kisi data yang perlu dikumpulkan. Analisis data perlu dijealaskan data yang mana akan dianalisis dengan cara bagaimana. Analisis mengambil salah satu atau gabungan beberapa bentuk berikut ini: deskriptif (mengurai-urai), ,tipologisasi (mengelompok-kelompokan), comparative (membanding-bandingkan), dan menghubungkan antar variable (correlasi).


Download ppt "COMMON MISTAKES IN WRITING THESES OR DISSERTATIONS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google