Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BELAJAR MANDIRI MATERI TUTORIAL 1

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BELAJAR MANDIRI MATERI TUTORIAL 1"— Transcript presentasi:

1 BELAJAR MANDIRI MATERI TUTORIAL 1

2 PENDAHULUAN Sebagai mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri, atas prakarsa atau inisiatif sendiri, dengan cara: Belajar sendiri atau berkelompok Dalam kelompok besar/kecil Menggunakan Bahan Ajar khusus Memanfaatkan perpustakaan Multi media (audio/vide, TV, Internet) Mampu mengatur waktu secara efisien

3 KONSEP BELAJAR MANDIRI
Belajar penuh inisisatif Dengan atau tanpa bantuan orang lain Mengetahui kapan perlu bantuan orang lain Memaksimalkan pemanfaatan media

4 KENDALA DLM BELAJAR MANDIRI
Beberapa hal yang mungkin jadi kendala dlm belajar mandiri antara lain. Tidak disiplin dlm pengaturan waktu dan frekuensi belajar Kecepatan dan kemampuan memahami isi bacaan rendah Tidak menguasai tekhnologi informasi, sehingga sulit mengakses sumber belajar Rendahnya motivasi belajar Kurangnya komunikasi antar mahasiswa dan pihak penyelenggara pendidikan

5 TUTORIAL Tutorial merupakan kegiatan belajar di mana mhs belajar mandiri di bawah bimbingan tutor Dapat dilakukan berdasarkan permintaan mahasiswa (ATPEM) Dilaksanakan sesuai dengan fasilitas UT ( 8 kali dlm 1 smester untuk jurusan PENDAS) Tugas tutorial memberi sumbangan maksimal 50% thd nilai akhir (TTM), atau 30% (TUTON) Nilai tugas tutorial akan diperhitungkan jika skor UAS minimal 30.

6 JENIS-JENIS TUTORIAL TUTORIAL TATAP MUKA (TTM)
TUTORIAL TERTULIS MELALUI SURAT TUTORIAL MELALUI RADIO, TELEVISI DAN MEDIA MASSA TUTORIAL LEWAT INTERNET (TUTORIAL ELEKTRONIK, WEB PAGE, COMPUTER AIDED INSTRUCTION )

7 RUANG LINGKUP MATERI KULIAH
Merupakan matakuliah pengantar yang akan membahas tentang hakikat anak berkebutuhan khusus (ABK), dampak dan kebutuhan pendidikannya Dengan berbagai sebab, kemungkinan ada ABK yang belajar di SD biasa Setelah lulus mata kuliah ini guru SD diharapkan mampu memberi layanan pendidikan terhadap ABK yang belajar di SD biasa

8 MATERI MODUL DAMPAK KEBERBAKATAN BAGI ANAK DAN PENDIDIKANNYA
HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS HAKIKAT PENDDIDIKAN BAGI ABK DAMPAK KEBERBAKATAN BAGI ANAK DAN PENDIDIKANNYA DAMPAK KETUNANETRAAN BAGI ANAK DAN PENDIDIKANNYA DAMPAK KETUNARUNGUAN DAN GANGGUAN KOMUNIKASI BAGI ANAK DAN PENDIDIKANNYA DAMPAK KETUNAGRAHITAAN DAN PENDIDIKANNYA DAMPAK TUNADAKSA DAN TUNALARAS BAGI ANAK DAN PENDIDIKANNYA DAMPAK KESULITAN BELAJAR BAGI ANAK DAN PENDIDIKANNYA LAYANAN BAGI ANAK ABK YANG ADA DI SD BIASA

9 HAKIKAT PENDIDIKAN KHUSUS MATERI TUTORIAL 2

10 Pendidikan Khusus adalah Pendidikan yang ditujukan bagi peserta didik yang memiliki kekhususan tertentu

11 DEFINISI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ADALAH ANAK YANG KARENA KONDISI FISIK, EMOSIONAL, MENTAL, SOSIAL, DAN/ATAU MEMILIKI KECERDASAN /BAKAT ISTIMEWA SEHINGGA MEMERLUKAN BANTUAN KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN

12 Istilah-istilah lain (menurut WHO)
Disability (keterbatasan kemampuan yg dihasilkan dari impairment) Impairment (kehilangan/ketidaknormalan dlm hal psikologis atau struktur anatomi atau fungsinya) Handicap (hambatan pemenuhan peran yang normal pada individu yang dihasilkan dari impairment atau disability). *Dalam kuliah ini akan menggunakan istilah anak berkebutuhan khusus (ABK)

13 Penyebab Munculnya Kebutuhan Khusus Dampak Kekhususan
Berdasarkan masa kemunculan ada tiga jenis penyebab, yaitu: penyebab prenatal, perinatal, dan postnatal. Berdasarkan agen pembawa, pada dasarnya penyebabnya dapat dibagi dua, yaitu penyebab bawaan (turunan) dan dapatan. Bagi anak; kekhususan akan mempengaruhi perkembangannya dan berdampak selama hidupnya. Keluarga; bervariasi, namun pada umumnya keluarga merasa shok dan tidak siap menerima kekhususan Masyarakat; menyediakan layanan, fasilitas yang dibutuhkan oleh ABK tersebut.

14 JENIS KEBUTUHAN KHUSUS
Dikelompokkan berdasarkan bidang yang mengalami penyimpangan & arah penyimpangan. Berdasarkan bidang penyimpangan dikenal penyimpangan dalam kemampuan anak berbakat dan anak tunagrahita), penyimpangan karena hambatan sensori (indera), anak berkesulitan belajar dan mengalami gangguan komunikasi, penyimpangan perilaku, dan penyimpangan ganda. Berdasarkan arah penyimpangan, dikenal penyimpangan di atas normal yaitu anak berbakat, dan penyimpangan di bawah normal yang terdiri dari tunanetra, tunarungu, gangguan komunikasi, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, anak berkesulitan belajar, dan tunaganda

15 Kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus
KEBUTUHAN FISIK/KESEHATAN KEBUTUHAN SOSIAL EMOSIONAL SARANA DAN PRASARANA LAYANAN KESEHATAN SECARA KHUSUS BERINTERAKSI DENGAN LINGKUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

16 ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
KEBUTUHAN PEMDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SESUAI DG TINGKAT KEKHUSUSAN PELATIHAN KETERAMPILAN/BIMBINGAN KARIR PELAYANAN OLEH PARA AHLI (PSIKOLOG, TERAPIST, DLL

17 Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus materi tutorial 3

18 Pengertian anak berkebutuhan khusus Di Indonesia
Pelayanan  suatu jasa yang diberikan oleh seseorang atau satu lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenal dan diidentifikasi dari kelompok anak pada umumnya. Dengan identifikasi yang tepat guru dapat memberikan bantuan pelayanan yang sesuai untuk mendukung dan menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

19 SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS
Abad Pendidikan anak tunarungu di Spanyol Tahun Sekolah anak tunarungu-wicara di Amerika Tahun Sekolah tunanetra di Amerika Tahun Institut Tunanetra di Bandung Tahun Penyelenggaraan PLB di Indonesia

20 Bentuk & Jenis Layanan bagi abk
Pelayanan Segresi (Terpisah) Memisahkan ABK dari anak normal ABK memiliki rasa senasib sehingga lebih akrab Keinginan untuk bersaing lebih tinggi Pelayanan Integrasi (Terpadu / Inklusi) ABK bersekolah dengan anak normal di sekolah biasa. ABK dapat menghayati dunia yang sama dengan anak normal, dan sebaliknya.

21 Model Pelayanan Pendidikan Inklusi di Indonesia
Kelas reguler (inklusi penuh) Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain (normal) sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama. Kelas reguler dengan cluster Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler dlm kelompok khusus. Kelas reguler dengan pull out Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.

22 Kelas reguler dengan cluster dan pull out Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang sumber untuk belajar dengan guru pembimbing khusus. Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian Anak berkebutuhan khusus belajar dalam kelas pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler. Kelas khusus penuh Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler.

23 Landasan Berdirinya Sekolah Inklusi
Landasan yuridis internasional Deklarasi Salamanca (UNESCO, 1994) oleh para menteri pendidikan se-dunia.Penegasan kembali atas Deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 & berbagai deklarasi lajutan yang berujung pada Peraturan Standar PBB tahun 1993 tentang kesempatan yang sama bagi individu berkelainan memperoleh pendidikan sebagai bagian integral dari system pendidikan ada.

24 Landasan Yuridis di Indonesia
UU Nomor 20 Tahun Sistem Pendidikan Nasional, yg dalam penjelasannya menyebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkelainan atau memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara inklusif atau berupa sekolah khusus. Landasan Pedagogis Pada pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2003, menyebutkan tujuan pendidikan nasional adl berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab (individu yang mampu menghargai perbedaan dan berpartisipasi dalam masyarakat).

25 Landasan empiris National Academy of Sciences (Amerika Serikat)  Klasifikasi dan penempatan anak berkelainan di sekolah, kelasatau tempat khusus tidak efektif dan diskriminatif. Carlberg dan Kavale (1980) terhadap 50 buah penelitian, Wang dan Baker (1985/1986) terhadap 11 buah penelitian, dan Baker (1994) terhadap 13 buah penelitian menunjukkan bahwa pendidikan inklusif berdampak positif, baik terhadap perkembangan akademik maupun sosial anak berkelainan dan teman sebayanya.

26 ANAK BERBAKAT Anak berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal, baik dalam kemampuan intelektual maupun nonintelektual maupun nonintelektual. MATERI TUTORIAL 4

27

28 DAMPAK KEBERBAKATAN ASPEK SOSIAL/EKONOMI ASPEK KESEHATAN
ASPEK AKADEMIK tidak puas dengan kelompok sebaya kebosanan terhadap pengajaran reguler kecenderungan menyendiri ASPEK SOSIAL/EKONOMI ketidakstabilan perkembangan emosi sulit dalam menyesuaikan diri ASPEK KESEHATAN kesehatan lebih baik dari pada anak seusianya koordinasi gerak lebih bagus

29 CIRI-CIRI ANAK BERBAKAT
TINGKAT KECERDASAN JAUH DI ATAS RATA- RATA MEMILIKI KREATIVITAS YANG TINGGI MEMILIKI TANGGUNG JAWAB YANG TINGGI

30 KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT DARI SISI ANAK
peluang untuk mengoptimalisasi potensi otak peluang untuk berinteraksi dengan teman sebaya peluang untuk mengembangkan kreativitas KEPENTINGAN MASYARAKAT perlunya layanan pendidikan secara khusus pengembangan sumber daya manusia fasilitas lingkungan yang menunjang pelatihan sesuai dengan bakatnya

31 JENIS LAYANAN PENDIDDIKAN ANAK BERBAKAT
PERSIAPAN Untuk menentukan jenis layanan perlu identifikasi keberbakatannya agar jenis layanan yang diberikan sesuai dengan bakat yang dimiliki IMPLEMENTASI LAYANAN Perlu layanan khusus dalam program pembelajaran STRATEGI PEMBELAJARAN Strategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan kemampuan anak berbakat

32 ANAK TUNADAKSA & TUNALARAS
Materi 5a PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA & TUNALARAS

33 PENGERTIAN Tunadaksa (penyandang cacat jasmani )bentuk kelainan/kecacatan pd sistem koordinasi, komunikasi,adaptasi, mobilitasi, & gangguan perkembangan keutuhan pribadi. Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku) anak yang mengalami kesulitan dlm penyesuaian diri& TL tidak sesuai dgn norma-norma yg berlaku dlm lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain

34 KARAKTERISTIK TUNALARAS Bersikap membangkang,
TUNADAKSA Anggota gerak tubuh Kaku/lemah/lumpuh. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali), Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa, Terdapat cacat pada alat gerak, Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam, Kesulitan pada saat berdiri/ berjalan/duduk, &menunjukkan sikap tubuh tidak normal Hiperaktif/tidak dapat tenang TUNALARAS Bersikap membangkang, Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah Sering melakukan tindakan aggresif, merusak, mengganggu Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.

35 LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA (SLB-D)
Tujuan Pengembangan Intelektual & akademik, membantu p’kembangan fisik, mematangkan aspek sosial& menyiapkan masa depan anak. Prinsip Pembelajaran Prisnsip multisensori sedapat mungkin memanfaatkan& mengembangkan indra yg ada dlm diri anak Prinsip individualisasi titik tolak layanan pendidikan adl kemampuan anak secara individual.

36 LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNALARAS (SLB-E)
Tujuan Membantu anak didik penyandang perilaku sosial dan emosi, agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam menggalakkan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan selanjutnya. Bentuk layanan pendidikan Bimbingan dan menyuluhan yang intensif di sekolah reguler atau melalui Pendidikan Terpadu dan atau kelas khusus di sekolah reguler (SD, SLTP, SMU, SMK), serta penyelengara Sekolah Luar Biasa bagian Tunalaras tanpa asrama dan atau Sekolah Luar Biasa bagian Tunalaras dengan asrama.

37 ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATERI TUTORIAL 6
PENDIDIKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATERI TUTORIAL 6

38 Definisi & Karakteristik
Kesulitan belajar atau gangguan belajar (learning disorder/LD) adalah gangguan belajar pada anak yang ditandai dengan adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dengan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai. Mereka yg tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah, meskipun kecerdasannya termasuk rata-rata, sedikit diatas rata-rata. Atau sedikit di bawah rata-rata, dan apabila kecerdasannya lebih rendah dr kondisi tersebut bukan lg termasuk learning disabilities.

39 Memiliki disfungsi minimum otak (DMO), yi; adanya penyimpangan dalam perkembangan otak yang dapat berwujud dalam berbagai kombinasi gejala gangguan seperti gangguan persepsi, pembentukan konsep, bahasa, ingatan, kontrol perhatian atau penglihatan, pendengaran, gangguan motorik, gangguan emosional, retardasi mental atau akibat lingkungan (Wright, dkk., 1985)

40 Ringkasan definisi Anak berkesulitan belajar
Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak dalam psikologis dasar sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya, untuk itu mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.

41 Klasifikasi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (development learning disabilities). Ganguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi, bahasa dan berpikir. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) Kesulitab membaca, menulis, berhitung atau matematika,

42 Faktor Penyebab Faktor organis (adanya gangguan saraf pada anak)
Genetik (keturunan) Faktor lingkungan ( guru yang tidak mempersiapkan program pengajarannya dgn baik atau kondisi keluarga yang tidak menunjang, sehingga menimbulkan kesulitan belajar pada anak)

43 Karakteristik Secara Umum
Masalah persepsi & koordinasi Mis: anak yang mengalami gangguan persepsi visual, tidak dapat memberakan kata-kata yang bentuknya mirip spt “d” dengan “b” Gangguan keterampilan mptorik halus, seperti gangguan dlm menulis & keterampilan motorik kasar, spt tidak dapat melompat & menendang bola secara tepat. Gangguan dalam perhatian & hiperaktif Disebabkan oleh sulitnya mengkonsentrasikan perhatiannya Gangguan dalam mengingat & berpikir Kurang mampu menyesuaikan diri Menunjukkan gejala sebagai siswa yang tidak aktif Pencapaian hasil belajar yang rendah

44 Karakteristik Khusus Gangguan membaca lisan
Gangguan ingatan jangka pendek Kesulitan merekam huruf; mengeja bunyi secara teratur Gangguan pemahaman Ketidakmampuan menghubungkan kata dlm kalimat&kelemahan dlm melakukan strategi, serta kekurangan dlm memahami apa yang didengar

45 Anak berkesulitan belajar, biasanya tampil kurang dewasa dibanding teman-teman seusianya dan kesulitan belajar ini juga mempengaruhi koordinasi fisik dan perkembangan emosional anak. Selain itu, anak berkesulitan belajar sulit memahami isyarat-isyarat sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. selalu mengalami kegagalan sensitif, dan tidak mudah percaya pada orang lain.

46 Bentuk kesulitan belajar anak:
kesulitan membaca (disleksia), kesulitan berbahasa (disphasia) kesulitan menulis (disgraphia). Mereka juga kesulitan orientasi ruang dan arah, misalnya sulit membedakan kiri-kanan, atas-bawah. kesulitan di bidang matematika atau berhitung (diskalkulia)

47 Layanan Bantuan Berkesulitan membaca
Melakukan asesmen terhadap kemampuan membaca (Informal reading Inventory (IRI), cloze procedure, & asesmen minat baca) Program delivery (menyerahkan kasus pada orang yang ahli di bidangnya) Program pengajaran remedi (remedial teaching)  teknik Fernald setra teknik Gillingham & Stillman.

48 Berkesulitan menulis Asesmen dilakukan untuk menemukan kesalahan anak dalam menulis (Basic School Skills Inventory-Diagnostic) Observasi pada saat anak menulis, untuk menganalisa kesalahan tulisan siswa mencakup bentuk huruf, proporsional, ukuran proporsional & kesejajaran, kualitas garis, jarak huruf, kemiringan huruf, dan kecepatan menulis. Perbaikan terhadap kesalahan anak dalam menulis dilakukan melalui pengajaran remedi yang sesuai dengan tipe kesalahannya.

49 Berkesulitan matematika
Pola kekeliruan khusus yang dilakukab anak berkesulitan berhitung faktual antara lain: Jumlah satuan & puluhan ditulis tanpa memperhatikan penempatan nilai Keseluruhan angka dijumlahkan Ketika kolom puluhan dijumlahkan, angka bilangan satuan ikut dijumlahkan dengan puluhan Angka dijumlahkan dari kiri ke kanan Setiap bulangan yang lebih kecil merupakan ppengurangan dari bilangan yang lebih besar tanpa memperhatikan penempatan nilai Melakukan peminjaman angka yang sebenarnya tidak diperlukan

50 Apabila peminjaman angka diperlukan lebih dari satu, anak tidak melakukan pengurangan bilangan pada kolom kedua Kesatuan angka hasil perkalian bilangan satuan ditambahkan pada bilangan puluhan dan diikutkan pada operasi perkalian Kesatuan angka hasil perkalian bilangan satuan, tidak ditambahkan pada hasil perkalian bilangan pilihan. Asesmen dapat menggunakan teknik diagnostik interview, tes yang disusun oleh guru itu sendiri. Pengajaran remedi harus sistematis, yaitu harus sesuai dg urutan dari tingkat konkret, semi konkret, & tingkat abstrak.

51 PELAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
Di SD Biasa MATERI TUTORIAL 7

52

53 Identifikasi & Asesmen ABK
Tujuan utama identifikasi adalah mengenal atau menemukan anak yang menyandang kekhususan dan jenis kekhususan yang disandang. Diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis dan gradasi (tingkat) kelainan anak, diantaranya adalah kelainan fisik, mental intelektual, social, emosional. Guru harus mampu mengamati anak secara cermat, dan menguasai karakteristik yang ditampilkan pleh masing-masing jenis ABK Asesmen  proses yang sistematis dengan menggunakan instrumen (alat), dengan cara formal dan informal.

54 Proses Identifikasi Melihat Gejala Observasi Cermat Dugaan

55 Teknik mengindentifikasi ABK
Teknik observasi Dapat dilakukan dengan senagaja atau tidak sengaja. Lengkapi diri dg lembar observasi yg memuat karakteristik fisik dan semua jenis sebagai indikator perilaku. Teknik wawancara wawancara dg OT siswa, teman2 siswa, atau dg guru lain. Gunakan lembar observasi sebagai acuan dan fokuskan pada data yang telah Anda peroleh karena tujuan memang untuk menguji apakah dugaan Anda benar atau salah. Tes sederhana tes tertulis atau tes perbuatan yang dibuat sendiri oleh guru.

56 Keberhasilan identifikasi tergatung dari:
banyaknya faktor, antara lain mantapnya pengetahuan guru tentang karakteristik ABK dr berbagai jenis. Kepekaan guru terhadap munculnya gejala Jika berdasarkan pengamatan, wawancara atau tes sederhana tersebut, guru menyimpulkan bahwa anak menyandang keluarbiasaan maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tingkat keluarbiasaan yang disandang (asesmen)

57 Asesmen ABK Asesmen adalah proses yang sistematis untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku anak yang berkaitan dg pendidikan, yg hasilnya akan digunakan untuk penempatan & pengembangan program pendidikan untuk anak tersebut. Asesmen ini bersifat individual, maka alat asesmen untuk setiap anak berbeda sesuai dengan dugaan keluarbiasaan sebagai hasil identifikasi.

58 KODE ETIK Selama proses asesmen ada kode etik yang harus di pegang teguh ( McLaughlin & Lewis, 1985) yi; tanpa kebocoran dlm pengadministrasian (harus cermat, akurat dlm pengumpulan info, pencatatan hasil tes, & identitas siswa) tanpa jalan pintas (langkah-langkah harus diikuti secara cermat, tidak ada langkah yang dilewati) objektif dlm memberi skor (tidak ada kecurangan) anggota tim wajib ikut dalam pertemuan yang mebahas berbagai aspek asesmen tidak diskriminatif (semua siswa harus diperlakukan sama dalam asesmen)

59 Penafsiran Kebutuhan Layanan
Tetapkan kemampuan yang semestinya dikuasai anak. Deskripsikan kemampuan yang dimiliki anak berdasarkan hasil asesmen. Bandingkan kemampuan yang dimiliki anak dengan kemampuan yang seharusnya dia kuasai Gambarkan kesenjangan antara kemampuan yang dimiliki anak dengan kemampuan yang harus dia miliki Berdasarkan kesenjangan tersebut tafsirkan kebutuhan program layanan untuk mencapai kemampuan yang semestinya

60 Mengembangkan Program Layanan
Hasil asesmen dan segala usaha untuk menafsirkan kebutuhan layanan bagi ALB yang ada di kelas kita tidak akan ada artinya jika tidak kita tidak lanjuti dengan pengembangan program. Program yang disusun berupa Program pengajaran Individual Format tersebut hampir sama dengan format Rencana Pembelajaran yang anda buat setiap hari. Bedanya PPI hanya diperuntukkan bagi seorang siswa yang identitasnya dicantumkan secara jelas, sedangkan rencana pembelajaran yang biasa Anda kembangkan dibuat untuk satu kelas.

61 Program Pengajaran Individual
Contoh format PPI Program Pengajaran Individual Nama Siswa : Jenis Kelamin : Kelas : Bidang Kesulitan: Kemampuan yang semestinya dikuasai : …………………………………………………………….. Kemampuan nyata yang dikuasai : ……………………………………………………………… Informasi lain yang relevan : Tujuan Umum : Tujuan Khusus :

62 Materi Pelajaran : ……………………………………………… Media dan Sumber : Kegiatan belajar : ………………………………………………. Penilaian : Prosedur : ………………………………. Jenis dan Alat Penilaian : Mengetahui, Guru Pembimbing, Kepala Sekolah /Anggota lainnya _______________

63 PELAKSANAAN PROGRAM Dalam melaksanakan program, ada hal-hal yang harus dipersiapkan, antara lain; Jadwal pelaksanaan hrs disiapkan sesuai dg rencana pada PPI Materi pelajaran, serta medua yang akan digunakan, seperti kartu kata, kalimat, dan paragraf, serta rekaman bacaan harus disiapkan secara tuntas Pemberitahuan kepada OT harus dilakukan sebelum pelaksanaan dimulai (penting agar OT mendapat info yg benar ttg kegiatan sekolah yg harus dijalani anaknya) Jika guru akan dibantu oleh anggota tim lain, misalnya guru lain, tim harus menetapkan langkah-langkah pelaksanaan dan peran masing-masing anggota tim.

64 Penilaiain Program Pelayanan
Program yang telah dilaksanakan haruslah dinilai efektif bagi anak. Penilaian terutama ditekankan pada dampak program terhadap anak, berdasarkan hasil observasi/catatan setiap latihan dan hasil tes terakhir Hasil tes akhir dibandingkan dengan tujuan yang harus dikuasai anak. Seandainya tujuan tersebut belum dapat dikuasai maka setiap komponen program harus dinilai sumbangannya terhadap pencapaian tujuan tersebut.

65 Pertimbangan dalam menilai sumbangan setiap komponen program terhadap tujuan, antara lain sebagai berikut; Barangkali tujuan yang kita tetapkan terlalu tinggi bagi anak Barangkali materi yang kita siapkan kurang menarik bagi anak, atau kurang relevan dgn tujuan yang akan dicapai. Bagaimana kesesuaian latihan atau kegiatan belajar dengan kemampuan anak? Barangkali terlampau berat atau anak sudah lelah ketika melakukan latihan tsbt. Atau bagaimanakah suasana latihan secara keseluruhan. Apakah anak merasa gembira atau merasa tertekan ketika melakukan latihan Bagaiman kualitas tes yg kita berikan? Apakah sudah sesuai untuk mengukur tujuan yg ingin dicapai atau barangkali ada hambatan dlm pelaksanaan?

66 Rangkuman Tidak lanjut hasil asesmen adalah pengembangan program yang diawali dengan penetapan jenis layanan yang dibutuhkan anak. Hasil penilaian dalam proses digunakan untuk perbaikan langsung, sedangkan hasil penilaian akhir digunakan untuk mengkaji ulang seluruh komponen program. Kolaborasi dengan anggota tim dilakukan sejak perencanaan sampai dengan penilaian program

67 SEPINTAS MODUL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS materi tutorial 8

68 MATERI MODUL SECARA RINGKAS
HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ABK ANAK BERBAKAT, TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, TUNALARAS, ANAK BERKESULITAN BELAJAR KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS JENIS LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ABK. LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ABK DI SD BIASA

69 PETA KONSEP

70 Definisi Peta konsep adalah suatu alat yang digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antar konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik

71 FUNGSI PETA KONSEP Salah satu fungsi dari peta konsep dalam pembelajaran adalah untuk merekonstruksi konsep-konsep yang telah kita kuasai setelah membaca materi kuliah, dengan cara menentukan konsep paling inklusif, dan mengurutkan konsep-konsep lain serta menentukan hubungan antar konsep

72 CARA MEMBUAT PETA KONSEP
Membaca modul/materi kuliah Menentukan konsep-konsep yang relevan Mengurutkan konsep-konsep Menyusun konsep-konsep Menghubungkan antar konsep Mengembangkan peta konsep

73 RESUME/RINGKASAN Resume/ringkasan adalah salah satu cara yang efektif untuk menyajikan bacaan yang panjang dalam sajian yang singkat Sajian singkat merupakan bagian-bagian pokok dari materi yang dianggap penting Suatu ringkasan yang baik tetap dapat menampilkan materi bacaan secara lengkap.

74 LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT
RINGKASAN Membaca keseluruhan naskah asli Menentukan dan mencatat bagian-bagian penting Mulai menulis ringkasan Membaca kembali ringkasan yang telah dibuat

75 RINGAKASAN DALAM BENTUK MINDMAP


Download ppt "BELAJAR MANDIRI MATERI TUTORIAL 1"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google