Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK"— Transcript presentasi:

1 LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK
EKSPOSE HASIL SURVEI NASIONAL NOVEMBER 2013 DINAMIKA ELEKTABILITAS CAPRES PARTAI GOLKAR MENJELANG PEMILU 2014 LKP LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK Jl. Pulo Asem VII No. 51 Jakarta Timur

2 LKP TENTANG LKP Lembaga Klimatologi Politik (LKP) adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bersifat akademis dan bergerak dalam kegiatan pemantauan cuaca politik Indonesia. LKP merupakan lembaga nirlaba yang bersifat independen, tidak berafiliasi dengan organisasi politik dan ormas manapun. LKP didirikan tanggal 17 Agustus 2011 di Jakarta oleh sejumlah ilmuwan dan peneliti di Jakarta yang tertarik dalam pengkajian isu-isu politik domestik. LKP merupakan anggota Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia (AROPI) Selain melakukan pemantauan cuaca dan isu-isu politik, LKP didirikan dengan tujuan untuk ikut berperan serta dalam pengembangan institusi-institusi demokrasi di Indonesia

3 METODOLOGI RISET Survei nasional LKP ini dilaksanakan tanggal 1 s/d 10 November 2013 di 34 Provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh calon pemilih dalam Pemilu 2014 atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah. Jumlah sampel sebesar 1070 responden, diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling). Margin of error +/- 3 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden dengan pedoman kuesioner. Untuk uji validitas, tim peneliti pusat LKP melakukan spot check sebesar 10% dari total sampel.

4 TUJUAN SURVEI Survei nasional LKP ini ditujukan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: Bagaimana perkembangan elektabilitas Capres Partai Golkar Aburizal Bakrie menjelang pelaksanaan Pemilu 2014 Untuk mengetahui kemungkinan munculnya Capres Alternatif, khususnya dari internal Partai Golkar.

5 TOKOH YANG DISURVEI NO NAMA TOKOH LATAR BELAKANG 1 Aburizal Bakrie
Ketua Umum DPP Partai Golkar 2 Agung Laksono Menko Kesejahteraan Rakyat 3 Akbar Tandjung Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar 4 Fadel Muhammad Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI 5 Hajriyanto Y. Thohari Wakil Ketua MPR RI 6 Idrus Marham Sekjen DPP Partai Golkar 7 Jusuf Kalla Mantan Wapres/Mantan Ketum DPP Golkar 8 Priyo Budisantoso Wakil Ketua DPR RI 9 Setya Novanto Bendahara Umum DPP Partai Golkar 10 Sharif Cicip Soetardjo Menteri Kelautan dan Perikanan RI 11 Theo L. Sambuaga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar

6 PROFIL RESPONDEN

7 JENIS KELAMIN RESPONDEN

8 AGAMA RESPONDEN KATEGORI SAMPEL LKP DATA BPS ISLAM 87.5 87.2 PROTESTAN
8.3 7.0 KATHOLIK 2.3 2.9 HINDU 1.5 1.7 BUDHA 0.2 0.7 KONGHUCU 0.05 Dilihat dari proporsi latar belakang agama responden, distribusi sampel LKP juga sudah proporsional dengan data perbandingan pemeluk agama di Indonesia yang dikeluarkan BPS

9 SUKU BANGSA RESPONDEN SUKU BANGSA RESPONDEN % SAMPEL LKP DATA BPS Jawa
42.3 40.2 Sunda 15.1 15.5 Bugis/Makassar 4.3 3.8 Batak 3.4 3.6 Madura 2.4 3.0 Betawi 2.8 2.9 Minangkabau 2.7 Melayu 4.1 2.3 Suku-suku lainnya 22.4 26.0 Dilihat dari proporsi latar belakang suku responden, distribusi sampel LKP juga sudah proporsional dengan data perbandingan suku bangsa yang di Indonesia yang dikeluarkan BPS

10 UMUR RESPONDEN KATEGORI UMUR RESPONDEN % SAMPEL BPS 15 – 19 Tahun 5.6
12.3 20 – 24 Tahun 10.3 11.7 25 – 29 Tahun 12.6 30 – 34 Tahun 11.3 35 – 39 Tahun 12.0 10.9 40 – 44 Tahun 11.1 9.8 45 – 49 Tahun 12.4 8.3 50 – 54 Tahun 11.2 6.8 55 – 59 Tahun 5.1 5.0 60 – 64 Tahun 4.7 3.6 65 Tahun ke atas 4.6 7.0 Dilihat dari proporsi latar belakang umur responden, distribusi sampel LKP juga sudah proporsional dengan data umur penduduk Indonesia yang dikeluarkan BPS

11 DISTRIBUSI SAMPEL NO PROVINSI % SAMPEL DATA BPS 1 Aceh 1.6 1.8 17 Bali 2 Sumatera Utara 5.6 5.5 18 Nusa Tenggara Barat 1.9 3 Sumatera Barat 2.4 2.1 19 Nusa Tenggara Timur 4 Riau 2.3 20 Kalimantan Barat 5 Jambi 1.3 21 Kalimantan Selatan 1.5 6 Sumatera Selatan 3.2 3.1 22 Kalimantan Tengah 0.8 0.9 7 Bengkulu 0.7 23 Kalimantan Timur 8 Lampung 24 Sulawesi Selatan 3.4 9 Kepulauan Riau 25 Sulawesi Tenggara 0.5 10 Bangka Belitung 26 Sulawesi Tengah 1.1 11 Banten 4.0 4.5 27 Sulawesi Barat 12 DKI Jakarta 28 Sulawesi Utara 13 Jawa Barat 17.7 18.1 29 Gorontalo 14 Jawa Tengah 13.7 13.6 30 Maluku 0.6 15 DI Yogyakarta 31 Maluku Utara 16 Jawa Timur 15.3 15.7 32 Papua 1.2 Distribusi sampel LKP menurut provinsi dilakukan sesuai dengan prinsip proporsionalitas. Artinya provinsi dengan jumlah penduduk besar dengan sendirinya mendapat sampel besar seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sedangkan provinsi dengan penduduk kecil seperti Babel, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Gorontalo dengan sendirinya sampelnya juga kecil.

12 ASOSIASI PUBLIK TENTANG KETUA UMUM PARPOL
LKP ASOSIASI PUBLIK TENTANG KETUA UMUM PARPOL

13 Q: Kami akan sebutkan sejumlah nama tokoh satu per satu, kemudian kami akan tanyakan kepada Anda, apakah Anda ”mengenal” atau minimal pernah mendengar nama tokoh tersebut atau tidak?

14 ASOSIASI/INGATAN PUBLIK KETIKA MENDENGAR
Q: Kami akan sebutkan sejumlah nama tokoh, kemudian kami akan tanyakan kepada Anda, apakah yang pertama-tama Anda ingat jika mendengar nama tokoh tersebut? ASOSIASI TERHADAP TOKOH NO NAMA TOKOH ASOSIASI/INGATAN PUBLIK KETIKA MENDENGAR NAMA TOKOH TERSEBUT 1 Surya Paloh Ketua Umum Partai NasDem (61,5%) Pengusaha nasional (8,2%) Pemilik Metro TV (4,4) Tidak Tahu (25,9%) 2 Muhaimin Iskandar Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi (36,7%) PKB (17,8%) Tokoh NU (2,9%) (42,6%) 3 Anis Matta PKS (22,5%) Sekretaris Jenderal PKS (11,2%) Wakil Ketua DPR (10,6%) (55,7%) 4 Megawati Soekarnoputri PDI Perjuangan (81,4%) Putri Bung Karno (12,8) Mantan Presiden RI (3,5%) (2,3%) 5 Aburizal Bakrie Pengusaha Nasional (36,5%) Calon Presiden 2014 (34,9%) Partai Golkar (20,5%) (8,1%) 6 Prabowo Subianto Partai Gerindra (79,3%) Jenderal TNI (10,9%) HKTI (4,1%) (5,7%)

15 ASOSIASI/INGATAN PUBLIK KETIKA MENDENGAR
Q: Kami akan sebutkan sejumlah nama tokoh, kemudian kami akan tanyakan kepada Anda, apakah yang pertama-tama Anda ingat jika mendengar nama tokoh tersebut? ASOSIASI TERHADAP TOKOH NO NAMA TOKOH ASOSIASI/INGATAN PUBLIK KETIKA MENDENGAR NAMA TOKOH TERSEBUT 7 Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI (83,8%) Ketua Umum Partai Demokrat (11,7%) Pendiri (2.3%) Tidak Tahu (2,3%) 8 Hatta Rajasa PAN (35,9%) Menteri Perekonomian (34,3%) Calon Presiden 2014 (12,5) (17,3%) 9 Suryadharma Ali Agama RI (32,4%) PPP (21,1%) Anggota DPR (1,7%) (44,8%) 10 Wiranto Partai Hanura (53,4%) Mantan Panglima TNI (8,8%) (3,5%) 11 M.S. Ka’ban PBB (15,5%) (15,4%) (8,6%) (60,5%) 12 Sutiyoso Gubernur DKI (59,6%) PKPI (11,5%) Jenderal TNI (4,6%) (24,3%)

16 Q: Kami akan sebutkan sejumlah nama tokoh Partai Golkar, kemudian kami akan tanyakan kepada Anda, apakah Anda ”mengenal” atau minimal pernah mendengar nama tokoh tersebut atau tidak?

17 Q: Kami akan sebutkan sejumlah nama tokoh Partai Golkar, kemudian kami akan tanyakan kepada Anda, apakah Anda ”suka” atau ”kurang suka” terhadap tokoh tersebut atau tidak?

18 Q: Kami akan sebutkan sejumlah nama tokoh Partai Golkar, kemudian kami akan tanyakan kepada Anda, siapakah yang menurut Anda paling layak diusung oleh Partai Golkar menjadi calon Presiden RI ?

19 PERKEMBANGAN ELEKTABILITAS ABURIZAL BAKRIE DIANTARA CAPRES PARTAI-PARTAI LAIN
A R B Elektabilitas Capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) stagnant bahkan cenderung terus menurun dalam beberapa bulan terakhir. Di lain pihak elektabilitas kompetitor ARB dari partai-partai lain seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto dan Wiranto terus menguat. Kecenderungan penurunan ini menginspirasi sejumlah kader senior Partai Golkar untuk mengevaluasi pencapresan ARB.

20 M. JUSUF KALLA PERKEMBANGAN ELEKTABILITAS JUSUF KALLA
DIANTARA CAPRES PARTAI-PARTAI LAIN M. JUSUF KALLA Elektabilitas M. Jusuf Kalla sebagai capres diantara tokoh-tokoh nasional lainnya dalam beberapa bulan terakhir ini sedikit menguat dan menempel ketat elektabilitas Capres Partai Golkar ARB. Fenomena ini membuat sejumlah tokoh Partai Golkar untuk memikirkan capres alternatif dari Partai Golkar, salah satunya adalah M. Jusuf Kalla.

21 KESIMPULAN UMUM Mengacu sejumlah hasil survei berbagai lembaga, termasuk survei LKP, Partai Golkar berpeluang menjadi pemenang Pemilu 2014 atau minimal menduduki peringkat kedua. Berdasarkan hasil survei LKP sejak bulan November 2012, elektabilitas Partai Golkar selalu bersaing ketat dengan PDI Perjuangan di kisaran angka 20%. Dengan demikian peluang Partai Golkar untuk mengusung calon presiden (capres) sendiri sangat terbuka lebar. Paling tidak Partai Golkar hanya membutuhkan koalisi dengan satu partai kecil agar dapat meloloskan pasangan capres-cawapres sendiri. Di lain pihak, elektabilitas capres yang telah dideklarasikan Partai Golkar (ARB) stagnant di kisaran angka 10%, jauh di bawah elektabilitas Partai Golkar. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir elektabilitas ARB sedikit menurun. Menyikapi perkembangan yang kontradiktif tersebut, evaluasi terhadap pencapresan ARB dianggap mendesak oleh sejumlah kalangan di internal Partai Golkar. Jika tidak, meskipun Partai Golkar berpeluang memenangkan Pemilu 2014 namun kesempatan Partai Golkar untuk memenangkan Pilpres 2014 akan tertutup. Jika pencapresan ARB dipaksakan, pengalaman seperti pada Pemilu 2004 dapat terulang kembali, dimana Partai Golkar berhasil memenangkan Pemilu namun kursi presiden dikuasai oleh partai lain yang lebih kecil suaranya.

22 KESIMPULAN UMUM Berdasarkan temuan LKP asosiasi publik ketika mendengar nama Aburizal Bakrie (ARB) ternyata lebih banyak dikenal sebagai seorang “pengusaha nasional” (36,5%) dan sebagai “calon presiden” (34,9%) ketimbang sebagai Ketua Umum Partai Golkar (20,5%). Dengan kata lain, nama ARB kurang melekat dengan posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Sehingga banyak simpatisan Partai Golkar sendiri yang tidak memilih ARB sebagai capres. Sebab itu dapat dimengerti apabila kenaikan elektabilitas Partai Golkar tidak mendongkrak peningkatan elektabilitas ARB sebagai capres. Kurang berhasilnya ARB mengasosiasikan dirinya dengan jabatan sebagai Ketua Umum Partai Golkar diperparah dengan isu lumpur Lapindo yang hingga kini masih sering menjadi wacana publik. Perlunya membuka peluang bagi munculnya capres alternatif dari Partai Golkar, selain dapat membuka ruang bagi kemungkinan Partai Golkar untuk memenangkan Pilpres, juga dapat memberikan pesan kepada publik luas bahwa Partai Golkar adalah partai yang tidak kekurangan kader potensial dan berkualitas. Selain Jusuf Kalla (JK), masih banyak kader-kader Partai Golkar lainnya dari generasi yang lebih muda seperti Fadel Muhammad, Hajriyanto Y. Thohari, Idrus Marham dan Priyo Budisantoso dan lainnya, yang masih dimunculkan sebagai capres alternatif dari internal Partai Golkar.

23 LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK
TERIMA KASIH CEO LKP USMAN RACHMAN HP LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK


Download ppt "LEMBAGA KLIMATOLOGI POLITIK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google