Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MEMAHAMI JADWAL IMUNISASI BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MEMAHAMI JADWAL IMUNISASI BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST"— Transcript presentasi:

1 MEMAHAMI JADWAL IMUNISASI BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST
NEXT

2 a. VAKSIN KOMBINASI Pada saat ini makin banyak vaksin baru dan pembuatan vaksin yg telah diperbaharui dengan tekhnologi canggih berada di pasaran Diperkenalkannya vaksin baru di indonesia, berakibat pada penataan jadwal imunisasi yg sudah cukup rumit Dalam jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (1999), seorang anak sampai umur 5 Thn akan mendapat 13 kali suntikan vaksin yg terpisah Maka, untuk mengurangi jumlah suntikan, telah dicoba memberikan beberapa jenis vaksin secara bersama-sama pada satu saat Pemikiran tersebut menjadi dasar pembuatan vaksin kombinasi (vaksin kombo), yg merupakan salah satu alternatif cara untuk mengurangi jumlah suntikan dan kunjungan ke fasilitas kesehatan Vaksin kombinasi juga bermanfaat untuk mengejar imunisasi yg tertinggal, sehingga dapat diselesaikan dalam wkt yg relatif singkat NEXT BACK HOME

3 Vaksin Pentavalen Saat ini program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisai adalah penggunaan vaksin kombinasi yang dikenal sebagai Vaksin Pentavalen. Vaksin ini merupakan gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib. Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (kita kenal sebagai DPT Combo). Sesuai dengan kandungan vaksinnya, vaksin Pentavalen mencegah berberapa jenis penyakit, antara lain Difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae tipe b).

4 Kenapa Haemophillus Influenzae type b (Hib)
Kenapa Haemophillus Influenzae type b (Hib)? Hal ini antara lain disebabkan beberapa kenyatan epidemiologi berikut: Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif dan hanya ditemukan pada manusia 2. Penyebaran melalui percikan ludah (droplet) 3. Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan 4. Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi karier 5. Prevalensi karier cukup tinggi (>3% ), sehingga kemungkinan kejadian meningitis dan pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi.

5 :Beberapa pertimbangan penggunaan vaksin Pentavalen tersebut diantaranya
Mengurangi “kesakitan” pada anak: Sebagaimana kita ketahui, vaksin DPT, HB, dan Hib jika diberikan secara sendiri-sendiri, berarti masing-masing diberikan 3 kali tiap anak (keseluruhan tiap anak akan menerima 9 kali imunisasi). Sedangkan jika diberikan imunisasi pentavalen, hanya akan membutuhkan 3 kali imunisasi (suntikan) 2. Mengurangi kunjungan:     Keuntungan pemberian vaksin kombinasi, selain memberikan kekebalan beberapa penyakit sekaligus, juga mempersingkat jadwal imunisasi, yang semula  6 kali ( 3 kali DPT dan 3 kali Hepatitis B ), menjadi  hanya butuh 3 kali kunjungan 3. Mengurangi risiko 6 penyakit sekaligus: Imunisasi pentavalen (DPT-HB-Hib) merupakan kombinasi dari vaksin DPT, HB, dan Hib. Vaksin DPT untuk mengurangi risiko penyakit difteri, pertusis (batuk 100 hari), dan tetanus, vaksin HB untuk mengurangi risiko penyakit hepatitis B dan vaksin Hib mengurangi risiko penyakit seperti meningitis dan pneumonia

6 4. Mengurangi biaya pengadaan vaksin
5. Untuk mengejar imunisasi yg terlambat 6.Biaya lebih murah, Apabila dihitung seluruh pengeluaran termasuk biaya berobat, trasportasi, kecemasan anak dan orang tua, biaya pengadaan dan penyimpanan vaksin, maka vaksin kombinasi lebih murah dibandingkan apabila beberapa vaksin monovalen diberika secara terpisah

7 b. Imunisasi anak sekolah & remaja
Imunisasi pada remaja merupakan hal yang penting dalam upaya pemeliharaan kekebalan tubuh tehadap berbagai macam penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun parasit Imunisasi pada remaja ini diperlukan mengingat imunitas yang mereka peroleh sebelumnya dari pemberian imunisasi lengkap sewaktu masa bayi dan anak-anak tidak dapat bertahan seumur hidup (misalnya imunitas terhadap pertussis hanya bertahan selama 5-10 tahun setelah pemberian dosis imunisasi terakhir) Selain itu, banyak morbiditas penyakit serius yang dapat terjadi pada usia remaja (misalnya kanker serviks sehubungan dengan infeksi HPV yang meningkat pada remaja wanita). Rekomendasi Imunisasi IDAI mengenai pemberian imunisasi pada remaja belum ditentukan, akan tetapi Amerika Serikat telah merekomendasikan jadwal pemberian imunisasi pada remaja NEXT BACK HOME

8 Imunisasi pada Remaja Imunisasi pada usia ini pada umumnya adalah vaksinasi ulang atau booster untuk hampir semua jenis vaksinasi dasar pada usia lebih dini, diantaranya yaitu; hepatitis B, DTP, MMR, Campak, Tifoid, Hepatitis A, serta untuk pencegahan penyakit yang sering menyerang pada usia remaja, seperti HPV, Influenza. NEXT BACK HOME

9 a. Vaksinasi DTP ulangan
Diberikan pada usia 10 sampai 18 tahun Pada Individu yang belum menerima Td sebaiknya mendapat vaksinasi ini. Pada usia pra-remaja diperlukan vaksinasi ulang terhadap tetanus (DT). Khususnya anak perempuan, guna mencegah kemungkinan terjadinya tetanus neonatorum pada bayi yg akan dilahirkan di kemudian hari NEXT BACK HOME

10 B. MMR (Measles, mumps, and rubella vaccine)
Imunisasi campak pada remaja diberikan berupa vaksin MMR. Pemberian vaksin MMR penting untuk wanita usia subur karena komponen rubella yang ada di dalamnya dapat mencegah rubella congenital apabila wanita tersebut hamil. Vaksin ini diberikan 1 kali. Secara umum penularan infeksi dapat melalui oral, pernafasan, urin, maupun darah & sekret tubuh lainnya Di dalam lingkungan sekolah, infeksi dapat terjadi antar siswa melalui percikan ludah waktu batuk, bersin atau kontak langsung melalui kulit Pada sekolah luar biasa (SLB), para siswa mengalami perkembangan mental yg kurang, sehingga kurang dapat menjaga kebersihan diri, sehingga mudah terjadi penularan NEXT BACK HOME

11 c. Hepatitis - B Vaksin VHB yang tersedia adalah vaksin rekombinan. Pada remaja diberikan di regio deltoid. Vaksin hepatitis B diberikan minimal sebanyak 3 kali dengan interval yang direkomendasikan adalah 1-2 bulan, antara pemberian vaksin pertama dan kedua, serta 4-12 bulan, antara pemberian vaksin kedua dan ketiga (akan memberikan respons antibodi paling optimal). Efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi VHB adalah 90-95%. Memori sistem imun menetap minimal sampai 12 tahun pasca imunisasi sehingga tidak dianjurkan untuk imunisasi booster & tetap bertahan selamanya setelah mendapat imunisasi primer yg lengkap Vaksinasi perlu diulang apabila pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan tdk adanya pembentukan antibodi atau kadar terhadap hepatitis-b rendah dibawah ambang pencegahan (< 10 microgram/dl) NEXT BACK HOME

12 Vaksinasi campak diberikan pada program BIAS pada siswa SD kelas – 1
d. Campak Vaksinasi campak diberikan pada program BIAS pada siswa SD kelas – 1 e. Tifoid Vaksinasi untuk mencegah penyakit demam tifoid diberikan kepada anak usia sekolah, karena adanya kebiasaan para siswa SD & SMP membeli makanan dari pedagang kaki lima disekolah yg kebersihannya tdk dapat dijamin NEXT BACK HOME

13 f. Hepatitis - A Vaksin ini digunakan untuk melindungi terhadap hepatitis A. Imunisasi menyebabkan terbentuknya serum neutralizing antibodies & dapat diberikan mulai usia anak ≥ 2 tahun. Diberikan dua dosis vaksin dalam rentang waktu 6 bulan, untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit hati. Lama proteksi antibodi HVA diperkirakan menetap selama ≥ 20 tahun Remaja yang tinggal di daerah dengan sejumlah besar kasus hepatitis A harus divaksinasi. Selain itu, remaja yang bepergian ke negara-negara tertentu juga harus mendapatkan vaksin ini. NEXT BACK HOME

14 g. Influenza Vaksinasi flu sekarang dianjurkan untuk semua anak dari usia 6 bulan sampai 18 tahun. Diberikan setiap tahun Pada semua individu tidak memandang ada tidaknya faktor risiko. Diberikan 1 x intra muskuler Di Indonesia, vaksin ini biasanya bisa diberikan kapan saja (tidak bergantung musim) yang bisa diberikan rutin setiap tahun sekali. Lebih direkomendasik pada remaja dengan gangguan asma, rinitis alergi atau sinusitis. NEXT BACK HOME

15 h. HPV (Vaksin Human papillomavirus)
. Vaksin HPV telah disahkan di Indonesia dan sudah diizinkan oleh badan POM RI. Imunisasi vaksin HPV diperuntukkan pada anak perempuan dengan usia >10 tahun. Imunisasi diberikan dengan dosis 0,5 mL secara intramuskular pada M.deltoideus. Vaksin HPV berpotensi untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan infeksi HPV genitalia. Vaksin ini mempunyai efikasi % untuk mencegah kanker leher rahim yang disebabkan oleh HPV tipe 16/18 NEXT BACK HOME

16 TERIMA KASIH NEXT BACK HOME


Download ppt "MEMAHAMI JADWAL IMUNISASI BY : DEWI RINI ASTUTI ZEGA, SST"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google