Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dian Safitri P. Koesoemasari

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dian Safitri P. Koesoemasari"— Transcript presentasi:

1 Dian Safitri P. Koesoemasari
INDEKS HARGA SAHAM Dian Safitri P. Koesoemasari

2 Pengertian Indeks Harga Saham
Bentuk informasi historis yang dipandang tepat untuk menggambarkan pergerakan harga saham di masa lalu. Indeks saham: harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks. Indeks saham digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah.

3 Jenis Indeks Harga Saham
Indeks harga saham individu : menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham individu. Digunakan sebagai pengukuran kinerja saham individu di bursa. Biasanya disajikan tiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tsb.

4 Lanjutan Indeks harga saham gabungan : Menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan. Biasanya disajikan tiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tsb.

5 Lanjutan..... Indeks harga saham sektoral : menggunakan saham masing2 sektor usaha di BEI yg dibagi atas 9 sektor yi, 1.Sektor usaha primer : (a) Pertanian (b) Pertambangan 2.Sektor usaha sekunder (manufaktur) : (c) industri dasar dan kimia (d) aneka industri (e) industri barang konsumsi 3.Sektor usaha tersier (jasa) : (f) properti dan real estate (g) transportasi dan infrastruktur (h) keuangan (i) perdagangan, jasa, dan investasi

6 Beberapa Indeks di BEI Indeks LQ45 : menggunakan saham yg terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan sekali (awal Pebruari dan Agustus) Indeks syariah atau Jakarta Islamic Index (JII) : menggunakan saham yg memenuhi kriteria investasi dlm syariat islam dan sangat aktif diperdagangkan. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) : sejak tahun 2012 perusahaan yang operasionalnya memenuhi kriteria syariah bisa masuk ke indeks ini. Ada beberapa indeks lain yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan transaksi. Contohnya : IDX 30, PEFINDO 25, Kompas 100, Bisnis 27 dll.

7 Pengukuran Kinerja Portofolio dengan Indeks

8 Evaluasi Kinerja Portofolio
Mengevaluasi return portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan return di atas return portofolio yang dijadikan benchmark Mengevaluasi return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat resiko yang harus ditanggung.

9 Faktor yang perlu diperhatikan
Tingkat resiko Periode waktu Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai Tujuan investasi

10 MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO
TWR (Time-weighted rate of return ) TWR = (1,0 + S1) (1,0 + S2) ……..(1,0 + SN) – 1,0 Dalam hal ini, S adalah return yang diperoleh dalam setiap subperiode perhitungan. Contoh: Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 sub periode aliran kas yang masing-masing memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%. Jawab : TWR = (1,0 + 0,05) (1,0 + 0,08) (1,0 + 0,1) – 1,0 = (1,05) (1,08) (1,1) – 1,0 = 0,247 atau 24,7%.

11 MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOFOLIO
DWR ( Dollar-weighted rate of return ) Dalam hal ini: Dt = penambahan dana pada saat t. Wt = penarikan dana pada saat t. n = jumlah penambahan dana selama periode perhitungan. M = jumlah penarikan dana selama periode perhitungan. r = tingkat bunga yang menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran kas (masuk dan atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio. Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung dengan metode TWR.

12 CONTOH: PENGHITUNGAN DWR
Ibu Haryati menginvestasikan Rp100 juta pada awal periode pertama ketika dia membeli suatu portofolio saham. Pada akhir periode pertama, Ibu Haryati mendapat dividen sebesar Rp7 juta. Pada akhir periode terakhir, Ibu Haryati menjual portofolio sahamnya dan menerima Rp120 juta. Dengan demikian, Ibu Haryati mempunyai arus kas berikut:

13 Lanjutan..... Untuk menghitung DWR, Ibu Haryati mencari tingkat diskonto atau tingkat bunga yang akan menyamakan arus kas mendatang dengan nilai sekarangnya: Tingkat bunga, r, dapat dicari dengan proses coba-coba. Pada kasus ini, tingkat bunga yang akan mendiskonto arus kas mendatang adalah 13,10 persen.

14 RISK ADJUSTED PERFORMANCE
Kinerja sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang dihasilkan, tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko portofolio tersebut. Ada beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukan faktor risiko : Indeks Sharpe Indeks Treynor Indeks Jensen

15 INDEKS SHARPE Disebut juga reward-to-variability ratio.
Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Persamaan Indeks Sharpe:

16 Indeks Sharpe

17 Indeks Sharpe Pada Tabel tersebut terlihat bahwa dua jenis portofolio yaitu portofolio B dan D mempunyai indeks Sharpe yang lebih besar dari indeks Sharpe Pasar pada periode tersebut yang hanya sebesar 0,42. Sedangkan untuk portofolio B dan C yang mempunyai return yang hampir sama yaitu 12,3% dan 12,5%, ternyata mempunyai kinerja yang berbeda. Hal ini dikarenakan kedua portofolio tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh berbeda yaitu 9,50 % dan 13,75%. Data tersebut menunjukkan bahwa portofolio C relatif lebih berisiko dibanding portofolio B, karena dengan rata-rata return yang hampir sama dengan B, ternyata C mempunyai risiko (dilihat dari standar deviasi) yang lebih besar.

18 Indeks Sharpe Kinerja keempat portofolio menurut indeks Sharpe : D C
D C Return B Pasar A 15 10 5 Standar deviasi RF 8 Garis

19 INDEKS TREYNOR Sering disebut reward to volatility ratio, yaitu asumsi bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta) Persamaan :

20 Indeks Treynor 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑇𝑟𝑒𝑦𝑛𝑜𝑟

21 Indeks Treynor Kinerja keempat portofolio menurut indeks Treynor :
C Return B Pasar A 15 10 1,5 1 0,5 Beta portofolio RF 8 Garis

22 Indeks Treynor portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil dari indeks Treynor pasar akan terletak dibawah garis pasar sekuritas, dan hal ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio tersebut berada dibawah kinerja pasar. Sebaliknya portofolio yang berada di atas garis pasar sekuritas mempunyai kinerja di atas kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks Treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil.

23 INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR
Indeks Sharpe dan indeks Treynor akan memberikan informasi peringkat kinerja portofolio yang berbeda. Pilihan indeks mana yang akan dipakai tergantung dari persepsi investor terhadap tingkat diversifikasi dari portofolio tersebut. Dalam indeks Sharpe, risiko yang dianggap relevan adalah risiko total (penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis), sedangkan pada indeks Treynor hanya menggunakan risiko sistematis (beta) saja

24 INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR
Jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik, berarti return portofolio tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar. Untuk portofolio tersebut tentu saja lebih tepat jika kita menggunakan indeks Treynor. Jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil saja yang dipengaruhi return pasar, tentu saja lebih tepat jika digunakan indeks Sharpe sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kinerja portofolio tersebut

25 INDEKS JENSEN Indeks Jensen merupakan indeks yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal Persamaan :

26 INDEKS JENSEN Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio “mengalahkan pasar”. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada di atas garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat risiko sistimatisnya

27 INDEKS JENSEN Garis D` D C Return B Pasar A 15 10 1,5 1 0,5
Beta portofolio RF 8 Garis


Download ppt "Dian Safitri P. Koesoemasari"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google